Anda di halaman 1dari 7

Gambaran Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Tria Lestari Nasution/181101136

trialestari0610@gmail.com

ABSTRAK

Perawat merupakan sumber daya manusia terpenting di rumah sakit karena selain jumlahnya yang
dominan (55-65%) juga merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus
menerus selama 24 jam kepada pasien setiap hari. Contoh yang sering kita lihat di Rumah Sakit
dimana perawat harus selalu siap untuk melayani pasien. Subyek dalam pengkajian ini diambil dari
jurnal yang dibandingkan dengan jurnal yang lain. Dalam hal ini terdapat gambaran bagaimana
perawat dalam menentukan keputusan dalam setiap tindakan, sementara itu perawat juga
merencanakan dan memberikan asuhan kepada pasien.
Kata Kunci : Perawat, berpikir kritis, gambaran, pelayanan, rumah sakit

ABSTRACT
Nurses are the most important human resource in the hospital because in addition to the dominant
number (55-65%) it is also a profession that provides constant and continuous service for 24 hours
to patients every day. Examples that we often see in hospitals where nurses must always be ready to
serve patients.The subjects in this study were taken from journals compared to other journals. In
this case there is a description of how nurses make decisions in every action, meanwhile nurses also
plan and provide care to patients.
Keywords : nurses, critical thinking, overview, service, hospital

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berpikir kritis dalam


pendidikan keperawatan
merupakan komponen penting (patient centerd care), lebih aman, dan
dari akuntabilitas professional dan dilandasi perbaikan mutu pelayanan
asuhan keperawatan berkualitas. secara berkesinambungan. Berpikir kritis
Mahasiswa keperawatan penting dilakukan oleh perawat sebelum
diharapkan dapat berpikir kritis mengambil keputusan dalam asuhan
untuk memproses data yang keperawatan. Asuhan keperawatan
kompleks dan membuat keputusan merupakan satu metode ilmiah dalam
yang cerdas mengenai penyelesaian masalah klien. Kemampuan
perencanaan dalam menghadapi perawat mengidentifikasi masalah klien
permasalahan. Walaupun berpikir dan memilih solusi intervensi yang tepat
kritis dan kepercayaan diri tidak lepas dari kemampuan perawat
merupakam hal yang penting, berpikir kritis, yaitu kemampuan perawat
namun tidak semua mahasiswa menggali alasan berdasarkan evidence
mampu melakukan hal tersebut. base dari setiap problem dan solusi yang
teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan
dan diposisinya dapat digunakan ketika
kemampuan yang penting bagi
menyelesaikan masalah keperawatan
mahasiswa, sehingga berpikir kritis
(Zori & Morisson, 2009).
hendaknya menjadi salah satu aktivitas
yang harus dikembangkan dan diajarkan Selain menjadi komponen yang
di setiap mata pelajaran, karena penting dalam keperawatan, berpikir
kemampuan berpikir kritis bukan bawaan kritis juga menjadi tema yang penting
sejak lahir dan tidak berkembang secara dalam keperawatan dikarenakan semakin
alami. Kemampuan berpikir kritis adalah kompleksnya pengambilan keputusan
potensi intelektual yang dapat dalam pemberian pelayanan keperawatan
dikembangkan melalui proses untuk mengatasi masalah klien dan akan
pembelajaran. terjadi resiko yang merugikan klien jika
perawat melakukan kesalahan dalam
Di tingkat internasional muncul
membuat keputusan (Lewis. et al,2007)
kecenderungan untuk menggambarkan
pelayanan yang berfokus pada pasien
Hasil pengukuran kemampuan Dari hasil jurnal
berpikir kritis dipengaruhi oleh berbagai (Bambang Sudono dkk)
faktor. Berpikir kritis dalam keperawatan menggunakan penelitian
sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat psikologis,
deskriptip observasional dengan
fisiologis dan lingkungan seperti usia, tingkat
pendekatan cross sectional dan
kepercayaan, keterampilan,stress, kelelahan,
variable indenden serta variable
dan rekan kerja (American Society of
dependen. Dimana penelitian
Registered Nurses, 2007). Tetapi kemampuan
berpikir kritis perawat tidak dipengaruhi oleh
tersebut adalah jenis kelamin,

umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman umur, tingkat, pendidikan, lama


kerja, status perkawinan (Sumartini, 2010). bekerja, kepemilikan sertifikat,
kompetensi, kecerdasan
TUJUAN
emosional, cemas dan motivasi.
Adapun tujuan pembuatan Penelitian tersebut menggunakan
jurnal ini untuk mengetahuai responden untuk menggambarkan
bagaimana perbandingan presentase kemampuan berpikir
gambaran berpikir kritis dalam kritis perawat. Dari hasil tersebut
keperawatan dari setiap jurnal. didapat kemampuan kategori
berpikir kritis pada kategori
METODE
kurang baik yaitu sebanyak 17
Pengkajian ini dilakukan dengan responden (81%). Sedangkan
menganalisis dari setiap jurnal dan penelitian terkait dengan
membuat kajian bebas dengan gambaran kemampuan berpikir
menggunakan 14 jurnal yang kritis dengan menggunakan alat
berhubungan dan dianalisi pada ukur yang telah dipublikasikan
September 2019. untuk memudahkan seseorang
untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis.
HASIL
PEMBAHASAN
Berpikir kritis sangat terjebak dalam rutinitas, dan cara
pentingmembantu perawat untuk tersering yang m adalah penggunaan
memilih solusi atau model kebiasaan yang berlebihan
mengidentifikasi pilihan untuk (Rubenfeld & Scheffer, 2011). Untuk
situasi perawat klien. Perawat menghindari terjadinya masalah tersebut
diwajibkan untuk berpikir kritis di hendaknya perawat dapat
semua tempat termasuk di rumah, mengembangkan kemampuannya,
sekolah, perawat rawat jalan, unit konsisten dalam penggunaan ide dan
perawat kritis, dan pusat kreatifitas serta menelaah perkembangan
komunitas. Perawat harus bekerja dunia keperawatan. Cara yang dapat
dari basis pengetahuan yang luas dilakukan adalah implementasi secara
yang mengidividualisasikan berkala diskusi refleksi kasus,
perawat untuk setiap klien. pelaksanaan praktek keperawatan yang
Kemampuan perawat untuk dilandasi bukti, pelaksanaan pre dan post
berpikir kritis akan menjadi salah conference serta terlibat dalam penelitian
satu keterampilan terpentingnya keperawatan dan mengikuti pelatihan
(Craven & Himle, 2009). Pemikir serta membaca jurnal keperawatan.
kritis akan mempunyai sikap sikap kemampuan berpikir kritis dapat
seperti, berpikir mandiri, memberikan pandangan yang luas dan
ketekunan, curiosity, kreativitas, solusi kreatif yang dibutuhkan untuk
kepercayaan, keadilan, keberhasilan peningkatan kualitas asuhan
kerendahan hati dan integritas. keperawatan.Snyder mengemukakan
bahwa perawat harus memanfaatkan
Selain itu berpikir kritis juga dapat
waktunya untuk memberikan asuhan
diukur. Dalam hal mengukur kemampuan
keperawatan yang berfokus pada pasien
berpikir kritis perawat sebagaimana
sehingga tidak hanya sebatas melakukan
diketahui, banyak faktor yang dapat
aspek administratif pada pelayanan
mempengaruhi hasil pengukuran.
kesehatan. Proses berpikir kritis akan
Diantara faktor yang dapat menurunkan
meningkatkan kemampuan perawat
kemampuan berpikir kritis adalah
mengidentifikasi indikator-indikator
klinis, mengkaji signifikansinya dan kemampuan untuk analisis, membuat
mendiskusikan area-area yang harus kesimpulan, dan evaluasi melalui
dikembangkan. penalaran deduktif dan induktif. Selain itu
berpikir kritis juga dipengaruhi oleh
Berpikir kritis dalam keperawatan
bebrapa faktor seperti yang dijelaskan
merupakan komponen yang sangat
Potter & Perry (2009), faktor yang
penting dari akuntabilitas professional
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
dan salah satu penentu kualitas asuhan
mahasiswa dan perawat lamanya
keperawatan. Perawat yang memiliki
pengalaman dan tingkat pendidikan. Masa
kemampuan berpikir kritis akan
perkembangan (10-20) tahun dimana
menunjukkan sikap percaya diri,
individu menemukan jati diri mereka
berpandangan konseptual, kreatif,
menentukan tujuan hidupnya. Dimensi
fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran
yang paling penting adalah
terbuka, tekun dan reflektif. Hasil
mengeksplorasi solusi alternatif
penelitian menunjukkan bahwa
mengenai peran, eksplorasi karir adalah
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
penting. Faktor-faktor yang
antara jenis kelamin dengan kemampuan
mempengaruhi berpikir kritis yaitu,
berpikir kritis perawat primer.Hasil ini
kecemasan(anxiety), Level of
sejalan dengan penelitian Sumartini
Preparation, Learning Styles.
(2010) bahwa jenis kelamin bukan faktor
yang mempengaruhi kemampuan berpikir PENUTUP
kritis perawat primer secara
Simpulan
bermakna.Komponen penilaian
kemampuan berpikir kritis perawat Dari hasil pengkajian dapat
primer, menurut asumsi peneliti, tidak disimpulkan bahwa ada hubungan antara
mempunyai kecenderungan yang kompetensi dengan kemampuan berpikir
memihak pada komponen gender yang kritis sedangkan jenis kelamin, umur,
merujuk pada salah satu jenis kelamin tidak mempunyai hubungan dengan
sehingga dapat memperoleh nilai lebih, berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebut
karena semua komponen memerlukan diharapkan upaya dalam peningkatan
berpikir kritis bagi setiap mahasiswa
maupun perawat tersebut dalam Fathi, A., & Simamora, R.H. (20019,
mengambil suatu keputusan. Dalam March). Investigating nurses’ coping
menghadapi suatu kasus ada baiknya strategies in their workplace as an
berdiskusi terlebih dahulu dengan tim indicator of quality of nurses’ life in
kesehatan lainnya kemudian mengambil Indonesia: a preliminary study. In
keputusan berdasarkan dari masalah dan IOP Conference Series: Earth and
solusinya. Enviromental Science (Vol. 248, No.
1, p. 012031). IOP Publishing.
REFERENSI
Hastuti, Witri. (2017). Aplikasi Berpikir
Alya fatmawati, Try., & Saleh, Ariyati.
Kritis dalam Pemberi Asuhan
(2008). Efektifitas Metode
Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Pembelajaran Klinik Terhadap
dan Pemikir Ilmiah, 3, 6-8.
Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 3, 91- Maizar, Agil. (2017). Gambaran Berpikir

93 Kritis dalam Problem Based


Learning. Jurnal Keperawatan
Aprisuhadi. (2011). Hubungan Berpikir
Indonesia, 3,60-67.
Kritis Perawat dengan Kualitas
Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGC Mulyaningsih. (2014). Peningkatan
Perilaku Caring melalui Kemampuan
Christensen, P.J., Kenny.J.W. (2009).
Berpikir Kritis. Jurnal Manajamen
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Keperawatan, 2, 17-21.
Deniati, Kiki., & Anugrahwati, Ria.
Nursalam., Ferry, Efendi. (2008).
(2016). Pengaruh Berpikir Kritis
Pendidikan dalam Keperawatan.
Terhadap Perawat Pelaksana. Jurnal
Jakarta: Salemba Medika
Kesehatan Holistik, 12, 24-25.
Nursalam. Manajemen Keperawatan:
Deswani. (2009). Proses Keperawatan
Aplikasi dalam Praktik Profesional.
dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Jakarta: Salemba Medika.
Medika.
Potter, A.P., &Perry, A,G.(2009).
Fundamental of Nursing. Jakarta:
EGC

Potter, P.A., & Perry, A.G (2012). Buku


Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.

Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K. (2009).


Berpikir Kritis dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC

Sudono, Bambang., & Setya, Dhani.


(2017). Gambaran Berpikir Kritis
Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia, 10, 81-93.

Simamora, R.H. (2012). Buku Ajar


Manajamen dalam Keperawatan.
Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai