Majas
Majas
Majas
Bagian esai
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan
jelas
4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan
dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan
pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita
harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita
harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena
memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media
massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca
merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan
sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
Majas adalah gaya bahasa yang merupakan perumpamaan untuk menguatkan kesan
dalam kalimat yang bernuansa imajinatif.
Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda mati seakan-akan bersifat
seperti makhluk hidup. Majas ini membuat benda mati seakan-akan dapat melakukan apa yang
dilakukan oleh makhluk hidup atau manusia.
7. Mendung seakan berbicara kalau hari ini akan terjadi hujan yang sangat deras
Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan dua hal atau obyek
yang tidak sama menjadi paduan persamaan.
Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas menggunakan pengulangan bahasa, frasa, klausa dan kata
yang dibuat sama dalam suatu kalimat yang berguna untuk memberi penegasan.
Majas Sinekdode
Majas sinekdode adalah majas dengan penulisan bahasa yang yang mengungkapkan
bagian dari keseluruhan atau mengungkapkan keseluruhan untuk suatu bagian. Majas ini terbagi
menjadi 2 yaitu sinekdode pars pro toto dan sinekdode totem pro parte.
1. Majas sinekdode pars pro toto adalah majas yang menjelaskan suatu bagian
yang mewakili dari keseluruhan.
Contoh
2. Majas sinokdade totem pro parte adalah majas yang menjelaskan keseluruhan
yang mewakili suatu bagian.
Contoh
Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas sindiran dengan kalimat yang kasar. Biasannya majas ini
disampaikan dalam keadaan sangat marah.
8. Kau memang karyawan yang tidak berguna, tidak becus mengerjaan proyek
sekecil ini
Majas Eufemisme
Majas eufemisme adalah majas yang digunakan untuk menggantikan suatu ungkapan
kasar menjadi ungkapan yang lebig halus. Dengan ungkapan halus ini diharapkan yang
menengarkannya menjadi tidak tersinggung.
1. Seorang tuna netra menyebrang jalan ditemani oleh anaknya ( tuna netra = buta)
2. Saya baru tahu kalau Andi adalah tuna rungu ( tuna tungu : tuli )
3. Saya tidak mengerti dengan bahasa isyarat tuna wicara itu. ( tuna wicara : bisu)
4. Di kota itu banyak sekali tuna wisma berkeliaran ( tuna wisma = gelandangan)
Majas Epifora
Majas epifora yaitu majas pengulangan kata pada baris terakhir atau kalimat secara urut.
1. Orang hamil akhirnya melahirkan juga, bayi akhirnya tumbuh besar juga, orang
dewasa akhirnya tua juga.
Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang sudah
jelas tapi diberikan tambahan kata dengan tujuan untuk mempertegas maksud kalimat tersebut.
1. Naiklah ke atas untuk mendapat jatah uang saku untuk wisata besok
2. Turunlah ke bawah untuk mendapat jatah makan pagi agar hari-harimu selalu kuat
3. Mundurlah ke belakang sebelum dia menendangmu keluar dari rumah ini.
4. Ketika guru itu datang, mendadak kelas kami menjadi sunyi senyap
5. Aku melihat insiden kecelakaan maut itu dengan mata kepalaku sendiri
6. Aku senang sekali pergi ke pasar bunga melihat keanekaragaman jenis tanaman.
Majas Paralelisme
Majas paralelisme yaitu majas dengan perulangan yang digunakan untuk menegaskan
sebuah makna frasa dalam bahasa puisi.
Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menjelaskan sesuatu secara berlebihan dibanding
aslinnya. Pembuatan kata yang dilebih-lebihkan ini digunakan untuk menarik perhatian pembaca.
Majas Paradoks
2. Aku merasakan hangatnya suasana minum kopi ditengah malam yang dingin
menggigit
3. Walaupun banyak yang bilang masakanku sudah pas tetap saja ini kurang asin
menurutku.
5. Walaupun sudah tua, nenek itu tetap terlihat semangat bak kaum muda.
Majas Taotologi
Majas tautologi yaitu majas dengan bahasa yang berulang-ulang pada suatu kalimat
dengan tujuan untuk menegaskan makna dari kalimat tersebut.
2. Di malam yang dingin menggigit ini teasa sepi sunyi tanpamu disisiku
3. Aku akan tetap bersamamu dalam suka duka sepanjang hidupku mampai maut
menjemput
Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan suatu kalimat atau
kata yang masih mempunyai hubungan dekat. Biasannya kata yang dipakai adalah merk barang
untuk menggantikan kata yang sudah umum.
1. Jalan –jalan ke luar negri dengan pesawat Garuda terasa seperti melayang ke
awan
2. Kalau kamu belum sepenuhnya sadar, sini aku kasih air aqua
3. Sekarang para remaja bahkan sampai orang tua setelah asyik berfoto selfie atau
wifie tak lupa untuk diupdate ke instagram
5. Menggosok gigi dengan pepsodent membuat gigi lebih putih dan nafas lebih segar
9. Dengan Natur E kulit wajah dan tubuhku menjadi lebih halus, lembut dan terasa
kencang seperti dulu
10. Sekarang adalah jamannya apapun bisa dicari dari smartphone kecil ini
Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang bertolak
belakang dengan aslinnya.
2. Pintar sekali kau ini mengerjakan soal kaya gini saja tidak bisa
3. Rapi sekali kamarmu sampai terlihat seperti kapal pecah
6. Rambutmu indah sekali sampai terlihat seperti ekor kuda belum disisir
7. Bedakmu lembut sekali seperti tepung beras yang biasa untuk membuat peyek.
9. Aku terkesan dengan bajumu yang terlihat seperti baju nenekku dulu
10. Kulitmu mulus sekali sampai terasa seperti jalan belum diaspal.
Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua obyek yang berbeda tetapi
mempunyai kemiripan sifat. Ciri majas ini biasannya menggunakan kata penghubung seperti
laksana, bak, bagai, ibarat, juga.
7. Bibirmu merah merona bagai kelopak mawar yang baru mekar di pagi hari yag
cerah ini
8. Tubuhmu seksi sekali seperti gitar spanyol sehingga membuat para pria terpikat.
9. Kau pandai sekali seperti Albert Enstein
10. Tubuhmu tinggi sekali seperti pohon pinus yang tak pernah ditebang.
Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menyatakan dua kata yang memiliki arti berlawanan.
Kedua kata ditampilkan secara urut.
2. Banyak sedikit rezeki yang penting tidak melupakan untuk tetap bersedekah
3. Cantik atau jelek kita tetap harus bersyukur dengan segala pemberianNya
7. Luas sempitnya tanah akan sangat menentukan harga jualnya di pasaran property
8. Manis pahit cerita hidupku akan membuatku lebih memahami arti kehidupan
10. Kental atau encer santan itu tergantung banyak sedikitnya kelapa.
Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang digunakan untuk menyebut suatu benda atau objek
bukan dengan nama aslinnya tetapi menggunakan sifat dari obyek tersebut. Majas ini sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna memvariasikan kalimat agar tidak terkesan
monoton.
Contoh Antonomasia
1. Annisa membeli “si ratu bunga” untuk memperindah kebunnya. (ratu bunga =
mawar).
2. Adikku senang sekali ketika melihat “merpati terbang” di angkasa. (merpati
terbang = pesawat).
3. Siapa sangka karena “si manis diemut’’ itu gigi adikku bisa ompong. (si manis
diemut = permen).
4. Gak disangka “si bau menyengat’’ itu enak dibuat lalapan makan bebek goreng.
(si bau menyengat = pete).
5. Si suara emas itu memang cantik dan baik hati, pantas banyak yang suka. (si suara
emas = penyanyi).
Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan dua kata atau objek yang jelas secara
eksplisit mempunyai kesamaan sifat. Ciri majas ini memakai kata penghubung layaknya, ibarat,
bagai, bak, umpamannya. Majas ini sedikit mirip dengan asosiasi tetapi tetap terdapat perbedaan
antara keduannya.
1. Lelaki itu sangat baik dan dermawan ibarat malaikat yang turun dari langit
3. Rio dan Vina ibarat air dan minyak yang tidak dapat dipersatukan
5. Es buah ini sangat segar menyembuhkan dahaga ibarat hujan yang membasahi
ladang pasir.
Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang menjelaskan suatu ungkapan yang direndahkan jika
dibandingkan dengan realita aslinnya. Majas ini mengungkapkan kepada pembacannya tentang
kerendah hatian penulis.
3. Makan nasi sambel teri saja sudah terasa lezat sekali bagi sayaa.
5. Saya hanyalah orang yang sudah lanjut usia, tidak pantas rasannya memberikan
sambutan di acara itu.
7. Kami bisa bertahan dengan usaha cendol yang sudah turun temurun dari nenek
moyang.
Majas Alusio
Majas alusio yaitu majas yang mempunyai gaya bahasa yang memakai kata-kata dimasa
lalu untuk menjelaskan suatu kejadian. Kata-kata masa lalu yang biasa dipakai pada majas ini
seperti berupa tokoh, legenda, kejadian, cerita.
1. Ceritamu dengan Santi mengingatkanku pada cerita bawang merah dan bawang
putih
2. Walaupun miskin jangan sampai kau seperti malin kundang pada ibunnya.
3. Jika kau jatuh cinta ada orang salah nasibmu akan seperti cerita gunung
tangkuban perahu.
4. Walaupun nilai rupiah semakin menurun, jangan sampai seperti kejadian tahun 90
an.
5. Semoga saja ini hanya getaran biasa tidak seperti tsunami di Aceh dulu