Anda di halaman 1dari 2

Gaul Tapi Tidak Bebas Nilai

Budaya gaul sering kali menjangkit remaja dari masa kemasa, terutama bagi remaja yang masih duduk
dibangku SLTP ataupun SLTA. Mirisnya budaya gaul sekarang ini tidak sesuai dengan arti dari gaul itu
sendiri. Gaul yang sekarang ini oleh para remaja lebih diartikan sebagai gaya hidup ataupun penampilan
luar yang cenderung urakan. Budaya gaul menurut para remaja adalah dengan cara berpakaian compang
camping, rambut disemir, cowo pake anting, di tato, cewe memakai pakaian-pakaian yang ketat dan lebih
prihatinya, budaya gaul itu disama artikan dengan pergaulan bebas. Hal itu terbukti dengan banyaknya
ungkapan dari kalangan remaja yang menjadikan kata “Gaul” sebagai ungkapan bagi mereka yang telah
melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Budaya gaul juga tidak hanya dilakukan oleh para remaja disaat
tidak bersekolah, namun juga dilakukan saat memakai seragam sekolah dimana saat tiba waktu kelulusan
tidak sedikit siswa yang mencorat-coret pakaiannya demi meneruskan budaya turun-temurun dari
generasi sebelumnya. Budaya gaul remaja sekarang lebih banyak sisi negatif dari pada sisi positifnya,
maka dari itu peran orang tua dan guru serta seluruh lapisan masyarakat harus lebih ditingkatkan untuk
menangkal hal-hal negatif yang timbul akibat peralihan masa kanak-kanak ke masa remaja yang
terkadang dibarengi dengan melakukan hal-hal yang diluar batas norma kesusilaan.

Jika mengkaji asal-muasal dari kata gaul, seharusnya budaya gaul itu tidak seperti yang ada sekarang ini,
karena gaul bersal dari kata ”pergaulan”. Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
idividu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti halnya yang dikemukakan
oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai mahluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai
mahluk sosial yang tidak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Oleh karena itu peran orang tua
dan guru sangat penting untuk mengubah mindset remaja mengenai budaya gaul yang ada sekarang ini
dengan budaya gaul yang lebih baik serta memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. Orang tua dan guru
menjadi unjung tombak untuk merubah pola pikir remaja kearah yang lebih positif, hal itu di karenakan
orang tua merupakan pemegang penuh kendali atas anak-anaknya yang beranjak dewasa, sedangkan
guru adalah sosok yang seharusnya menjadi teladan dan mampu meberikan arahan-arahan kepada
remaja untuk menjadikan budaya gaul sebagai budaya yang positif baik di lingkungan sekolah ataupun di
lingkungan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian kita semua berharap akan budaya gaul yang
ada sekarang ini berbeda dengan budaya gaul yang akan datang, dimana budaya gaul masa yang akan
datang adalah budaya gaul yang tidak bebas nilai.

Budaya gaul yang tidak bebas nilai bisa dilakukan dengan cara menanamkan midset positif serta
menerapkan norma-norma agama yang ada di Indonesia. Hal tersebut bisa berupa ajakan bagi para
remaja untuk senantiasa berperan aktif dalam organisasi-organisasi kemsyarakatan baik yang didirikan
oleh pemerintah ataupun oleh swadaya masyarakat yang terdaftar di pemerintahan. Dengan mengikuti
organisasi, kontrol orang tua terhadap anak lebih mudah, karena orang tua bisa mendapatkan info labih
banyak , dengan siapa anaknya bergaul serta kegiatan apa yang dilakukannya. Hal ini bukan tidak
mungkin akan merubah budaya gaul yang penuh urakan dengan pemikiran-pemikiran kreatif para remaja
untuk memajukan Bangsa serta mensejahterakan kehidupan sosial. Berorganisasi dengan cara mendapat
bimbingan dari pemerintah atau tokoh-tokoh agama juga merupakan wadah yang tepat bagi remaja
untuk meningkatkan solidaritas serta tali persaudaraan, sehingga pembentukan gengster-gengster
remaja yang mengarah kepada kegiatan-kegiatan yang negatif dapat di tanggulangi. Dengan demikian
negara ini akan lebih maju karena pemikiran-pemikiran generasi muda yang lebih kreatif dan inovatif
yang ditampung melalui organisasi-organisasi atau komunitas-komunitas yang mendapat bimbingan
serta pengawasan dari pemerintah maupun non pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai