I. Pendahuluan.
Dalam mencapai tujuannya, antara lain dalam upaya menanamkan dan menumbuhkan
budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, ketrampilan
dan pengalaman melalui berbagai kegiatan.
Untuk hal tersebut perlu memberikan pembekalan pengetahuan dan ketrampilan bagi
para anggota Pramuka Penggalang di Gugus Mangunjaya yang meliputi SDN Batukarut 03,
SDN Batukarut 04, SDN Sukamanah, SDN Sirnajaya 01, SDN Sirnajaya 02. dalam upaya
pembentukan watak dan mental menjadi manusia yang berkepribadian dan berjiwa ksatria.
2. Program Kerja Gugus Mangunjaya yang meliputi SDN Batukarut 03, SDN Batukarut
04, SDN Sukamanah, SDN Sirnajaya 01, SDN Sirnajaya 02. Tahun 2019
Motto
Tema
V. Nama Kegiatan
IX. Peserta
1. Peserta adalah Penggalang dari Gugus Mangunjaya yang meliputi SDN Batukarut 03,
SDN Batukarut 04, SDN Sukamanah, SDN Sirnajaya 01, SDN Sirnajaya 02
2. Sehat Jasmani dan Rohani serta mendapatkan ijin dari Orang tua.
3. Membawa perlengkapan , Tenda , Smaphore, Kompas, Alat Tulis, P3k
4. Memenuhi Persyaratan yang telah ditetapkan Panitia.
X. Kepanitiaan.
XII. Penutup.
Demikian proposal ini diajukan untuk menjadikan periksa. Selanjutnya atas kebijakan
dan dukungan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Mengetahui,
LISWANA SUKIMAN, S. Pd
Nip. 196106011982042003
Susunan Panitia Latihan Gabungan Hari Pramuka ke 58 tahun 2019
1. Pelindung
- Ka HJ WAWANG NANI WIARNI,S.Pd.MM.Pd
- Ka EMIN KUSTINAH,S.PD
- Ka LISWANA SUKIMAN,S.PD
- Ka LILIS SURYATI,S.PD
- Ka LILIS ROS,S.PD
2. Panitia
a. Ketua : Ka Heri Sumarli S.Pd.SD
b. Sekretaris : Ka Sukmawatiningsih S.Pd
c. Bendahara : Ka Roseu Rosita S.Pd.SD
Seksi – Seksi
Penerimaan
Tujuh Juta Tiga Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
2 Pengeluaran
Administrasi dan ATK
a. Kertas HVS 3 Rim x Rp 48.000 Rp 48.000
b. Kertas Karton 24 Lbr x Rp 3.500 Rp 3.500
c. Pinsil 24 Buah x Rp 4.000 Rp 4.000
d. Cat warna 5 Set x Rp 75.000 Rp 75.000
e. Spidol Besar 5 buah x Rp 6.000 Rp 6.000
f. Spidol Kecil 4 Lusin x Rp 12.000 Rp 12.000
g. Bol Point 24 Buah x Rp 4.000 Rp 4.000
h. Profosal 7 Exs x Rp 25.000 Rp 25.000
i. Trasfort Penyebaran Profosal Rp 105.000
Konsumsi Kegiatan
a. Siswa 8 org x 2 regu x 5 x Rp 15.000 Rp 1.200.000
b. Pembina 32 x Rp 25.000 Rp 800.000
c. Tamu Undangan 5 x Rp 25.000 Rp 125.000
d. Kopi Rp 100.000
e. Teh Rp 10.000
f. Gula Rp 22.500
g. Snak Dus Rp 320.000
Pengeluaran
Tujuh Juta Tiga Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
Lampiran Lampiran
SUSUNAN UPACARA
HARI PRAMUKA KE-58
TAHUN 2019
8
Daftar Hadir Siswa Peserta Upacara
Kegiatan Latihan Gabungan Gugus Mangunjaya 2019
8
Daftar Hadir Siswa Peserta Upacara
Kegiatan Latihan Gabungan Gugus Mangunjaya 2019
8
Daftar Hadir Siswa Peserta Upacara
Kegiatan Latihan Gabungan Gugus Mangunjaya 2019
8
Daftar Hadir Siswa Peserta Upacara
Kegiatan Latihan Gabungan Gugus Mangunjaya 2019
8
Daftar Hadir Siswa Peserta Upacara
Kegiatan Latihan Gabungan Gugus Mangunjaya 2019
2 EMIN KUSTINAH,S.PD
3 LISWANA SUKIMAN,S.PD
4 LILIS SURYATI,S.PD
5 LILIS ROS,S.PD
6 MOMOY HALIMAH.SPd
11 ROHAETIN S.Pd.SD
16 Roseu Rosita,S.Pd.SD
17 Heni Hapriani,S.Pd.SD
20 ENOK JULAEHA
33 DERMAWAN, S.Pd
34 YAYANG KARLINA
35 Ati Alawiah
36 Dedeh Rohaeti
37 Ijah Hadijah
38 Nina Risnawati
39 Sukmawatiningsih, S.Pd
MATERI KEGIATAN
Simpul hidup merupakan simpul paling dasar. Simpul hidup atau overhand knot juga
menjadi simpul yang mendasari pembuatan simpul-simpul lainnya seperti simpul
matidan simpul nelayan atau simpul kembar.
Simpul hidup digunakan sebagai simpul pada ujung tali untuk menjaga agar jalinan tali
di ujung tali tidak terurai serta menjaga tali dari pergeseran. Di kepramukaan, simpul
hidup termasuk salah satu simpul yang harus dikuasai oleh para pramuka. Simpul ini
termasuk salah satu simpul yang diujikan dalam Syarat Kecakapan Umum baik untuk
pramuka siaga (SKU Bantu Nomor 34) maupun SKU Penggalang (SKU Penggalang
Ramu Nomor 23).
Simpul mati atau reef knot (disebut juga sebagai square knot) merupakan salah satu
simpul mendasar dalam kepramukaan dan kehidupan sehari-hari. Bagi
seorang pramukabaik pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak maupun
pandega seharusnya menguasai simpul mati ini.
Kegunaan simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan
dalam keadaan kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk
menyambung dua buah tali yang besarnya berbeda. Ataupun dengan simpul nelayan
(simpul Inggris) yang digunakan untuk menyambung tali yang basah atau licin. Di
samping untuk menyambung tali, simpul mati juga digunakan untuk menali perban segi
tiga (mitela) saat melakukan PPPK. Dengan fungsi dan kegunaannya, simpul mati akan
sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti kegiatan
kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.
Untuk memudahkan instruksi, dalam tutorial membuat simpul mati ini kita ibaratkan
sedang menyambung dua buah tali yang satu berwarna biru dan satunya lagi berwarna
putih. Langkah-langkah membuat simpul mati adalah sebagai berikut:
1. Letakkan ujung tali putih di atas ujung tali biru.
2. Lingkarkan ujung tali putih ke bawah tali biru kemudian lingkarkan lagi ke atas.
3. Balik arah ujung tali biru yang tadinya ke arah kanan menjadi ke arah kiri .
Demikian juga dengan ujung tali putih, balik ke arah kanan dan letakkan ujungnya
di atas ujung tali biru.
4. Ulangi langkah pada nomor dua.
5. Tarik masing-masing ujung tali sehingga simpul menjadi kencang.
6. Dan selesai, simpul mati atau reef knot atau square knot telah jadi.
Membuat simpul anyam atau sheet bend menjadi salah satu teknik kepramukaan bidang
tali temali yang paling dasar. Bersama dengan simpul mati, simpul hidup, simpul
pangkal, simpul jangkar, dan beberapa lagi, simpul anyam akan sangat sering dipakai
dalam kegiatan tali temali di kepramukaan. Karena peran pentingnya itu para pramuka,
mulai dari siaga, penggalang, maupun anggota dewasa, sudah selayaknya menguasai
dengan benar teknik pembuatan simpul anyam (sheet bend ).
Simpul anyam digunakan untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya
tidak sama besar. Dalam arti, jika ingin menyambung dua utas tali di mana yang satu
berukuran besar dan satunya lagi berukuran kecil, gunakanlah simpul anyam.
Cara Membuat Simpul Anyam
Untuk membuat simpul anyam atau sheet bend tidaklah sulit. Caranya adalah:
1. Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar,
tali berwarna biru)
2. Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam sosok tali besar (biru) dari
arah bawah
3. Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
4. Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri (gambar 3)
Membuat Simpul Anyam Berganda atau Double Sheet Bend sebenarnya akan sangat
mudah bila sebelumnya telah menguasai keterampilan kepramukaan membuat simpul
anyam. Memang simpul anyam berganda merupakan pengembangan dari simpul
anyam terutama untuk meningkatkan daya ikat (kekuatan) tali dalam menyimpul.
Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai double sheet bend,
tidak hanya mempunyai kemiripan bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau
kegunaan simpul ini pun nyaris sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah
utas tali kering yang ukurannya tidak sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda
digunakan jika perbedaan ukuran antara dua utas tali yang disambung tersebut sangat
besar.
Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin menyambung dua utas tali kering yang
ukurannya sama, gunakan simpul mati. Jika kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu
besar dan satunya lagi kecil), gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran
tersebut sangat mencolok (yang satu sangat besar dan satunya sangat kecil),
gunakanlah simpul anyam berganda.
Simpul dan tali temali sendiri merupakan salah satu teknik kepramukaan yang harus
dikuasai sejak dini oleh para pramuka. Sejak usia pramuka siaga pun sudah dikenalkan
dengan simpul dan tali temali.Selain berguna dalam berbagai kegiatan di lapangan
semacam mendirikan tenda, membuat pionering, membuat dragbar, hingga saat survival
di alam bebas, mempelajari tali temali pun mampu merangsang ketelitian, kecermatan,
ketekunan, daya daya kreatifitas pramuka. Termasuk ketika membuat simpul anyam
berganda atau double sheet bend.
SANDI
SANDI AND
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Sandi Pramuka ini dikenal sebagai Sandi AND. Penamaann sandi ini lantaran peran
utama kata AND yang menentukan dalam membaca sandi ini. Sebagaimana sandi
angka, sandi AND termasuk salah satu sandi yang dalam kepramukaan sudah diajarkan
sejak pramuka Siaga. Meskipun demikian sandi ini tetap sering digunakan oleh
golongan pramuka lain semisal penggalang, bahkan penegak dan pandega.
Sandi ini sederhana dan khas sekali. Sehingga meskipun tanpa diberi kata kunci
sekalipun atau langsung membaca soal sandinya, akan langsung diketahui jenis dan
sudah dapat memecahkan soal sandi AND dengan mudah.
Untuk mempelajari cara membaca dan membuat sandi AND, perhatikan gambar berikut:
Cara membaca atau memecahkan sandi AND sangat gampang. Perhatikan bahwa
setiap kata dalam soal sandi itu selalu mengandung "AND" seperti ANDAN, ANDAK,
PRANDA, dan seterusnya. Seperti disebutkan dalam kata kunci pada contoh sandi di
atas, "bikin runyam dan sebel aja" kalau ada membuat runyam dan sebel berarti
sebaliknya kalau tidak ada akan membuat jelas dan senang!. Maka dari itu huruf "AND"
cukup dihilangkan atau dihapuskan seperti pada gambar di bawah.
Dari kata pertama "ANDAN" dicoret AND-nya sehingga menyisakan "AN". Pada kata
kedua, kata "ANDAK" dicoret "AND"-nya sehingga menyisakan "AK". Demikian
dilakukan hal yang sama pada kata-kata berikutnya sehingga akan tersisa: "AN", "AK",
"PRA", "MU", "KA", "HA", "RUS", dan "SE". Jika huruf-huruf itu dirangkai akan
membentuk sebuah kalimat, ANAK PRAMUKA SE....
Nah, dengan dua baris sandi AND di atas sudah terbaca beberapa kalimat. Tentunya
sekarang tidak sulit bagi adik-adik pramuka untuk meneruskan sehingga kesemua kata
dalam soal sandi AND di atas terpecahkan dan membentuk sebuah kalimat yang utuh.
Membaca dan Membuat Sandi Rumput
Penulis alamendah Diterbitkan 11/18/2013 10:25:00 PM
TAGS
SANDI
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Membaca dan membuat sandi rumput itu gampang atau sulit?. Sebagian pasti
menjawabnya gampang dan mudah namun sebagian yang lain bisa jadi
menganggapnya sulit. Padahal sandi rumput termasuk salah satu sandi dasar
dalam teknik kepramukaan. Sandi ini sudah diajarkan sejak usia pramuka siaga dan
tetap dipergunakan bahkan oleh para pramuka penegak.
Di samping itu, sandi rumput mempunyai bentuk yang khas dan cara pengerjaan yang
baku. Dengan melihatnya sekilas saja, setiap pramuka yang melihatnya langsung bisa
menyebutkan jenis sandi ini. Berbeda dengan sandi lain semisal Sandi Depan, Sandi
Turba, Sandi Balik yang sering kali harus benar-benar memahami kata kunci yang
disertakan baru bisa dikenali jenis sandinya.
Yang sering kali menyulitkan saat membaca sandi rumput adalah prasyarat utamanya
yang harus dibaca dengan menggunakan kode morse. Memang, untuk dapat
memecahkan soal sandi rumput mutlak dibutuhkan keterampilan dan penguasaan akan
kode morse. Ini seperti ketika membaca sandi kimia yang mana juga membutuhkan
kode morse.
Jika belum menguasai kode morse, silakan baca dan pelajari artikel "Cara Cepat dan
Mudah Membaca Morse".
Dalam contoh sandi rumput di atas, sandi baris pertama terdiri atas 8 huruf. Masing-
masing huruf dipisahkan dengan garis mendatar. Mari coba kita pelajari satu persatu:
Huruf pertama terdiri atas dua garis yaitu 'garis pendek' + 'garis tinggi' yang jika
ditulis dalam kode morse menjadi . - (titik strip). Dalam kode morse . - berarti huruf
"A"
Huruf kedua terdiri atas tiga garis yaitu 'garis panjang' + 'garis pendek' + 'garis
panjang' yang jika ditulis dalam kode morse menjadi - . - (strip titik strip). Dalam kode
morse -.- berarti huruf "K".
Huruf ketiga terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek' + 'garis pendek' + 'garis tinggi'
yang jika ditulis dalam kode morse menjadi ..- (titik titik strip). Dalam kode morse ..-
berarti huruf "U"
Huruf keempat terdiri atas dua garis yaitu 'garis tinggi' + 'garis tinggi' atau -- (strip
strip). Dalam kode morse -- = "M".
Huruf kelima sama seperti huruf pertama yaitu dua garis yaitu 'garis pendek' + 'garis
tinggi' atau ,- (titik strip). Dalam morse .- = "A".
Huruf keenam terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek' + 'garis pendek' + 'garis
pendek' atau ... (titik titik titik) yang berarti huruf "S".
Huruf ketujuh terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek + 'garis pendek' + 'garis tinggi'
atau ..- (titik titik strip) yang berarti huruf "U".
Huruf kedelapan terdiri atas tiga huruf yaitu 'garis tinggi' + 'garis pendek' + 'garis
tinggi' atau -.- (strip titik strip) yang berarti huruf K.
Dari hasil membaca sandi rumput baris pertama tersebut kita menemukan huruf-huruf
yang jika disusun berurutan akan membentuk kata 'AKU MASUK'.
TAGS
SANDI
SANDI KOTAK
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Cara membaca dan membuat sandi kotak teramat lah mudah. Saking mudahnya sandi
kotak kerap, bersama sandi angka dan sandi AND, sudah diajarkan dan diujikan kepada
anggota pramuka siaga. Wajar karena selain mudah, sandi kotak pun kerap dimuat
dalam berbagai buku materi kepramukaan.
Sandi kotak sendiri membpunyai banyak variasi. Diantara variasi-variasi tersebut adalah
Sandi Kotak I, Sandi Kotak II, Sandi Kotak III, dan sejenisnya. Yang akan kita pelajari
kalia ini adalah cara membaca dan membuat Sandi Kotak I, sandi kotak yang paling
mendasar, sederhana, dan mudah.
Dalam kata kunci biasanya disertakan gambar dari "Kunci Sandi Kotak", atau disebutkan
jika sandi tersebut adalah sandi kotak 1. Baru kemudian disusul dengan soal yang harus
dipecahkan. Gambar "Kunci Sandi Kotak I" terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok
pertama garis vertikal dan horizontal dengan hurug "A" sampai dengan "R". Sedangkan
kelompok kedua terdiri atas garis-garis diagonal yang berisikan huruf "S" hingga "Z".
Selengkapnya lihat gambar di bawah.
Masing-masing bidang, terisi dua huruf. Semisal kotak paling kiri atas terdiri atas huruf
"A" dan "B". Pun kotak-kotak lainnya. Huruf A dan B tersebut memiliki lambang yang
sama (lihat gambar di bawah), namun huruf kedua (B) dibedakan dengan penambahan
"titik".
Sehingga dari "Kunci Sandi Kotak I" di atas jika diuraikan satu persatu, masing-masing
lambang dan hurufnya adalah sebagai berikut.
Nah, dari "Kunci Sandi Kotak I" itulah kita bisa langsung memecahkan (membaca) soal
sandi yang ada. Jika pun dalam soal tidak disertakan gambar "Kunci Sandi Kotak I", kita
bisa membuat atau menggambar sendiri "Kunci Sandi Kotak I" sebagai pedoman dalam
membaca soal sandi.
Setelah terbaca maka akan didapati bahwa sandi sebagai mana tersebut di gambar
paling atas artikel ini berbunyi sebagai berikut.
Sengaja enam lambang terakhir tidak diisi agar adik-adik anggota Gerakan
Pramukayang sedang mempelajari sandi kotak ini dapat meneruskannya untuk latihan
TAGS
SANDI
SANDI ANGKA
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Sandi angka menjadi salah satu sandi yang paling umum dan dasar di kepramukaan.
paling umum lantaran sandi ini kerap diajarkan dan diujikan kepada para pramuka
bahkan semenjak pramuka siaga. Sandi angka pun menjadi sandi dasar karena tidak
sedikit sandi-sandi yang cara membacanya menggunakan sandi angka. Semisal sandi
kanji, sandi kembang, sandi matematika atau aljabar, dan sandi balon, semuanya
menggunakan prinsip-prinsip cara pengerjaan sandi angka.
Karena itu penguasaan sandi angka dirasa sangat penting bagi setiap anggota pramuka
baik dari golongan peserta didik seperti pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka
penegak, pramuka pandega, hingga anggota pramuka dewasa semisal pembina
pramuka.
Pada contoh di atas sandi terdiri atas dua bagian yaitu kata kunci dan soal. Kata kunci
(diilustrasikan dengan gambar kunci) berbunyi "A + 1 = 2; 6 - 4 = B" dan soal sandi
berbunyi "16 - 18 - 1 - 13 - 21 - 11 - 1 - 18 - 9 - 1 - 14 - 7".
Kita uraikan dulu kata kuncinya yaitu "A + 1 = 2; 6 - 4 = B". A + 1 = 2, berapakah A?,
jawabnya A = 1 karena 1 + 1 = 2. Dan pada 6 - 4 = B, berapakah B?, jawabnya B = 2
karena 6 - 4 = 2. Dari hasil pengolahan kata kunci tersebut kita dapatkan bahwa 1 = A
dan 2 = B, berarti 3 = C, 4 = D dan seterusnya sehingga bisa kita susun menjadi
semacam tabel seperti ini:
Dengan tabel atau deret angka dan alfabet tersebut kita bisa mengerjakan soal sandi
angka yang tersajikan. Dimana 16 = P, 18 = R; 1 = A; 13 = M; 21 = U dan seterusnya
sehingga terbacalah 5 huruf pertama sebagai "PRAMU". Silakan teruskan huruf-huruf
selanjutnya!
Yang perlu diingat dan diperhatikan dalam sandi angka antara lain:
Kata kunci bisa sangat variatif sesuai dengan selera dan kreatifitas pembuat sandi,
seperti:
0 = A sehingga 1 = B, 2 = C dst
2 = A sehingga 3 = B, 4 = C dst
Itulah sandi angka salah satu sandi dalam teknik kepramukaan yang sangat 'terkenal'
dalam kepramukaan khususnya di Indonesia. Tidak terlalu sulit, kan?.
TAGS
SANDI
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Membaca sandi Turba atau Turun, itulah teknik kepramukaan yang akan kita pelajari
selanjutnya. Sandi Turba atau sering disebut juga sebagai sandi turun merupakan salah
satu sandi yang sering dipelajari di latihan pramuka. Tidak mengherankan karena selain
mudah untuk membacanya, sandi turba juga mudah dalam pembuatannya.
Kata kunci dan pengenal sandi ini sebagai sandi turba biasanya dilukiskan dengan
kalimat yang di dalamnya mengandung kata "turba", "turun", atau "bawah". Sebagai
contoh misalnya:
2. "Semakin turun akan semakin nikmat, semakin turun akan semakin asoy"
TAGS
KEMAH
PASAK TENDA
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Jenis pasak tenda dan cara memasangnya tentu menjadi salah satu teknik kepramukaan
yang wajib diketahui oleh semua anggota pramuka. Apalagi saat mendirikan kemah
atau tenda. Tentu sangat diperlukan pengenalan akan macam jenis pasak tenda
sehingga dapat menggunakannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Selain mengenal
jenis-jenisnya pun dapat mempraktekkan cara memasang pasak dengan baik dan
benar. Jenis pasak dan cara pemasangan akan menentukan pada kekuatan dan
kerapian tenda yang didirikan.
Pasak tenda adalah sejenis paku yang terbuat dari besi, alumunium, kayu, bambu atau
bahan lainnya yang digunakan untuk menautkan tali pengekang tenda. Sehingga bisa
dikatakan pasak sebagai salah satu perlengkapan utama dalam mendirikan tenda di
samping tenda dan tali. Pasak ini juga digunakan untuk mendirikan tiang
bendera, gapura tenda, dan perlengkapan lainnya di perkemahan.
Pasak dari kayu, papan, bambu dan ranting pohon lebih murah dan dapat dibuat sendiri
dengan mudah. Namun memiliki kelemahan seperti kekuatannya kurang, tidak tahan
lama (untuk pemakaian berulang kali), mudah rusak, dan kurang praktis saat membawa
atau menyimpannya.
Sedangkan bentuk pasak untuk tenda terdiri atas bagian "kepala pasak", "badan pasak",
dan "ujung pasak". Kepala pasak adalah bagian untuk menautkan tali sehingga dibentuk
sedemikian rupa agar tali bisa tertambat dengan kuat dan tidak mudah terlepas.
Sedangkan ujung pasak dibuat lancip atau runcing untuk memudahkan saat
membenamkan pasak ke dalam tanah. Badan pasak sendiri umumnya berukuran antara
18 - 35 cm. Panjangnya ini disesuaikan dengan kondisi tanah tempat mendirikan tenda.
Tanam pasak hingga menyisakan bagian kepala pasak dan sedikit badan pasak.
Ikatkan tali pengekang tenda (tali sebelumnya telah diikat ke tenda atau
tiang) dengan menggunakan simpul pangkal.
Atur sedemikian rupa agar tali terkekang dengan kuat dan kencang.
Pada tanah yang terlalu lunak atau dalam kondisi berangin kencang (yang
dikhawatirkan pasak tidak kuat), dapat menggunakan pasak ganda. Pasak kedua
diletakkan disebelah depan pasak pertama. Cara menalinya; Tali dari tenda
disimpul di pasak pertama kemudian ujung sisanya disimpul lagi di pasak kedua.
Keduanya menggunakan simpul pangkal.
TAGS
MENAKSIR
MENAKSIR TINGGI
SKU
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Menaksir tinggi merupakan salah satu materi teknik kepramukaan yang wajib diketahui.
Menaksir tinggi akan sangat berguna saat melakukan kegiatan di alam terbuka. Pun di
samping itu, materi menaksir termasuk salah satu materi yang diujikan dalam
SKU Pramuka Penggalang. Dalam Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang
sebagaimana SK Kwarnas No. 198 Tahun 2011, ketrampilan menaksir tinggi menjadi
salah satu syarat kecakapan yang diujikan pada SKU Pramuka Penggalang Ramu dan
Terap, yaitu:
Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar (SKU Penggalang Ramu;
kecakapan nomor ke-24)
Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus menaksir:
tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (SKU Penggalang Terap; kecakapan nomor
ke-24)
Oleh karena itu, materi dan tata cara menaksir tinggi wajib dikuasai oleh setiap pramuka
terutama bagi pramuka penggalang.
Menaksir sendiri dapat diartikan sebagai “menentukan sesuatu (harga, banyaknya,
jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-kira”. Sehingga menaksir tinggi dapat
diartikan sebagai menentukan ukuran tinggi sebuah obyek dengan kira-kira. Karena
sifatnya yang “kira-kira” maka menaksir jelaslah berbeda dengan mengukur. Dalam
menaksir tinggi kita dituntut untuk mengetahui (menentukan) sebuah ukuran tinggi
sebuah obyek dengan menggunakan alat seadanya.
Ukurlah dengan menggunakan tongkat pramuka (biasanya berukuran 160 cm) dari
pangkal pohon ke sebelah samping. Panjang ukuran terserah, menyesuaikan
dengan kondisi medan. Dalam kasus ini seumpama diukur sebanyak 5 tongkat
yang berarti sejauh 800 cm atau 8 meter (160 x 4 = 640). Tandai sebagai titik “B”.
Intailah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang ditaksir tingginya (titik “D”)
melalui ujung atas tongkat (titik “E”) sehingga antara titik A, E, dan D membentuk
garis lurus.
Agar tercipta garis lurus rubah atau geser maju dan mundur titik pengintaian (titik
A).
Jika telah terbentuk garis lurus antara titik A, E, dan D, ukurlah jarak antara titik “B”
dan “A”. Seumpama hasil pengukuran jarak AB adalah 190 cm.
Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin dengan tanah.
Untuk itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan mata yang sebelah atas
sehingga pengintaian (pembidikan) menggunakan satu mata yang terdekat dengan
tanah.
Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus dengan tanah
jangan miring.
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika pengintaian belum
menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi pengintaian (titik A) yang diubah maju atau
mundur. Bagi beberapa pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai
titik statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE” (tongkat)
berubah maju mundur hingga pengintaian menghasilkan garis “AED” yang lurus. Jika
memilih langkah yang demikian pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah
pengintaian selesai.
Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan menggunakan metode
perbandingan segitiga. Di samping membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama
antar anggota regu agar proses penaksiran berjalan lancar dan hasilnya akurat.
TAGS
MENAKSIR
MENAKSIR LEBAR
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Menaksir lebar semisal lebar sungai, menjadi salah satu teknik kepramukaan yang
mengasyikkan. Apalagi banyak cara dan metode yang bisa digunakan untuk menaksir
lebar. Untuk menaksir lebar para pramuka bisa memilih metode perbandingan segitiga,
segitiga siku-siku (45 derajat), 1/4 lingkaran, gelombang parabola, dan metode lainnya.
Dan kali ini Blog Pramuka akan menguraikan cara menaksir lebar sungai dengan
metode perbandingan segitiga.
Menaksir, termasuk menaksir lebar, selain akan sangat berguna saat dipraktekkan
dalam kegiatan di alam terbuka pun termasuk salah satu materi dalam Syarat
Kecakapan Umum terutama SKU Penggalang Ramu dan SKU Penggalang Terap
sebagaimana SK Kwarnas No. 198 Tahun 2011.
Tentukan titik di seberang sungai yang mudah diingat semisal terdapat pohon, batu,
bangunan, atau rumpun semak. Ini berguna saat nanti dilakukan pengintaian di
langkah selanjutnya. Namai titik itu sebagai titik "A".
Tentutan titik "B" yang sejajar dengan titik "A". Tandai titik "B" dengan cara salah
satu teman berdiri di atasnya atau dengan obyek lain semisal tongkat yang
ditancapkan.
Tentukan titik "C" sambil mengukur jaraknya (bisa dengan langkah atau tongkat)
dengan menyusuri tepi sungai. Jarak antara titik "B" dan "C" terserah. Ingat, antara
titik "A, B, dan C" harus membentuk segitiga siku-siku dengan siku-siku berada di
titik "B".
Tentukan titik "D" dengan cara berjalan kembali sejauh setengah dari jarak "BC"
sehingga "CD = 1/2 BC". Seumpama jarak BC adalah 8 meter maka jarak CD
sejauh 4 meter. Ingat, antara titik "B, C, dan D" harus merupakan garis lurus.
Tentukan titik "E" dengan cara berjalan ke arah kiri sehingga antara titik "C", "D",
dan "E" terbentuk segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku di titik "D".
Saat berjalan menuju titik "E" intai atau bidik titik "A" melewati titik "C" sehingga
antara titik "E", "C", dan "A" terbentuk garis lurus. Jika telah terbentuk garis lurus
berhentilah dan tandai itu sebagai titik "E".
Untuk menghitung taksiran lebar sungai tinggal mengalikan dua jarak DE. Sehingga
jika jarak DE adalah 4,3 meter maka lebar sungai adalah 2 X 4,3 = 8,6 meter.
Perbandingan Fleksibel
Di awal pembahasan langkah-langkah penaksiran lebar sungai dengan metode
perbandingan segitiga dikatan bahwa metode ini bersifat fleksibel sehingga dapat
menyesuaikan dengan kondisi atau luas medan. Rumus metode ini memang fleksibel
tidak harus "AB = 2 x DE" namun rumus bisa juga dirubah menjadi:
"AB = DE"; di mana pada langkah ke-5 di atas, jarak CD tidak setengah BC tapi jarak
CD sama dengan jarak CD (Jika CD = 4 meter maka BC = 4 meter). Ini bisa dipilih
jika lokasi penaksiran luas atau sungai yang diukur agak semepit.
"AB = 4 x DE"; di mana pada langkah ke-5 di atas, jarak CD tidak setengah BC tetapi
jarak CD adalah seperempat CD (Jika CD = 4 meter maka BC = 2 meter). Ini bisa
dipilih jika lokasi penaksiran sempit atau sungai yang diukur sangat lebar.
Bahkan jika sungai yang hendak diukur lebih lebar lagi, mungkin bisa menggunakan
rumus "AB = 6 x DE"; "AB = 8 x DE"; bahkan "AB = 10 x DE"
TAGS
MENAKSIR
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Teknik menaksir kecepatan arus air sungai menjadi salah satu teknik kepramukaan
tentang menaksir yang sudah selayaknya diketahui dan dikuasai oleh pramuka.
Sebagaimana teknik menaksir lainnya, semisal menaksir tinggi dan menaksir
lebarsungai, menaksir kecepatan menjadi salah satu syarat dalam kecakapan umum.
Dalam SKU Penggalang Rakit dan SKU Penggalang Terap, kemampuan dan
keterampilan menaksir kecepatan arus air menjadi salah satu syarat yang diujikan.
Dalam masing-masing kecakapan umum tersebut disebutkan, bahwa:
Dapat menggunakan kompas dan membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan
kedalaman (Materi SKU Penggalang Rakit Nomor 24)
Dpat menaksir kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian
SKU Penggalang Rakit Nomor 24 poin 3)
Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus menaksir:
tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Terap Nomor 24)
Pernah menjelaskan rumus menaksir tinggi, lebar, kecepatan arus air dan
kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Terap Nomor 24 Poin 3)
Lalu bagaimana cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai? Akan kita pelajari!
Satu orang berdiri di titik A dan satu orang lagi berdiri di titik B (perhatikan gambar
di atas). Jarak antara A dan B harus ditentukan terlebih dahulu, semisal 1 meter, 5
meter, atau 10 meter tergantung kecepatan arus air, dimana semakin cepat arus
lebih baik semakin jauh.
Orang A (orang yang berdiri di titik A) membawa benda yang bisa terapung,
sedangkan orang B (orang yang berdiri di titik B) membawa pengukur waktu
(stopwatch atau jam).
Rumus :
Di mana:
Nah setelah mempelajari cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai, sekarang
saatnya untuk mempraktekkannya. Teknik kepramukaan, termasuk menaksir, harus
sering-sering dilatih dan dipraktekkan tentunya dengan bimbingan kakak-kakak
pembina.
Cara Cepat Membaca Morse Metode Tabel
Penulis alamendah Diterbitkan 7/17/2013 05:30:00 PM
TAGS
MORSE
SKU
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Cara cepat membaca morse metode Tabel Morse adalah salah satu metode membaca
dan menghafal kode morse secara cepat dan mudah. Dengan menggunakan metode
Tabel Morse ini, membaca dan menghafalkan kode morse bisa dilakukan dan dipelajari
dengan mudah dan cepat.
Kode morse atau kerap disebut sebagai sandi morse merupakan kode berupa garis dan
titik sebagai pengganti huruf, angka, tanda baca, dan perintah yang digunakan pada
pengiriman dan penerimaan berita komunikasi. Kode morse diciptakan oleh Samuel F.B.
Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Kemampuan mengirim dan menerima berita dengan menggunakan morse pun diujikan
dalam berbagai Syarat Kecakapan Khusus seperti SKK Juru Semboyan, SKK
Komunikasi, SKK Navigasi Laut, SKK Juru Isyarat Bendera, SKK Juru Isyarat Listrik,
serta SKK Juru Isyarat Optik bagi pramuka siaga, penggalang, penegak, hingga
pandega. Kode morse pun sering kali dijadikan sandi semisal sandi rumput, sandi kimia,
sandi lele, dan lain-lain.
Cara membaca morse dengan menggunakan metode Tabel Morse adalah dengan
memanfaatkan tabel morse sebagai berikut:
Tabel Morse
Tabel di atas terbagi menjadi 4 baris yang masing-masing baris memiliki jumlah
kotak (kolom) yang berbeda.
Masing-masing kotak didasari dengan dua warna yang berbeda yaitu hitam dan
putih. Kotak berwarna putih menunjukkan kode titik ( . ) sedangkan kotak berwarna
hitam menunjukkan kode strip ( - ).
Baca dari baris atas ke bawah. Artinya isyarat kode pertama menunjuk baris
pertama, isyarat kode kedua menunjuk baris kedua dan seterusnya.
kode pertama strip (-) maka tunjuk baris paling atas yang berwarna hitam
(kotak sebelah kiri) yaitu kotak "T";
kode ke-2 strip (-) maka tunjuk baris kedua di bawah kotak "T" yang
berwarna hitam yaitu kotak "M";
kode ke-3 titik (.) maka tunjuk baris ketiga di bawah kotak "M" yang
berwarna putih yaitu "G"
kode ke-4 titik (.) maka tunjuk baris keempat di bawah kotak "G" yang
berwarna putih yaitu "Z"
Kode terakhir inilah yang menunjukkan huruf morse sehingga " --.. " terbaca
sebagai huruf "Z"
kode pertama titik (.) maka tunjuk baris pertama yang berwarna putih yaitu
kotak "E";
kode ke-2 strip (-) maka tunjuk baris kedua di bawah kotak "E" yang
berwarna hitam yaitu kotak "A"
kode ke-3 titik (.) maka tunjuk baris ketiga di bawah kotak "A" yang berwarna
putih yaitu kotak "R"
karena hanya tiga kode maka berhenti pada baris ketiga. Sehingga " .-. "
terbaca sebagai huruf "R".
Berlatih mengirim dan membaca serta menghafal kode morse atau sandi morse kini bisa
dilakukan dengan mudah dan cepat dengan menggunakan metode Tabel Morse. Dan
perlu disampaikan sekali lagi bahwa metode ini bukanlah satu-satunya metode dalam
mempelajari morse. Masih terdapat berbagai metode lain yang mungkin malah lebih
mudah dan cepat jika digunakan dalam mempelajari dan menghafalkan morse.
TAGS
SEMAPHORE
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Belajar semaphore cara mudah dan cepat ini adalah cara mempelajari isyarat
semaphore dengan mudah dan cepat. Semaphore (dalam bahasa Indonesia, kata yang
baku adalah "semafor") menjadi salah satu teknik kepramukaan tentang penyampaian
isyarat berita di samping morse.
Penyampaian isyarat semaphore atau semafor dilakukan dengan menggunakan
sepasang bendera. Bendera berukuran 40 x 40 cm dengan tongkat pegangan
sepanjang 50 cm. Tidak ada ketentuan yang mengikat terkait warna bendera semphore,
namun yang umum digunakan terutama dalam Gerakan Pramuka adalah warna kuning
dan merah bersilangan.
Metode belajar semaphore ini, kode isyarat semaphore perhurufnya dibentuk dari posisi
dua tangan sesuai dengan 7 kunci. Masing-masing kunci ditandai dan dinamai sesuai
posisi salah satu tangan, sehingga:
Kunci 1: Salah satu tangan berada di titik 1 dan tangan kedua berada di titik 2 - 8
sehingga terbentuk 7 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
Kunci 3: Salah satu tangan berada di titik 3 dan tangan kedua berada di titik 4 - 8
sehingga terbentuk 5 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 3 dan 4 = Huruf O (4) 3 dan 7 = Huruf R
Kunci 4: Salah satu tangan berada di titik 4 dan tangan kedua berada di titik 5 - 8
sehingga terbentuk 4 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 4 dan 5 = Huruf T (4) 4 Dan 7 = Huruf Y
Kunci 5: Salah satu tangan berada di titik 5 dan tangan kedua berada di titik 6 - 8
sehingga terbentuk 3 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 5 dan 6 = TANDA ANGKA (3) 5 Dan 6 = Huruf V
Kunci 6: Salah satu tangan berada di titik 6 dan tangan kedua berada di titik 7 - 8
sehingga terbentuk 2 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:
(1) 6 dan 7 = Huruf W (2) 6 Dan 8 = Huruf X
Kunci 7: Salah satu tangan berada di titik 7 dan tangan kedua berada di titik 8
sehingga terbentuk 1 huruf (kode isyarat semaphore) yaitu:
(1) 7 dan 8 = Huruf Z
Untuk lebih memperjelas tentang kode isyarat semaphore masih-masing huruf, lihat
gambar berikut:
Sikap tubuh tegak dengan kedua kaki agak terbuka. Posisi bendera disilangkan di
bawah tubuh (posisi siap / tutup).
Jika penerima telah siap, penerima mengirimkan huruf "K" sedangkan jika belum
siap penerima mengirim huruf "Q".
Setelah penerima siap, pengirim mulai mengirimkan berita (pesan) huruf perhuruf.
Setiap satu kata ditutup dengan "posisi tutup".
Jika semua pesan (berita) sudah selesai disampaikan, pengirim mengirimkan huruf
"A-R" dan penerima membalasnya dengan huruf "R" jika telah dapat menerima
semua pesan.
Untuk mengirimkan angka, terlebih dahulu diawali dengan isyarat "Tanda Angka"
(posisi 5-6) kemudian kirimkan angka dengan ketentuan angka 1 = A; 2 = B; 3 = C;
4 = D; 5 = E; 6 = F; 7 = G; 8 = H; 9 = I; dan 0 = J. Jika pengiriman angka sudah
selesai dan hendak berganti mengirim huruf kirimkan isyarat huruf "J" atau "V".
Itulah cara mudah dan cepat dalam mempelajari isyarat semaphore atau semafor serta
ketentuan dasar mengirim dan menerima isyarat semaphore. Untuk hal-hal lain terkait
dengan semafor seperti sejarah, manfaat, aplikasi semaphore dan hal-hal lain akan
dibahas di lain kesempatan. Yang terpenting sekarang tidak ada lagi adik-adik pramuka
yang mengeluh kesulitan menghafalkan isyarat semaphore, karena dengan metode ini,
belajar semaphore jadi mudah, cepat, dan mengasyikkan.
TAGS
KOMPAS
SKU
TEKNIK KEPRAMUKAAN
16 arah mata angin dan kompas menjadi salah satu keterampilan kepramukaan yang
sekaligus menjadi salah satu Syarat Kecakapan Umum. Mengetahui, dapat menyebut,
dan dapat menunjukkan 16 arah mata angin dengan menggunakan kompas merupakan
kecakapan umum yang menjadi syarat bagi calon penggalang ramu dan penggalang
rakit.
Berbeda dengan keterampilan kepramukaan tentang kompas dan arah mata angin pada
SKU Siaga Tata yang hanya mensyaratkan 8 arah mata angin, pada SKU Penggalang
Ramu dan Rakit, jumlah mata angin yang harus diketahui dan mampu menunjukkannya
berjumlah 16 arah mata angin, termasuk dengan besar derajatnya. Kecakapan Umum
Penggalang Ramu syarat ke-24 berbunyi: dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi
dan lebar, dengan salah satu pencapaian pengisian SKU yaitu: dapat menyebut 16 arah
mata angin dan besaran derajatnya dengan kompas. Sedangkan dalam syarat ke-
24 Kecakapan Umum Penggalang Rakit disebutkan: dapat menggunakan kompas dan
membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan kedalaman, dengan salah satu
pencapaian pengisian SKU yaitu dapat menunjukkan 16 arah mata angin dengan
menggunakan kompas.
Apa saja 16 arah mata angin tersebut? Berapakah besaran derajat masing-masing arah
mata angin itu? Dan bagaimana cara menentukan (menunjukkan) ke-16 arah mata
angin dengan menggunakan kompas? Akan kita pelajari.
Pada 16 arah mata angin, selain disebutkan dengan namanya, ke-16 arah mata angin
pun dapat disebutkan dengan besaran derajat yang membentuk sebuah lingkaran
dengan 3600 yang dimulai dengan 00 pada titik utara dan diakhiri dengan 3600 pada titik
utara lagi.
Sewaktu siaga para pramuka telah dikenalkan dengan 8 arah mata angin yang meliputi
Utara (00 atau 3600); Timur Laut (450) Timur (900); Tenggara (1350); Selatan (1800); Barat
Daya (2250); Barat (2700); dan Barat Laut (3150). Untuk keterampilan para pramuka
penggalang dikenalkan dengan 16 arah mata angin.
huruf dan angka pada dial kompas yang menyatakan arah dan derajat
(Gambar: commons.wikimedia.org)
K-16 arah mata angin beserta besar derajatnya yang harus diketahui oleh para pramuka
penggalang untuk dapat menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penggalang Ramu
dan Penggalang Rakita adalah sebagai berikut:
50
Untuk dapat menunjukkan arah mata angin musti dapat menggunakan kompas secara
dasar. Menggunakan kompas untuk mencari arah mata angin bisa menggunakan salah
satu diantara dua cara berikut:
Itulah kompas dan 16 arah mata angin, nama 16 arah mata angin dalam bahasa
Indonesia dan Inggris, besar derajat 16 arah mata angin serta cara menunjukkan arah
mata angin dengan menggunakan kompas. Semoga pembahasan tentang teknik
kepramukaan ini mampu mengantarkan para calon penggalang ramu dan rakit dalam
menyelesaikan SKU-nya.
TAGS
KOMPAS
SCOUTING SKILL
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Artikel jenis, bagian, dan fungsi kompas ini menjelaskan tentang jenis-jenis kompas,
bagian-bagian kompas, dan fungsi kompas. Materi mengenai kompas ini menjadi salah
satu scouting skill (teknik kepramukaan) yang sangat diperlukan di kepramukaan.
Bagi anggota Gerakan Pramuka, pengenalan dan penguasaan terhadap kompas
menjadi penting dalam berbagai kegiatan lapangan.
Dalam SKU Pramuka Siaga Tata, syarat ke-22 disebutkan bahawa : "dapat menunjuk 8
macam arah mata angin dengan menggunakan kompas". Dalam SKU Pramuka
Penggalang materi tentang kompas tertera sebagai syarat untuk :
SKU Penggalang Ramu, syarat ke-24 yang berbunyi : Dapat menjelaskan kompas,
menaksir tinggi dan lebar, dengan pencapaian, antara lain :
Dapat menyebut 16 arah mata angin dan besaran derajatnya dengan kompas
SKU Penggalang Rakit, syarat ke-24 yang berbunyi : Dapat menggunakan kompas
dan membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan kedalaman, dengan
pencapaian antara lain:
Juga dalan SKU Penegak Bantara, syarat ke-13 yang berbunyi : Dapat menggunakan
jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan, dengan
pencapaian, antara lain: Menjelaskan bagian-bagian dari kompas, azimuth dan back
azimuth, resection dan intersection.
Terlihat pentingnya scouting skill atau teknik kepramukaan pengenalan dan penguasaan
kompas bagi pramuka hingga materinya perlu diulang dalam berbagai tingkatan SKU.
Kompas adalah alat navigasi untuk menetapkan arah mata angin. Prinsip
kerjanya berupa panah penunjuk magnetis yang memberikan rujukan arah tertentu yang
menyelaraskan dengan medan magnet bumi secara akurat. Fungsi utama kompas
adalah untuk menentukan atau mengetahui arah dan besaran derajat suatu arah. Juga
untuk mengetahui lokasi suatu medan berdasarkan peta.
Jenis-Jenis Kompas
Kompas dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompas analog dan kompas digital.
Kompas Analog
Kompas analog adalah kompas yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, termasuk oleh para anggota pramuka. Penggunaan kompas analog secara
manual, yaitu dengan menyelaraskan jarus kompas yang terdapat di dalamnya.
Kompas analog terdiri atas beberapa jenis, seperti:
Kompas Lensa
Kompas lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan
lensa biconcave yang berfungsi untuk mempermudah dalam pembacaannya.
Umumnya kompas lensa berbentuk sederhana, ringan, dan harganya lebih
murah. Namun validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang akurat.
Kompas Bidik (Kompas Prisma)
Kompas bidik atau disebut juga sebagai kompas prisma adalah kompas yang
berfungsi sebagai pembidik besar derajat pada sebuah medan (bentang alam
sebenarnya) untuk diproyeksikan dalam peta. Jenis kompas ini yang sering
digunakan dalam kegiatan-kegiatan alam termasuk dalam kepramukaan.
Kompas Orientering (Kompas Silva)
Kompas orientaring atau kompas silva adalah kompas yang digunakan dalam
orientasi (penghitungan dan pembacaan peta secara langsung), Kompas ini
umumnya memiliki badan (wadah) transparan memudahkan pembacaan
terhadap peta yang ditaruh di bawahnya.
Kompas Digital
Kompas digital adalah kompas yang bekerja secara digital. Jenis ini biasanya
disertakan sebagai sistem navigasi dalam dunia robotika atau dalam gadget-
gadgetelektronik.
Kompas Bidik
Kompas Bidik
Kompas Lensa
Kompas Silva
Bagian-bagian Kompas
Bagian-bagian kompas yang akan kita pelajari kali ini adalah bagian-bagian pada
kompas bidik atau kompas prisma karena kompas jenis inilah yang paling sering
digunakan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan.
TAGS
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Membuat panorma atau sketsa pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan
salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) yang harus dikuasai pramuka.
Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangan kerap kali menjadi materi
dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi, menaksir lebar sungai,
peta pita, dan peta lapangan.
Panorama adalah membuat gambar suatu pemandangan (medan alam) dalam bentuk
sketsa (gambar sederhana) yang menunjukkan suatu daerah dengan sudut pandang
tertentu. Panorama berguna untuk melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada
satu waktu. Sehingga ketika suatu saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat
melihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Alat-alat yang harus disediakan antara lain; kertas gambar, pensil (untuk menggambar),
penggaris, bolpoint (untuk menulis data-data), kompas, dan alat pembidik. Alat pembidik
merupakan alat khusus dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan dua garis
bersilangan di tengahnya. Alat pembidik bisa dibuat dengan melubangi karton atau
menggunakan bungkus korek api.
Alat pembidik untuk panorama atau sektsa pemandangan
Bidik dengan kompas arah satu benda (lebih baik benda yang terlihat menonjol)
sebagai titik pusat. Catat arah (dalam derajat) titik pusat tersebut.
Lihat obyek yang akan digambar dengan menggunakan alat pembidik dengan titik
pusat tepat di titik pusat alat pembidik dan sisi kanan kiri tidak melebihi arah yang
ditentukan
Gambar semua obyek yang tertangkap dalam alat pembidik. Obyek yang digambar
adalah obyek yang tidak bergerak (berubah tempat). Sehingga benda-benda yang
bersifat sementara atau berpindah tempat seperti mobil, hewan, awan, dan orang
tidak perlu digambar.
Setiap benda beri arsiran yang berbeda, dengan ketentuan;
Pada bagian atas (pojok kiri) gambar, beri gambar anak panah yang menunjukkan
letak arah utara.
Bagi bagian bawah gambar menjadi tiga bagian. Dan pada masing-masing bagian
tuliskan :
Bagian pertama, tuliskan identitas regu pembuat, seperti nama regu, nomor
kapling perkemahan atau nomor peserta lomba, pangkalan, gugusdepan,
kwartir ranting, dll.
Bagian kedua, tuliskan waktu dan tempat pembuatan, seperti hari, tanggal,
jam, dan tempat pembuatan sketsa pemandangan, arah (besar derajat) titik
pusat, dan keadaan cuaca.
Itulah cara membuat panorama atau sketsa pemandangan. Untuk mempelajari cara ini
lebih detail tentu perlu bimbingan dari kakak pembina pramuka di gugusdepan masing-
masing.
TAGS
SCOUTING SKILL
TEKNIK KEPRAMUKAAN
Tanda medan untuk kegiatan mapping dalam kepramukaan. Dalam berbagai kegiatan
mapping di kepramukaan, penggunaan tanda medan adalah
mutlak. Mapping(pemetaan), seperti peta pita, peta lapangan, peta lokasi, ataupun peta
perjalanan, selalu membutuhkan tanda medan. Karena itu, bagi seorang anggota
pramuka penguasaan akan tanda medan menjadi sebuah teknik kepramukaan (scouting
skill) yang sangat diperlukan. Baik untuk membaca peta maupun sebaliknya, untuk
membuat peta.
Contoh tanda medan yang umum dan sering dipakai di kepramukaan adalah sebagai
berikut :
Itulah berbagai tanda medan yang sering digunakan dalam kegiatan-kegiatan mapping
di kepramukaan