A. Pengertian Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambing dan yang
dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah
perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang
dihasilkannya.
Misalnya:
Anabolisme pasar modal
Demokrasi pemerataan
Laik terbang perangkap electron
4. Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan
ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional karena sudah
dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah serapan itu dilakukan
dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni
hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.
6. Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman yang bergerak di baris terdepan ilmu,
teknologi, dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum ada selama ini. Istilah baru
untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan dan
corak bidang kegiatannya. Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga
sosrobahu, plasma inti rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam
khazanah peristilahan.
Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma inti
rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
7. Aspek Semantik Peristilahan
1. Petunjuk Penggunaan
Mengingat banyaknya varian bahasa tersebut, dalam perkembangannya,
bahasa menumbuhkan varian yang digunakan oleh bahasawan untuk mengatasi
“kebingungan“ atau ketidakpastian karena banyaknya varian itu ialah bahasa baku.
Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan,
tetapi hanya untuk:
a. Komunikasi resmi,
b. Wacana teknis,
c. Pembicaraan didepan umum, dan
d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati
2. Informasi dalam kamus
Keanekaragaman bahasa sebagi kekayaan bangsa Indonesia itu tercermin
dalam kamus ini, dan disajikan dalam bentuk lema. Setiap lema mempunyai
kerangka informasi sebagai berikut.
1. Lema, yang berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk,
frasa (gabungan kata), atau akronim (yang dianggap kata) menjadi judul tiap
lema, dan itulah yang dijelaskan dalam batang tubuh kamus.
2. Semua lema disusun secara alfabetis.
3. Tiap – tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman terperinci
yang termuat dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan bagian pemenggalan kata.
4. Penjelasan makna dinyatakan melalui batasan makna, uraian penggunaan, atau
padanan kata. Apabila sebuah lema mempunyai lebih dari satu makna,
perbedaan makna itu ditandai dengan nomor polisem dengan menggunakan
angka arab.Contoh:
Yang 1 p kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yang berikut diutamakan
dan dibedakan dari yang lain: orang – baik hati: 2 p kata yang menyatakan bahwa
bagian kalimat yang berikutnya menjelaskan kata yang didepan: dijumpainya
seorang pengemis -- sedang berteduh dibawah pohon asam itu; 3 pron kata yang
dipakai sebagai pembeda;-- kaya sama –kaya , -- miskin sama –miskin, 4 kl p
adapun ; akan: --hamba ini diperanakkan dimalaka juga; 5 p cak bahwa saya pun
percaya – adinda kasih juga akan kakanda Kata:
an.dal
meng.an.dal.kan
ter.an.dal
an.dal.an
ke.an.dal.an
SUMBER : http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/mod/page/view.php?id=5411