Anda di halaman 1dari 12

STUDENT PROJECT

GAMBARAN UMUM SISTEM SARAF

Nama : Made Kristya Pitaloka Gangga Dewi


NIM : 1970121089
Kelompok : SGD 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
SEPTEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan organisme yang tersusun atas sel, jaringan, organ, dan
sistem organ. Tidak ada komponen yang bisa bekerja sendiri dan berfungsi
sendirian. Sistem organ yang dimiliki tubuh manusia sangat kompleks. Sistem
organ merupakan kerja sama dari antar organ untuk melakukan fungsinya.
Tanpa kerja sama ini, maka manusia tidak bisa melakukan proses tubuh.
Sistem organ dalam tubuh manusia juga memiliki keterkaitan antara satu sama
lain. Apabila salah satu sistem organ terganggu, maka akan mengganggu
proses kerja sistem organ lainnya. Jika terdapat kerusakan atau sistem berhenti
maka bisa berakibat fatal dan bisa berujung kematian. Adapun beberapa sistem
organ dalam tubuh manusia, Sistem organ yang dimiliki manusia yaitu sistem
pencernaan, sistem pernapasan/respirasi, sistem muskuloskeletal, sistem
eksresi, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem hormon, sistem
integumen, dan sistem saraf. (Feriyawati, 2005)
Salah satu sistem organ di tubuh manusia yaitu sistem saraf. Sistem saraf
bersifat unik dalam berpikir dan memiliki fungsi pengaturan kompleks yang
dapat dilakukannya. Dengan mengirim pesan dari salah satu bagian tubuh ke
otak, lalu otak akan bereaksi terhadap pesan tersebut dan memberi respon
dalam hitungan detik. Sistem saraf merupakan struktur pusat pengaturan
yang tersusun oleh milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan
berbagai macam jaringan. Sistem ini memiliki peran yang cukup penting
dalam tubuh manusia karena sistem saraf mengatur aktivitas sistem tubuh
lainnya. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap
stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf. (Feriyawati, 2005; Guyton
and Hall, 2014)

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Mengetahui dan memahami gambaran umum sistem saraf
1.2.2 Mengetahui dan memahami sistem saraf pusat
1.2.3 Mengetahui fungsi sistem saraf pusat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Saraf


Sistem saraf merupakan jalinan saraf yang sangat kompleks, cepat, efisien,
dan bekerja seperti komputer. Komponen – komponen sistem saraf saling
bekerja sama dan mengontrol interaksi antar individu dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem ini setiap menitnya menerima berjuta – juta informasi yang
berasal dari saraf sensorik dan organ sensorik kemudian mengintegrasikan
informasi tersebut untuk menentukan respon tubuh. (Guyton and Hall, 2014)
Secara anatomi, sistem saraf terbagi menjadi Sistem Saraf Pusat atau
Central Nervous System (CNS) dan Sistem Saraf Perifer atau Peripheral
Nervous System (PNS). Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan tulang
belakang yang berperan dalam koordinasi informasi, ingatan, dan fungsi luhur.
Sistem saraf perifer terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal yang berperan
sebagai sistem pengumpul informasi dan pembawa perintah dari sistem saraf
pusat. (Patestas and Gartner, 2016)
Sistem saraf terlibat dalam fungsi yang kompleks yang meliputi
pengaturan berbagai aktivitas otot dan kelenjar, komunikasi dengan
lingkungan dan dirinya sendiri, serta mengingat pengalaman-pengalaman
masa lalu (memori). Sistem saraf juga penting untuk membentuk konsep
imaginasi (berpikir), menimbulkan emosi, dan beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar serta bagian dalam
tubuh. (Patestas and Gartner, 2016; Paulsen and Washcke, 2012).
Sistem saraf memiliki dua komponen fungsional yaitu sensorik dan
motorik. Komponen sensorik akan mengumpulkan informasi dan
menyalurkannya ke sistem saraf pusat dimana informasi tersebut akan
dianalisis dan diproses. Lalu, informasi yang telah diproses di sistem saraf
pusat akan diterima oleh komponen motorik dan menuju organ – organ efektor
seperti otot (otot polos, otot lurik, otot jantung) dan kelenjar untuk
menghasilkan respon terhadap rangsangan. (Patestas and Gartner 2016)

2.2 Sistem Saraf Pusat


Di dalam sistem saraf pusat, otak dan sumsum tulang belakang memiliki
hubungan yang erat. Otak terdapat pada rongga cranial dan tersambung dengan
sumsum tulang belakang. (Peate and Nair, 2016)
Gambar 2.1 Otak dan
Sumsum Tulang Belakang
sebagai Sistem Saraf Pusat
(Sumber: A Textbook of
Neuroanatomy 2nd Edition Chapter 1)

Otak memberi kekuatan yang mendasari perilaku kompleks manusia.


Sumsum tulang belakang, yang membentang di dalam tulang belakang,
menyampaikan informasi ke dan dari otak dan menghasilkan pola dasar gerak.
Sumsum tulang belakang juga berperan dalam memproduksi gerak refleks, respon
segera tubuh akibat rangsangan. Gerak refleks ini melindungi tubuh dengan
memicu respons yang cepat dan tidak disengaja terhadap rangsangan tertentu.
(Peate and Nair, 2016)

2.2.1 Organ Penyusun Sistem Saraf Pusat


1. Otak
Otak (Encephalon). Saat lahir, otak memiliki berat kurang dari 400 g,
namun pada awal tahun kedua kehidupan manusia, beratnya naik dua kali
lipat menjadi 900 g. Otak dewasa memiliki berat antara 1.250 dan 1.450 g
(Patestas and Gartner, 2016).
Adapun komponen – komponen yang melindungi otak yaitu
1. Meninges Cranialis adalah selaput penutup otak yang menempel di dalam
cranium.
a. Dura mater: Terdiri atas 2 lapisan jaringan ikat yang kuat yaitu
lapisan endosteal dan meningeal
b. Arachnoid mater: lapisan tengah antara lapisan meningeal dengan
lapisan pia mater.
c. Pia mater: lapisan terdalam yang halus dan menempel erat pada otak
serta memiliki banyak pembuluh darah.
(Peate and Nair, 2016)
2. Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid. Terdapat sekitar
150 ml cairan cerebrospinalis yang beredar di otak, ventrikel otak,
dan saraf tulang belakang. Fungsi dari cairan ini adalah sebagai
bantalan yang menyangga berat otak dan melindungi dari kerusakan
selain itu juga berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat
buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. (Peate and
Nair, 2016)
Secara anatomi, otak juga dibagi menjadi 4 wilayah, yakni
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum menyusun sebagian besar Encephalon. Cerebrum terdiri atas dua
Hemispherium yang dipisahkan oleh Fissura longitudinalis cerebri. Lalu
kedua hemisphere ini dibagi lagi menjadi empat lobus yaitu occipital,
frontal, parietal dan temporal. Di antara keempat lobus tersebut adapaun
sekat – sekat yang membaginya. Lobus frontal dan lobus parietal dipisahkan
oleh sulcus pusat. Lobus frontal dan lobus temporal dipisahkan oleh sulcus
lateral. Lalu ada sulcus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan
lobus oksipital. Cerebrum memiliki kemampuan berpikir, analisa, bahasa,
kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. (Peate and Nair,
2016; Champney, 2015)
2. Diensefalon
Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di
balik hemisfer serebral. Terdiri atas Thalamus, Hipothalamus, dan
Epithalamus. Thalamus memiliki peran dalam memori. Hipothalamus
memiliki peran dalam mengatur suhu tubuh, keseimbangan air, nafsu makan,
saluran pencernaan dan aktivitas seksual. Epithalamus berperan dalam
menyekresikan hormon melatonin. (Peate and Nair, 2016)
3. Brainstem (batang otak)
Brainstem berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar
dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang.
Batang otak terdiri dari 3 bagian, yaitu:
 Otak tengah: berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat
refleks.
 Pons: berfungsi untuk mengontrol kekuatan dan kecepatan respirasi
 Medulla Oblongata: pada medulla oblongata terdapat nuclei yang
berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung,
tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah.
(Peate and Nair, 2016)
4. Cerebellum (otak kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat
dengan ujung leher bagian atas. Cerebelum berfungsi mengkoordinasikan
gerak otot sadar, keseimbangan, dan postur. (Peate and Nair, 2016)
Gambar 2.2 Struktur
Otak
(Sumber:

Fundamentals of Anatomy and Physiology: For Nursing and Healthcare


Students)

 Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis) merupakan jalur perjalanan
saraf dari dan ke otak. Terdapat memanjang dalam rongga tulang belakang,
dari ruas-ruas tulang leher hingga ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.
Fungsi utama medulla spinalis adalah sebagai penghantar impuls dari otak
dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks Medula spinalis
memiliki lokasi strategis antara otak dan serat aferen dan eferen susunan
saraf tepi. Sama seperti otak, medulla spinalis juga dilindungi oleh lapisan
dura mater, arachnoid mater, dan pia mater. Medulla spinalis berbentuk
seperti pedang dan berdiameter 1-1,5 cm. Pada bagian inti medulla spinalis
berisi substansi abu-abu (grey matter) yang diselubungi substansi putih
(white matter). Substansi putih (white matter) berperan membawa impuls
sensoris ke otak dan impuls motorik dari otak ke otot efektor. Substansi abu-
abu (grey matter) Di dalam sumsum berperan dalam integrasi gerak refleks.
(Peate and Nair, 2016).
Gambar 2.3 Sumsum Tulang Belakang
(Sumber: Fundamentals of Anatomy and Physiology: For Nursing and
Healthcare Students)

2.3 Fungsi sistem saraf pusat


2.3.1 Fungsi sensorik
Fungsi sensorik sistem saraf yaitu menerima informasi dari aktivitas yang
dilakukan oleh tubuh. Sebagian besar aktivitas sistem saraf diawali oleh
kejadian – kejadian yang merangsang reseptor sensorik. Misalnya reseptor
visual di mata, reseptor auditorik di telinga, reseptor taktil di permukaan
tubuh, dan lain – lain. Kejadian – kejadian sensorik ini dapat menimbulkan
reaksi segera dari otak atau kejadian tersebut akan disimpan dalam otak
baik itu dalam beberapa menit, jam, hari atau bahkan beberapa bulan
hingga tahun. (Guyton and Hall, 2014)
2.3.2 Fungsi integrasi
Setelah menerima informasi, peran penting sistem saraf adalah mengolah
informasi yang masuk sehingga timbul respons motorik yang sesuai.
Namun, terdapat lebih dari 99 persen informasi sensorik diabaikan oleh
otak karena tidak relevan atau tidak penting. Sebagai contoh, pakaian yang
bersinggungan langsung dengan permukaan tubuh. Ketika ada informasi
sensorik penting yang merangsang pikiran maka informasi tersebut akan
disalurkan ke bagian integrasi dan motorik yang sesuai sehingga muncul
respon yang diinginkan. Penyaluran inilah yang disebut sebagai fungsi
integrasi. (Guyton and Hall, 2014)
2.3.3 Fungsi motorik
Peran penting dalam sistem saraf adalah mengatur aktivitas tubuh.
Aktivitas tubuh ini berupa kontraksi otot dan sekresi bahan kimia oleh
kelenjar tubuh. Seluruh aktivitas ini disebut fungsi motorik, sedangkan
otot dan kelenjar disebut efektor karena merupakan organ yang
melaksanakan fungsi sesuai yang diperintahkan sinyal saraf. (Guyton and
Hall, 2014)

BAB III
SIMPULAN
Manusia memiliki sistem organ yang sangat kompleks. Salah satunya
adalah sistem saraf yang merupakan jalinan saraf yang sangat kompleks, cepat,
efisien, dan bekerja seperti komputer. Sistem ini juga menjadi pusat aktivitas –
aktivitas tubuh yang kita lakukan. Sistem saraf diklasifikasikan kembali menjadi
sistem saraf pusat dan system saraf tepi. Secara anatomi, sistem saraf pusat
tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berperan
dalam mengkoordinasikan aktivitas tubuh dengan mengirim impuls atau sinyal
dan memberikan respon terhadap sinyal tersebut. Sistem saraf bekerja dengan tiga
fungsi yakni fungsi sensorik, fungsi integrasi dan fungsi motorik.

DAFTAR PUSTAKA
Champney, T., 2015, Essential Clinical Neuroanatomy, New York, United States.

Feriyawati, Lita. 2005. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya Dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. USU Repository.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3509/06001194.pdf?
sequence=1&isAllowed=y. 9 September 2019. (20:23)

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta, Indonesia.

Patestas, M. and Gartner, L., 2016, A Textbook of Neuroanatomy, 2nd Edition, New
York, United States.

Paulsen, Fredrich and Washcke, Jens, 2012, Sobotta Atlas of Human Anatomy,
23rd Edition, Vol 3, Oxford, United Kingdom.

Peate, I., Nair, M., 2016, Fundamentals of Anatomy and Physiology: For Nursing
and Healthcare Students, Hoboken, United States.

Anda mungkin juga menyukai