Anda di halaman 1dari 5

Tugas Failure Analysis 1

M.Ekaditya Albar / 1106154305

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari
kerusakan material!  Menurut ASM Handbook Vol.11, kerusakan adalah ketidakmampuan
suatu komponen untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kerusakan juga dapat
dikatakan sebagai loss of function atau loss of service life.  Kondisi umum
kerusakan material antara lain: Suatu komponen atau sistem yang tidak dapat
dioperasikan (dijalankan). Suatu komponen atau sistem yang masih dapat beroperasi,
tetapi tidak berfungsi semestinya. Kerusakan serius sehingga komponen atau sistem
tersebut tidak aman untuk digunakan.

2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu material
teknik! Beri contoh masing-masing! Penyebab kerusakan material teknik antara lain:
No 1 Salah desain Penyebab Contoh Desain awal produk terdapat lubang atau bentuk
yang runcing yang menyebabkan adanya stress concentration pada material tersebut. 2
Salah memilih material Adanya perbedaan nilai mechanical properties antara komponen
jadi dengan standardnya. Hal ini biasanya terjadi akibat perbedaan komposisi kimia
yang dimiliki oleh komponen. 3 Ketidaksempurnaan material Adanya cacat bawaan yang
dimiliki oleh base material seperti porositas dan inklusi pada saat pengecoran
(casting) logam sehingga

berpengaruh terhadap proses berikutnya. 4 Salah dalam proses pembuatan Adanya


kesalahan parameter dalam proses pembuatan atau pembentukan material sehingga
menimbulkan cacat pada produk dan dapat menginisiasi kerusakan pada komponen atau
sistem. 1
Tugas Failure Analysis 1 5 Salah dalam penyatuan (assembly)

M.Ekaditya Albar / 1106154305 Adanya kesalahan dalam proses machining yang dapat
menimbulkan stress concentration atau kesalahan penyusunan saat penyatuan

(assembly) yang menimbulkan deflection. 6 Kondisi operasi tidak sesuai Adanya


kondisi operasi yang tidak sesuai dengan standard operasi / pemakaian, seperti over
temperature, over speed dan over load. 7 Salah perawatan Adanya tindakan
maintenance atau perawatan yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal / standardnya
sehingga memicu timbulnya

kerusakan, seperti pelumasan yang tidak sesuai. 3. Buatlah analisa kerusakan pada
“Tali Pinggang” saudara yang biasa dipakai seharihari! Tali pinggang pada
aplikasinya digunakan untuk mengencangkan celana agar tidak kendur ketika dipakai
oleh penggunanya. Mekanismenya adalah dengan mengunci (locking) pada ujung tali
pinggang ke dalam beberapa lubang yang disesuaikan dengan lingkar pinggang dari
penggunanya. Adanya proses locking pada lubang-lubang ikat pinggang menyebabkan
timbulnya tegangan pada saat tali pinggang ini digunakan sehingga lubang-lubang
tadi rawan sekali mengalami deformasi. Jika dibiarkan terlalu lama, maka akan
terjadi perobekan pada daerah sekitar lubang tersebut dan atau lubang tersebut akan
membesar.

Lubang ikat pinggang yang mengalami deformasi

2
Tugas Failure Analysis 1

M.Ekaditya Albar / 1106154305

4. Pelajaran apa yang diperoleh dari teknik kerusakan (engineering failures)?


Dengan mempelajari teknik kerusakan atau analisa kerusakan, kita dapat memperoleh:
 Penyebab permasalahan kerusakan (failure) pada suatu komponen yang gagal bekerja
sesuai dengan fungsinya.  Mekanisme kerusakan yang terjadi, apakah akibat korosi,
fatigue, brittle fracture, overload, stress corrosion atau mekanisme kerusakan
lainnya.  Solusi atau tindakan pencegahan agar nantinya kerusakan tersebut tidak
terulang lagi atau diminimalisasi di masa yang akan datang.

5. Di bidang material (manufaktur), ada istilah Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA). Jelaskan menurut saudara konsep dan lingkup dari FMEA dan kegunaannya,
berilah contoh di lapangan berikut resikonya.  FMEA adalah suatu prosedur
terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan
(failure mode). Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan,
kondisi diluar spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang
menyebabkan terganggunya fungsi dari produk (Gaspers, 2002).  Secara umum, FMEA
(Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik yang
mengidentifikasi tiga hal, yaitu: Penyebab kegagalan potensial dari sistem, desain
produk, dan proses selama siklusnya, Efek dari kegagalan tersebut, Tingkat
kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses. 
Jenis-jenis FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur, yaitu:
System, berfokus pada fungsi sistem secara global Concept, berfokus pada analisa
sistem / subsistem pada tahap awal desain konsep Equipment, berfokus pada analisa
desain mesin dan perlengkapan sebelum pembelian Design, berfokus pada desain produk
Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan Service, berfokus pada fungsi
jasa Software, berfokus pada fungsi software

3
Tugas Failure Analysis 1  Kegunaan FMEA antara lain:

M.Ekaditya Albar / 1106154305

Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan produk Membantu meningkatkan


kepuasan pelanggan Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan Mengurangi
waktu dan biaya pengembangan produk Memperkirakan tindakan yang dapat mengurangi
resiko  Tahapan proses FMEA: 1) Mengidentifikasi berbagai jenis kegagalan dan
akibatnya, 2) Menentukan nilai Severity, 3) Mencari penyebab, 4) Menentukan nilai
Occurrence, 5) Mengidentifikasi sistem kontrol yang sudah ada (sudah ditetapkan),
6) Menentukan nilai Detection, 7) Menentukan nilai RPN (Risk Priority Number), dan
8) Menentukan tindakan perbaikan bila nilai RPN tinggi.  Severity: tingkat bahaya
atau kerugian yang timbul. Nilai tinggi bila bahaya tinggi atau kerugian besar 
Occurance: seberapa banyak atau sering kegagalan mungkin akan terjadi. Nilai tinggi
bila sering atau banyak.  Detection: tingkat deteksi, kemampuan sistem yang dalam
mendeteksi terjadinya kegagalan. Nilai tinggi bila kemampuan mendeteksi rendah. 
Ketiga nilai tersebut dikalikan dan menghasilkan RPN (Risk Priority Number) RPN =
Severity x Occurrence x Detection Makin tinggi RPN, makin besar kebutuhan untuk
melakukan tindakan perbaikan.  FMEA baik sekali digunakan pada sistem manajamen
mutu untuk jenis industri manapun. Standar ISO/TS-16949 (standar sistem manajemen
mutu untuk industri automotive) mensyaratkan dilakukannya FMEA pada saat
perancangan produk maupun perancangan proses produksi. ISO-9001 tidak secara
eksplisit mensyaratkan dilakukannya FMEA. Meski begitu, baik sekali bila perusahaan
menerapkannya untuk memenuhi persyaratan tentang tindakan pencegahan. 4

Anda mungkin juga menyukai