Anda di halaman 1dari 92

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS EKONOMI &BISNIS

PROGRAM DIPLOMA 3 KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

“KONTRIBUSI PEMBIAYAAN IB MIKRO TERHADAP

KEUNTUNGAN NASABAH PADA BANK DKI SYARIAH CABANG X”

Diajukan oleh :

HEIDYA RIFDASUCI

028130032

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT KELULUSAN

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH

JAKARTA, APRIL 2016


UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS EKONOMI& BISNIS

PROGRAM DIPLOMA 3 KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. Nama : Heidya Rifdasuci

2. NIM : 028130032

3. Program : Diploma III

4. Bidang / Konsentrasi : Keuangan dan Perbankan Syariah

5. Judul Praktek Kerja Lapangan : Kontribusi Pembiayaan IB Mikro Terhadap

Keuntungan Nasabah Pada Bank DKI Syariah

Cabang X

Jakarta, April 2016

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program, Dosen Pembimbing,

(Dr. Lavlimatria Esya, Msi) (H. Deden Misbahudin Muayyad Lc, MA)

i
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI& BISNIS
PROGRAM DIPLOMA 3 KEUANGAN
DAN PERBANKAN SYARIAH

TANDA PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. Nama : Heidya Rifdasuci


2. NIM : 028130032
3. Program : Diploma III
4. Bidang / Konsentrasi : Keuangan dan Perbankan Syariah
5. Judul Praktek Kerja Lapangan : Kontribusi Pembiayaan IB Mikro Terhadap
Keuntungan Nasabah Pada Bank DKI Syariah
Cabang X
PANITIA PENGUJI LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Tanggal : 04 April 2016 KETUA : …………………………….


(Dra. Nirdukita Ratnawati, MM)

Tanggal : 04 April 2016 PEMBIMBING :……………………………..

(H. Deden Misbahudin Muayyad. Lc, MA)

Tanggal : 04 April 2016 ANGGOTA : ……………………………..


(Dr. Ajeng Entaresmen, MM)

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan kelulusan Progran
Diploma 3 Keuangan dan Perbankan Syariah.
Jakarta, April 2016

Menyetujui,
Ketua Program Studi
D3 Keuangan Dan Perbankan Syariah

(Dr. Lavlimatria Esya, Msi)

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Heidya Rifdasuci

NIM : 028130032

Program Studi : Diploma III Keuangan & Perbankan Syari’ah

Menyatakan bahwa laporan PKL ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila penulis

mengutip karya orang lain, maka penulis mencantumkan sumbernya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan laporan ini apabila

terbukti melakukan plagiat.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, April 2016

Mengetahui, Penyusun,

H. Deden Misbahudin Muayyad, Lc, MA Heidya Rifdasuci


Dosen Pembimbing

iii
Kata Pengantar
Puji syukur Saya limpahkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad shallallahu

‘alaihiwassalam,yang telah melimpahkan rahmat, karunia & kuasa-Nya kepada Saya

sehingga mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul

“KontribusiPembiayaan IB Mikro Terhadap Keuntungan Nasabah Pada Bank DKI

Syariah Cabang X”yang merupakan salah satu persyaratan kelulusan bagi mahasiswa dan

mahasiswi Jurusan DIII Keuangan dan Perbankan Syariah di Universitas Trisakti, Jakarta

dalam memperoleh gelar Ahli Madya.

Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, Saya tak luput dari

dukungan dan mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak-pihak tertentu. Oleh

karena itu, Saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah & Ibu. Who Always be my hero. Samudra cinta tanpa batas. Penuntun langkah

yang selalu mengajarkan prosa kehidupan tentang kesederhanaan materi dan

kekayaan cinta.

2. Ibu Dr. Lavli Matria Esya, SE. MSi. Selaku Ketua Program Studi Keuangan &

Perbankan Syariah. Seorang nahkoda besar yang tidak pernah sedikitpun berhenti

mengobarkan motivasi untuk tidak pernah menyerah dalam meraih awan-awan

mimpi kami, khususnya Saya.

3. Bpk. H. Deden Misbahuddin Muayyad Lc, MA. Selaku dosen pembimbing yang

membimbing dan mengarahkan Saya, guna mendapatkan hasil terbaik dalam

penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan.

4. Seluruh Dosen selama perkuliahan berlangsung yang telah mencurahkan tenaga,

pikiran dan perhatiannya kepada penulis hingga saat ini. Penyala lilin dan pembuka

jalan, dengan tutur lembutnya yang lebih dari sekumpulan kata, menjadikan

iv
inspirasi untuk membesarkan hati dan pikiran kami, Mahasiswa Universitas

Trisakti, khususnyaSaya.

5. Seluruh pihakBank DKI Syariah, khususnya Bapak Romy Wijayanto, Bapak Santo,

Ibu Yusita, Ibu Rani, Merlian, Marini, Reni, Nova, Mustafa, Arindi, Ferdiansyah,

Aditya, Aswinnur yang sudah berandil besar dalam ruang lingkup Bank DKI

Syariah, memberikan kesempatan untuk menerima Saya selama Praktek Kerja

Lapangan dan memberikan kemudahan selama penulis menjalankan tugas Praktek

Kerja Lapangan.

6. Staff analis mikro Bank DKI Syariah, yakni mas Dipo, mas Aga dan mas Ifan yang

membantu melengkapi permohonan permintaan data mikro yang dibutuhkan

penulis.

7. Dewi Komalasari, Annisa Mardhatillah, Dahlilah, Aulia Khunaini Putri, Dwie

Patnawati, Nadiyah Rachma, Siti Ahdiati Rosalina dan Meity Chintia. Thank you so

much for the friendship. Sekumpulan orang-orang hebat yang kehadirannya sangat

berarti. Terima kasih untuk setiap kebersamaan dan keindahan jiwa.

8. Teman-teman Mahasiswa Trisakti, khususnya jurusan D3 Keuangan & Perbankan

Syari’ah, yang bersama-sama dengan Saya belajar dan berjuang dalam menuntut

ilmu di Universitas Trisakti Jakarta.

Tiada gading yang tak retak. Demikian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun Saya harapkan dari pembaca. Akhirnya

penulis berharap semoga bermanfaat, Aamin.

Jakarta, April2016

Heidya Rifdasuci

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG i

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR GRAFIK xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

ABSTRAKSI xiv

ABSTRACK xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Waktu Mulai & Berakhirnya Praktek Kerja Lapangan 2

1.3 Kegiatan Pelaksanaan PKL & Penyusunan Laporan PKL 3

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Tujuan 4

1.5.1 Tujuan Penelitian Selama Praktek Kerja Lapangan 4

1.5.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan 4

1.6 Manfaat Praktek Kerja Lapangan 5

1.7 Sistematika Penulisan Laporan 6

vi
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Definisi Bank 8

2.2 Klasifikasi Bank 8

2.2.1 Menurut Fungsi 8

2.2.2 Menurut Kepemilikan 9

2.2.3 Menurut Transaksi Valuta Asing 10

2.3 Pengertian Bank Syariah 10

2.4 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional 11

2.5 Pengertian Pembiayaan 15

2.6 Pengertian Usaha Mikro 17

2.6.1 Contoh Usaha Mikro yang Berkembang di Indonesia 18

2.6.2 Dasar Hukum Usaha Mikro di Indonesia 18

2.7 Akad Pembiayaan Mikro 19

2.7.1 Pengertian Ba’I Al-Murabahah 19

2.7.2 Dasar Hukum Murabahah 20

2.7.3 Syarat & Rukun Murabahah 21

2.7.4 Jenis Murabahah 23

2.8 Pembiayaan Mikro 24

2.9 Teori Keuntungan 25

2.9.1 Definisi Pendapatan 25

2.9.2 Definisi Biaya 27

2.10 Permasalahan dalam Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan 29

BAB III METODE PENULISAN


3.1 Desain Penelitian 30

3.2Populasi dan Sampel 30

vii
3.3 Teknik Sampling 32

3.4Variabel Penelitian 32

3.4.1Variabel Bebas (Independent) 33

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent) 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data 36

3.5.1 Data Sekunder 37

3.5.2 Data Primer 37

3.6 Skala Pengukuran 37

3.7 Metode Analisis 38

3.7.1 Uji Validitas 38

3.7.2 Uji Reliabilitas 40

3.8 Kerangka Pemikiran 41

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, HASIL & PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Perusahaan 42

4.1.1Sejarah Singkat Perusahaan 42

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 45

4.1.3 Kegiatan Utama Perusahaan 48

4.1.4 Produk dan Layanan Perusahaan 50

4.1.5 Landasan Operasional Bank DKI Syariah 55

4.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan 56

4.2 Kegiatan Kerja Praktek Kerja Lapangan 56

4.3 Hasil dan Pembahasan 57

4.3.1 Karakteristik Responden 57

4.3.2 Analisis Data 61

viii
4.3.3 Kontribusi Pembiayaan Mikro Terhadap Keuntungan Nasabah 63

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

5.1 Simpulan 72

5.2 Keterbatasan 73

5.3 Implikasi 74

DAFTAR PUSTAKA 76

ix
DAFTAR TABEL

2.1 Perbandingan Perbankan Syari’ah & Perbankan Konvensional 15

3.1 Variabel, Indikator, dan Item Pengukuran Pembiayaan IB Mikro 34

3.2 Variabel, Indikator, dan Item Keuntungan Nasabah 36

3.3 SkalaLikert 38

4.1 Usia Responden 58

4.2 Jenis Kelamin Responden 60

4.3 Jenis Profesi Responden 60

4.4 Hasil Pengujian Validitas Instrument 62

4.5 Hasil Pengujian ReliabilitasInstrument 63

x
DAFTAR GAMBAR

2.1 Konsep Dasar Perbankan Konvensional. 12

2.2 Konsep Dasar Perbankan Syariah. 13

2.3 Jenis-Jenis Pembiayaan. 16

3.1 Rumus Slovin. 31

3.2 Rumus Product Moment. 39

3.3 Rumus Pengujian Cronbach Alpha. 40

3.4 Kerangka Pemikiran 41

xi
DAFTAR GRAFIK

4.1 Usia Responden 59

4.2 Jenis Kelamin Responden 60

4.3 Jenis Profesi Responden 61

xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pengantar Permohonan Magang

Lampiran 2 : Surat Keterangan Magang dari Perusahaan

Lampiran 3 : Struktur Organisasi PT Bank DKI Syariah

Lampiran 4 : Formulir Pernyataan Kesediaan Instansi Tempat Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 5 : Formulir Perjanjian Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 6 : Formulir Konsultasi Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 7 : Formulir Penilaian Prestasi Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 8 : Lembar Kuesioner Pembiayaan IB Mikro Terhadap Keuntungan Nasabah

Lampiran 9 : Hasil Output Pengujian

Lampiran 10 : Tabulasi Kuesioner Penelitian Nasabah Pembiayaan IB Mikro Bank DKI

Syariah Cabang X

xiii
ABSTRAKSI

Laporan Tugas Akhir ini terfokus untuk mengetahui kontribusi pembiayaan IB

mikro terhadap keuntungan nasabah. Oleh karena itu laporan tugas akhir ini diberi judul

“Kontribusi Pembiayaan IB mikro terhadap Keuntungan Nasabah Pada Bank DKI

Syari’ah Cabang X”. Penelitian ini dilakukan terhadap 52 pelaku usaha mikro di wilayah

DKI Jakarta yang menerima pembiayaan mikro dari Bank DKI Syariah. Untuk

menganalisis data penulis menggunakan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas yang

dioperasikan melalui program SPSS. Dari hasil analisis, Pembiayaan IB mikro (X)

memberikan kontribusi terhadap keuntungan nasabah (Y).

Kata Kunci : Pembiayaan Mikro, Keuntungan Nasabah,

xiv
ABSTRACK

This Final Report to find out the contribution of micro-financing to the customers

profit. Therefore the final report entitled “The Contribution of Micro-Financing to

TheCustomers Profit onBankDKISyariahBranchX“.This study was conducted on 52

microfinance providers in the region Jakartathat receive micro-financing from Bank DKI

Syariah. To analyze the data, the authors used Validitas and Reliabilitas Test Operated by

SPSS. From the analysis micro-financing (X) the profitability giving a contribution to

customers profit (Y).

Keyword :Micro-Financing, Customers Profit.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem ekonomi Islam yang selama ini telah berjalan di Indonesia, disamping

sistem ekonomi konvensional, terbukti mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia, baik

yang muslim maupun non muslim. Di lain sisi, kita patut bersyukur bahwa saat ini

perkembangan industri keuangan syariah telah tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Perkembangannya sendiri secara informal telah di mulai sebelum dikeluarkannya kerangka

hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia.Sebelum tahun

1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan

konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan

masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa

keuangan yang sesuai dengan syariah.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang sebagian besar adalah muslim,

oleh karena itu Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk mengembangkan sistem

ekonomi Islam yang turut membantu dalam percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Potensi penduduk muslim, lokasi Indonesia yang strategis di tengah masyarakat dunia,

serta potensi perekonomian yang masih cukup besar untuk dikembangkan dengan sistem

ekonomi Islam yang menjadi daya tarik investor. Terlebih lagi diharapkan bisa

memberikan peluang bagi para pelaku usahanya agar memiliki daya saing yang tinggi

dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (Infobank : 2014).

Resesi perekonomian Indonesia pada tahun 1997 secara nyata menunjukkan bahwa

krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah memberi pelajaran penting tentang kondisi

ekonomi Indonesia sebenarnya.Perekonomian negeri ini ternyata di kuasai sektor korporasi

atau usaha besar yang di kuasai oleh segelintir orang. Sementara itu di sisi lain, pilar
1
2

pembangunan ekonomi lainnya seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak

mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Namun, ironisnya ketika terjadi krisis

terbukti sektor korporasi tidak mampu bertahan dengan baik, justru UMKM yang tadinya

di anggap kurang berperan dalam perekonomian nasional, terbukti lebih mampu bertahan

menghadapi gejolak perekonomian yang mengarah pada krisis multidimensi tersebut.

Dengan fakta tersebut, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan sektor ini dengan

melahirkan paradigma pengembangan sarana penunjang sektor UMKM yakni lembaga

keuangan mikro (LKM) yang sustainable. (Infobank : 2014)

Isu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin gencar sehingga menimbulkan

rasa takut bagi para pelaku usaha mikro, khususnya skala lokal.Jika melihat produk lokal

yang memiliki potensi serta kualitas ekspor tinggi, sangat naif apabila tidak mendorong

pelaku usaha untuk lebih maju.Bank dituntut untuk dapat melakukan kegiatan finansial

yang dapat membantu kegiatan masyarakat. Dengan cara tersebut diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan di dalam negeri. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, penulis

ingin membahas bagaimana kontribusi pembiayaan IB mikro terhadap keuntungan

nasabah, untuk itu penulis memberikan judul “Kontribusi Pembiayaan IB Mikro

Terhadap Keuntungan Nasabah Pada Bank DKI Syariah Cabang X”

1.2 Waktu Mulai dan Berakhirnya Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja Lapangan berjalan kurang lebih selama 2 bulan, yaitu dimulai dari

tanggal 01 Juli 2015 dan berakhir pada tanggal 28 Agustus 2015. Sebelum melakukan

praktek kerja lapangan mahasiswa harus memperoleh surat keterangan dari Program DIII

Keuangan dan Perbankan Syariah yang berisi permohonan izin tersebut dapat dilihat pada

lampiran.
3

Setelah Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan, penulis diberi bukti berupa surat

keterangan dari pihak Bank DKI Syariah Cabang X yang menyatakan bahwa penulis telah

menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Surat keterangan tersebut dapat dilihat

pada lampiran.

1.3 Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan Penyusunan Laporan

Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Bank DKI Syariah Cabang X

selama 2 bulan.Jadwal Kerja dimulai pukul 08:00 hingga pukul 17:00 WIB. Hari kerja

yang dilakukan seperti kegiatan operasional bank-bank lain pada umumnya yaitu pada hari

Senin sampai dengan Jum’at. Namun selama bulan ramadhan berlangsung, kegiatan Bank

dan Praktek kerja Lapangan aktif pada pukul 07:30 hingga pukul 16:00 WIB.Penyusunan

Laporan Praktek Kerja Lapangan dilakukan setelah pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

ini selesai.

Kegiatan yang dilakukan penulis tiap hari berbeda-beda seperti mempelajari

kegiatan RTGS, setoran dan kliring, mempelajari kegiatan operasional customer service

dan teller dalam melayani nasabah. Membantu meng-input data pembiayaan yang

dilakukan analis pemasaran, membantu melengkapi dan meng-input data aplikasi nasabah,

membantu pihak Back Office bagian Administrasi Keuangan dan Umum dalam

mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, serta membuat surat keluar dan mengirim

surat ke cabang & capem lain serta grup-grup Bank DKI. Konsultasi dengan pihak staff-

staff bagian mikro dalam membahas kasus yang akan diambil penulis untuk Laporan

Praktek Kerja Lapangan, berkesempatan menjadi operator untuk menggantikan operator

yang sedang izin dan mempelajari cara memakai mesin photo copy dan fax untuk

membantu para staff yang membutuhkan pertolongan dalam meng-copy data dan mengirim

fax.
4

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan dibahas

dalam Laporan hasil Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Bagaimana kontribusi pembiayaan IB mikro terhadap keuntungan nasabah?

2. Seberapa besarkontribusi pembiayaan IB mikro terhadap keuntungan nasabah?

1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan Penulisan Selama Praktek Kerja Lapangan

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penulisan hasil Praktek

Kerja Lapangan ini adalah :

1. Mengetahui tentangkontribusi pembiayaan IB mikro terhadap keuntungan

nasabah di Bank DKI Syariah.

2. Mengetahui seberapa besar kontribusipembiayaan IB mikro terhadap

keuntungan nasabah di Bank DKI Syariah.

1.5.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1. Untuk mencapai tujuan pendidikan Program Diploma 3 Keuangan dan

Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Trisakti, yaitu

menghasilkan ahli madya yang profesional di bidang Keuangan dan

Perbankan Syari’ah, sehingga mampu mengisi kebutuhan masyarakat akan

tenaga yang terampil, mandiri dan peka terhadap perkembangan ilmu dan

teknologi.

2. Memberikan pembekalan dan kesempatan kepada mahasiswa untuk

mempraktekkan teori-teori yang diperoleh sebelumnya, memperoleh

pengetahuan keterampilan dan sikap kerja dari tempat Praktek Kerja

Lapangan sebelum memasuki dunia kerja.


5

3. Membina hubungan baik dengan pengguna jasa pendidikan dalam

mendukung program link and match antar dunia pendidikan dengan dunia

kerja.

1.6 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat dari penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Memperoleh ilmu & pengetahuan tambahan dan keterampilan sehingga

timbul kesiapan sebelum memasuki dunia kerja.

b. Memahami keterkaitan antara teori perbankan yang diperoleh dalam dunia

pendidikan dengan pelaksanaanya di dunia kerja.

c. Sebagai pemenuhan persyaratan kelulusan guna untuk mendapatkan Gelar

Ahli Madya Fakultas Ekonomi Trisakti jurusan DIII Keuangan & Perbankan

Syariah.

2. Bagi Perusahaan Tempat Praktek Kerja Lapangan.

a. Adanya bantuan tenaga kerja dari mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja

Lapangan.

b. Mewujudkan kerja sama dengan pihak universitas dalam mengembangkan

calon-calon sumber daya insani yang berkualitas.

c. Hasil dari laporan praktek kerja lapangan dapat dijadikan referensi dalam

memperbaiki kinerja perusahaan.

3. Bagi Universitas Program Diploma 3 Keuangan dan Perbankan Syariah.

a. Sebagai alat ukur kompetensi mahasiswa dan mahasiswinya akan pemahaman

materi perbankan yang telah diberikan di perkuliahan.


6

b. Mempererat kemitraan pihak universitas khususnya jurusan DIII Keuangan &

Perbankan Syariah dengan pihak bank dalam menciptakan lulusan terbaik dan

berkualitas.

c. Membantu pihak universitas untuk melakukan penilaian terhadap jurusan

DIII Keuangan& Perbankan Syariah dalam peningkatan mutu pendidikan

bagi mahasiswa dan mahasiswi.

1.7 Sistematika Penulisan Pelaporan

Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi serta untuk

memudahkan dalam menyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan, maka laporan ini disusun

ke dalam 5 (lima) bab terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, waktu mulai dan

berakhirnya Praktek Kerja Lapangan, kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan dan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan, perumusan

masalah, tujuan Praktek Kerja Lapangan, manfaat Praktek Kerja Lapangan,

serta sistematika penulisan dari laporan ini.

BAB II : KERANGKA TEORITIS

Bab ini berisikan landasan teori yang relevan dengan pelaksanaan Praktek

Kerja Lapangan, serta permasalahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang rancangan penelitian, variabel penelitian,

sumber dan teknik pengumpulan data, serta metode analisis yang

digunakan.
7

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KEGIATAN PRAKTEK

KERJA LAPANGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menggambarkan sejarah pendirian perusahaan, visi dan misi,

kegiatan utama perusahaan, produk dan jasa layanan perusahaan, serta

struktur organisasi perusahaan pada Bank DKI Syariah Cabang X. Bab ini

juga menjelaskan uraian yang dapat membantu dalam menjawab perumusan

masalah dan pembahasan tentang keterkaitan teori yang dipelajari serta

evaluasi yang telah dilakukan.

BAB V : SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil laporan yang diperoleh dari

laporan hasil magang dan implikasi serta rekomendasi untuk memperbaiki,

meningkatkan dan mempertimbangkan hasil penelitian sebagai masukan

untuk pihak perusahaan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti

kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara

profesional. Keberhasilan bank ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan

masyarakat akan jasa-jasa keuangan, kemudian memberikan pelayanan secara efisien dan

menjualnya dengan harga yang bersaing (Rose : 1993 dalam Irmayanto : 2009).

Menurut UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan ialah bank merupakan badan

usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

pinjaman (kredit) dan atau bentuk lainnya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan

jasa dalam lalu lintas pembayaran (Jakaria:2008).

2.2 Klasifikasi Bank

Menurut Irmayanto (2009) klasifikasi bank dibagi sebagai berikut :

2.2.1 Menurut Fungsi

a. Bank Sentral : merupakan bank milik pemerintah yang memegang otoritas

moneter, dengan tujuan menjaga kestabilan nilai mata uang dalam negeri.

b. Bank Umum : yaitu bank yang menerima simpanan dana masyarakat dalam

jangka pendek dan panjang. Istilah bank umum di Amerika Serikat sering

disebut Bank Komersial.

8
9

c. Bank Perkreditan Rakyat : yaitu bank yang hanya menerima simpanan

dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ; lingkup operasinya

biasanya terbatas di pedesaan.

d. Bank Syariah : adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah.

2.2.2 Menurut Kepemilikan

a. Bank Pemerintah Pusat : yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

pemerintah pusat. Contoh : Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank

Tabungan Negara dan Bank Rakyat Indonesia.

b. Bank Pemerintah Daerah : yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

pemerintah daerah. Contoh BPD DKI Jakarta, BPD Surabaya, BPD

Bandung.

c. Bank Swasta Nasional : yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak

swasta nasional. Contoh Bank Central Asia, Bank Mega, Bank Lippo dan

Bank Niaga.

d. Bank Asing : yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak asing, yang

membuka kantor cabang di Indonesia sedangkan kantor pusatnya berada di

luar negeri. Contoh HSBC, Deutsche Bank, Citibank, Bank of Tokyo

Mitsubishi LTD dan lain sebagainya.

e. Bank Campuran : yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki pihak asing

dan sebagian dimiliki pihak swasta nasional. Contoh Bank UOB Indonesia,

Bank OCBC NISP, ANZ Panin Bank dan lain sebagainya.


10

2.2.3 Menurut Transaksi Valuta Asing

a. Bank Devisa : yaitu bank yang menggunakan lebih dari satu mata uang

dalam transaksi perbankan. Contoh : Bank Bukopin, Bank Central Asia,

Bank Bumi Arta, Bank Jabar dan lain sebagainya.

b. Bank Non Devisa : yaitu bank yang hanya menggunakan satu mata uang

(Rupiah) dalam transaksi perbankan. Berlaku di bank BPR. Contoh :Bank

BPD Kalimantan Timur, Bank BPD Kalimantan Selatan dan lain

sebagainya.

2.3 Pengertian Bank Syariah

Pengertian perbankan menurut pasal 1 butir 1 undang-undang nomor 7 tahun 1992

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak (Harahap : 2010).

Dalam undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1 memberikan penjelasan dan

pengertian antara lain sebagai berikut : Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Harahap :

2010).

Pengertian syariah dijelaskan dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998, pasal

13 sebagai berikut : Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan

usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain

pembiayaan berdasarkan bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip

(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau

pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah) atau dengan adanya pilihan
11

pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah

munthahiyya bi-tamlik). (Harahap :2010)

Ketentuan syariah dalam undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah, pasal 1 ayat 12 sebagai berikut : prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penerapan fatwa di bidang syariah.

Harus disikapi bahwa dalam menjalankan Bank Syariah tidak hanya mementingkan

hubungan sesama manusia, yang merupakan hubungan horizontal tetapi juga harus disikapi

dengan langkah dan bukti ketaqwaan manusia kepada Allah SWT yang merupakan

hubungan vertikal.Jika pelaksanaan Bank Syariah beranggapan bahwa hubungan vertikal

merupakan urusan nanti setelah menghadap Yang Maha Kuasa, ini berarti sudah tidak ada

kaitannya dengan muamalah lagi tetapi terkait dengan akidah, akhlak dan keimanan

seseorang.

Walaupun ketentuan syariah bersumber dari hukum Islam tidak berarti yang

melaksanakan Bank Syariah termasuk nasabahnya beragama Islam.Banyak Bank Syariah

yang dikelola oleh dan memiliki nasabah non Islam menunjukkan kemajuan yang sangat

pesat.Rasulullah pun juga pernah mencontoh melakukan transaksi jual beli gandum dengan

seorang yahudi dan Beliau menggadaikan baju besinya.

2.4 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Menurut Al-Arif (2011)ada perbedaan konsep mendasar antara bank syariah

dengan bank konvensional. Pada bank konvensional terdapat dua perjanjian yang saling

terpisah, yaitu :

1) Perjanjian antara pihak bank dengan nasabah penabung, dimana penabung

menaruh dananya di bank tersebut dengan mendapat sejumlah persentase

tertentu bunga dari pihak bank.


12

2) Perjanjian antara pihak bank dengan nasabah peminjam, dimana bank

meminjamkan dananya kepada nasabah peminjam dan berhak mendapatkan

sejumlah persentase tertentu bunga dari nasabah peminjam. Keuntungan bank

adalah mengambil selisih tingkat bunga dari yang ditawarkan kepada nasabah

penabung dengan tingkat bunga yang dikenakan kepada nasabah peminjam. Hal

tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1


1. Menabung 3. Kredit

Penabun Bank
Peminjam
g

2. BungaTabungan 4. Bunga Pinjaman

Gambar 2.1
Konsep Dasar Perbankan Konvensional
Sumber :Al-arif, 2011 hal 306

Sementara pada bank syariah terdapat kesatuan perjanjian antara bank dengan

nasabah penabung dan antara bank dengan nasabah pembiayaan.Nasabah penabung

menaruh dananya di bank syariah dengan mendapatkan sejumlah nisbah bagi hasil.

Kemudian dana tersebut digunakan untuk pembiayaan kepada nasabah pembiayaan dan

bank mendapatkan sejumlah tertentu nisbah bagi hasil atas usaha yang dibiayai tersebut.

Sehingga bagi hasil yang akan didapatkan oleh nasabah penabung tergantung kepada bagi

hasil yang diterima bank syariah dari nasabah pembiayaannya. Hal ini dapat dilihat pada

gambar 2.2
13

1. Menabung 2. Pembiayaan

Penabung Bank Peminjam

4. Bagi Hasil 3. Bagi Hasil

Gambar 2.2
Konsep Dasar Perbankan Syariah

Sumber :Al-arif, 2011 hal 306

Sedangkan menurut Antonio (2001) dalam Al-Arif (2011), perbedaan Bank Syariah

dan Bank Konvensional yakni terletak pada:

a. Akad dan aspek legalitas.

Akad yang dilakukan dalam Bank Syariah memiliki konsukuensi duniawi dan

ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.

b. Lembaga penyelesaian sengketa.

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada

perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional yang diatur oleh

Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara

bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama

Indonesia.

c. Struktur organisasi

Bank Syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional,

misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan

keduanya yakni pada Bank Syariah diharuskan adanya Dewan Pengawas

Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya


14

agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Syariah biasanya diletakkan pada

posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank.

d. Bisnis dan usaha yang dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria

syariah. Bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung

unsur-unsur yang diharamkan.

e. Lingkungan kerja dan corporate culture

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan

dengan bank syariah, baik dalam hal etika profesionalitas, kapabilitas dan

kepribadian.

Dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan

uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum

pembiayaan, dan lain sebagainya.

Tabel 2.1
Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No Bank Syariah Bank Konvensional
1 Melakukan invenstasi-investasi yang Investasi yang halal dan haram.
halal saja.
2 Berdasarkan prinsip bagi-hasil, jual beli, Memakai perangkat bunga.
atau sewa.

3 Profit dan falah oriented. Profit oriented.

4 Hubungan dengan nasabah dalam bentuk Hubungan dengan nasabah dalam


kemitraan. bentuk kreditor-debitor.

5 Penghimpunan dan penyaluran dana Tidak terdapat dewan sejenis.


harus seuai dengan fatwa Dewan Syariah
Nasional.
Sumber : Antonio (2001)
15

2.5 Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.

(Karim:1995)

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal

berikut.(Antonio:2001)

1) Pembiayaan produktif.

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti

luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

investasi.

2) Pembiayaan konsumtif.

Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang

akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Produk pembiayaan mikro syariah merupakan salah satu produk pembiayaan

syariah di segmen mikro dan kecil yang bersifat produktif.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut.

1) Pembiayaan modal kerja

Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik

secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu

peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan

perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatuatu barang.

2) Pembiayaan investasi.

Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta

fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.


16

PEMBIAYAAN

Produktif Konsumtif

Modal Kerja Investasi

Gambar 2.3
Jenis-jenis Pembiayaan

Sumber : Antonio, 2001 hal 161

2.6 Pengertian Usaha Mikro

MenurutIsmawan (2001) agar lebih lengkap pemahaman kita terhadap UMKM

maka ada baiknya melihat beberapa definisi yang ada dari berbagai pihak yang memiliki

keterlibatan dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), definisinya bisa dilihat

sebagai berikut :

1. UU No 9 tahun 1995, usaha kecil adalah asset yang kurang dari Rp 200 juta diluar

tanah dan bangunan. Omset tahunan kurang dari Rp 1 miliar. Dimiliki orang

Indonesia , Independen, tidak terafiliasi dengan usaha-usaha menengah besar.

2. Badan Pusat Statistik, usaha mikro mempunyai pekerja lima orang, termasuk

tenaga keluarganya yang tidak dibayar. Sedangkan usaha kecil mempunyai

pekerjaan 5-19 orang. Usaha menengah mempunyai pekerjaan 10-99 orang.

3. Bank Indonesia, usaha mikro (SK Dir BI No. 31/24.KEP/DIR 5 Mei 1998), usaha

yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki keluarga

sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan
17

entry.Usaha menengah (SK Dir BI No.30/45/Dir/UK 5 Januari 1997), asset Rp 5

miliar untuk sektor non industri. Asse Rp 600 juta diluar tanah dan bangunan untuk

sektor non-industri manufacturing. Omzet tahunan Rp 3 miliar.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang

cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena

usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha

non mikro, antara lain :

a. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana

yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap

berjalan bahkan terus berkembang.

b. Tidak sensitif terhadap suku bunga.

c. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan monter.

d. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu, dan dapat menerima bimbingan

asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit

memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro

maupun pada sisi perbankan sendiri.

2.6.1 Contoh Usaha Mikro yang Berkembang di Indonesia

a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan serta nelayan.

b. Industri makanan dan minuman skala rumahan

c. Usaha perdagangan seperti kaki lima atau pedagang di pasar, pedagang

warung atau klontong dan pedagang asongan.

d. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit

(konveksi).
18

2.6.2 Dasar Hukum Usaha Mikro Di Indonesia

Definisi legal formal masing-masing masih berdasar peraturan atau

perundang-undangan yang berbeda. Sebagai contoh definisi sektor usaha mikro

menurut SK Mentri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 adalah :

a. Usaha milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia

(WNI)

b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000 per tahun

serta dapat mengukan kredit kepada bank paling banyak Rp

50.000.000

Menurut Bab 1 Pasal 1 Undang-undng Republik Indonesia No. 20 tahun

2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi

criteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, yaitu :

a. Memiliki kekayaan paling banyak Rp 50.000.000 tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000

2.7 Akad Pembiayaan Mikro

Akad yang digunakan dalam Pembiayaan IB Mikro ialah murabahah dengan

mayoritas pembiayaan adalah pedagang kecil.Akad murabahah dipilih karena sangat

mudah di aplikasikan dan bank dapat menentukan margin di awal karena merupakan

transaksi juali-beli sehingga bank lebih mudah dalam mendapatkan keuntungan.

Dalam akad murabahah, pada prinsipnya bank yang harus membelikan barang

kebutuhan nasabah, namun karena adanya keterbatasan sehingga bank mewakilkan

nasabah untuk membeli kebutuhan nasabah tersebut.


19

2.7.1 Pengertian Ba’I Al-Murabahah

Menurut definisi Ulama Fiqh,murabahah adalah akad jual beli atas barang

tertentu. Dalam transaksi penjualan tersebut penjual menyebutkan secara jelas

barang yang akan dibeli termasuk harga pembelian barang dan keuntungan yang

akan diambil.

Dalam perbankan Islam, murabahah merupakan akad jual beli antara bank

selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang.

Dari transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual beli yang disepakati

bersama. Selain itu murabahah juga merupakan jasa pembiayaan oleh bank melalui

transaksi jual beli dengan nasabah dengan cara cicilan. Dalam hal ini bank

membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan

membeli barang tersebut dari pemasok kemudian menjualnya kepada nasabah

dengan menambahkan biaya keuntungan (cost-plus profit) dan ini dilakukan

melalui perundingan terlebih dahulu antara bank dengan pihak nasabah yang

bersangkutan.

Pemilikan barang akan dialihkan kepada nasabah secara profesional sesuai

dengan cicilan yang sudah dibayar. Dengan demikian barang yang dibeli berfungsi

sebagai agunan sampai seluruh biaya dilunasi.

2.7.2 Dasar Hukum Murabahah

a. Al-Qur’an

Dasar hukum yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan lembaga

keuangan syariah mengacu kepada Al-Qur’an. Ayat Al-Qur’an yang secara

jelasmemberikan ilustrasi tentang aspek muamalah terdapat dalam Q.S. an-

Nisa : 29

ۚ ْ‫ﻴٰﺎ َﻴُّﻬَﺎﺍﻠّﺬِﻴْﻦَ ﺍٰﻤَﻨُﻭﺍ ﻻَﺘﺄﻜُﻠﻭﺍ ﺍَﻤْﻮَﺍﻠَﻜُﻢْ ﺒَﻴْﻨَﻜُﻢ ﺒِﺎ ﻠْﺒَﺎﻄِﻞِ ﺍِﻻﱠ ﺃﻦْ ﺘَﻜُﻮﻦَ ﺘِﺠَﺎﺮَﺓً ﻋَﻦْ ﺘَﺮَﺍﺾٍ ﻤِّﻧْﻜﻢ‬
20

)29(‫ﻮَﻻَﺘَﻘﺘﻠﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢۚ ﺇﻦﷲ ﻜﺎﻦﺑﻜﻢ ﺮﺤﻴﻤﺎ‬


Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan

harta sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan

yang berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.”

Ayat tersebut menjelaskan, setiap manusia sebagai anggota

masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki oleh

orang lain. Oleh karena itu jual beli adalah salah satu jalan untuk

mendapatkannya secara sah. Dengan demikian mudahlah bagi setiap

individu untuk memenuhi setiap kebutuhannya dan harus dilakukan dengan

suka sama suka.

2.7.3 Syarat dan Rukun Murabahah

Murabahah pada dasarnya merupakan sebuah akad jual beli, dimana

terjadi pertukaran barang dengan barang lain sesuai kesepakatan.

Sebagaimana halnya jual beli, maka murabahah juga harus memenuhi syarat

dan rukun yang umum dalam jual beli, yaitu :

1. Rukun Murabahah

a. Terdapat orang yang berakad atau al-muta’aqidain (penjual dan

pembeli)

b. Ada sighat (Ijab dan qabul)

c. Ada barang yang dibeli

d. Ada nilai tukar pengganti barang

2. Syarat Murabahah menurut Wiroso (2005) adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian)


21

Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena

hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi

semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan

wewenang (tauliyah), kerja sama (isyrak) dan kerugian. Karena

semua transaksi ini berdasar pada harga pertama yang merupakan

modal.Jika tidak diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat

tersebut, maka gugurlah transaksi tersebut.

b. Mengetahui besarnya keuntungan.

Mengetahui besarnya keuntungan adalah keharusan, karena ia

merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga

adalah syarat sahnya jual beli.

c. Modal hendaknya berupa barang komoditas yang memiliki

kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang

dan dihitung.

Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika

jual beli dilakukan oleh penjual pertama atau orang lain. Serta baik

keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis

keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui ketentuannya,

misalkan dirham ataupun yang lainnya.

Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan,

seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh

diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak

yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah

atau tauliyah adalah jual beli dengan harga sama riba dan harga
22

pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dan sistem

murabahah.

d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak

menisbatkanriba tersebut terhadap harga pertama.

Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan

barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh

menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak

diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga

pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap

harta riba hukumnya adalah riba bukan keuntungan.

e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’.

Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual

beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan

harga pertama ditambah dengan keuntungan dan hak milik jual beli

yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang

yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.

Dengan demikian pembiayaan murabahah dapat dikatakan sah

apabila telah memenuhi rukun dan syarat yang telah ditetapkan.

2.7.4 Jenis Murabahah

Menurut Wiroso(2009)dilihat dari proses pengadaan barang,

murabahah dapat dibagi menjadi:

1. Murabahah tanpa pesanan.

Dalam jenis ini pengadaan barang yang merupakan objek jual beli

dilakukan tanpa memperhatikan ada yang pesan atau tidak, ada yang

akan membeli atau tidak, jika barang dagangan sudah menipis,


23

penjual akan mencari tambahan barang dagangan. Pengadaan barang

dilakukan atas dasar persediaan minimum yang harus dipelihara.

2. Murabahah berdasarkan pesanan (pemesanan pembelian).

Dalam jenis ini pengadaan barang yang merupakan objek jual beli,

dilakukan atas dasar pesanan yang diterima (bank syariah sebagai

penjual).Apabila tidak ada pesanan yang diterima maka tidak

dilakukan pengadaan barang. Pengadaan barang sangat tergantung

pada proses jual belinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari

persediaan barang yang menumpuk dan tidak efisien.

Dalam transaksi murabahah, harus ada keterbukaan dari pihak bank

mengenai harga barang di pasaran, sehingga transaksi dilakukan dengan

akad rela sama rela tanpa ada paksaan.

2.8 Pembiayaan Mikro

Menilai kenerja lembaga keuangan mikro mencakup beberapa hal berikut:

a. Efisiensi

Adisasmita (2011) mengemukakan bahwa efisiensi merupakan komponen-

komponen input yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung

penggunaannya dan tidak berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak

berarti.

b. Produktivitas

Yaitu adanya hasil yang dicapai sebanding dengan proses-proses kegiatan yang

dilakukan, dimana terdapat rasio antara output dengan input. Meskipun demikian kadang-

kadang untuk memperoleh tingkat produktivitas yang memadai, harus mengorbankan

banyak sekali variabel-variabel input, dalam arti bahwa mengeluarkan modal yang besar

untuk memperoleh kegiatan usaha dapat dikatakan produktif, namun belum tentu efisien.
24

c. Profitabilitas

Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun

modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba

perusahaan.

d. Efektivitas

Efektivitas diartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran

dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

e. Kelayakan Keuangan

Kelayakan dan kelestarian merupakan dua konsep kunci yang saling berkaitan

untuk mengukur kinerja LKM. Kelayakan keuangan mengacu pada kemampuan sebuah

LKM untuk menutup biaya-biaya melalui pendapatan yang dihasilkannya. Kelayakan

dengan demikian diukur dari kemandirian operasional. LKM tidak dapat menggantungkan

dari donor untuk mensubsidi operasionalnya.

2.9 Teori Keuntungan

Laba(income) adalah perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-

biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu (Nafarin:2007).

Hanafi (2010) mengemukakan bahwa laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi

perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut : Laba sama dengan penjualan dikurangi

biaya.
Laba = Penjualan- Biaya
25

Berdasarkan hasil pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba

merupakan seluruh total pendapatan yang dikurangi dengan total biaya-biaya.

2.9.1 Pendapatan

Setidaknya terdapat dua disiplin ilmu yang memiliki penafsiran

tersendiri mengenai pengertian pendapatan.Disiplin ilmu yang pertama

adalah Ilmu Ekonomi sedangkan yang kedua adalah disiplin Ilmu

Akuntansi.

Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah nilai

maksimum yang dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode dengan

mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan

semula. Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menitikberatkan

pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode.

Dengan kata lain, pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah

jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang

diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi menutup

kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada

awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode.

Secara sederhana, pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah

jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang

bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

Sedikit berbeda dengan pengertian pendapatan menurut Ilmu

Ekonomi, pengertian pendapatan menurut Ilmu Akuntansi memiliki cukup

banyak konsep yang diperoleh dari berbagai literatur akuntansi dan teori
26

akuntansi.Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik

dalam pengertian yang lebih mendalam dan terarah. Pada dasarnya,

pengertian pendapatan menurut Ilmu Akuntansi dapat ditelusuri dari dua

sudut pandang, yaitu:

1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva

sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini

menganggap pendapatan sebagaiinflow of net asset.

2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan

barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya,

jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good

and services. (www.ciputra-uceo.net/blog/2015/11/16/pengertian-

pendapatan)

2.9.2 Biaya

Menurut Nafarin (2007) biaya (cost) adalah nilai sesuatu yang

dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva yang

diimbangi dengan pengurangan aktiva atau penambahan utang atau modal.

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan

dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai

sebagai pengurang penghasilan. (Supriyono:1999)

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di

masa mendatang bagi organisasi. (Simamora:2002)

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi:2001)


27

2.9.2.1 Klasifikasi Biaya

Kartadinata (2011) mengelompokkan biaya non produksi antara

lain :

1. Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum meliputi semua biaya dalam melakukan

fungsi administasi yaitu biaya perencanaan dan penentu strategi dan

kebijakan, pengarahan dan pengendalian kegiatan agar berdaya guna dan

berhasil guna.

Yang merupakan golongan biaya administrasi umum pada

perusahaan adalah:

a) Gaji dan upah.

b) Kesejahteraan pegawai.

c) Biaya reparasi dan pemeliharaan.

d) Biaya pemeliharaan aktiva tetap.

e) Biaya administrasi umum lainnya seperti Biaya cetak, alat tulis,

perlengkapan kantor, biaya air, biaya listrik dan biaya lainnya.

2. Biaya Pemasaran

Biaya Pemasaran meliputi semua rangkaian biaya dalam pemasaran

atau kegiatan untuk menjual barang atau jasa perusahaan kepada pembeli

sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

3. Biaya Financial

Biaya financial adalah semua biaya dalam fungsi financial yaitu

biaya bunga, biaya penerbitan atau emisi obligasi, biaya financial lainnya.
28

2.10 Permasalahan dalam Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Permasalahan yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan

adalah kurangnya waktu untuk berinteraksi dan mempelajari lebih dalam tentang kegiatan

operasional maupun produk-produk yang ada pada Bank DKI Syariah Wahid Hasyim

khususnya produk pembiayaan ib mikro.


29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian analis deskriptif.Penelitian deskriptif adalah

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

atau deskriptif suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahanyang sedang dihadapi (Notoatmodjo : 2002).

Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang

tepat.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.Penelitian kuantitatif adalah

nilai-nilai dari perubahan yang dapat dinyatakan dalam angka (scoring). Dalam penelitian

kuantitatif biasanya peneliti melakukan suatu variabel dengan menggunakan instrument

penelitian (Sugiyono : 2003).

3.2 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Muhammad (2008) mengemukakan bahwa populasi adalah sekumpulan orang atau

objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah

pokok dalam suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi terbatas yaitu nasabah produk

pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim yang berdomisili di

wilayah DKI Jakarta, yaitu sebanyak 60 orang.

30
31

b. Sampel

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau

menggambarkan populasi.Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat

menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya

penelitian secara efektif.Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah

sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:

……………………………………………………..………………

(3.1)

n : jumlah sampel.

N: jumlah populasi.

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance).

n= N

1 + Ne²

= 60

1 + 60 (0,05)²

= 60

1,15

= 52,173913

= 52,17 atau 52 responden


32

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus slovin tersebut, dapat disimpulkan total

populasi nasabah yang dapat dijadikan sampel sebanyak 52 orang.

3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak

atau random sampling atau probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom

sampling atau nonprobability sampling.

. Teknik sampling yang penulis gunakan ialah teknik NonprobabilityatauNonrandom

Sampling atau Sampel Tidak Acak.Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberipeluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau

elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur

populasi yang terpilih menjadi sampel bisadisebabkan karena kebetulan atau karena faktor

lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi

sampling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.

Sampling kuota adalah yang penulis rasa cocok untuk jenis metode penellitian ini

dikarenakan teknik ini digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.Setelah mengemukakan

beberapa proposisi berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menentukan

variabel-variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesa berdasarkan hubungan

antara variabel. Singarimbun (1989)


33

Pentingnya variabel dalam penelitian dikarenakan variabel bisa dikembangkan dan

diolah sehingga diketahui pemecahan masalahnya. Untuk melakukan pengolahan data

maka diperlukan unsur lain yang berhubungan dengan variabel seperti konsep variabel,

indikator, ukuran, dan skala.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas :

X ( Pembiayaan IB Mikro) Y ( Keuntungan)

3.4.1 Variabel bebas (Independent)

Variabel independent yaitu pembiayaan IB mikro.Variabel independent

ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependent.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

(independent) diberi simbol (X).Menurut Usman et al. (2004) menyatakan

bahwakeuangan mikro adalah penyediaan berbagai bentuk pelayanan keuangan;

termasuk di antaranya kredit, tabungan, asuransi dan transfer uang- bagi orang atau

keluarga miskin atau berpenghasilan rendah, dan usaha mikro mereka. Definisi ini

memberikan penekanan pada perluasan bentuk layanan keuangan yang sebelumnya

lebih banyak diasosiasikan dengan kredit mikro saja, dan pada target pelayanan

yaitu masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah.

Berikut adalah indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

pembiayaan IB mikro (X):


34

Tabel 3.1
Variabel, Indikator, dan Item Pengukuran Pembiayaan IB Mikro
Variabel Indikator Item

Efisiensi 1. Proses pemberian pembiayaan

tidak memakan waktu yang

Pembiayaan lama

IB Mikro (X) 2. Pembiayaan IB mikro

memberikan kemudahan pada

nasabah dalam membuka usaha

Produktifitas 1. Pembiayaan IB mikro

membantu mengembangkan

usaha nasabah.

2. Investasi / pembiayaan IB

mikro Bank DKI Syariah untuk

bisnis yang halal dan baik

Efektivitas 1. Pelaksanaan pembiayaan sesuai

dengan prosedur yang

disepakati antara bank dan

nasabah.

2. Prosedur pembiayaan mudah

dimengerti dan dipahami serta

tidak menyulitkan.

Profitabilitas 1. Presentasi nisbah bagi hasil

tinggi.

2. Sistem bagi hasil lebih adil dan


35

menentramkan.

3. Tidak ada sistem riba (bunga)

dalam pembiayaan IB mikro

Kelayakan Keuangan 1. Mampu memenuhi segala

kebutuhan modal.

2. Mampu mengelola resiko

dengan memperhitungkan

kecukupan modal.

3. Peka terhadap perubahan dan

kebutuhan nasabah.

3.4.2 Variabel terikat (Dependent)

Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa variabelterikat (dependent) ialah

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau dependent ialah

keuntungan nasabah yang diberi simbol (Y).Keuntungan atau laba merupakan

seluruh total pendapatan yang dikurangi dengan total biaya-biaya.Jadi kentungan

akan menjadi pusat pertanggungjawaban yang masukan dan keluarannya diukur

dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya.


36

Tabel 3.2
Variabel, Indikator, dan Item Keuntungan Nasabah
Variabel Indikator Item

Pendapatan 1. Adanya produk pembiayaan


ib mikro secara optimal
Keuntungan (Y)
meningkatkan pendapatan.
2. Dengan adanya produk

pembiayaan IB mikro,

kebutuhan ekonomi keluarga

terpenuhi.

Biaya 1. Pendapatan yang diterima

mampu menutupi biaya

langsung dan tidak langsung.

2. Proses pembiayaan IB mikro

dengan biaya yang sesuai

dengan kemampuan masyarakat

atau nasabah.

Biaya langsung meliputi biaya pembiayaan, provisi keuntungan dan kerugian

kredit, biaya operasional.Sedangkan biaya tidak langsung meliputi biaya modal yang

disesuaikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan salah satu komponen yang penting di dalam memecahkan

masalah-masalah statistik. Salah satu kegunaan dari data adalah dapat digunakan untuk

menentukan alat analisis statistik apayang sesuai untuk digunakan. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.


37

3.5.1 Data Sekunder

Merupakan data literatur yang diperoleh dari studi kepustakaan serta

internet research.Kedua hal ini dilakukan untuk mendukung keseluruhan penelitian

yang dilakukan dengan memperkuat dan melandasi data primer yang di dapat.

3.5.2 Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari responden.Metode pengumpulan data

primer dengan memberikan kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan kepada

responden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan

suatu daftar pertanyaan ke responden untuk diisi. (Rumidi:2004).

Kuesioner yang diberikan kepada responden berupa kuesioner terstruktur

yaitu bentuk kuesioner dimana daftar pertanyaan dan jawaban sudah disiapkan

sehingga responden dengan mudah bisa memberikan jawaban yang telah

disediakan.Responden penelitian ini ialah nasabah produk pembiayaan IB mikro

Bank DKI Syariah Cabang X di wilayah DKI Jakarta.Kuesioner yang dipakai disini

adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya

menggunakan skala likert.

3.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesempatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur

tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sugiyono

(2005)

Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.Skala likert

didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan

pada skala 5 titik susunan :


38

Tabel 3.3
Skala Likert
Peringkat Pengukuran Simbol Kuesioner Makna
1 STS Sangat Tidak Setuju
2 TS Tidak Setuju
3 KS Kurang Setuju
4 S Setuju
5 SS Sangat Setuju
Sumber: (Sekaran : 2006)

3.7 Metode Analisis

Analisis data merupakan serangkaian kegiatan mengolah data yang dikumpulkan

dari hasil penelitian yang kemudian dibentuk menjadi seperangkat hasil, baik bentuk

penemuan baru maupun dalam bentuk lain. Analisa data dilakukan dengan cara analisis

deskriptif untuk menjelaskan dan menggambarkan hasil pengolahan data.

Data yang telah dikumpulkan dan telah dilakukan editing, koding dan tabulasi

kemudian disusun dan diolah menggunakan bantuan komputer dengan aplikasi IBM SPSS

Statistics 20.Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Dalam

penelitian ini, penulis akan melakukan beberapa analisis data, yaitu :

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Singarimbun (1989) validitas menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan menurut Mehrens dan

Lehman (1987) validitas berkaitan dengan kebenaran’ maksudnya ialah apakah

pengukuran tes digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan sejauh

mana inferensi dapat dibuat dari nilai-nilai hasil pengujian atau pengukuran

lainnya.

Validitas juga merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu


39

mengukur apa yang ingin diukur atau dapat mengungkapkan data dari variabel

yang diteliti secara tepat.

Uji validitas menggunakan the pearson product moment dengan tingkat

keyakinan 5%.Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan

oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus Product Moment yaitu sebagai berikut :

Rxy = N XY – ( X) ( Y)

√{𝑁X² - (X² )} {NY² - (X² )}


………………………………………..(3.2)

Keterangan :

R = Koefisien Korelasi

N = Jumlah subyek atau responden

X = Skor butir

Y = Skor total

Cara menguji validitas

a) Langkah 1 : Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

b) Langkah 2: Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah

responden.

c) Langkah 3 : Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d) Langkah 4 : Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan

skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi ‘product moment’ .

Apabila dalam perhitungan ditemukan pernayataan yang tidak valid (tidak

signifikan pada tingkat 5%), kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik dalam

penyusunan kata-katanya atau kalimatnya.Kalimat yang dipakai menimbulkan

penafsiran yang berbeda.


40

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai

dua kali unuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain,

reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala

yang sama. (Singarimbun : 1989)

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach

Alpha yang dinyatakan sebagai berikut:

………………………………………………………. (3.3)

r11 : Reliabilitas instrument.

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item.

:
∑σn2 Jumlah varian butir.

:
σt2 Total varian

Dasar pengambilan keputusan :

Jika Cronbach Alpha> 0,6 maka Cronbach Alpha diterima (reliabel)

Jika Cronbach Alpha< 0,6 maka Cronbach Alpha lemah (tidak reliabel)

3.8 Kerangka Pemikiran

Dari penjelasan teori, kerangka pemikiran yang digunakan dalam laporan tugas

akhir ini ditunjukkan dengan bagan barikut ini :


41

Gambar 3.4
Kerangka Pemikiran
Pembiayaan IB Mikro Keuntungan Nasabah
➢ Efisiensi ➢ Pendapatan

➢ Produktivitas ➢ Biaya

➢ Profitabilitas

➢ Kelayakan Keuangan

➢ Efektivitas

Keterangan :
Variabel independent : Pembiayaan IB Mikro
Variabel dependent : Keuntungan Nasabah
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

a. Pendirian ( Tahun 1961)

Bank DKI pertama kali didirikan di Jakarta dengan nama “PT Bank

Pembangunan Daerah Djakarta Raya” sebagaimana termaktub dalam akta pendirian

perseroan terbatas perusahaan Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya (PT Bank

PembangunanDaerahDjakarta Raya) No. 30 tanggal 11 April 1961 dibuat oleh dan

di hadapan Eliza Pondaag S.H., notaris di Jakarta, yang telah memperoleh

penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.

J.A.5/31/13 tanggal 11 April 1961 dan telah didaftarkan dalam buku register di

kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 1274 tanggal 26 Juni 1961 serta telah

diumumkan dalam tambahan No. 206 berita Negara Republik Indonesia No. 41

tanggal 1 Juni 1962.

b. Perubahan bentuk badan hukum dan nama menjadi PD BPD Jaya (1978)

Dalam rangka penyesuaian ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah

dan berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 6 Tahun 1978 tanggal 21

Agustus 1978 tentang Bank Pembangunan Daerah Jakarta (BPD Jaya), bentuk

Badan Hukum Perusahaan diubah dari Perseroan Terbatas Bank Pembangunan

Daerah Jakarta Raya menjadi Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta.

Berdasarkan peraturan daerah no. 1 tahun 1993 tanggal 15 Januari 1993 dilakukan

penambahan modal dasar dari sebesar Rp50.000.000.000 menjadi sebesar

Rp300.000.000.000.

42
43

c. Perubahan bentuk badan hukum dan nama menjadi PT. BPD DKI Jakarta

(1999)

Pada tanggal 1 Februari 1999, Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta

selaku pemegang saham menerbitkan Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta No. 1

tahun 1999 tentang perubahan bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah DKI

Jakarta dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembangunan

Daerah DKI Jakarta, sehingga bentuk badan hukum perusahaan yang semula

Perusahaan Daerah (PD) berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan modal

dasar sebesar Rp700.000.000.000 sebagaimana tercantum dalam akta no. 4 tanggal

6 Mei 1999 tentang akta pendirian Perseroan Terbatas yang dibuat oleh dan

dihadapan Notaris Harun Kamil, S.H., di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman berdasarkan surat keputusan no. C-8270.HT.01.01.Th. 99 tanggal 7

Mei 1999 dan diumumkan dalam berita negara No. 45, tambahan No. 3283 tanggal

4 Juni 1999.

d. Perubahan bentuk badan hukum dan nama menjadi PT. Bank DKI

Dalam rangka penyesuaian ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Bank DKI melakukan perubahan

anggaran dasar termasuk penambahan modal dasar menjadi Rp1.500.000.000.000

sebagaimana tercantum dalam akta no. 21 tanggal 12 September 2008 tentang

pernyataan keputusan rapat PT. Bank DKI yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris

Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapatkan

persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

No.AHU-79636.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 29 Oktober 2008.

Sebagaimana tercantum dalam akta No. 09 tanggal 5 November 2012

tentang pernyataan keputusan rapat PT. Bank DKI yang dibuat oleh dan dihadapan
44

notaris Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta, telah

dilakukan penambahan modal dasar yang semula Rp1.500.000.000.000 menjadi

Rp3.500.000.000.000 dan telah mendapatkan PersetujuanMenteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-

57968.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 13 November 2012.Perubahan modal dasar ini

telah didudukkan dalam peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta No. 8 Tahun 2012.

e. Aktivitas sebagai Bank Devisa (1992) dan Pendirian Unit Usaha Syariah

(2004)

Ruang lingkup kegiatan Bank adalah untuk menjalankan aktivitas umum

perbankan. Pada tanggal 30 November 1992, Bank memperoleh ijin untuk

melakukan aktivitas sebagai Bank Devisa berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia

No. 25/67/KEP/DIR. Pada bulan Maret 2004, Bank mulai melakukan kegiatan

operasional berdasarkan prinsip syariah berdasarkan Surat Bank Indonesia No.

6/39/ DpbS, tanggal 13 Januari 2004 tentang prinsip pembukaan kantor cabang

syariah Bank dalam aktivitas komersial Bank.

Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank DKI,

diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI

Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim Jl.

KH. Wahid Hasyim no 153 Jakarta Pusat.

Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada

nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah

dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis

berdasarkan prinsip syariah.

Bank DKI terus melakukan transformasi menjadi The Great Company dan

Center of Excellence, memiliki Human Resources Excellence, Service Excellence,


45

Performance Excellent, penerapan GCG Excellence serta CSR Excellence yang

menjadi modal dasar yang kuat untuk pertumbuhan dan peningkatan kinerja Bank

DKI serta sebagai kerangka dasar Bank DKI yang berkesinambungan di masa

mendatang.

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi dari Bank DKI Syariahialah menjadi bank terbaik yang membanggakan.

Bank terbaik:

a. Memiliki kinerja terbaik diantara bank sekelasnya (menurut kriteria

permodalan).

b. Menjadi bank jangkar yang terbaik.

Yang membanggakan:

a. Memiliki kinerja dan reputasi yang baik dan menjadi pilihan utama

nasabah dan stakeholder lainnya.

b. Memberikan deviden dan kontribusi yang tinggi kepada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta.

c. Karyawan memiliki jalur karir yang jelas dan kesejahteraan yang baik.

Misi Bank DKI Syariah antara lain :

Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan

andalanPemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi

stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional.

1. Berkinerja unggul:
46

a. Berkinerja baik sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan otoritas

lainnya.

b. Mampu mengelola risiko dengan memperhitungkan kecukupan

modal (capital charge).

c. Tumbuh progresif dan berkelanjutan.

d. Memiliki keunggulan bersaing dalam produk dan layanan.

2. Mitra strategis dunia usaha:

a. Meningkatkan kepercayaan mitra bisnis untuk tetap bekerjasama.

b. Memberikan solusi kepada nasabah dengan prinsip saling

menguntungkan.

c. Memberikan nilai tambah kepada nasabah dalam produk dan

layanan bank.

3. Mitra strategis masyarakat:Customer Centric, antara lain;

a. Berorientasi pada kebutuhan nasabah (sistem prosedur, produk,

layanan).

b. Aktif membangun hubungan baik dengan nasabah Bank pilihan

masyarakat.

c. Peka terhadap perubahan dan kebutuhan masyarakat.

d. Memberikan atau menjadi sumber informasi yang berguna dalam

produk dan layanan bank.

4. Andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta:

a. Menjadi bank pilihan utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

dalam pengelolaan keuangan.

b. Memberikan kontribusi deviden tertinggi diantara perusahaan

daerah atau BUMD sesuai kesepakatan dengan pemegang saham.


47

c. Mendukung program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

secara professional.

d. Berperan aktif membantu pertumbuhan ekonomi daerah dalam

rangka tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat DKI

Jakarta dan sekitarnya.

5. Memberi nilai tambah bagi Stakeholder:

a. Menjadikan produk dan layanan yang berkualitas dengan biaya

yang efisien.

b. Menyelaraskan program tanggung jawab sosial perusahaan Bank

DKI dengan program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

c. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dan pengurus secara

berkesinambungan.

d. Memenuhi semua kewajiban hukum dan kesepakatan dengan baik.

6. Pelayanan terpadu:

a. Menyediakan produk dan layanan yang lengkap dengan dukungan

Teknologi Informasi yang unggul.

b. Memberikan layanan yang efektif dan efisien dengan risiko yang

dapat diterima Cepat dan tanggap dalam menangani pengaduan

nasabah dan memberikan solusi beragam termasuk cross

sellingsecara professional.

7. Memiliki karyawan yang terlatih dengan kemampuan untuk

memberikan informasi yang berkualitasProfesional:

a. Memiliki kompetensi (skill dan knowledge) dan integritas yang

tinggi.

b. Memiliki standar kompetensi dan etika yang tinggi.


48

c. Mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.

Tujuan perusahaan tidak terlepas dari visi dan misi yang dimiliki

oleh PT. Bank DKI Syariah, yaitu bagaimana cara yang dilakukan agar visi

dan misi tersebut dapat tercapai dan terlaksana dengan baik.

4.1.3 Kegiatan Utama Perusahaan

Berdasarkan undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah menyebutkan Bank syariah dan unit usaha syariah wajib menjalankan

fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan juga melaksanakan

fungsi sosial yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah, hibah,

atau dana sosial lainnya. Kegiatan bank secara umum meliputi sebagai berikut :

a. Menghimpun Dana

Dalam bank konvensional penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan

dalam bentuk tabungan, deposito dan giro yang lazim disebut dengan dana pihak

ketiga. Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan dengan

prinsip wadiah dan mudharabah dengan nama produk yang sama. Yang harus

diperhatikan prinsip syariah dalam penghimpunan dananya karena sangat terkait

dengan imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana atau pemodal. Apapun

nama produknya jika penghimpunan dana mempergunakan prinsip mudharabah

pemilik dana akan memperoleh bagi hasil sedangkan pemilik dana wadiah

prinsipnya tidak mendapat imbalan kecuali bank syariah memberikan dalam bentuk

bonus atas kebijakan bank dan tidak diperjanjikan sebelumnya.

b. Menyalurkan Dana

Seperti yang kita katahui penyaluran danaoleh perbankan dilakukan dalam

bentuk pemberian kredit, baik kredit modal kerja, kredit investasi, kredit
49

perumahan, dan lain sebagainya. Namun dalam bank syariah penyaluran dananya

bukan dengan cara tersebut.Berdasarkan undang-undang nomor 21 nomor 2008

tentang perbankan syariah menjelaskan pengertian pembiayaan yang dilakukan

perbankan syariah.

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa :

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna;

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard; dan

5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa

imbalan, atau bagi hasil.

c. Memberikan Jasa-jasa Perbankan Lainnya

Selain menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara pihak yang

membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana, bank syariah dapat pula

melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan dengan mendapat imbalan berupa

sewa atau keuntungan. Bank syariah juga melaksanakan kegiatan usaha bidang jasa

pelayanan seperti transfer, inkaso, kliring, bank garansi, letter of credit, dan lain

sebagainya. Dalam menjalankan fungsi jasa perbankan ini bank syariah harus
50

memperhatikan prinsip apa yang digunakan. Prinsip syariah yang berkaitan dengan

jasa perbankan antara lainwakalah, kafalah, sharf, hawalah, dan rahn.

4.1.4 Produk dan Layanan Perusahaan

Produk PT Bank DKI Syariah dibagi dua jenis, yakni produk pendanaan dan

produk pembiayaan:

1. Produk Pendanaan

a. Tabungan IB Simpeda.

Tabungan dengan prinsip mudharabah ataubagi hasil antara bank dan

nasabah dengan nisbah sesuai kesepakatan pada saat akad dimuka atau

dengan prinsip wadiah (titipan) dari nasabah ke bank.

b. Tabungan IB Taharoh.

Tabungan IB TAHAROH (Talangan Haji dan Umroh) adalah simpanan

khusus untuk haji dan umroh dengan prinsip mudharabah (Bagi Hasil) dan

atau wadiah (titipan) sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu

pemberangkatan yang terencana.

c. Giro IB.

Giro IB adalah sarana penyimpanan dana dengan prinsip wadiah (titipan)

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek

atau bilyet giro sebagai alat penarikan simpanan atau titipannya.

d. Deposito IB.

Deposito IB adalah simpanan berjangka dalam bentuk investasi dengan

prinsip mudharabah (bagi hasil) antara bank dan nasabah, dengan nisbah

bagi hasil sesuai kesepakatan.Bebas biaya pinalti pencairan sebelum jatuh

tempo, dapat dijadikan agunan pembiayaan, setoran minimal hanya Rp

1,000,000.- (Satu juta rupiah).


51

e. Tabunganku IB.

Untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan

secara bersama oleh bank-bank Di Indonesia.Tabunganku IB dikelola

dengan prinsip Wadiah (titipan).Memberikan kemudahan dalam menabung

bagi masyarakat dengan saldo minimum yang sangat rendah, dimaksudkan

untuk menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

f. Wakaf Uang.

Wakaf uang adalah wakaf dalam bentuk mata uang rupiah yang dikelola

secara produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk mauquf ‘alaih (pihak yang

ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan wakaf). Wakaf uang

Bank DKI Syariah terdiri dari wakaf uang abadi dan wakaf uang berjangka.

Bank DKI Syariah telah ditetapkan sebagai Lembaga Keuangan Syariah

Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) berdasarkan keputusan Menteri Agama

RI No. 94 Tahun 2008 dan telah bekerja sama dengan Nazir (Pengelola

Wakaf Uang) yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI).

2. Produk Pembiayaan.

A. KPR IB.

Fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah diperuntukkan bagi para pegawai

PNS, BUMD, swasta, wirausaha maupun professional dengan jangka waktu

maksimal 15 tahun.Tujuan KPR IB Pembelian rumah baru atau lama, ruko,

rukan, Apartemen, Rusun dan Kavling Siap Bangun (KSB), pembangunan

atau renovasi, refinancing dan take over.

B. Pembiayaan IB Modal Kerja.

Pembiayaan IB Modal Kerja Skim Musyarakah


52

Fasilitas pembiayaan modal kerja untuk keperluan jasa konstruksi

atau pengadaan pesanan, berdasarkan SPK (Surat Perintah Kerja), dimana

Bank memberikan modal sesuai porsinya, setelah dikurangi self

financing(modal sendiri) . Contoh skim pembiayaan ini adalah :

pembangunan gedung, jembatan, pemasangan instalasi mesin, pemasangan

dan pengadaan Air Condition, dan lain-lain.

Pembiayaan IB Modal Kerja Skim Mudharabah

Fasilitas pembiayaan modal kerja untuk keperluan pembelian barang

yang digunakan untuk modal kerja, jasa konstruksi, industri, dan

perdagangan. Bank memberikan modal sebesar 100% untuk pengadaan

barang tersebut sedangkan nasabah memberikan keahliannya dengan

menyertakan SPK (Surat Perintah Kerja). Contoh skim pembiayaan ini

adalah : pembelian mesin, alat kebutuhan kantor, Air Condition, pembelian

barang dagang, dan lain-lain.

Pembiayaan IB Modal Kerja Skim Murabahah

Fasilitas pembiayaan modal kerja untuk keperluan pembelian barang

dagang atau pengadaan pesanan, tanpa penyerahan SPK (Surat Perintah

Kerja). Contoh skim pembiayaan ini adalah : pembelian mesin, barang

dagangan, bahan baku, dan lain-lain.

Pembiayaan IB Modal Kerja Skim Istishna

Fasilitas pembiayaan modal kerja untuk keperluan jasa konstruksi

membangun atau memproduksi barang pesanan dengan pembayaran sesuai

kesepakatan, atau berdasarkan SPK (Surat Perintah Kerja). Contoh skim


53

pembiayaan ini adalah : pembangunan gedung, jembatan, pemasangan

instalasi, perumahan, furniture, dan lain-lain.

Pembiayaan IB Modal Kerja Skim Salam

Fasilitas pembiayaan modal kerja untuk pembelian barang yang

masih dipesan terlebih dahulu, dengan pembayaran tunai di awal, dan

barang di akhir. Nasabah memesan barang ke Bank kemudian Bank

membayar tunai kepada produsen barang tersebut kemudian nasabah

membayar ke Bank secara angsuran. Contoh skim pembiayaan ini adalah :

pembangunan gedung, membuat furniture, pembelian hasil pertanian, dan

lain-lain.

C. Pembiayaan IB Investasi.

Pembiayaan IB Investasi Skim Murabahah

Adalah pembiayaan Investasi untuk keperluan jasa konstruksi atau

pengadaan pesanan, berdasarkan SPK (Surat Perintah Kerja), dimana Bank

memberikan modal sesuai porsinya, setelah dikurangi self financing (modal

sendiri).Contoh skim pembiayaan ini adalah : pembangunan gedung,

jembatan pemasangan instalasi mesin, pembelian gedungatauruko,

pemasangan dan pengadaan Air Condition, dan lain-lain.

Pembiayaan IB Investasi Skim IMBT (Ijarah Muntahiyya Bitamlik)

Fasilitas pembiayaan Investasi untuk keperluan menyewa,

membangun gedung, memiliki kendaraan dll, dengan mengangsur dimana


54

diakhir periode angsuran nasabah dapat memiliki aktiva tersebut atau hanya

sewa saja.

Pembiayaan IB Investasi Skim Istishna

Adalah pembiayaan Investasi untuk keperluan jasa konstruksi atau

pengadaan pesanan, berdasarkan SPK (Surat Perintah Kerja).

Pembiayaan IB Investasi Skim Salam

Adalah pembiayaan Investasi untuk pembelian barang yang masih

dipesan dahulu dengan pembayaran tunai di awal. Nasabah memesan

barang ke Bank kemudian Bank membayar tunai kepada produsen. Barang

tersebut kemudian dibayar oleh nasabah ke Bank secara cicilan.Contoh

skim pembiayaan ini adalah: pembangunangedung, membuat furniture, dan

lain-lain.

D. Pembiayaan IB Mikro Syariah.

Fasilitas pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil dengan

jangka waktu maksimal 4 tahun. Plafon pembiayaan mulai dari Rp 5 juta

sampai dengan Rp 500 juta.

E. Pembiayaan IB Beragunan Tunai.

Fasilitas pembiayaan beragunan tunai adalah pembiayaan dalam valuta

rupiah atau valuta asing (hard currency) dengan agunan tabungan wadiah

atau deposito berjangka, harus dengan currency yang sama yang diterbitkan

Bank DKI Syariah setempat yang diblokir selama jangka waktu pembiayaan

disertai dengan surat kuasa mencairkan atau surat kuasa mendebet rekening.

F. Gadai Emas IB.

Merupakan produk pembiayaan yang dimiliki Bank DKI Syariah dengan

memanfaatkan jaminan emas meliputi : perhiasan emas, koin emas, koin


55

dinar dan emas batangan. Hanya dalam hitungan menit nasabah sudah bisa

mendapatkan pembiayaan (pinjaman) cukup menyerahkan emas untuk

disimpan oleh Bank.

4.1.5 Landasan Operasional Bank DKI Syari’ah

Selain surat keputusan yang telah disebutkan diatas, landasan

operasional Bank DKI Syariah pun tak lepas dari :

1. Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai landasan utama dalam penerapan

prinsip syari’ah dalam kegiatan perekonomian perbankan.

2. UU Tahun 1998 dan UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan terutama

pasal 8 mengenai kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syariah.

3. Surat Kep. Direksi BI No 32/KEP/DIR tentang bank umum berdasarkan

prinsip syariah terutama pasal 28 mengenai kegiatan usaha bank

berdasarkan prinsip syariah.

4. PBI No. 4/1/PBI/2002 tentang perubahan kegiatan usaha bank umum

konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah dan

pembukaan kantor bank bank berdasarkan prinsip syariah oleh bank

umum bank konvensional.

5. Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang LKS.

6. PSAK tentang No. 59 tentang akuntansi perbankan syariah paragraf

tentang murabahah.

7. PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia)

4.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan


56

Untuk mengetahui lebih jelas tentang pembahasan ini, dapat dilihat dalam

struktur organisasi PT Bank DKI Syariah pada lampiran mengenai struktur

organisasi Bank DKI Syariah.

4.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan, mendeskripsikan secara terperinci


kegiatan yang ditugaskan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Bank DKI Syariah Cabang X

berlangsung selama 2 bulan.Mahasiswa diwajibkan mengikuti syarat dan ketentuan yang

berlaku, seperti dalam hal berpakaian dan jam kerja karyawan.Jadwal kerja dimulai pukul

08:00 hingga pukul 17:00 WIB.Hari kerja yang dilakukan seperti kegiatan operasional

bank-bank lain pada umumnya yaitu pada hari Senin sampai dengan Jumat.Namun selama

bulan ramadhan berlangsung, kegiatan Bank dan Praktek kerja Lapangan aktif pada pukul

07:30 hingga pukul 16:00 WIB.Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan dilakukan

setelah pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini selesai.

Di Bank DKI Syariah Cabang X, mahasiswa ditempatkan pada bagian administrasi

keuangan dan umum (bagian operasional). Selama dua bulan itu mahasiswa melaksanakan

semua yang ditugaskan oleh pimpinan bagian administrasi keuangan dan umum.

Kegiatan yang dilakukan penulis tiap hari berbeda-beda seperti mempelajari

kegiatan RTGS, Setoran dan kliring, mempelajari kegiatan operasional customer service

dan teller dalam melayani nasabah. Membantu meng-input data pembiayaan yang

dilakukan analis pemasaran, membantu melengkapi dan meng-input data aplikasi nasabah,

membantu pihak Back Office bagian Administrasi Keuangan dan Umum dalam

mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, serta membuat surat keluar dan mengirim

surat ke cabang & capem lain serta grup-grup Bank DKI. Konsultasi dengan pihak staff-

staff bagian mikro dalam membahas kasus yang akan diambil penulis untuk Laporan

Praktek Kerja Lapangan, berkesempatan menjadi operator untuk menggantikan operator


57

yang sedang izin dan mempelajari cara memakai mesin photo copy dan fax untuk

membantu para staff yang membutuhkan pertolongan dalam meng-copy data dan mengirim

fax.

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini telah ditentukan subjek penelitian yang memiliki

keterkaitan dengan variabel yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Seperti

yang telah dibahas pada bab sebelumnya, subjek penelitian atau responden yang

akan diambil sampelnya pada penelitian ini adalah nasabah Bank DKI Syariah

Cabang X yang merupakan nasabah pembiayaan IB mikro.

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data yang sudah

ada pada Bank DKI Syariah Cabang X dan dengan menyebarkan kuesioner yang

salah satunya menggambarkan karakteristik responden yaitu Jenis Kelamin, Usia,

dan Profesi.

Berdasarkan kuesioner yang telah dikumpulkan oleh penulis, berikut ini

disajikan data yang berkaitan dengan karakteristik responden. Adapun data-data

yang diperoleh mengenai gambaran umum responden adalah sebagai berikut.

a. Usia Responden

Berdasarkan kelompok usia nasabah pembiayaan IB mikro Bank DKI

Syariah Cabang X adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
58

Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

30-39 th 17 32.7 32.7 32.7

40-49 th 24 46.2 46.2 78.8


Valid
> 50 th 11 21.2 21.2 100.0

Total 52 100.0 100.0


Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar nasabah

pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah Cabang X yang menjadi responden

tertinggi adalah nasabah berusia antara 40-49 th tahun yakni sebesar 24 orang atau

46,2%, kemudian diikuti dengan kelompok usia 30-39 tahun sebanyak 17 orang

atau 32,7%. Sedangkan yang paling sedikit yakni kelompok usia < 50 th tahun

sebanyak 11 orang atau 21,2 %. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar berdasarkan

kelompok usia responden.Sementara untuk kategori usia < 20 tahun dan 20-29

tahun total respondennya 0 atau tidak ada sama sekali.

Berdasarkan kategori usia < 20 tahun dan 20-29 tahun, total respondennya

0 atau tidak ada sama sekali, hal tersebut dapat dikatakan sesungguhnya Indonesia

ini masih kekurangan tenaga ahli dalam usaha dalam menciptakan teknologi untuk

mengolah sumber daya alam yang melimpah, jika tidak ada peningkatan jumlah

tenaga ahli Indonesia khususnya pada remaja-remaja di Indonesia, kita akan

menjadi sasaran empuk bagi negara-negara maju untuk mengeksploitasi sumber

daya yang ada dengan biaya yang rendah. Dalam hal ini generasi muda sangatlah

dibutuhkan, hal ini bertujuan agar Indonesia lebih adaptif dengan berbagai keadaan

dan kemungkinan yang akan terjadi di dunia.


59

Grafik 4.1
Usia Responden

Usia Responden
40 -49 th
21,2%
46,2% 30 -39 th
32,7% <50 th

b. Jenis Kelamin Responden

Responden yang menjadi nasabah Bank DKI Syariah Cabang X berjenis

kelamin pria dan wanita. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin

diharapkan mampu menggambarkan kaitan jenis kelamin tentang kontribusi

pembiayaan IB mikro terhadap keuntungan nasabah.Secara rinci gambaran

responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-Laki 43 82.7 82.7 82.7

Valid Perempuan 9 17.3 17.3 100.0

Total 52 100.0 100.0

Sumber : Data diolah.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar nasabah

pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah Cabang X yang menjadi responden adalah

laki-laki yakni sebanyak 43 orang atau 82,7%, sedangkan sisanya yakni 9 orang

atau 17,3% adalah perempuan. Hal ini juga dapat dilihat dalam gambar dibawah

ini.
60

Grafik 4.2
Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden

17,3%
Laki -laki
82,7%
Perempuan

c. Jenis Profesi

Tabel 4.3
Jenis Profesi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Wiraswasta 52 100.0 100.0 100.0


Sumber :Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh nasabah

pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah Cabang X berprofesi sebagai wiraswasta

yakni berjumlah 52 orang atau sebesar 100%. Sementara responden yang berprofesi

sebagai Pegawai, Pelajar, dan Pengajar, total respondennya 0% atau tidak ada sama

sekali. Hal ini dikarenakan judul yang ditetapkan penulis berfokuskan pada nasabah

mikro yang tidak lain pekerjaannya adalah wiraswasta. Berikut juga ditampilkan

dengan gambar berikut ini.

Grafik 4.3
Jenis Profesi

Jenis Profesi

100% Wiraswasta
61

4.3.2 Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan

(instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah

valid. Jika valid berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur.

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diuji, yang pertama

yaknivariabel pembiayaan IB mikro dan yang kedua ialah variabel keuntungan

nasabah. Pada variabel pembiayaan IB mikro terdapat 5 indikator yang akan diuji,

yaitu efisiensi, produktivitas, efektivitas, profitabilitas, dan kelayakan keuangan.

Sementara pada variabel keuntungan nasabah terdapat 2 indikator yang akan diuji

yaitu pendapatan dan biaya. Berikut adalah hasil pengujian validitas dari masing-

masing indikator.

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Instrument

Variabel Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan


Pembiayaan IB Mikro efisiensi1 0,860 0,273 Valid
(X) efisiensi2 0,838 0,273 Valid
produktivitas1 0,860 0,273 Valid
produktivitas2 0,860 0,273 Valid
efektivitas1 0,873 0,273 Valid
efektivitas2 0,820 0,273 Valid
profitabilitas1 0,790 0,273 Valid
profitabilitas2 0,791 0,273 Valid
profitabilitas3 0,677 0,273 Valid
kelayakan_keuangan1 0,757 0,273 Valid
kelayakan_keuangan2 0,801 0,273 Valid
kelayakan_keuangan3 0,749 0,273 Valid
Keuntungan Nasabah pendapatan1 0,814 0,273 Valid
(Y) pendapatan2 0,940 0,273 Valid
biaya1 0,832 0,273 Valid
biaya2 0,862 0,273 Valid
62

Sumber :data primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 12 item

pernyataan dari variabel Pembiayaan IB Mikro (X) dan 4 pernyataan dari variabel

Keuntungan Nasabah (Y). Semua item pernyataan tersebut memiliki nilai r hitung >

r tabel atau besarnya nilai sig ( 2-tailed) < 0,05 (Lampiran), artinya semua

pernyataan tersebut memiliki korelasi dengan skor totalnya. Dengan demikian

asumsi VALIDITAS TERPENUHI.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi jawaban

responden atas setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrument

Cronbach’s
Keputusan
Variabel Indikator Items Alpha
Efisiensi 2 0,613 Reliable

Produktivitas 2 0,648 Reliable

Pembiayaan IB mikro Efektivitas 2 0,602 Reliable

(X) Profitabilitas 3 0,620 Reliable

Kelayakan
3 0,653 Reliable
Keuangan

Keuntungan Nasabah Pendapatan 2 0,662 Reliable

(Y) Biaya 2 0,605 Reliable

Sumber : data primer yang diolah (2016)


63

Berdasarkan tabel di atas bahwa masing-masing variabel memiliki

Cronbach Alpha > 0,60. Selain itu, nilai yang dihasilkan pun berada diantara

0,60<r12≤0,70 dengan demikian variabel pembiayaan IB mikro (X) dan variabel

keuntungan nasabah (Y) dapat dikatakan memiliki RELIABILITAS TINGGI.

4.3.3 Kontribusi Pembiayaan IB Mikro terhadap Keuntungan Nasabah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis berdasarkan kuesioner

terhadap Bank DKI Syariah Cabang X, berikut ini penulis akan mencoba

mengemukakan bagian terpenting yang menyangkut kegiatan Bank DKI Syariah

tersebut. Bagian itu adalah kontribusi pembiayaan IB mikro terhadap keuntungan

nasabah. Dalam tingkat keuntungan nasabah yang dapat dilihat dari hasil kuesioner

yang telah diisi oleh nasabah pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah yang

merupakan tolak ukur kemajuan yang telah dicapai Bank DKI Syariah dalam

menjalankan perekonomian usahanya. Kontribusi merupakan bentuk bantuan nyata

berupa uang terhadap suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang

telah ditetapkan sebelumnya. Namun, kiranya kontribusi tidak boleh hanya

diartikan sebagai bentuk bantuan uang atau materi saja. hal ini akan membatasi

bentuk kontribusi itu sendiri. Maksudnya, hanya orang-orang yang memiliki uang

saja yang bisa melakukan kontribusi, sedangkan kontribusi disini diartikan sebagai

keikutsertaan atau kepedulian individu atau kelompok maupun perusahaan terhadap

suatu kegiatan.

Berdasarkan kuesioner yang diberikan terhadap sampel yakni sebesar 52

orang hal ini menunjukan pembiayaan IB mikro di Bank DKI Syariah memberikan

kontribusi terhadap keuntungan nasabah.

Pada variabel independent (pembiayaan mikro) indikator efsiensi memiliki

2 pertanyaan yakni :
64

a. Proses pemberian pembiayaan tidak memakan waktu yang lama.

b. Pembiayaan IB mikro memberikan kemudahan pada nasabah dalam membuka

usaha.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertama indikator efisiensi, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Kurang

Setuju (KS) dengan skor 3 dengan jumlah 17 orang, lalu di susul oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4 dengan jumlah 15 orang, selanjutnya pernyataan Tidak

Setuju (TS) dengan skor 2 dengan jumlah 12 orang, kemudian pernyataan Sangat

Setuju (SS) dengan skor 5 dengan jumlah 5 orang, dan yang terakhir pernyataan

Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 dengan jumlah 3 orang. Bisa disimpulkan

untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator efsiensi untuk

pertanyaan yang pertama, nasabah dominan kurang setuju jika pembiayaan tidak

memakan waktu yang lama atau proses pembiayaan bisa dikatakan kurang cepat.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua, untuk indikator efisiensi, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 39 orang, kemudian disusul oleh

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 8 orang, dan yang

terakhir pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 5 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

efsiensi untuk pertanyaan yang kedua, nasabah dominan setuju jika Pembiayaan IB

mikro memberikan kemudahan pada nasabah dalam membuka usaha.

Pada variabel independent (pembiayaan mikro) indikator produktivitas

memiliki 2 pertanyaan yakni :

a. Pembiayaan IB mikro membantu mengembangkan usaha nasabah.


65

b. Investasi atau pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah untuk bisnis yang halal

dan baik.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertamaindikator produktivitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 35 orang, kemudian disusul oleh

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 12 orang, dan yang

terakhir pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 5 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

produktivitas untuk pertanyaan yang pertama, nasabah dominan setuju jika

Pembiayaan IB mikro membantu mengembangkan usaha nasabah

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua, untuk indikator produktivitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 34 orang, kemudian disusul oleh indikator

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 13 orang, dan yang

terakhirpernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3 dengan jumlah 5 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

produktivitas untuk pertanyaan yang kedua, nasabah dominan setuju jika Investasi

atau pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah untuk bisnis yang halal dan baik.

Pada variabel independent (pembiayaan mikro) indikator efektivitas

memiliki 2 pertanyaan yakni :

a. Pelaksanaan pembiayaan sesuai dengan prosedur yang disepakati antara bank

dan nasabah.

b. Prosedur pembiayaan mudah dimengerti dan dipahami serta tidak menyulitkan.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertama indikator efektivitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Setuju
66

(S) dengan skor 4dengan jumlah 33 orang, kemudian oleh pernyataan Kurang

Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 10 orang, dan yang terakhir pernyataan

Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 9 orang. Bisa disimpulkan untuk

jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator efektivitas untuk

pertanyaan yang pertama, nasabah dominan setuju jika pelaksanaan pembiayaan

sesuai dengan prosedur yang disepakati antara bank dan nasabah.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua, untuk indikator efektivitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 36 orang, kemudian disusul oleh

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 12 orang, dan yang

terakhir pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 4 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

efektivitas untuk pertanyaan yang kedua, nasabah dominan setuju jika prosedur

pembiayaan mudah dimengerti dan dipahami serta tidak menyulitkan.

Pada variabel independent (pembiayaan mikro) indikator profitabilitas

memiliki 3 pertanyaan yakni :

a. Sistem bagi hasil lebih adil dan menentramkan.

b. Tidak ada sistem riba (bunga) dalam pembiayaan IB mikro.

c. Presentase nisbah bagi hasil tinggi.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertama indikator profitabilitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 37 orang, kemudian oleh pernyataan

Sangat Setuju (SS) dengan skor 5 dengan jumlah 9 orang, dan yang terakhir

pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 6 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator


67

profitabilitas untuk pertanyaan yang pertama, nasabah dominan setuju jika sistem

bagi hasil lebih adil dan menentramkan.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua indikator profitabilitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Setuju

(S) dengan skor 4dengan jumlah 27 orang, kemudian oleh pernyataan Sangat

Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 17 orang, dan yang terakhir pernyataan

Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 8 orang. Bisa disimpulkan untuk

jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator profitabilitas untuk

pertanyaan yang kedua, nasabah dominan setuju jika tidak ada sistem riba (bunga)

dalam pembiayaan IB mikro.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

ketiga indikator profitabilitas, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Setuju

(S) dengan skor 4dengan jumlah 42 orang, kemudian oleh pernyataan Sangat

Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 6 orang, dan yang terakhir pernyataan

Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 4 orang. Bisa disimpulkan untuk

jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator profitabilitas untuk

pertanyaan yang ketiga, nasabah dominan setuju jika presentase nisbah bagi hasil

tinggi.

Pada variabel independent (pembiayaan mikro) indikator kelayakan

keuangan memiliki 3 pertanyaan yakni :

a. Mampu memenuhi segala kebutuhan modal.

b. Mampu mengelola resiko dengan memperhitungkan kecukupan modal.

c. Peka terhadap perubahan dan kebutuhan nasabah.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertama indikator kelayakan keuangan, posisi paling tinggi di peroleh oleh


68

pernyataan Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 39 orang, kemudian oleh

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 7 orang, dan yang

terakhir pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 6 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

kelayakan keuangan untuk pertanyaan yang pertama, nasabah dominan setuju jika

pembiayaan IB mikro Bank DKI Syariah mampu memenuhi segala kebutuhan

modal.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua indikator kelayakan keuangan, posisi paling tinggi di peroleh oleh

pernyataan Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 28 orang, kemudian oleh

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 16 orang, dan yang

terakhir pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 8 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

kelayakan keuangan untuk pertanyaan yang kedua, nasabah dominan setuju jika

Bank DKI Syariah mampu mengelola resiko dengan memperhitungkan kecukupan

modal.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

ketiga indikator kelayakan keuangan, posisi paling tinggi di peroleh oleh

pernyataan Setuju (S) dengan skor 4dengan jumlah 37 orang, kemudian oleh

pernyataan Sangat Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 12 orang, dan yang

terakhir pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 3 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

kelayakan keuangan untuk pertanyaan yang ketiga, nasabah dominan setuju jika

Bank DKI Syariah peka terhadap perubahan dan kebutuhan nasabah.


69

Pada variabel dependent (keuntungan nasabah) indikator pendapatan

memiliki 2 pertanyaan yakni :

a. Adanya produk pembiayaan IB mikro secara optimal meningkatkan

pendapatan.

b. Dengan adanya produk pembiayaan IB mikro, kebutuhan ekonomi keluarga

terpenuhi.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertama indikator pendapatan, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan

Setuju (S) dengan skor 4 dengan jumlah 46 orang, kemudian oleh pernyataan

Sangat Setuju (SS) dengan skor 5 dengan jumlah 4 orang, dan yang terakhir

pernyataan Kurang Setuju (KS) dengan skor 3 dengan jumlah 2 orang. Bisa

disimpulkan untuk jenis variabel independent (pembiayaan mikro) indikator

pendapatan untuk pertanyaan yang pertama, nasabah dominan setuju jika adanya

produk pembiayaan IB mikro secara optimal meningkatkan pendapatan nasabah.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua indikator pendapatan, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Setuju

(S) dengan skor 4dengan jumlah 35 orang, kemudian oleh pernyataan Sangat

Setuju (SS) dengan skor 5dengan jumlah 13 orang,dan yang terakhir pernyataan

Kurang Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 4 orang. Bisa disimpulkan untuk

jenis variabel dependent (keuntungan nasabah) indikator pendapatan untuk

pertanyaan yang kedua, nasabah dominan setuju jika dengan adanya produk

pembiayaan IB mikro, kebutuhan ekonomi keluarga nasabah terpenuhi.

Pada variabel dependent (keuntungan nasabah) indikator biaya memiliki 2

pertanyaan yakni :

a. Pendapatan yang diterima mampu menutupi biaya langsung dan tidak langsung.
70

b. Proses pembiayaan IB mikro dengan biaya yang sesuai kemampuan masyarakat

atau nasabah.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

pertama indikator biaya, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Setuju (S)

dengan skor 4dengan jumlah 35 orang, kemudian oleh pernyataan Sangat Setuju

(SS) dengan skor 5dengan jumlah 11 orang, dan yang terakhir pernyataan Kurang

Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 6 orang. Bisa disimpulkan untuk jenis

variabel dependent (keuntungan nasabah) indikator biaya untuk pertanyaan yang

pertama, nasabah dominan setuju jika pendapatan yang diterima mampu menutupi

biaya langsung dan tidak langsung.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di isi oleh nasabah, untuk pertanyaan

kedua indikator biaya, posisi paling tinggi di peroleh oleh pernyataan Setuju (S)

dengan skor 4dengan jumlah 40 orang, kemudian oleh pernyataan Sangat Setuju

(SS) dengan skor 5dengan jumlah 7 orang, dan yang terakhir pernyataan Kurang

Setuju (KS) dengan skor 3dengan jumlah 5 orang. Bisa disimpulkan untuk jenis

variabel dependent (keuntungan nasabah) indikator biaya untuk pertanyaan yang

kedua, nasabah dominan setuju jika proses pembiayaan IB mikro dengan biaya

yang sesuai kemampuan masyarakat atau nasabah.


BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kontribusi pembiayaan mikro terhadap keuntungan nasabah dilihat dari

variabel pembiayaan mikro yang memiliki lima indikator yakni efisiensi,

produktivitas, efektivitas, profitabilitas, dan kelayakan keuangan. Berdasarkan

indikator efisiensi yaitu responden rata-rata menyatakan kurang setuju untuk

proses pembiayaan yang tidak memakan waktu yang lama atau dikatakan

kurang cepat dan responden rata-rata menyatakan setuju untuk pembiayaan

mikro yang memberikan kemudahan pada nasabah dalam membuka usaha.

Berdasarkan indikator produktivitas, mayoritas nasabah menyatakan setuju

pembiayaan mikro membantu mengembangkan usaha nasabah dan mayoritas

nasabah menyatakan setuju untuk investasi atau pembiayaan IB mikro Bank

DKI Syariah untuk bisnis yang halal dan baik. Berdasarkan indikator

efektivitas, responden mayoritas menyatakan setuju untuk pelaksanaan

pembiayaan sesuai dengan prosedur yang disepakati antara bank dengan

nasabah, dan responden mayoritas menyatakan setuju untuk prosedur

pembiayaan mudah dimengerti, dipahami serta tidak menyulitkan. Berdasarkan

indikator profitabilitas, responden mayoritas menyatakan setuju untuk sistem

bagi hasil lebih adil dan menentramkan, kemudian responden mayoritas

menyatakan setuju untuk tidak ada sistem riba (bunga) dalam pembiayaan IB

mikro dan responden mayoritas menyatakan setuju untuk presentase nisbah

bagi hasil tinggi. Berdasarkan indikator kelayakan keuangan, responden


71
72

mayoritas menyatakan setuju untuk mampu memenuhi segala kebutuhan modal

dan mayoritas menyatakan setuju bahwa pembiayaan IB mikro bank DKI

Syariah mampu mengelola resiko dengan memperhitungkan segala kecukupan

modal dan responden mayoritas menyatakan setuju untuk peka terhadap

perubahan dan kebutuhan nasabah.

2. Besarnya kontribusi pembiayaan mikro terhadap keuntungan nasabah dilihat

dari variabel keuntungan nasabah yakni terdapat dua indikator yakni

pendapatan dan biaya. Berdasarkan indikator pendapatan, responden mayoritas

menyatakan setuju dengan adanya produk pembiayaan mikro, produk

pembiayaan IB mikro secara optimal meningkatkan pendapatan dan responden

mayoritas menyatakan setuju dengan adanya produk pembiayaan IB mikro

kebutuhan ekonomi keluarga terpenuhi. Berdasarkan indikator biaya, responden

mayoritas menyatakan setuju bahwa pendapatan yang diterima mampu

menutupi biaya langsung dan tidak langsung dan responden mayoritas

menyatakan setuju untuk proses pembiayaan IB mikro dengan biaya yang

sesuai kemampuan masyarakat atau nasabah.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan yang terdapat pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

diantaranya adalah kurangnya waktu untuk lebih dalam melakukan penelitian ini, namun

penulis melakukan upaya sebaik mungkin dalam penulisan Laporan Praktek Kerja

Lapangan dengan hasil kuesioner yang telah diisi oleh para nasabah Pembiayaan IB Mikro

Bank DKI Syariah Cabang X.


73

5.3 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan, selanjutnya

penulis menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat disampaikan

adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis yang menyatakan bahwa terdapat kontribusiterhadap

keuntungan nasabah, sebaiknya perusahaan memberikan margin seringan

mungkin agar tidak terlalu membebani nasabah demi kelangsungan dan

perkembangan usaha nasabah sektor mikro dan demi memperbesar pangsa

pasar yang dapat diraih dalam pembiayaan mikro. Mekanisme penyaluran

pembiayaan mikro saat ini tergolong efektif. Semoga dapat meningkatkan

kinerja PT Bank DKI Syari’ah dalam pelayanan dalam program pembiayaan

mikro yang saat ini tergolong efektif.

2. Melihat dari besarnya kontribusi pembiayaan mikro terhadap keuntungan

nasabah Bank DKI Syariah Cabang X, dengan beberapa kontribusi yang

dipaparkan diatas diharapkan Bank DKI Syariah dapat terus berperan aktif

dalam meningkatkan usaha nasabah baik kecil maupun menengah dengan terus

memberikan suntikan modal bagi wirausaha yang memiliki prospek dan

memenuhi syarat dalam mengajukan pembiayaan di Bank DKI Syariah. Tugas

Bank DKI Syariah dalam meningkatkan usaha nasabah baik kecil maupun

menengah tidak sebatas memberikan modal dan sebagai fasilitator antara

nasabah penabung dan nasabah pembiayaan, tetapi setelah diberikan

pembiayaan harus ada tindak lanjutnya seperti diberikan arahan dan

pengawasan dalam hal manajemen serta memantau setiap perkembangan

kegiatan wirausaha termasuk mengadakan kunjungan kepada nasbah dan


74

memberikan peringatan dini jika terjadi penurunan kualitas pembiayaan yang di

perkirakan mengandung risiko bagi bank dan juga Bank DKI Syariah juga perlu

meningkatkan kekuatan internal bank dalam melakukan penilaian terhadap

calon nasabah. Di sisi lain, Bank DKI Syariah perlu harus lebih selektif dalam

memberikan pembiayaan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga

diharapkan dengan kualitas SDM yang memiliki pemahaman tentang

pembiayaan syariah, mampu menerapkan pembiayaan mikro dalam sektor

ekonomi yang lebih luas dan dapat bersaing dengan bank umum syariah

lainnya. Strategi yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah juga diperlukan guna

menghindari kredit macet yang dapat menurunkan profitabilitas bank sehingga

diharapkan dengan adanya kenaikan komposisi pembiayaan dapat

meningkatkan pendapatan dan profitabilitas bagi bank maupun nasabah.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-karim

Adisasmita, Rahardjo (2011). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Al-arif, M. Nur Rianto (2011), Dasar-dasar Ekonomi Islam, Solo : Era Adicitra

Intermedia.

Antonio, Muhammad Syafi’I (2001), Bank Syariah : dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema

Insani

Djuwaini, Dimyauddin (2008).Pengantar Fiqh Muamalah.Yogyakarta:Pustaka

pelajar

Ghozali, Imam (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:
Universitas Diponegoro.
Hanafi, M.M (2010). Manajemen Keuangan Edisi Satu, Yogyakarta: BPFE

Harahap, Sofyan S; Wiroso; Yusuf, Muhammad, Akuntansi Perbankan Syariah,


Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Usakti.
Irmayanto, Juli (2009), Bank & Lembaga Keuangan. Jakarta : Universitas Trisakti.

Ismawan, Indra (2001), Sukses Di Era Ekonomi Liberal Bagi Koperasi dan Perusahaan
Kecil dan Menengah, Jakarta : Gramedia
Istijanto (2005), Riset Sumber Daya Manusia : Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-Dimensi
Kerja Karyawan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jakaria (2008),Statistika Deskriptif, Jakarta: Andrea Publiser

Karim, Adiwarman (2006), Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Raja

Grafindo

Kartadinata, Abas (2001), Akuntansi dan Analisi Biaya, Jakarta : Rineka Cipta

Mulyadi (2005). Akuntansi Biaya,Edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN.

Nafarin, M (2007). Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba Empat

Notoatmodjo,S (2002).Metodologi Penelitian Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta

75
76

Prasetio (2014).Analisis Strategi dan Perbankan, MajalahInfobank Edisi XXXVI

Rumidi, Sukandar (2004), Metlit : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Yogyakarta :

Gajah Mada University Pers

Sekaran, Uma (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi Empat Terjemahan Bahasa
Indonesia, Jakarta : Salemba Empat
Simamora, Henry (2002). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Singarimbun, Masri; Sofian Effendi (1989), Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES

Sugiarto, Dergibson Siagian (2006), Metode Statistika untuk Bisnis Ekonomi, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono (2003), Statistik NonparametrisUntuk Penelitian,Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2005), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

Supriyono(1999). Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua. Yogyakarta: BPFE.

Syafei, Rahmat (2006). Fiqih Muamalah.Bandung:Pustaka Setia.

Usman, Syaikhu et al. (2004). Laporan Lapangan : Keuangan Mikro Untuk Masyarakat
Miskin: Pengalaman Nusa Tenggara Timur. Indonesia
Wiroso (2005), Jual Beli Murabahah., Yogyakarta : UII Pers

Wiroso (2009), Produk Perbankan Syariah, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Usakti
_____, Pengertian Pendapatan www.ciputra-uceo.net/blog/2015/11/16/pengertian-
pendapatan(diakses pada tgl 16 november2015)
_____, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Syariah, www.lps.go.id (diakses pada tgl 12 desember 2015)

_____, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah, www.bi.go.id(diakses pada tgl 12 desember 2015)

_____, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan


Syariah, www.hukumonline.com (diakses pada tgl 12 desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai