Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPEMIMPINAN

“KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :
Diannita Susanti 1710411320010
Febi Widayanti 1710411320016
Noor Halimah 1710411320028
Putri Apriliyanti 1710411320036
Riffal Mubin 1710411310042
Zakiah Ainun Birdha 1710411320046

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT BANJARMASIN

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................2
C. TUJUAN..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN DASAR PEMIMPIN................................................................3


B. TEORI KEPEMIMPINAN.......................................................................................5
C. TIGA KETERAMPILAN UTAMA SEORANG PEMIMPIN................................6
D. CARA MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN................7
E. KETERAMPILAN YANG PERLU DIMILIKI UNTUK BISA
MEMPERKUAT DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN DIRINYA........................8
F. IMPLEMENTASI KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN……………………….9

BAB III PENUTUP

A KESIMPULAN.........................................................................................................11
B. SARAN....................................................................................................................11

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti
oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat
pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada
satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan
dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang
pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para
manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak perlu
menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan
manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi
(dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut atau bawahan karena
dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari
pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin ada
dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran
organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai
kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu
kelompok atau masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja teori pembentukan kepemimpinan?
2. Bagaimana Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan?
3. Keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan
dirinya.
C. Tujuan
Berangkat dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis bertujuan
memberikan pemahaman mengenai:
1. Agar mengetahui teori pembentukan kepemimpinan
2. Memahami apa yang dapat dilakukan pemimpin untuk memudahkan dan mendorong
dan memudahkan perkembangan kepemimpinan dari bawahan mereka.
3. Agar bisa memperkuat dasar-dasar Kepemimpinan dirinya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Dasar Pemimpin


Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk
mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau
berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama. Kepemimpinan atau kegiatan memimpin
merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang
yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam
mencapai tujuannya.
Berdasarkan pengalaman kajian empirik dan analisa para ahli ada tiga teori tentang
timbulnya kepemimpinan yaitu:
1. Teori Genetik, dimana seseorang telah ditakdirkan untuk memiliki bakat-bakat
kepemimpinan sejak ia dilahirkan sebagai suatu keturunan menurut kodrat alam.
2. Teori Sosial, yaitu seseorang bisa menjadi pemimpin apabila ia dididik dan diberi
pengalaman tentang kepemimpinan.
3. Teori Ekologis, teori ini lahir sebagai respon terhadap kedua teori diatas dimana
seseorang akan menjadipemimpin yang baik, apabila sejak lahirnya dikaruniai bakat
kepemimpinan yang dikembangkan secara teratur dan pengalaman-pengalaman kerja
sehingga bakatnya berkembang menjadi kepribadiannya.
Sebenarnya untuk lahirnya seorang pemimpin yang baik, dapat memenuhi seluruh
persyaratan yang diharapkan sangat sulit dan juga untuk memperoleh seorang pemimpin itu
tidak mudah di dapat dibangku sekolah atau pendidikan tetapi kematangan seorang pemimpin
akan dipengaruhi oleh :
1. Nilai-nilai dan sikap pribadi,
2. Pengetahuannya,
3. Kecerdasannya,
4. Komunikasi dan ekologi yang memperhatikan adanya interaksi antara lingkungan dan
manusia itu baik lingkungan biologis, sosial maupun fisik.
Keterampilan-keterampilan yang perlu dimiliki seorang pemimpin menurut Katz
(1979:25) dalam Burhanuddin (1994; 91-92) dikelompokkan menjadi:
 Ketrampilan membuat konsep (conceptual skills)
Keterampilan ini menunjukkan kemampuan berpikir, seperti menganalisa suatu
persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah. Ketrampilan konseptual
mencerminkan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Kemampuan analisis,
b. Berfikir secara rasional,
c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi,
d. Kreatif dalam berbagai ide dalam pemecahan masalah,
e. Mampu untuk mengemukakan analisis berbagai kejadian serta memahami berbagai
macam kecenderungan,

5
 Keterampilan Teknis (Techincal skills)
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode
dan teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan suatu tugas secara spesifik. Metode
dan tekniknya adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
 Keterampilan Manusiawi (Human skills)
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam bekerja dengan dan
melalui orang lain secara efektif, dan untuk membina kerja sama. Letak kunci
keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, yakni sejauh mana ia
mampu melaksanakan keterampilan-ketrampilan yang menyangkut kemanusiaan. Jadi
ketrampilan ini mencerminkan aspek-aspek :
a. Pengetahuan perilaku manusia dan proses kerjasama
b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain mengapa mereka
berkata dan melakukan pekerjaan
c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
d. Kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang efektif dan kooperatif, praktis dan
diplomatis.
 Keterampilan Menjalin Kerjasama
Suatu pekerjaan jika dikerjakan seseorang terasa sangat berat, namun jika dikerjakan
secara bersama-sama, pekerjaan itu terasa mudah dan cepat selesai. Kerjasama
kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan.
Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya
aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaan. Kerjasama kelompok merupakan
sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan
solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. Selain itu keterampilan dan pengetahuan
yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai
tambah yang membuat kerja sama lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang
individu yang brilian sekalipun. Sebuah kerjasama kelompok dapat dilihat sebagai
suatu unit yang mengatur dirinya sendiri.
Hubungan-hubungan sosial adalah hubungan-hubungan batin yang senantiasa terjadi
dengan spontan apabila ada sejumlah manusia berada bersama-sama disuatu tempat atau
sewaktu-waktu, maka sadar maupun tidak hubungan ini akan terdapat. Sebab hakikat manusia
itu adalah merupakan jalinan individualitas dan makhluk sosial. Kalau pekerja merasa atau
mendapat kesan bahwa dirinya diperhatikan oleh dirinya, maka ia merasa lebih rela bekerja
dengan sungguh-sungguh bahkan memberikan lebih daripada yang diwajibkan, akhirnya bisa
menimbulkan kesediaan mengarungi samudera dan lautan apapun untuk pimpinannya itu.
Inilah pertanda adanya human relation yang ideal, pertanda-pertanda lain dengan
adanya relation yang baik suasana psikologi yang subur bagi perusahaan dan menyenangkan
pesertanya, adanya keikhlasan yang baik antar pemimpin dan bawahannya serta adanya usaha
untuk merundingkan secara damai dalam kerukunan kerja. Faktor komunikasi timbal balik
serta disiplin hidup dalam bekerja menimbulkan gairah kerja untuk mencapai hasil yang
optimal. Dalam hal ini fungsi dan tugas kepemimpinan sudah sewajarnya diketahui pimpinan
bahwa ia tahu wewenang yang diterimanya dengan disertai pertanggung jawaban.

6
Tugas utamanya terfokus pada upaya memberikan visi, motivasi, inspirasi, atasan serta
memfasilitasi dalam kerja sama untuk menentukan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan sehingga para bawahan bisa mencapai tujuannya. Semua fungsi
ini harus bisa diketahui oleh seorang pimpinan, ia tidak bisa mengelakan dirinya bahwa dirinya
tidak tahu semua itu. Ia bukan ditentukan oleh posisinya tapi oleh fungsinya sebagai pemimpin
serta kompetensi kepemimpinan yang dimilikinya.

B. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori kepemimpinan yang dikemukakan anatara lain:
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud
adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
a. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan.
b. sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan,
ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif.
c. kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi
secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat,
ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan
prinsip keteladanan.

2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal
ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. Konsiderasi dan struktur inisiasi
b. Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima
usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat
dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
c. Berorientasi kepada bawahan dan produksi

7
d. Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan
dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan

3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu
menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
a. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
b. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
c. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
d. Norma yang dianut kelompok
e. Rentang kendali
f. Ancaman dari luar organisasi
g. Tingkat stress
h. Iklim yang terdapat dalam organisasi.

4. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan
yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan
adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu
melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.

C. Tiga keterampilan utama seorang Pemimpin


Ketrampilan utama yang pertama adalah Technical skill, merupakan ketrampilan teknis
yang dimiliki oleh seseorang, biasanya merupakan ketrampilan yang didapatkan dari jalur
pendidikan resmi. Berupa kemampuan/keahlian di bidang spesialisasi tertentu. Keahlian
menggambar seorang Arsitek, keahlian mengoperasi pasien seorang dokter adalah contoh
technical skills. Lebih banyak ke keahlian dalam bentuk fisik. Bisa dirasakan dan dilihat
langsung oleh orang lain.
Keterampilan utama yang kedua adalah Conceptual skill, didefinisikan sebagai
kemampuan untuk memahami persoalan secara lebih menyeluruh .Fungsi dalam conceptual
skill lebih banyak bagaimana mempengaruhi orang lain supaya mengikuti apa yang diinginkan
oleh sang pemimpin. Termasuk ke dalamnya adalah kemampuan perencanaan,
pengorganisasian dan pengontrolan terhadap item pekerjaan yang dilakukan. Conceptual skills
bisa dipelajari di jalur pendidikan normal, atau bisa juga dipelajari dari jalur pendidikan non

8
formal (pengalaman). Keduanya juga bisa saling melengkapi supaya didapatkan kemampuan
yang lebih alami.
Ketrampilan utama ketiga yang harus dimiliki adalah Soft skill. Ini mungkin satu-satunya
kemampuan yang tidak bisa dipelajari di jalur pendidikan formal. Walaupun banyak
pelatihan-pelatihan dewasa ini yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan soft skill dari
seseorang, tetapi akan lebih efektif jika didapatkan dari jalur pengalaman [non formal]. Yang
termasuk soft skill diantaranya, kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain termasuk kemampuan untuk,Mengola konflik dalam sebuah
organisasidan masih banyak lainnya.

D. Cara Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan


1. Diperlukan Patokan
Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin. Artinya, seseorang
harus diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin. Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki
rencana untuk menemukan prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang
terbaik karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia. Prospek itu harus
menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan memberikan bukti yang kuat bahwa ia
akan mampu untuk belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan
kemampuan kepemimpinan itu penting.
Hal lain yang harus dilihat adalah karakter. Etika yang diperlihatkan seseorang adalah
ukuran yang baik untuk menilai karakter seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk
membuat keputusan yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu benar secara
moral atau tidak. Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari untuk memimpin harus
sanggup untuk bergaul dengan orang lain dan bersedia bekerja sama. Ketika mereka
berkembang, ukuran tanggung jawab mereka juga akan lebih besar. Jika sepertinya ia sanggup
mengikutinya, itu berarti ia berpotensi dan sanggup mengambil inisiatif saat sebuah keputusan
diperlukan. Inisiatif sering kali menunjukkan potensi kepemimpinan karena sikap seperti itu
menyingkap motivasi: artinya, memahami situasi dan kemudian memilih tindakan yang paling
tepat.

2. Diperlukan Ujian
Mengabaikan pengetahuan itu adalah kebodohan karena pengetahuan tidak hanya
mengungkapkan faktor personal, namun juga sikap. Lebih daripada keterampilan, sikap sering
kali akan menentukan sebuah efektivitas. Sikap adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan, dan
banyak orang tidak sadar bahwa masalah dalam hubungan mereka dengan organisasi adalah
karena faktor sikap. Pengujian dapat mengindikasi masalah seperti itu. Beberapa tes psikologi
juga mengungkapkan kelemahan dan minat. Hal itu membantu seseorang dan pelatih untuk
mengetahui dengan tepat bidang apa yang seharusnya menjadi fokus.

3. Membantu agar Pelatihan Efektif

Pengalaman adalah hal yang penting. Banyak situasi yang dapat dijadikan alat untuk
memberi seseorang pengalaman dalam memimpin; saat kepala departemen sedang cuti
misalnya, seorang asisten harus melakukan tanggung jawabnya sementara. Pelatihan seperti ini
tiada duanya.

9
Peningkatan kepemimpinan mungkin terencana atau terjadi karena rutinitas, seperti
asisten yang naik posisi karena atasannya pensiun. Jika orang itu disukai, kesempatannya besar
untuk bisa sukses. Namun, metode rutinitas seperti itu tidak menjamin sebuah kepemimpinan
yang baik sebab posisi itu didapat lebih banyak karena kesempatan. Dengan perencanaan dan
evaluasi yang terstruktur, prospek adanya kepemimpinan yang kuat akan lebih bagus.

4. Masa Percobaan

Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan
mudah. Metode ini sering digunakan di toko besar, bank, dan organisasi industri; gereja
menganggap metode ini sebagai metode yang baik sekali untuk mendapatkan seorang
pemimpin. Metode ini memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah itu,
ada percobaan selama beberapa waktu. Jika ia menjalaninya dengan baik, ia akan naik tingkat
saat ada peluang.

5. Mengukur Perkembangan

Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika pemimpin potensial
tidak belajar menggunakan materi yang diajarkan pada mereka dengan efektif, program
pelatihan harus direvisi. Beberapa kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak
mudah.Dalam analisa akhir, perkembangan keterampilan memimpin dinilai dari performa.
Bukan hanya pada hal yang telah dilakukan pemimpin, tapi juga dalam hal kepuasan kerja,
semangat dan usaha gigih yang ditunjukkan para bawahan, dan tingkat kesetiaan dan sikap
yang diperlihatkan bawahan.

E. Keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan


dirinya

1. Keterampilan Presentasi

Seorang pemimpin harus kreatif melakukan presentasi kepada pengikutnya. Presentasi


ini harus meliputi visi, misi, goal, action plan, dan fokus. Di mana, dalam setiap presentasi
pemimpin harus secara cerdas mampu mentransformasikan nilai-nilai yang kuat dan positif
kepada rencana tindakan yang jelas. Pemimpin harus memanfaatkan keterampilan presentasi
ini untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan kepada para pengikut, bawahan, tim, atau
kelompoknya tentang ide dan visi yang harus diperjuangkan bersama.

2. Keterampilan Membangun Tim Yang Kuat

Pemimpin yang sesungguhnya adalah seorang pekerja tim. Jadi, keterampilan


membangun tim adalah keterampilan yang sangat strategis untuk mensukseskan
kepemimpinan yang sedang diperjuangkan tersebut. Pemimpin harus bersikap bijak dan
profesional dalam merakit sebuah tim yang tangguh dan dinamis. Pemimpin harus menciptakan
sebuah tim yang kreatif dan strategis untuk membangun kinerja organisasi yang hebat.
Pemimpin harus membangun tim yang mampu meningkatkan rasa percaya diri organisasi
untuk berprestasi secara maksimal. Ingat! Pemimpin besar meraih hasil-hasil yang luar biasa
melalui timnya yang kuat, dan yang bertanggung jawab secara total pada fungsi dan peran kerja
masing-masing.

3. Keterampilan Negosiasi
10
Negosiasi adalah bagian dari komunikasi yang terfokus untuk mencari kesepakatan.
Jadi, peran seorang pemimpin sebagai seorang negosiator ulung tidaklah boleh diabaikan.
Pemimpin harus bijak dan cerdas melihat semua tantangan yang ada, dan cerdas menggunakan
keterampilan negosiasi tersebut untuk mentransformasikan semua tantangan menjadi peluang
yang menguntungkan organisasi yang di pimpin. Pemimpin adalah seorang negosiator untuk
mendapatkan kesepakatan terbaik, bukan seorang negosiator yang ngotot dan tak mau
kompromi terhadap tantangan.

4. Keterampilan Bersikap Baik

Seorang pemimpin tidak zamannya lagi memanfaatkan kekuasaan dan posisi


kepemimpinannya untuk bersikap arogan dan bersikap diktator terhadap pengikut. Sekarang
ini zamannya pemimpin harus merangkul semua kekuatan dan potensi sukses pengikutnya
untuk dijadikan sebagai kekuatan kepemimpinan yang ia miliki. Oleh karena itu, pemimpin
wajib bersikap baik dengan sikap tulus dan jujur kepada setiap orang, di mana pun dan kapan
pun.

5. Keterampilan Memotivasi

Seorang pemimpin adalah seorang motivator yang harus mampu membangkitkan


energi positif dari pengikut dan bawahannya, untuk secara proaktif bergairah dan bersemangat
tinggi dalam meraih prestasi yang hebat. Oleh karena itu, pemimpin wajib memiliki
keterampilan untuk memotivasi pengikutnya, dan menggerakan para pengikut untuk
melakukan hal-hal terpenting buat kesuksesan organisasi. Motivasi bukan berarti sekedar
berteriak-teriak dengan semangat tinggi, tapi lebih kepada cara untuk merangkul hati dan
pikiran positif para pengikut. Lalu, membangun harapan dan rasa percaya diri mereka untuk
menjadi lebih hebat.

6. Keterampilan Mengorganisasi
Seorang pemimpin adalah seorang organisator yang ulung. Kemampuan pemimpin
dalam mengorganisasi semua kekuatan yang ada akan menjadikan kepemimpinan itu kuat dan
solid. Melalui kebersamaan dalam organisasi yang solid dan kuat, pemimpin pasti membawa
setiap orang menuju puncak harapan.

F. Implementasi Keterampilan Kepemimpinan

Dilihat dari implementasi pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang


diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan
orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan
kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila pertimbangan merupakan gaya kepemimpinan yang
dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa
mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka
untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan pemimpinyan terbaik. fiedler telah mengembangkan suatu model pengecualian dari
ketiga gaya kepemimpinan,yakni model kepemimpinan kontigennis model ini nyatakan bahwa
gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana seorang pemimpin
bekerja, dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh

11
interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan
organisasi.
Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader –
member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position
power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas)
pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik
untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat
pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari
Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan
pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan
(muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui
kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau
menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan
pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui teori pembentukan
kepemimpinan dan juga memahami apa yang dapat dilakukan pemimpin untuk
mendorong dan memudahkan perkembangan kepemimpinan dari bawahan mereka agar
menjadi sosok pemimpian yang bijaksana serta bisa memperkuat dasar-dasar
Kepemimpinan diri agar tidak menjadi sosok pemimpin yang gagal.

B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi
luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.

C. Daftar Pustaka
1. Buku Kepemimpinan halaman 107-136
2. http://rinaldigoaway.blogspot.com/2010/11/penerapan-kepemimpinan.html
3. https://www.academia.edu/6194417/MAKALAH_TENTANG_KEPEMIMPINA
N
4. http://shaepulmarup.blogspot.com/2015/11/teori-dan-keterampilan-
kepemimpinan.html
5. https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

13

Anda mungkin juga menyukai