Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

ANALISA RASIO KEUANGAN PROVINSI LAMPUNG

4.1 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah


Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap
sumber dana ekstern yang dalam hal ini adalah dana Perimbangan
yang berasal dari Pusat maupun pinjaman daerah. Semakin tinggi
rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan terhadap bantuan
pihak ekstern (terutama pemerintah pusat) semakin rendah, dan
sebaliknya. Tabel berikut ini adalah rasio Kemandirian Pemerintah
Provinsi Lampung dapat dihitung sebagai berikut :
Pendapa tan Asli.Daerah
Kemandirian.daerah 
BantuanPusatdanPinjaman

Tabel. 4.1 Tabel Rasio PAD Terhadap Dana Perimbangan


Realisasi Dana Rasio
Realisasi PAD
NO. TAHUN perimbangan kemandiri
(Rp.) (Rp.) an (%)

1 2013 1.782.079.943.202 1.384.043.537.032 128,76

2 2014 2.307.904.100.056 1.472.486.568.518 156,74

3 2015 2.247.288.679.813 1.514.291.528.636 148,41


4 2016 2.365.097.213.971 2.739.699.673.888 86,33

5 2017 2.759.859.176.654 4.028.319.626.961 68,60

Bila di lihat dari Tabel maupun grafik kemandirian di atas terlihat bahwa
Pemerintah Provinsi Lampung memiliki kemandirian yang baik dimana
rasio yang ada menunjukkan nilai rata-rata di atas 100%.

64
Grafik 4.1 Rasio kemandirian Pemerintah Provinsi Lampung
2013-2017

4.2 Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Provinsi Lampung

Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Provinsi Lampung dapat diartikan


sebagai Derajat Desentralisasi. Derajat desentralisasi dilihat dari
perbandingan PAD dengan Total Pendapatan Daerah (TPD).
Mahmudi (2010: 142) mengatakan bahwa:
“Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan antar jumlah
Pendapatan Asli Daerah dengan total penerimaan daerah. Rasio ini
menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah.
Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan
pemerintah daerah dalam menyelenggarakan desentralisasi. Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:
Pendapa tan Asli.Daerah
Derajat .Desentralisasi  x100
TotalPenda pa tan Daerah

65
Menurut Bisma (2010 : 78) mengatakan bahwa :
“Tingkat Desentralisasi Fiskal adalah ukuran untuk menunjukkan tingkat
kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PAD merupakan aspek yang
dangat menentukan keberhasilan suatu daerah dalam menyelenggarakan
desentralisasi. Semakin tinggi PAD maka semakin besar kemampuan
keuangan daerah untuk membiayai belanja pemerintah dalam
menjalankan roda pemerintahan. Kriteria penilaian tingkat desentralisasi
fiskal dapat dikategorikan seperti tabel berikut ini:
Tabel. 4.2 Kriteria Penilaian Tingkat Desentralisasi Fiskal

Prosentase PAD terhadap


Tingkat Desentralisasi Fiskal
TPD
0,00 – 10,00 Sangat Kurang
10,01 – 20,00 Kurang
20,01 – 30,00 Sedang
30,01 – 40,00 Cukup
40,01 – 50,00 Baik
> 50,00 Sangat Baik
Sumber: Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM, 1991 dalam Bisma
(2010:78)

Dari Tabel di atas dapat dirumuskan gambaran rencana tingkat


desentralisasi Fiskal Provinsi Lampung Tahun 2013 – 2017 sebagai
berikut :
Tabel. 4.3 Kontribusi Target PAD Terhadap Target Pendapatan daerah
Tahun 2013-2017
T. PAD Thd T.
Target Pendapatan
No Tahun Target PAD Pendapatan
daerah
(%)
1 2013 4,410,729,851,197 2,183,413,478,756 49.50
2 2014 4,576,791,050,793 2,258,133,103,022 49.34
3 2015 4,987,226,142,596 2,363,789,222,944 47.40
4 2016 5,825,907,142,161 2,739,699,673,189 47.03
5 2017 7.725.116.345.282 3.080.908.289.668 39.88

66
Grafik 4.2 Kontribusi Target PAD terhadap Target Pendapatan 2013-2017

Gambaran tingkat desentralisasi Fiskal Provinsi Lampung Tahun 2013 –


2017 sebagai berikut :

Tabel. 4.4 Kontribusi Realisasi PAD Terhadap Target Pendapatan daerah


Tahun 2013-2017
R. PAD Thd T.
No Tahun Target Pendapatan Realisasi PAD Pendapatan
(%)
1 2013 4,410,729,851,197 1,782,079,943,202 40.40
2 2014 4,576,791,050,793 2,073,627,804,706 45.31
3 2015 4,987,226,142,596 2,249,119,752,163 45.10
4 2016 5,825,907,142,161 2,365,097,213,971 40.60
5 2017 7.725.116.345.282 2.759.859.176.654 35.72

Dari gambaran di atas terlihat bahwa rata-rata Rasio tingkat


desentralisasi Fiskal Provinsi Lampung Tahun 2013 – 2017 termasuk
dalam kriteria Baik.
Grafik. 4.3 Kontribusi Realisasi PAD Terhadap Target Pendapatan Daerah
Tahun 2013-2017

KO NT RIBUSI REALISASI PAD T ERHA DAP TARGET P ENDAPA TAN DAERAH

8.000.000.000.000
7.000.000.000.000
6.000.000.000.000
5.000.000.000.000
4.000.000.000.000
40,60 35,73
3.000.000.000.000
45,10
2.000.000.000.000 40,40 45,31
1.000.000.000.000
4.3 Rasio Efektivitas dan
0 Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi PAD Target Pendapatan Daerah 67
Rasio efektivitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi
penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD dengan target
penerimaan PAD (dianggarkan ). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah


RasioEfektifitasPAD  x100%
Target penerimaan PAD

Rasio efektivitas PADmenunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam


memobilisasi peneriman PAD sesuai dengan yang ditargetkan . Secara
umum , nilai efektivitas PAD depat dikatagorikan sebagai berikut :
- Sangat efektif : 100 %
- Efektif : 100 %
- Cukup Efektif : 90 % - 99 %
- Kurang Efektif : 75 % - 89 %
- Tidak Efektif : < 75 %

Tabel. 4.5 Rasio efektifitas PAD Tahun 2013-2017


TARGET REALISASI
NO. TAHUN (%)
(Rp.) (Rp.)
1 2013 2.183.413.478.756 1.782.079.943.202 81,62
2 2014 2.258.133.103.022 2.307.904.100.056 102,20
3 2015 2.363.789.222.944 2.247.288.679.813 95,07
4 2016 2.739.699.673.189 2.365.097.213.971 86,33
5 2017 3.080.908.289.668 2.759.859.176.654 89,57

Dari data di atas tergambar bahwa rata-rata dalam 5 Tahun terakhir


Rasio efektifitas PAD adalah sebesar 90,96% sehingga dalam 5 Tahun
terakhir menunjukkan kategori Cukup efektif.

BAB V

68
PENUTUP

Sebagaimana data-data yang telah disajikan dalam buku ini,

realita kondisi Pendapatan Daerah di Provinsi Lampung selama

Tahun Anggaran 2013 sampai dengan Tahun Anggaran 2017

menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini tidak terlepas

dari dukungan dan koordinasi semua pihak yang terkait dengan

proses pengelolaan Pendapatan Daerah di Provinsi Lampung.

terutama Badan/Instansi/Lembaga pengelola Pendapatan Daerah di

Provinsi Lampung.

Demikian, semoga pada masa-masa mendatang upaya

pengelolaan dan penggalian potensi Pendapatan Daerah yang ada di

Provinsi Lampung dapat diupayakan secara maksimal.

Bandar Lampung, Maret 2018


KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI LAMPUNG

Ir. E PITERDONO HZ., S.E., M.M


Pembina Utama Madya
NIP.19601122 198903 1 003

69

Anda mungkin juga menyukai