Anda di halaman 1dari 27

APLIKASI SISTEM PAKAR

DIAGNOSIS PENYAKIT ASMA

1. Pendahuluan
Kemajuan dan perkembangan teknologi komputer yang semakin maju sangat
diperlukan oleh para pembuat perangkat lunak komputer untuk mengolah data sains
maupun transaksi bisnis. Perangkat lunak yang dibuat harus dapat mengakomodasi
kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan kritis, antara lain dalam hal
penyajian informasi dengan cepat, pengambil keputusan, melakukan perhitungan-
perhitungan yang rumit, penyajian animasi dan simulasi, sebagai sebuah sistem pakar
pendiagnosis suatu penyakit atau gangguan dan lain-lain.
Dalam ilmu komputer, banyak ahli yang berkonsentrasi pada pengembangan
kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI adalah suatu studi kasus di
mana tujuannya adalah membuat komputer berpikir dan bertindak seperti
manusia. Banyak implementasi AI dalam bidang komputer, misalnya Decision
Support System (Sistem Pendukung Keputusan), Robotic, Natural Language
(Bahasa Alami), Neural Network (Jaringan Saraf), dan lain-lain (Jogiyanto, 2003:
3).
Contoh bidang lain pengembangan kecerdasan buatan adalah sistem pakar
yang menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk memecahkan
masalah yang secara normal memerlukan keahlian manusia. Tujuan
pengembangan sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran
manusia, tetapi untuk mensubstitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk
sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak (Jogiyanto, 2003: 3).
Secara umum, sistem pakar (Expert System) adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan
sistem pakar, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit
yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para
ahli, sistem

1
pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat
berpengalaman (Kusumadewi, 2003: 109).
Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam
berbagai bidang sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan
contohnya Perancangan Sistem Pakar Tes EQ (Emotional Quotient) Untuk
Mengetahui Aspek Kepribadian Dengan Metode Forward Chaining (ERM Gemis,
2011), bidang teknologi contohnya Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa
Masalah Pada Jaringan Wi-Fi (M. Al Hadith, 2011), bidang elektronik contohnya
Analisis dan Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Kerusakan Monitor
dengan Menggunakan Pendekatan Probabilitas Bayesian (Rifky, dkk, 2005),
maupun bidang kedokteran yang menyangkut diagnosis penyakit khususnya yang
akan penulis kaji ialah mengenai diagnosis penyakit asma.
Namun saat ini sudah terdapat dua sistem pakar mengenai diagnosis
penyakit asma, diantaranya Sistem Pakar Untuk Menentukan Derajat Asma Dan
Terapinya (Yahdin Faridhi, 2011) dan Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar
Untuk Diagnosis Penyakit Asma Dan Gangguan Pernapasan (AR. Tohir, 2011).
Disini penulis juga akan mengambil tema tentang sistem pakar penyakit asma,
namun yang membedakannya dengan sistem pakar penyakit asma yang sudah ada
yaitu penulis mengembangkan aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit asma
dengan menggunakan metodologi dari Durkin yaitu metodologi ESDLC (Expert
System Development Life Cycle). Metodologi ini merupakan salah satu model
yang menggambarkan tahap-tahap pengembangan perangkat lunak sistem pakar.
Suatu gejala penyakit merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat
mengancam kesehatan seseorang, namun pada kenyataannya gejala penyakit
tersebut terkadang dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Dengan adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi saat ini, resiko yang
ditimbulkan oleh gejala yang dialami seseorang dapat diketahui dengan cepat.
Penyakit asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran nafas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang

2
umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan. Penyakit asma
bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala tidak
mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat
bahkan dapat menimbulkan kematian (DEPKES R.I, 2009: 7).
Di Indonesia prevalensi penyakit asma belum diketahui secara pasti, namun
hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan
kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun
1995 prevalensi penyakit asma masih 2,1%, sedangkan pada tahun 2003
meningkat menjadi 5,2%. Hasil survey penyakit asma pada anak sekolah di
beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensi penyakit asma pada
anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7% - 6,4%, sedangkan pada anak
SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timur
sebesar 8,6%. Berdasarkan gambaran tersebut di atas, terlihat bahwa penyakit
asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian
secara serius (DEPKES R.I, 2009: 5).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi
penyakit asma di masyarakat seperti bimbingan teknis, pemantauan, penyuluhan
di bidang penyakit asma, namun tanpa peran serta masyarakat tentunya tidak akan
dicapai hasil yang optimal dikarenakan kurangnya tenaga penyuluh yang ahli pada
penyakit asma. Oleh sebab itu, dirasakan perlu dibuat sebuah aplikasi yang dapat
membantu proses penyuluhan kepada masyarakat awam untuk menanggulangi
penyakit asma.
Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi yang bisa dijadikan sebagai
alternatif dalam mendiagnosis penyakit asma. Dalam hal ini, aplikasi akan
membantu dalam menemukan informasi jenis penyakit asma berdasarkan gejala
klinis yang dirasakan sampai ditemukannya kesimpulan berdasarkan hasil
diagnosis berupa informasi mengenai cara pengobatan penyakit asma.
Kesimpulan yang dihasilkan merupakan hasil penelusuran dari seperangkat
data atau fakta yang berupa gejala klinis dari penyakit asma yang dirasakan.
Untuk itu, teknik inferensi yang dapat digunakan adalah metode inferensi

3
perantaian maju (forward chaining) yang merupakan pencocokan fakta atau
pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran
dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis
(Kusumadewi, 2003: 116).
Dimana dalam metode inferensi forward chaining ini dimulai dari informasi
awal (gejala awal) kemudian bergerak maju untuk mencocokkan informasi
selanjutnya hingga menemukan informasi yang sesuai dengan kaidah, lalu akan
menyimpulkan berupa keterangan jenis penyakit dan solusi.

2. Proses Akuisisi Pengetahuan


Proses ini adalah proses pemindahan pengetahuan pakar kedalam sebuah
program, yang diolah menjadi program yang sederhana layaknya sebagai pakar
diagnosis penyakit asma.

Berdasarkan sumber-sumber pengetahuan yang telah diuraikan


diatas, maka selanjutnya dapat diklasifikasikan beberapa jenis penyakit asma
yang merupakan hasil proses akuisi pengetahuan, yaitu sebagai berikut:
1. Penyakit Asma Akut
2. Penyakit Asma Kronis
3. Penyakit Asma Periodik
4. Penyakit Asma Ekstrinsik
5. Penyakit Asma Intrinsik
6. Penyakit Asma Berat
7. Penyakit Asma Sedang
8. Penyakit Asma Ringan
9. Penyakit Asma Pekerjaan
10. Penyakit Asma Sensitif Aspirin
11. Penyakit Asma yang Dipicu Olahraga

4
3. Basis Pengetahuan
Dari hasil proses akuisisi pengetahuan yang telah diuraikan diatas, maka selanjutnya dapat disusun suatu tabel basis
pengetahuan yang dapat dilihat pada Tabel

Tabel 3.3 Basis Pengetahuan

No Penyakit Gejala Solusi


1. Penyakit Asma Akut  Sesak napas tiba-tiba  Dapat menggunakan obat-obatan penyakit
 Intensitas sesak yang berat asma inhaler, nebulizer atau suntikan.
 Ada bunyi napas (mengi)
 Batuk
 Dada terasa berat
 Gelisah

2. Penyakit Asma Kronis  Sesak napas kambuh-kambuhan  Hindari penyebab serangan penyakit asma,
 Intensitas sesak yang ringan sampai sedang minum obat-obatan penyakit asma saat terasa
 Kadang ada bunyi napas (mengi) kadang tidak sesak, olah raga, dan jangan terlalu lelah.
3. Penyakit Asma Periodik  Hindari penyebab penyakit asma, minum obat
 Kadang ada batuk
penyakit asma jika kambuh, olah raga, hindari
 Sesak napas yang sering kambuh karena
stress, dan jangan terlalu lelah.
penyebab tertentu misal debu, asap, dan udara
dingin

Sumber : (Dr. Hendrik Santoso)

71
Tabel 3.3 Basis Pengetahuan (Lanjutan)

No Penyakit Gejala Solusi


4. Penyakit Asma Ekstrinsik  Sesak napas disertai gejala alergi  Hindari penyebab alergi misal debu, tepung sari,
 Gatal pada kulit makanan tertentu yang alergi, terkadang sembuh
 Bersin-bersin sendiri tanpa obat, desensitisasi (menyuntikan
 Pilek alergen penyebab sedikit demi sedikit sampai

 Hidung buntu tidak alergi).

5. Penyakit Asma Intrinsik  Obati penyebab infeksi misal dengan


 Sesak napas terkadang berat
antibiotik, dan minum obat-obatan penyakit
 Ada gejala infeksi misalnya panas
asma.

6. Penyakit Asma Berat  Sesak berat pada saat istirahat, bicara hanya  Dapat diberikan nebulizer, beri oksigen, dan
kata-kata, dan pucat sampai biru suntik obat-obatan penyakit asma.
 Napas berbunyi nyaring
 Ada pernapasan dengan otot dada yang tertarik
 Ada pernapasan cuping hidung

Sumber : (Dr. Hendrik Santoso)

72
Tabel 3.3 Basis Pengetahuan (Lanjutan)

No Penyakit Gejala Solusi


7. Penyakit Asma Sedang  Kecepatan napas meningkat  Dapat diberikan nebulizer, beri oksigen dan
 Sesak sedang pada saat bicara, bicara hanya obat-obatan oral.
penggal kalimat
 Napas berbunyi saat membuang napas dan
kadang saat menarik napas
 Kadang ada pernapasan dengan otot dada yang
tertarik
8. Penyakit Asma Ringan  Dabat diberikan nebulizer dan obat-obatan oral.
 Sesak ringan pada saat berjalan dan bicara
berupa kalimat
 Napas berbunyi saat membuang napas

Sumber : (Dr. Hendrik Santoso)

73
Tabel 3.3 Basis Pengetahuan (Lanjutan)

No Penyakit Gejala Solusi


9. Penyakit Asma Pekerjaan  Alergi di tempat kerja  Ubahlah kondisi kerja. Hal ini dapat berupa
 Bersin-bersin di tempat kerja dipindahkan ke bagian lain dalam perusahaan
 Hidung berlendir yang sama, atau benar-benar pindah kerja
 Hidung tersumbat (perusahaan).

10. Penyakit Asma Sensitif  Dapat diberikan obat Montelukast


 Kondisi memburuk setelah mengkonsumsi aspirin
Aspirin (Singulair®) dan obat antagonis reseptor
 Otot-otot di sekitar saluran bronkus
leukotrin yang dapat mencegah leukotrin agar
(cabang terkecil sistem pernapasan)
tidak dapat bekerja secara normal.
berkontraksi
 Menyempitnya saluran napas
 Kesulitan bernapas
11. Penyakit Asma yang Dipicu  Pilih dan batasi beberapa jenis olahraga
 Kondisi memburuk selama dan sesudah olahraga
Olahraga serta konsultasikan dengan profesional
 Mendingin dan mengeringnya saluran napas
kesehatan atau dokter.
 Pernapasan cepat dan dangkal
 Sesak napas

Sumber : (Bull, 2005 : 39 – 47)

74
4. Basis Aturan
Basis aturan dari aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit asma dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Basis Aturan

ID_Gejala Pertanyaan FaktaYA FaktaTIDAK Ya Tidak ID_Penyakit


G1 Apakah ada bunyi napas (mengi)? Ada bunyi napas (mengi) Tidak Terasa bunyi napas G2 G7 P1
(mengi)
G2 Apakah batuk? Batuk Tidak Batuk G3 G7 P1
G3 Apakah sesak napas tiba-tiba? Sesak napas tiba-tiba Tidak terjadi Sesak napas G4 G7 P1
tiba-tiba
G4 Apakah intensitas sesak yang berat? Intensitas sesak yang berat Tidak Terjadi Intensitas G5 G7 P1
sesak yang berat
G5 Apakah dada terasa berat? Dada terasa berat Dada Tidak terasa berat G6 G7 P1
G6 Apakah gelisah? Gelisah Tidak Gelisah P1 G7 P1
G7 Apakah sesak napas kambuh- Sesak napas kambuh-kambuhan Tidak Mengalami Sesak G8 G10 P2
kambuhan? napas kambuh-kambuhan
G8 Apakah intensitas sesak yang ringan Intensitas sesak yang ringan Tidak Mengalami Intensitas G9 G10 P2
sampai sedang? sampai sedang sesak yang ringan sampai
sedang
G9 Apakah kadang ada bunyi napas Kadang ada bunyi napas (mengi) Bunyi napas Tidak (mengi) P2 G10 P2
(mengi) kadang tidak? kadang tidak
G10 Apakah kadang ada batuk? Kadang ada batuk Tidak Batuk G11 G12 P3
G11 Apakah sesak napas yang sering Sesak napas yang sering kambuh Tidak Pernah Mengalami P3 G12 P3
kambuh karena penyebab tertentu misal karena penyebab tertentu misal Sesak Napas
debu, asap, dan udara dingin? debu, asap, dan udara dingin

75
Tabel 3.4 Basis Aturan (Lanjutan)

ID_Gejala Pertanyaan FaktaYA FaktaTIDAK Ya Tidak ID_Penyakit


G12 Apakah sesak napas disertai gejala Sesak napas disertai gejala alergi Tidak Pernah Mengalami G13 G17 P4
alergi? Sesak napas disertai gejala
alergi
G13 Apakah gatal pada kulit? Gatal pada kulit Tidak Mengalami Gatal G14 G17 P4
pada kulit
G14 Apakah bersin-bersin? Bersin-bersin Tidak Bersin-bersin G15 G17 P4
G15 Apakah pilek? Pilek Tidak Pilek G16 G17 P4
G16 Apakah hidung buntu? Hidung buntu Tidak Hidung buntu P4 G17 P4
G17 Apakah sesak napas terkadang berat? Sesak napas terkadang berat Tidak Terjadi Sesak Napas G18 G19 P5
Yang Berat
G18 Apakah ada gejala infeksi misalnya Ada gejala infeksi misalnya Tidak Ada gejala infeksi P5 G19 P5
panas? panas misalnya panas
G19 Apakah sesak berat pada saat istirahat, Sesak berat pada saat istirahat, Tidak Sesak berat pada saat G20 G23 P6
bicara hanya kata-kata, dan pucat bicara hanya kata-kata, dan istirahat, bicara hanya kata-
sampai biru? pucat sampai biru kata, dan pucat sampai biru
G20 Apakah napas berbunyi nyaring? Napas berbunyi nyaring Bernapas Normal G21 G23 P6
G21 Apakah ada pernapasan dengan otot Ada pernapasan dengan otot Pernapasan Dengan Otot G22 G23 P6
dada yang tertarik? dada yang tertarik Dada Normal
G22 Ada pernapasan cuping hidung? Ada pernapasan cuping hidung Pernapasan Hidung Normal P6 G23 P6
G23 Apakah kecepatan napas meningkat? Kecepatan napas meningkat Kecepatan napas Normal G24 G27 P7
G24 Apakah sesak sedang pada saat bicara, Sesak sedang pada saat bicara, Tidak Terjadi Sesak G25 G27 P7
bicara hanya penggal kalimat? bicara hanya penggal kalimat

76
Tabel 3.4 Basis Aturan (Lanjutan)

ID_Gejala Pertanyaan FaktaYA FaktaTIDAK Ya Tidak ID_Penyakit


G25 Apakah napas berbunyi saat membuang Napas berbunyi saat membuang Bernapas Normal G26 G27 P7
napas dan kadang saat menarik napas? napas dan kadang saat menarik
napas
G26 Apakah kadang ada pernapasan dengan Kadang ada pernapasan dengan Pernapasan normal P7 G27 P7
otot dada yang tertarik? otot dada yang tertarik
G27 Apakah sesak ringan pada saat berjalan Sesak ringan pada saat berjalan suara tidak kecil G28 G29 P8
dan bicara berupa kalimat? dan bicara berupa kalimat
G28 Apakah napas berbunyi saat membuang Napas berbunyi saat membuang Napas Tidak berbunyi saat P8 G29 P8
napas? napas membuang napas
G29 Apakah alergi di tempat kerja? Alergi di tempat kerja Alergi di tempat kerja G30 G33 P9
G30 Apakah bersin-bersin di tempat kerja? Bersin-bersin di tempat kerja Tidak Bersin G31 G33 P9
G31 Apakah hidung berlendir? Hidung berlendir Hidung Tidak berlendir G32 G33 P9
G32 Apakah hidung tersumbat? Hidung tersumbat Hidung Tidak tersumbat P9 G33 P9
G33 Apakah kondisi memburuk setelah Kondisi memburuk setelah Kondisi Normal – normal G34 G37 P10
mengkonsumsi aspirin? mengkonsumsi aspirin saja meski sudah minum
Obat Aspirin
G34 Apakah otot-otot di sekitar saluran Otot-otot di sekitar saluran Otot-otot di sekitar saluran G35 G37 P10
bronkus (cabang terkecil sistem bronkus berkontraksi bronkus Tidak berkontraksi
pernapasan) berkontraksi?
G35 Apakah menyempitnya saluran napas? Menyempitnya saluran napas saluran napas normal G36 G37 P10
G36 Apakah kesulitan bernapas? Kesulitan bernapas Bernapas normal P10 G37 P10
G37 Apakah kondisi memburuk selama dan Kondisi memburuk selama dan Kondisi baik-baik saja G38 0 P11
sesudah olahraga? sesudah olahraga selama dan sesudah
olahraga

77
Tabel 3.4 Basis Aturan (Lanjutan)

ID_Gejala Pertanyaan FaktaYA FaktaTIDAK Ya Tidak ID_Penyakit


G38 Apakah mendingin dan mengeringnya Mendingin dan mengeringnya Saluran Napas Normal G39 0 P11
saluran napas? saluran napas
G39 Apakah pernapasan cepat dan dangkal? Pernapasan cepat dan dangkal Pernapasan Normal G40 0 P11
G40 Apakah sesak napas? Sesak napas Tidak Sesak napas P11 0 P11

78
5. Tabel Dasar Penyakit Asma
Jenis penyakit asma beserta kodenya masing-masing dapat dilihat pada
Tabel 4.1..

Tabel 4.1 Tabel Dasar Penyakit Asma

ID_Penyakit Penyakit
P1 Penyakit Asma Akut
P2 Penyakit Asma Kronis
P3 Penyakit Asma Periodik
P4 Penyakit Asma Ekstrinsik
P5 Penyakit Asma Intrinsik
P6 Penyakit Asma Berat
P7 Penyakit Asma Sedang
P8 Penyakit Asma Ringan
P9 Penyakit Asma Pekerjaan
P10 Penyakit Asma Sensitif Aspirin
P11 Penyakit Asma yang Dipicu Olahraga

6. Tabel Dasar Gejala Penyakit Asma


Gejala-gejala dari penyakit asma beserta kodenya masing-masing dapat
dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tabel Dasar Gejala Penyakit Asma

ID_Gejala Gejala

G1 Ada bunyi napas (mengi)


G2 Batuk
G3 Sesak napas tiba-tiba
G4 Intensitas sesak yang berat
G5 Dada terasa berat
G6 Gelisah
G7 Sesak napas kambuh-kambuhan
G8 Intensitas sesak yang ringan sampai sedang
G9 Kadang ada bunyi napas (mengi) kadang tidak
G10 Kadang ada Batuk
Sesak napas yang sering kambuh karena penyebab tertentu misal debu,
G11
asap, dan udara dingin
G12 Sesak napas disertai gejala alergi

79
Tabel 4.2 Tabel Dasar Gejala Penyakit Asma (Lanjutan)

ID_Gejala Gejala

G13 Gatal pada kulit


G14 Bersin-bersin
G15 Pilek
G16 Hidung buntu
G17 Sesak napas terkadang berat
G18 Ada gejala infeksi misalnya panas
Sesak berat pada saat istirahat , bicara hanya kata-kata, dan pucat
G19
sampai biru
G20 Napas berbunyi nyaring
G21 Ada pernapasan dengan otot dada yang tertarik
G22 Ada pernapasan cuping hidung
G23 Kecepatan napas meningkat
G24 Sesak sedang pada saat bicara, bicara hanya penggal kalimat
G25 Napas berbunyi saat membuang napas dan kadang saat menarik napas
G26 Kadang ada pernapasan dengan otot dada yang tertarik
G27 Sesak ringan pada saat berjalan dan bicara berupa kalimat
G28 Napas berbunyi saat membuang napas
G29 Alergi di tempat kerja
G30 Bersin-bersin di tempat kerja
G31 Hidung berlendir
G32 Hidung tersumbat
G33 Kondisi memburuk setelah mengkonsumsi aspirin
Otot-otot di sekitar saluran bronkus (cabang terkecil sistem
G34
pernapasan) berkontraksi
G35 Menyempitnya saluran napas
G36 Kesulitan bernapas
G37 Kondisi memburuk selama dan sesudah olahraga
G38 Mendingin dan mengeringnya saluran napas
G39 Pernapasan cepat dan dangkal
G40 Sesak napas

80
7. Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Penyakit dan Gejala
Tabel keputusan berdasarkan relasi antara nama jenis penyakit asma dan gejala yang timbul dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Penyakit dan Gejala
ID_Gejala
ID_Penyakit
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20
P1 x x x x x x
P2 x x x

P3 x x

P4 x x x x x

P5 x x
P6 x x

P7
P8
P9

P10
P11

83
Tabel 4.4 Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Penyakit dan Gejala (Lanjutan)
ID_Gejala
ID_Penyakit
G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 G35 G36 G37 G38 G39 G40
P1

P2

P3
P4

P5

P6 x x
P7 x x x x

P8 x x
P9 x x x x

P10 x x x x
P11 x x x x

84
8. Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Gejala dan Solusi
Tabel keputusan berdasarkan relasi antara gejala yang timbul dan solusi
pengobatannya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Gejala dan Solusi
ID_Solusi
ID_Gejala
S0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
G1 x
G2 x
G3 x
G4 x
G5 x
G6 x
G7 x
G8 x
G9 x
G10 x
G11 x
G12 x
G13 x
G14 x
G15 x
G16 x
G17 x
G18 x
G19 x
G20 x
G21 x
G22 x
G23 x
G24 x
G25 x
G26 x
G27 x
G28 x

85
Tabel 4.5 Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Gejala dan Solusi
(Lanjutan)
ID_Solusi
ID_Gejala
S0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
G29 x
G30 x
G31 x
G32 x
G33 x
G34 x
G35 x
G36 x
G37 x
G38 x
G39 x
G40 x

9. Pohon Keputusan (Decision Tree)


Pembuatan decision tree digunakan untuk membantu menyederhanakan
dalam proses akuisisi pengetahuan agar lebih mudah diubah dalam bentuk kaidah.
Pohon keputusan dirancang dengan tujuan untuk mengetahui atribut (kondisi)
yang dapat direduksi sehingga menghasilkan kaidah yang efisien dan optimal
serta mempermudah dalam proses pencarian keputusan. Decision tree (pohon
keputusan) untuk sistem pakar penyakit asma dapat dilihat pada Gambar 4.1.

86
Gambar 4.1 Pohon Keputusan Untuk Penelusuran Penyakit Asma

87
10. Kaidah Produksi
Pohon keputusan yang dihasilkan pada Gambar 4.1 digunakan sebagai
acuan dalam menyusun kaidah produksi, sedangkan atribut di dalam tabel
keputusan menjadi premis di dalam kaidah produksi yang direpresentasikan.
Berikut ini adalah daftar kaidah produksi untuk diagnosis penyakit asma
berdasarkan jenis penyakit asma, gejala yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kaidah Produksi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma


Rule 1
IF Gejala : Ada bunyi napas (mengi)
AND Batuk
AND Sesak napas tiba-tiba
AND Intensitas sesak yang berat
AND Dada terasa berat
AND Gelisah
THEN Penyakit Asma Akut (P1)
Rule2
IF Gejala : Sesak napas kambuh-kambuhan
AND Intensitas sesak yang ringan sampai sedang
AND Kadang ada bunyi napas (mengi) kadang tidak
THEN Penyakit Asma Kronis (P2)
Rule 3
IF Gejala : Kadang ada Batuk
AND Sesak napas yang sering kambuh karena penyebab tertentu misal debu,
asap, dan udara dingin
THEN Penyakit Asma Periodik (P3)

88
Tabel 4.6 Kaidah Produksi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma
(Lanjutan)
Rule 4
IF Gejala : Sesak napas disertai gejala alergi
AND Gatal pada kulit
AND Bersin-bersin
AND Pilek
AND Hidung buntu
THEN Penyakit Asma Ekstrinsik (P4)

Rule 5
IF Gejala : Sesak napas terkadang berat
AND Ada gejala infeksi misalnya panas
THEN Penyakit Asma Intrinsik (P5)
Rule 6
IF Gejala : Sesak berat pada saat istirahat , bicara hanya kata-kata, dan
pucat sampai biru
AND Napas berbunyi nyaring
AND Ada pernapasan dengan otot dada yang tertarik
AND Ada pernapasan cuping hidung
THEN Penyakit Asma Berat (P6)
Rule 7
IF Gejala : Kecepatan napas meningkat
AND Sesak sedang pada saat bicara, bicara hanya penggal kalimat
AND Napas berbunyi saat membuang napas dan kadang saat menarik
napas
AND Kadang ada pernapasan dengan otot dada yang tertarik
THEN Penyakit Asma Sedang (P7)

89
Tabel 4.6 Kaidah Produksi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma
(Lanjutan)
Rule 8
IF Gejala : Sesak ringan pada saat berjalan dan bicara berupa kalimat
AND Napas berbunyi saat membuang napas
THEN Penyakit Asma Ringan (P8)

Rule 9
IF Gejala : Alergi di tempat kerja
AND Bersin-bersin di tempat kerja
AND Hidung berlendir
AND Hidung tersumbat
THEN Penyakit Asma Pekerjaan (S9)

Rule 10
IF Gejala : Kondisi memburuk setelah mengkonsumsi aspirin
AND Otot-otot di sekitar saluran bronkus berkontraksi
AND Menyempitnya saluran napas
AND Kesulitan bernapas
THEN Penyakit Asma Sensitif Aspirin (P10)
Rule 11
IF Gejala : Kondisi memburuk selama dan sesudah olahraga
AND Mendingin dan mengeringnya saluran napas
AND Pernapasan cepat dan dangkal
AND Sesak napas
THEN Penyakit Asma yang Dipicu Olahraga (P11)

90
11. Flowmap
Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urutan-urutan prosedur dari suatu sistem. Flowmap perancangan basis data untuk
membentuk aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit asma digambarkan pada
Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Flowmap Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma

91
12. Penutup
Dari uraian analisis dan desain aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit
asma dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa:
• Perangkat lunak aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit asma memiliki
fasilitas yang dapat membantu tenaga penyuluh dalam memberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk mengetahui deteksi dini gejala
penyakit asma, sehingga dapat ditarik kesimpulan atas jenis penyakit asma
yang menyerang dan solusi atau cara pengobatan yang bisa dilakukan secara
mandiri.
• Dengan adanya pembatasan hak akses yang diterapkan pada sistem, proses
untuk pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan
oleh pakar.

92
DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, H., 2007, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk


Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern”,
Yogyakarta: Andi.

Arhami, M., 2005, “Konsep Dasar Sistem Pakar”, Yogyakarta: Andi.

Departemen Kesehatan RI, 2009, “Pedoman Pengendalian Penyakit Asma”.

Departemen Kesehatan RI, 2007, “Pharmaceutical Care Untuk Penyakit


Asma”.

Dr. Eleanor Bull dan Profesor David Price, 2007, “Asma”, Jakarta: Erlangga.

Durkin, J., 1994, “Expert Systems Design and Development”, New Jersey:
Prentice Hall International Inc.

Heryanto, I., 2006, “Membuat Database dengan Microsoft Access Studi Kasus
: Sistem Informasi Kepegawaian”, Bandung: Informatika.

HM., Jogiyanto, 2003, “Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual


Basic”, Yogyakarta: Andi.

Kadir, A. Triwahyuni Terra CH., 2005, “Pengenalan Teknologi Informasi”,


Yogyakarta: Andi.

Kusrini, 2006, “Sistem Pakar Teori dan Aplikasi”, Yogyakarta: Andi.

Kusumadewi, Sri, 2003, “Artificial Intelligency (Teknik dan Aplikasinya)”,


Yogyakarta: Graha Ilmu.

MADCOMS, 2008, “Microsoft Visual Basic 6.0 untuk Pemula”, Yogyakarta:


Andi.

Pramana, Hengky W., 2005, “Aplikasi Penjualan Berbasis Access 2003”,


Jakarta: Elex.
Pengertian dan Tujuan Penyuluhan. Diperoleh dari http://www.prasko.com/;
diakses September 2012

Satuan Penyuluhan Asma. Diperoleh dari http://ners-blog.blogspot.com/; diakses


September 2012

Tim Pelaksana Praktikum Basis Data, 2009, “Modul Praktikum Basis Data”,
Garut: Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Whitten, Jeffrey L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevin C., 2004, “Metode
Desain dan Analisis Sistem”, Edisi Bahasa Indonesia, Singapore: Irwin
McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai