Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan Jurusan Kesehatan
Lingkungan, merupakan institusi pendidikan yang akan menghasilkan tenaga
kesehatan dibidang sanitasi dan kesehatan lingkungan jenjang Diploma III yang
disebut sebagai Ahli Madya Kesehatan Lingkungan.
Untuk membekali mahasiswa yang kelak bertugas sebagai ahli madya pada
berbagai institusi, selain perkuliahan teori dikelas, sangat dibutuhkan pembelajaran
praktek dilapangan yang merupakan salah satu kegiatan mutlak diselenggarakan
untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh.
Praktek Kerja Puskesmas dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
diobjek sebenarnya dan merupakan tuntutan kurikulum program D-III pada semester
IV di Jurususan Kesehatan Lingkungan, selanjutnya kegiatan yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan serta praktek yang dilaksanakan dapat memberikan
pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa.
Untuk terwujudnya hal tersebut diatas sangat dibutuhkan kerjasama dengan
institusi terkait yang ditujukan sebagai objek praktek kerja lapangan adalah di
Puskesmas Sumatera Utara sehingga kurikulum dan penerapan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dapat dialami oleh setiap mahasiswa.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui tentang struktur organisasi dan lingkup tugas kesehatan
khususnya kesehatan lingkungan di Puskesmas Kabupaten Karo.
b. Untuk mengetahui bentuk kerjasama lintas sector, lintas program di
puskesmas.
c. Untuk mengetahui manajemen pelaksanaan program kesehatan lingkungan di
puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui struktur organisasi dan tugas bidang kesehatan
khususnya kesehatan lingkungan di puskesmas.

1
b. Mahasiswa mengetahui tugas-tugas kesehatan lingkungan di puskesmas yang
meliputi:
 Penyehatan Air Bersih
 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
 Penyehatan Pembuangan Sampah
 Penyehatan Pembuangan Air Limbah
 Penyehatan Makanan dan Minuman
 Pengawasan Sanitasi TTU
 Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
 Pengawasan tempat Pengelolaan Pestisida
c. Mahasiswa mampu menerapkan pola berpikir sebagai petugas kesehatan
lingkungan.
d. Mahasiswa mampu memahami peran klinik sanitasi di puskesmas.
e. Mahasiswa mampu memahami program sanitasi total berbasis masyarakat
(STMB) di puskesmas.
C. Ruang Lingkup Puskesmas
Sesuai dengan tujuan Praktek Kerja Puskesmas tentang manajemen pelaksanaan
program kesehatan lingkungan di puskesmas Sumatera Utara, maka ruang lingkup
meliputi:
 Struktur Organisasi Puskesmas
 Lingkup tugas organisasi yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Penyajian data
 Evaluasi kegiatan program kesehatan lingkungan
 Pelaporan hasil kegiatan program kesehatan lingkungan

2
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Waktu dan Lokasi


Prkatek Kerja Puskesmas manajemen pelaksanaan program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Korpri yang dilaksanakan mulai dari tanggal 04 Maret – 23 Maret 2019
B. Gambaran Umum Puskesmas Korpri
A. Wilayah
Puskesmas Korpri merupakan salah satu dari 19 Puskesmas yang ada di bawah
naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo yang terletak secara demografi berada
di daerah Kecamatan Berastagi dan berada pada ketinggian kisaran 1.300 m dpl,
dengan batas – batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Berastagi
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tigapanah
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabanjahe
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat

Adapun Wilayah Kerja Puskesmas Korpri secara administratif terdiri dari 2


(dua) wilayah kerja Kecamatan, yaitu Kecamatan Berastagi dan Kabanjahe yang
terdiri dari 5 (lima) desa administrasi pelayanan kesehatan yaitu :

1. Desa Gurusinga Kecamatan Berastagi


2. Desa Raya Kecamatan Berastagi
3. Desa Sumber Mufakat Kecamatan Kabanjahe
4. Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe
5. Desa Kaban Kecamatan Kabanjahe.

Wilayah kerja Puskesmas Korpri dengan luas 23,9 per km² dan jumlah
penduduk 21.884 jiwa serta 5.408 kepala keluarga dengan tingkat kepadatan
penduduk 906 jiwa per km².

B. Penduduk

Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga


dan Kepadatan Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Korpri Tahun 2015.

3
Table 1. Data Kependudukan Wilayah Kerja Puskesmas Korpri

Kepadatan
Luas
Jumlah Jlh Rumah Rata-rata Peduduk
No Desa Wilayah
Penduduk Tangga Jiwa/ RT
(km²)
(per km²)
1 Gurusinga 6 3.843 1.020 3,77 641
2 Raya 5 5.472 1.284 4,26 1.094
3 Sumber Mufakat 5,5 4.358 1.099 3.97 792
4 Ketaren 2,5 7.187 1.719 4,18 2.875
5 Kaban 4,9 1.024 286 3,58 209
Jumlah 23,9 21.884 5.408 4,05 916
Sumber : BPS Kabupaten Karo Tahun 2015

Berdasarkan Tabel diatas dilihat jumlah penduduk terbanyak terdapat didesa


Ketaren dengan jumlah penduduk 7.187 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit
ada di desa Kaban sebanyak 1.024 jiwa. Luas wilayah terbesar dan luas wilayah
terkecil adalah desa gurusinga dengan luas wilayah 6 km² Ketaren seluas 2,5 km².

4
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Hasil Kegiatan Survei Rumah Sehat


Untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan lingkungan disuatu daerah perlu
dilakukan terlebih dahulu pengumpulan data kesehatan lingkungan yang mana
pengumpulan data tersebut menggunakan instrument berupa chek list dimana
sipengumpul data mendatangi tiap rumah yang dijadikan sebagai sampel adalah
perkartu keluarga dan menanyakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada
dalam instrumen. Jumlah penduduk Desa Gurusinga 1200 KK dimana jumlah dari
kepala keluarga tersebut tidak semuanya dijadikan sampel, tetapi sampel diambil
berdasarkan rumus Notoadmodjo tahun 2005. Jumlah sampel yang dijadikan sebagai
sumber pengumpulan data sebesar 92 KK.

Table 2. Hasil Survey Langit-Langit

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak ada 20 21,7 21,7 21,7
Ada, kotor, sulit
Valid dibersihkan, dan 26 28,3 28,3 50,0
rawan kecelakaan
Ada, bersih, dan tidak
46 50,0 50,0 100,0
rawan kecelakaan
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 20 KK (21,7%) tidak memiliki langit –


langit, 26 KK (28,3%) memiliki langit- langit kotor sulit dibersihkan dan rawan
kecelakaan, 46 KK (50%) memiliki langit- langit bersih dan tidak rawan kecelakaan

Table 3. Hasil Survey Dinding

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
bukan tembok
12 13,0 13,0 13,0
(ayaman dan bambu)
Valid semi permanen/
setengah tembok/ bata 36 39,1 39,1 52,2
yang tidak di plaster

5
permanen ( tembok/
44 47,8 47,8 100,0
bata di plester)
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 12 KK (13%) memiliki dinding bukan


tembok, 36 KK (39,1%) memiliki dinding semi permanen, 44 KK (47,8%) memiliki
dinding permanen.

Table 4. Hasil Survey Lantai

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Papan/ plesteran yang
15 16,3 16,3 16,3
retak dan berdebu
Valid
Plester/ubin/keramik/p
77 83,7 83,7 100,0
apan(rumah panggung)
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 15 KK (16,3 %) memiliki lantai


papan/ayaman bambu dekat tanah/plesteran retak berdebu, 77 KK (83,7%) memiliki
lantai diplester/ubin/keramik/rumah panggung.

Tabel 5. Hasil Survey Jendela Kamar Tidur

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak ada 34 37,0 37,0 37,0
Ada 58 63,0 63,0 100,0
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei tedapat 34 KK (37%) tidak memiliki jendela kamar


tidur, 58 KK (63%) memiliki jendela kamar.

Table 6. Hasil Survey Jendela Ruang Keluarga

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak ada 14 15,2 15,2 15,2
Ada 78 84,8 84,8 100,0
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 14 KK (15,2%) tidak memiliki jendela


ruang keluarga dan 78 KK (84,8%) memiliki jendela ruang keluarga.

6
Tabel 7. Hasil Survey Ventilasi

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak ada 5 5,4 5,4 5,4
Ada luas
ventilasi
55 59,8 59,8 65,2
permanen < 10
% luas lantai
Valid
Ada luas
ventilasi
permanen > 10 32 34,8 34,8 100,0
% dari luas
lantai
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 5 KK (5,4%) tidak memiliki ventilasi, 55


KK (59,8%) memiliki ventilasi permanen <10% dan 32 KK (34,8%) memiliki
ventilasi permanen >10 %.

Table 8. Hasil survey lubang asap dapur

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak ada 53 57,6 57,6 57,6
Ada luas ventilasi
dapur < 10 % dari 36 39,1 39,1 96,7
Valid luas lantai dapur
Ada luas ventilasi
dapur >10% dari 3 3,3 3,3 100,0
luas lantai dapur
Total 90 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 53 KK (57,6%) tidak memiliki lubang asap


dapur, 36 KK (39,1%) memiliki lubang asap <10% dan 3 KK (3,3%) memiliki lubang
asap >10%.

Tabel 9. Hasil Survey Pencahayaan

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak terang, tidak
Valid dapat dipergunakan 1 1,1 1,1 1,1
untuk membaca

7
Kurang terang,
sehingga kurang jelas 12 13,0 13,0 14,1
untuk membaca
Terang dan tidak silau
sehingga dapat 79 85,9 85,9 100,0
digunakan membaca
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 1 KK (1,1%) tidak terang, tidak bisa


digunakan membaca, 12 KK (13%) kurang terang sehingga kurang jelas membaca
normal dan 79 KK (85,9%) terang dan tida silau dapat dipergunakan membaca
normal.

Table 10 . Hasil Survey Sarana Air Bersih

Sarana Air Bersih Sumur Bor PDAM Sumber Lain

Ya 100 rumah 600 rumah 200 rumah

Tidak - - -

Table 11. Hasil Survey Jamban

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak ada 1 1,1 1,1 1,1
Ada, bukan leher
angsa, tidak ada
3 3,3 3,3 4,3
tutup,disalurkan ke
sungai
Valid Ada, bukan leher
angsa, ada tutup, 36 39,1 39,1 43,5
septic tank
Ada, leher angsa,
septic tank 52 56,5 56,5 100,0

92 100,0 100,0
Total

Dari 92 KK terdapat 1 KK (1.1%) tidak memiliki jamban, 3 KK (3,3%)


ada,buakn leher angsa, tidak ada tutup, di saluarkan ke sungai/ kolam, 36 KK (39,1%)
ada, bukan leher angsa, ada tutup, di salurkan ke septic tank dan 52 KK (56,5%)
memiliki jamban leher angsa septic tank.

8
Table 12. Hasil survey sarana pembuangan air limbah

Valid Cumulativ
Frequency Percent
Percent e Percent

Tidak ada 12 13,0 13,0 13,0

Ada, diresapkan
mencemari sumber 17 18,5 18,5 31,5
jarak air < 10
Valid Ada, dialirkan ke
37 40,2 40,2 71,7
selokan terbuka
Ada, diresapkan dan
tidak mencemari 5 5,4 5,4 77,2
sumber air > 10m
Ada, dialirkan ke
selokan tertutup untuk 21 22,8 22,8 100,0
diolah lebih lanjut
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang di survei terdapat 12 KK (13%) tidak ada sarana


pembuangan air limbah tergenang tidak teratur di halaman, 17 KK (18,5%) ada
sarana pembuangan air limbah mencemari jarak sumber air <10 m , 37 KK (40,2%)
ada, dialirkan keselokan terbuka, 5 KK (5,4%) Ada sarana pembuangan air limba
diserapkan, tidak mencemari dengan jarak > 10% dari sarana air , 21 KK (22,8%) ada
sarana pembuangan air limbah, disalurkan keselokan tertutup untuk diolah lebih
lanjut.

Table 12. Hasil survey sarana pembuangan sampah

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak ada 2 2,2 2,2 2,2
Ada, tetapi tidak kedap
40 43,5 43,5 45,7
Valid air dan tidak ada tutup
Ada, kedap air dan
38 41,3 41,3 87,0
tidak tertutup
Ada, kedap air dan
12 13,0 13,0 100,0
tertutup
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang di survei Terdapat 2 KK (2,2%) tidak ada sarana


pembuangan sampah, 40 KK (43,5%) ada sarana pembuangan sampah,tidak kedap air
dan tidak tertutup, 38 KK (41,3%) ada sarana pembuangan sampah,kedap air dan
tidak tertutup dan 12 KK (13%) ada, kedap air dan tertutup.

9
Table 14. Hasil survey membuka jendela kamar

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak pernah dibuka 28 30,4 30,4 30,4
kadang kadang dibuka 35 38,0 38,0 68,5
setiap hari dibuka 29 31,5 31,5 100,0
Total 92 100,0 100,0

Dari 90 KK yang disurvei terdapat 28 KK (30,4%) tidak pernah membuka


jendela kamar, 35 KK (38%) kadang-kadang membuka jendela kamar, 29 KK
(31,5%) setiap hari membuka jendela kamar.

Table 15. Hasil Survey Membuka Jendela Ruang Keluarga

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid tidak pernah dibuka 9 9,8 9,8 9,8
kadang kadang dibuka 42 45,7 45,7 55,4
setiap hari dibuka 41 44,6 44,6 100,0
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 9 KK (9,8%) tidak pernah membuka


jendela ruang keluarga,42 KK (45,7%) kadang-kadang membuka jendela ruang
keluarga, 41 KK (44,6%) setiap hari membuka jendela ruang keluarga.

Table 16. Hasil Survey Membersihkan Halaman Rumah

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Tidak pernah 1 1,1 1,1 1,1
Valid
Kadang-kadang 25 27,2 27,2 28,3
Setiap hari 66 71,7 71,7 100,0
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat 1 KK (1,1%) tidak pernah membersihkan


rumah dan halaman, 25 KK (27,2%) kadang-kadang membersihkan rumah dan
halaman, 66 KK (71,7%) setiap hari membersihkan rumah dan halaman.

10
Table 17. Hasil Survey Membuang Tinja Bayi Dan Balita Ke Jamban

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
dibuang ke
sungai/kolam/kebun/sem 49 53,3 53,3 53,3
Valid
barangan
kadang kadang ke
25 27,2 27,2 80,4
jamban
setiap hari ke jamban 18 19,6 19,6 100,0
Total 92 100,0 100,0

Dari 92 KK yang disurvei terdapat ,49 KK (53,3%) membuang tinja bayi ke


sungai/kolam/kebun/sembarangan , 25 KK (27,2%) kadang- kadang membuang tinja
bayi dan balita ke jamban, 18 KK (19,6%) setiap hari membuang tinja bayi dan balita
ke jamban dan tidak memiliki bayi dan balita .

Table 18. Hasil Survey Membuang Sampah Pada Tempatnya

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Kadang-kadang
dibuang ketempat 44 47,8 47,8 47,8
Valid sampah
Setiap hari
dibuang ke 48 52,2 52,2 100,0
tempat sampah
92 100,0 100,0
Total

Dari 92 KK yang di survei terdapat 44 KK (47,8%) kadang- kadang ke tempat


sampah, 48 KK (52,2%) setiap hari ke tempat sampah.

Table 19. Hasil Survey Rumah Sehat

Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Rumah Tidak
Valid 82 89,1 89,1 89,1
Sehat
Rumah Sehat 10 10,9 10,9 100,0
92 100,0 100,0
Total

Dari 92 KK yang di survei terdapat 82 KK (89,1%) rumah tidak memenuhi syarat


kesehatan dan 10 KK (10,9%) rumah yang memenuhi syarat.

11
B. Survei Tempat-Tempat Umum
1. Survei Kedai Kopi
1. Lokasi dan Bangunan
Adapun syaratnya sebagai berikut :

 Terhindar dari pencemaran yang diankibatkan debu, asap, serangga dan tikus
 Terpisah dengan tempat tinggal
 Ada dapur, gudang, ruang makan, toilet
 Ruang harus ditata untuk memudahkan arus bahan makanan jadi dan barang-
barang sehingga menghindari pencemaran makanan jadi
 Lantai kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan
 Pertemuan lantai dengan dinding harus conus/ tidak membentuk sudut yang
siku. gunanya agar debu tidak menumpuk disudut tersebut dan memudahkan
ketika membersihkan.
 Dinding harus rata dan mudah dibersihkan
 Dinding yang sering terkena air harus dilapisi dengan bahan porselen/ bahan
kedap air lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter dari lantai.
 Ventilasi alamiah harus bisa menjamin pertukaran udara dengan baik dan
dapat menghilangkan uap, asap, bau serta debu diruangan.
 Ventilasi buatan (air conditioner) harus dilakukan perawatan secara berkala.
 Pencahayaan minimal 10 foot candle untuk gudang, dapur, tempat cuci
peralatan
 Atap tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus/serangga
 Langit-langit permukaan harus rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan,
tidak terdapat lubang, tinggi minimal 2,4 meter dari lantai.
 Pintu dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan serta jarak antara pintu dan
lantai tidak lebih dari satu centimeter.
2. Fasilitas Sanitasi
 Tersedia air yang cukup dan memenuhi persyaratan air bersih sesuai
kepmenkes
 Saluran air limbah harus dilengkapi grease trap/ penangkap lemak,
menggunakan saluran tertutup dan ada pengolahan limbah sebelum dialirkan
ke riol terbuka.
 Tempat sampah harus memiliki tutup, ukurannya disesuaikan, bahan kedap
air, tidak mudah berkarat serta dilengkapi kantong plastik sebagai alas.
 Sampah harus dibuang setiap hari.
 Tersedia tempat mencuci peralatan dari bahan yang kuat, aman tidak mudah
berkarat dan mudah dibersihkan
 Tahapan pencucian meliputi mengguyur, menyabun dan membilas yang
masing-masing memiliki tempat terpisah.
 Tempat penyimpanan air bersih harus memiliki tutup rapat
3. Dapur dan Ruang Makan
 Luas dapu minimal 40% dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan
 Lantai dengan kemiringan 2%, artinya setiap jarak 1 meter lantai harus
dimiringkan 2 cm. ini mecega tergenang air dan mudah dibersihkan
 Intensitas pencahayaan 10 Fc
 Tidak berhubungan langsung dengan jamban, pengolahan limbah, dan tempat
tinggal

12
4. Persyaratan Pengolahan Makanan
 Tenaga pengolah mengunakan celemek,
 Ketika mengolah tidak boleh merokok, makan/mengunyah, memakai cincin,
pemakaian alat yang tidak sesuai peruntukan.
 Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. selesai dari kamar kecil.
 Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar dan bersih.
5. Penyajian Makanan
 Disajikan ditempat yang bersih
 Asbak rokok harus tersedia disetiap meja
 Alat minum harus bersih
6. Peralatan
 Peralatan yang kontak langsung dengan minuman tidak boleh mengeluarkan
zat beracun antara lain Timah, arsen,tembaga, seng cadmium, antimon yang
melebihi nilai ambang batas
 Peralatan dalam keadaan baik dan bersih
 Pengeringan alat secara ditiriskan tidak boleh dilap, namun diperbolehkan
dengan bantuan penyinaran matahari atau lampu.
 Alat disimpan dalam keadaan kering
 Rak penyimpanan harus dari bahan anti karat,dan laci penyimpanan tidak
lembab
7. Pintu
Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka arah luar, terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
8. Pakaian Kerja
Bersih, tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih, penggunaan khusus waktu
kerja saja, lengkap dan rapi
9. Personal Hygiene
Setiap penjamah makanan berperilaku bersih dan berpakaian rapi, setiap mau kerja
cuci tangan, menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk-batuk atau bersin,
menggunakan alat yang sesuai dan bersih bila mengambil makanan

PEMBAHASAN:
Dari hasil observasi dan pengamatan untuk kedai kopi sebanyak 35 kedai di lima
desa( desa Gurusinga, Kaban, Ketaren, Raya, Sumbul , maka dapat disimpulkan
bahwa sanitasi kedai kopi di 5 desa tersebut telah memenuhi persyaratan sanitasi
yang berlaku akan tetapi perlu diperhatikan tempat pembuangan sampah, kebersihan
kedai dan sarana pembuangan air limbah seperti selodakan yang masih tersumbat atau
tidak berjlan lancar di setiap kedai kopi di 5 desa tersebut.
2. Survei Rumah Makan
a. Lokasi dan Bangunan
Adapun syaratnya sebagai berikut :

 Terhindar dari pencemaran yang diakibatkan debu, asap, serangga dan tikus
 Terpisah dengan tempat tinggal
 Ada dapur, gudang, ruang makan, toilet
 Ruang harus ditata untuk memudahkan arus bahan makanan jadi dan barang-
barang sehingga menghindari pencemaran makanan jadi
 Lantai kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan

13
 Pertemuan lantai dengan dinding harus conus/ tidak membentuk sudut yang
siku. gunanya agar debu tidak menumpuk disudut tersebut dan memudahkan
ketika membersihkan.
 Dinding harus rata dan mudah dibersihkan
 Dinding yang sering terkena air harus dilapisi dengan bahan porselen/ bahan
kedap air lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter dari lantai.
 Ventilasi alamiah harus bisa menjamin pertukaran udara dengan baik dan
dapat menghilangkan uap, asap, bau serta debu diruangan.
 Ventilasi buatan (air conditioner) harus dilakukan perawatan secara berkala.
 Pencahayaan minimal 10 foot candle untuk gudang, dapur, tempat cuci
peralatan
 Atap tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus/serangga
 Langit-langit permukaan harus rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan,
tidak terdapat lubang, tinggi minimal 2,4 meter dari lantai.
 Pintu dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan serta jarak antara pintu dan
lantai tidak lebih dari satu centimeter.
b. Fasilitas Sanitasi
 Tersedia air yang cukup dan memenuhi persyaratan air bersih sesuai
kepmenkes
 Saluran air limbah harus dilengkapi grease trap/ penangkap lemak,
menggunakan saluran tertutup dan ada pengolahan limbah sebelum dialirkan
ke riol terbuka.
 Tersedia toilet yang letaknya harus terpisah dari dapur, ruang persiapan
makanan, ruang tamu,dan gudang makanan.
 Toilet wanita terpisah dengan pria
 Jenis jamban leher angsa dengan septik tank, tersedia sabun cuci tangan, lantai
jamban tidak licin.
 Tersedia tempat sampah disetiap ruangan yang menghasilkan sampah
 Tempat sampah harus memiliki tutup, ukurannya disesuaikan, bahan kedap
air, tidak mudah berkarat serta dilengkapi kantong plastik sebagai alas.
 Sampah harus dibuang setiap hari.
 Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan pengering tangan.
 Tersedia tempat mencuci peralatan dari bahan yang kuat, aman tidak mudah
berkarat dan mudah dibersihkan
 Tahapan pencucian meliputi mengguyur, menyabun dan membilas yang
masing-masing memiliki tempat terpisah.
 Larutan untuk mencuci mengandung kalium permanganat 0,02%
 Tempat penyimpanan air bersih harus memiliki tutup rapat
c. Dapur dan Ruang Makan
 Luas dapu minimal 40% dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan
 Lantai dengan kemiringan 2%, artinya setiap jarak 1 meter lantai harus
dimiringkan 2 cm. ini mencega tergenang air dan mudah dibersihkan
 Dicat dengan warna yang terang.
 Dilengkapi exhauster fan ( kipas untuk menarik udara yang ada di dalam
keluar) yang dipasang didinding setinggi dua meter dari lantai. gunanya untuk
mengurangi bau dan menarik udara panas di dapur.
 Intensitas pencahayaan 10 Fc

14
 Tersedia meja racik, peralatan,lemari penyimpanan dingin, rak peralatan, bak
pencucian
 Tidak berhubungan langsung dengan jamban, pengolahan limbah, dan tempat
tinggal
d. Gudang Makanan
 Ukuran disesuaikan jumlah bahan makanan
 Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makanan
 Pencahayaan minimal 4 fc
 Dilengkapi rak-rak
 Ventilasi yang cukup
 Jarakkan lemari dengan dinding minimal 5 cm dari dinding gunanya untuk
mencegah tikus bersembunyi.
e. Bahan Makananan dan Makanan Jadi
 Bahan makanan kondisi baik, tidak rusak tidak membusuk
 Tidak ada residu pestisida
f. Persyaratan Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah tahap yang sangat penting.Hal ini tidak lepas dari
penjamah makanan. Hal ini dimaksudkan agar kesehatan para tenaga kerja dapat
dikontrol secara berkala. Adapun syarat dalam pengolahan makanan adalah
sebagai berikut :
 Sedapat mungkin hindari kontak langsung dengan kulit
 Gunakan alat sarung tangan, penjepit makanan, sendok/garpu
 Tenaga pengolah mengunakan celemek, rambut tidak terurai, sepatu dapur
 Ketika mengolah tidak boleh merokok, makan/mengunyah, memakai cincin,
pemakaian alat yang tidak sesuai peruntukan.
 Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. selesai dari kamar kecil.
 Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar dan bersih.
 Memiliki buku catatan riwayat kesehatan pribadi.
g. Tempat Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi
 Selalu terpelihara dalam keadaan bersih
 Penempatan terpisah dari makanan jadi
 Suhu penyimpanan sesuai dengan jenis makanan
 Ketebalan bahan makanan padat tidak lebih dari 10 cm
 Kelembabab ruang penyimpanan 80% sampai 90 % gunanya agar mencegah
perjamuran.
 Bahan yang masuknya dahulu dikeluarkan belakangan (first in first out)
 Terlindung dari debu, bahan berbahaya, serangga, tikus dan hewan lainnya.
 Makanan cepat busuk disimpan pada suhu panas 65,5 derjatcelcius atau
disimpan pada suhu dingin 4 derajatcelcius
 Makanan cepat busuk untuk penggunaan tidak lebih dari 6 jam ( disimpan
pada suhu minus 5 derajat sampai 1 derajat)
h. Penyajian Makanan
 Disajikan ditempat yang bersih
 Tempat bumbu, garam, saos, kecap dll mulut tutupnya selalu bersih
 Pemakaian alat makan minimal 5 menit setelah dicuci baru dibolehkan.
 Asbak rokok harus tersedia disetiap meja
 Alat makan dan minum harus bersih

15
i. Peralatan
 Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan
zat beracun antara lain Timah, arsen,tembaga, seng cadmium, antimon yang
melebihi nilai ambang batas
 Peralatan dalam keadaan baik dan bersih
 Tidak boleh mengandung kuman E coli
 Pengeringan alat secara ditiriskan tidak boleh dilap, namun diperbolehkan
dengan bantuan penyinaran matahari atau lampu.
 Alat disimpan dalam keadaan kering
 Alat makan yang cembung disimpan secara terbalik
 Rak penyimpanan harus dari bahan anti karatlaci penyimpanan tidak lembab
j. Pintu
Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka arah luar, terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
k. Ketentuan Peralatan
Cara pencucian, pengeringan dan penyimpanan memenuhi persyaratan agar selalu
dalam keadaan bersih sebelum digunakan, peralatan dalam keadaan baik dan utuh,
peralatan makan dan minum tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi
nilai ambang batas yang ditentukan, permukaan alat yang kontak langsung dengan
makanan tidak ada sudut mati dan halus, peralatan yang kontak langsung dengan
makanan tidak mengandung zat beracun.
l. Pengetahuan/Sertifikat Hygiene Sanitasi Makanan
Pemilik/pengusaha perna mengikuti kursus/temu karya, supervisor pernah mengikuti
kursus, semua penjamah makanan pernah mengikuti kursus, salah seorang penjamah
pernah mengikuti kursus
m. Pakaian Kerja
Bersih, tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih, penggunaan khusus waktu
kerja saja, lengkap dan rapi
n. Pemeriksaan Kesehatan
Karyawan/penjamah 6 bulan sekali check up kesehatan, pernah divaksinasi
chotypha/thypoid, bila sakit tidak bekerja dan berobat ke dokter, memiliki buku
kesehatan karyawan

o. Personal Hygiene
Setiap karyawan/penjamah makanan berperilaku bersih dan berpakaian rapi, setiap
mau kerja cuci tangan, menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk-batuk atau
bersin, menggunakan alat yang sesuai dan bersih bila mengambil makanan

PEMBAHASAN:
Dari hasil observasi dan pengamatan untuk rumah makan sebanyak 20 kedai di lima
desa( desa Gurusinga, Kaban, Ketaren, Raya, Sumbul , maka dapat disimpulkan
bahwa sanitasi rumah makan di 5 desa tersebut telah memenuhi persyaratan sanitasi
yang berlaku akan tetapi perlu diperhatikan tempat pembuangan sampah, kebersihan
kedai dan sarana pembuangan air limbah seperti selodakan yang masih tersumbat atau
tidak berjlan lancar di setiap rumah makan di 5 desa tersebut.

16
3. SANITASI GEREJA
Gereja adalah suatu tempat/bangunan termasuk fasilitasnya dimana masyarakat umum
pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Kristen atau
Katolik.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebuah gereja agar dapat menjadi gerejayang sehat
adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a) Letak
Tidak terletak pada daerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota.]
b) Halaman
Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
c) Pagar
Pagar kuat dan terpelihara.
d) Tempat Sampah
Tersedia tempat sampah dalam jumlah yang cukup, tertutup rapat, kedap air dan
mudah dibersihkan.
e) Pembuangan Air Kotor/Limbah.
Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran air kotor umum dan
kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana
penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup.
f) Persediaan Air Bersih
Kualitas air harus memeuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan.
g) Jamban dan peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter, minimal 1 buah yang dilengkapi
dengan air yang cukup.
2. Bagian Dalam
a) Lantai
Mudah dibersihkan dan tidak lembab.
b) Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa
Bersih dan bebas dari kutu busuk serta serangga lainnya.
c) Dinding dan langit-langit
Dinding dan langit-langit bersih dari kotoran serta berwarna terang.
d) Ventilasi
Jumlah ventilasi/lubang perhawaan disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e) Pencahayaan

17
Cukup terang dan tidak menyilaukan
PEMBAHASAN:
Dari hasil observasi dan pengamatan untuk Gereja sebanyak 3 gereja di lima desa(
desa Gurusinga, Kaban, Ketaren, Raya, Sumbul , maka dapat disimpulkan bahwa
sanitasi gereja telah memenuhi syarat sesuai dangan persyaratan. Dan yang perlu
diperhatikan dalam survey sanitasi gereja adalah kebersihan kamar mandinya.

4. SANITASI MASJID
Masjid adalah suatu tempat/bangunan termasuk fasilitasnya, dimana masyarakat
umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan
Islam.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebuah masjid agar dapat menjadi masjid yang laik
sehat adalah sebagai berikut:
1. Bagian Luar
a) Letak
Tidak terletak pada daerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota.
b) Halaman
Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
c) Tempat Sampah
Tersedia tempat sampah dalam jumlah yang cukup, tertutup rapat, kedap air dan
mudah dibersihkan.
d) Pembuangan Air Kotor/Limbah.
Air mengalir dengan lancar, saluran bersabung dengan saluran air kotor umum yang
kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana
penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup.
e) Persediaan Air Bersih
Kualitas air harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat
diperlukan. Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus.
f) Jamban dan Peturasan
Tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang saniter, minimal 1 buah yang dilengkapi
dengan air yang cukup.
g) Ruang tempat mengambil wudhu
Terpisah dari jamban atau peturasan dan ruang masjid.

2. Bagian Dalam
a) Lantai, Dinding dan Langit-langit Bersih.

18
Lantai bersih, dinding dan langit-langit bersih dari kotoran serta berwarna terang.
b) Alas Sholat
Bersih dan bebas dari kutu busuk serta serangga lainnya. Sepanjang bagian depan tiap
shaf dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm yang dipergunakan sebagai
tempat sujud.
c) Lantai
Mudah dibersihkan dan tidak lembab.
d) Ventilasi
Jumlah ventilasi/lubang perhawaan disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak,
bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e) Pencahayaan
Cukup terang dan tidak menyilaukan
f) Tempat Sandal dan Sepatu
Tersedia tempat sandal dan sepatu khusus.
PEMBAHASAN: Dari hasil observasi dan pengamatan untuk Masjid sebanyak 2
Masjid di lima desa( desa Gurusinga, Kaban, Ketaren, Raya, Sumbul , maka dapat
disimpulkan bahwa sanitasi gereja telah memenuhi syarat sesuai dangan persyaratan.
Dan yang perlu diperhatikan dalam survey sanitasi masjid adalah kebersihan kamar
mandinya dan perlunya tempat sampah di sekitar lingkungan masjid.

5. Survei Depot Air


Depot Air Minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Air baku yang
digunakan Depot Air Minum harus memenuhi standar mutu dan persyaratan kualitas
air minum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan(Pandiangan,
2012).
Proses pengolahan air pada depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi
(penyaringan) dan desinfeksi.
Air minum yang dihasilkan oleh depot air minum di desa Raya tidak berasa.Hal ini
disebabkan oleh proses pengolahan air yang dilakukan oleh depot air minum isi ulang
sudah baik, terutama dalam proses penyaringan.
PEMBAHASAN : Dari hasil observasi depot air di desa raya telah memenuhi
persyaratan hanya saja masih perlu dilakukan pemeriksaan kandungan air yang
diperjual belikan kepada masyarakat.

6. Survei Pestisida
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang kami lakukan , berikut adalah hasil TP
Pestisida yang telah kami survey

No Nama Desa Nama Usaha Nila Kriteria Klasifikasi


1 Desa Raya UD.PEJORESA 107 C(KURANG)
2 Desa Sumbul UD GUNANTARAS 110 B(BAIK)

19
3 Desa Gurusinga UD.ALIF TANI 113 A(SANGAT BAIK
4 Desa Ketaren UD GLORY TANI 112 B(BAIK)

KLASIFIKASI PENILAIAN : 1. Klasifikasi nilai A dengan nilai 113-116 = Sangat


baik
2. Klasifikasi nilai B dengan nilai 109-112 = baik
3. Klasifikasi nilai C dengan nilai kurang dari 108 =
kurang baik
PEMBAHASAN : 1. Toko pupuk UD.PEJORESA yang ada di Desa Raya belum
memenuhikriteria dan belum memenuhi syarat layak , karena nilai
masih kurang dari nilai standart yaitu setidaknya dari 109-112
2. Toko pupuk UD PEJORESA yang ada di desa Sumbul sudah
memenuhi syarat dan layak karena nilai sudah memenuhi kriteria
3. Toko pupulk UD GUNANTARAS yang ada di Desa Gurusinga juga
sudah memenuhi syarat dengan nilai 113 yait5u sangat baik
4. Toko pupuk UD GLORI TANI yang ada di Desa Ketaren juga sudah
memenuhi syarat dengan nilai 112 yaitu baik.

20
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pembahasan dan Temuan

No Masalah Kesehatan Lingkungan Di Desa Temuan Di


Teori
Gurusinga,Sumbul,Raya,Ketaren,Kaban Lapangan
1 Pembuangan sampah Sistem pembuangan Sistem pembuangan
sampah di 5 desa sampah memenuhi
tersebut masih syarat antara lain
dibuang ke jurang sanitary landfill,
dan masih dibakar composing, hog
sendiri. feeding dan
incenerasi
2 Jamban Dari ke 5 desa Kakus/jamban
masih ada adalah tempat yang
masyarakat yang dipakai manusia
belom memiliki untuk melepaskan
jamban . hajatnya. Supaya
tidak menimbulkan
penyebaran
penyakit.

3 Pembuangan kotoran/tinja Sistem pembuangan Sistem pembuangan


tinja didesa tinja dibagi dalam 2
menggunakan sistem yaitu
sistem pembuangan pembuangan kering
tinja dimana dan pembuangan
pembuangan tinja basah. Atau
sebagian besar langsung kedalam
menggunakan tipe septic tanc dan
leher angsa yang diangkut 1 bulan
dibuang langsung ke sekali.
septic tank

21
4 Kesehatan pemukiman Untuk perilaku Secara umum
masyarakat dalam rumah dapat
membuka jendela dikatakan sehat
masih kurang dan apabila memenuhi
menjaga kebersihan kriteria sebagai
lingkungannya. berikut
Memenuhi
kebutuhan
fisiologis, yaitu :
pencahayaan,
penghawaan dan
ruang gerak yang
cukup, terhindar
dari kebisingan
yang mengganggu
5 Pembuangan air limbah Sistem pembuangan Pembuangan air
air limbah di 5 desa limbah disalurkan
tersebut masih ke septi tanc ,
menggunakan sumur resapan dan
system pembuangan dilakukan
ke selokan terbuka pengolahan
dan sebagian terhadap air limbah
selokan desa masih tersebut.
banyak tergenang
dan tidak mengalir
dengan baik.
6 Sanitasi Kedai Kopi dan rumah Makan Para penjual Persyaratan hygiene
makanan dan sanitasi makanan
minuman masih dan minuman
belum menerapkan tempat pengelolaan
prinsip hygiene makanan meliputi :6
sanitasi makanan. 1.Persyaratan lokasi
dan bangunan

22
2’Persyaratan
fasilitas sanitasi
3.Persyaratan dapur,
ruang makan dan
gudang makanan
4.Persyaratan bahan
makanan dan
makanan jadi
5Persyaratan
pengolahan
makanan
6.Persyaratan
penyimpanan bahan
makanan dan
makanan jadi.

7 Penyediaan air bersih Sumber air bersih di Air bersih adalah air
5 desa berasal dari yang digunakan
sumur bor, PDAM untuk keperluan
dan sumbe lainnya sehari-hari yang
berasal dari mata kualitasnya
air. memenuhi syarat
kesehatan dan dapat
diminum apabila
telah dimasak. Air
minum adalah air
yang kualitasnya
memenuhi syarat
kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Syarat-syarat
Kualitas Air Bersih
diantaranya adalah

23
sebagai berikut :
Syarat Fisik : Tidak
berbau, tidak
berasa, dan tidak
berwarna
Syarat Kimia :
Kadar Besi : maks
yg diperbolehkan
0,3 mg/l, Kesadahan
(maks500 mg/l) dan
bisa bersumber dari
mata air, air hujan,
sumur gali,PDAM.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
A. Dari 92 KK yang disurvei terdapat 20 KK (21,7%) tidak memiliki langit – langit,
26 KK (28,3%) memiliki langit- langit kotor sulit dibersihkan dan rawan
kecelakaan, 46 KK (50%) memiliki langit- langit bersih dan tidak rawan
kecelakaan
B. Dari 92 KK yang disurvei terdapat 12 KK (13%) memiliki dinding bukan tembok,
36 KK (39,1%) memiliki dinding semi permanen, 44 KK (47,8%) memiliki
dinding permanen.
C. Dari 92 KK yang disurvei terdapat 15 KK (16,3 %) memiliki lantai papan/ayaman
bambu dekat tanah/plesteran retak berdebu, 77 KK (83,7%) memiliki lantai
diplester/ubin/keramik/rumah panggung.
D. Dari 92 KK yang disurvei tedapat 34 KK (37%) tidak memiliki jendela kamar
tidur, 58 KK (63%) memiliki jendela kamar.
E. Dari 92 KK yang disurvei terdapat 14 KK (15,2%) tidak memiliki jendela ruang
keluarga dan 78 KK (84,8%) memiliki jendela ruang keluarga.
F. Dari 92 KK yang disurvei terdapat 5 KK (5,4%) tidak memiliki ventilasi, 55 KK
(59,8%) memiliki ventilasi permanen <10% dan 32 KK (34,8%) memiliki
ventilasi permanen >10 %.
G. Dari 92 KK yang disurvei terdapat 1 KK (1,1%) tidak pernah membersihkan
rumah dan halaman, 25 KK (27,2%) kadang-kadang membersihkan rumah dan
halaman, 66 KK (71,7%) setiap hari membersihkan rumah dan halaman.
H. Dari 92 KK yang disurvei terdapat ,49 KK (53,3%) membuang tinja bayi ke
sungai/kolam/kebun/sembarangan , 25 KK (27,2%) kadang- kadang membuang
tinja bayi dan balita ke jamban, 18 KK (19,6%) setiap hari membuang tinja bayi
dan balita ke jamban dan tidak memiliki bayi dan balita .
I. Dari 92 KK yang di survei terdapat 82 KK (89,1%) rumah tidak memenuhi syarat
kesehatan dan 10 KK (10,9%) rumah yang memenuhi syarat.
J. Dari 92 KK yang di survei terdapat 44 KK (47,8%) kadang- kadang ke tempat
sampah, 48 KK (52,2%) setiap hari ke tempat sampah.
B. Saran
A. Bagi Puskesmas :
Sebaiknya pemerintah setempat lebih giat lagi dalam memberikan
pengarahan seperti kegiatan penyuluhan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan
kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat akan lingkungannya dibutuhkan
kerjasama yang baik antara seluruh pemerintah dan masyarakat yang berada di 5
desa wilayah kerja puskesmas korpri. Kemudian pemerintah membuat TPSS
(Tempat Pembuangan Sampah Sementara) yang tertutup agar tidak menjadi tempat
perkembangbiakan vektor, dan lebih mengontrol pengangkutan sampah agar dari
TPSS ke TPA masyarakat tidak menumpuk sampah terlalu lama di depan
pekarangan rumah agar masyarakat tidak membakar sampah dihalaman rumah
maupun di belakang rumah karena membakar sampah dapat menyebabkan terjadi
polusi udara dan salah satu penyebabkan terjadinya penyakit yang berbasis
lingkungan yaitu ISPA.

25
B. Bagi Masyarakat :
Sebaiknya masyarakat lebih peduli dan tanggap terhadap tempat tinggalnya
dengan tidak membuang sampah dan air limbah sembarangan. Karena jika
masyarakat tidak mau mengubah perilaku tersebut, akan banyak penyakit yang dapat
timbul dan ditularkan oleh lingkungan. Sebaiknya masyarakat yang tidak memiliki
langit-langit agar membuat langit langit sesuai dengan persyaratan langit-langit yang
baik.Dinding sebagian besar telah memenuhi syarat.Sebaiknya masayarakat
membuat lantai rumah dari semen/plester agar lantai memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan. Jendela sebagian besar telah memenuhi syarat.Jendela ruang
keluarga sebagian besar telah memenuhi syarat.Sebaiknya luas ventilasi rumah
ditambah untuk memudahkan terjadinya sirkulasi udara dan menjaga kestabilan suhu
ruanganSebaiknya pada dapur rumah dibuat lubang asap dengan luas minimal 10%
dari luas lantai dapur agar asap tidak terperangkap dalam ruangan dapur.Sebaiknya
masyarakat melakukn pengolahan terhadap air yang diperoleh dari sumber air pada
masing-masing rumah sebelum digunakan.Jamban sebagian besar memenuhi
syarat.Sebaiknya pengelolaan sampah diperbaiki yaitu dengan cara 3R (reuse,
reduce, recyle) dan jangan dibakar.Sebaiknya jendela kamar dibuka setiap hari.
Sebaiknya jendela ruang keluarga dibuka setiap hari.Sebaiknya rumah dan halaman
dibersihkan setiap hari. Membuang tinja bayi dan balita sebagian besar telah
memenuhi syarat.Sebaiknya sampah dibuang pada tempatnya agar tidak mengotori
lingkungan, tidak mencemari sumber air dan mencegah terjadinya kecelakaan
Untuk TTU khususnya kedai kopi seharusnya lebih memperhatikan kebersihan fisik
kedai kopi , agar lebih m,eningkatkan kenyamanan para pengunjung warung kopi
.Telebih dibagian kepadatan lalat , agar pemilik warung kopi bias mengurangi dan
membasmi kepoadatan lalat,karena lalat juga berdampak membawa penyakit bagi
pengunjung maupun pemilik wareung kopi yang dikunjungi

26
27

Anda mungkin juga menyukai