Anda di halaman 1dari 6

Prinsip Etika IAI

Saat ini, kode etik IAI yang disahkan pada kongres IAI VIII tahun 1998 terdiri atas delapan
prinsip,yaitu :

1. Tanggung Jawab Profesi


2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis

Gambar 7.2.

Sruktur Etika Institut Akuntan Indonesia

Disahkan Kongres IAI untuk


PRINSIP ETIKA seluruh anggota IAI

Disahkan oleh rapat anggota


ATURAN ETIKA kompartemen atau institut
Profesi sejenis

INTERPRETASI Dilaksanakan oleh Pengurus


ETIKA Kompartemen atau Institut
Profesi sejenis

TANYA JAWAB Dewan Standar Profesi


Kompartemen atau Institut
Profesi sejenis
Gambar 7.3.

Rerangka Kode Etik IAI dan IAPI

PRINSIP ETIKA IAI - PUSAT


Tanggung Jawab Profesi
Kepentingan
Umum(Publik) Integritas
Objektivitas
Kompetensi dan Kehati-
hatian Profesional
Kerahasiaan
Perilaku Profesional
Standar Teknis IAI KAP
ATURAN ETIKA

RAPAT
ANGGOTA
IAI - KAP

100 200 300 400 500

Independensi, Standar Umum Tanggung – Tanggung – Tanggung –


Integritas, Prinsip Jawab kepada Jawab kepada Jawab dan
Objektivitas Akuntansi Klien Rekan Praktek lain

INTERPRETASI
PENGURUS
ATURAN ETIKA
IAI - KAP

DEWAN
TANYA JAWAB
SPAP

Sumber: SPAP (dalam Sukrisno Agoes. hlm. 45. 2004


Pada bagian akhir bab ini, disajikan Kode Etik IAI secara lengkap dikutip dari Prosiding
Kongres IAI VIII tahun 1998. Dalam rangka menyongsong era globalisasi, saat ini IAI sedang
menyusun penyempurnaan kode etik yang mengacu kepada kode etik International Federation
of Accountants (IFAC).

Bila menyimak pengertian yang diberikan pada kedelapan prinsip etika IAI, maka sebenarnya
pengertian dari beberapa prinsip etika tersebut saling tumpang tindih atau saling memperkuat
satu dengan lainnya. Untuk lebih memahami prinsip-prinsip etika tersebut, barangkali dapat
disusun ulang suatu skema berdasarkan landasan filosofis atau proses penalaran sebagaimana
tampak pada Gambar 7.4.
Gambar 7.4.

Proses Penalaran Prinsip Etika

Oleh karena itu setiap


Hasil Kinerja Profesi Akuntan untuk anggota dituntut untuk
kepentingan public mengembangkan rasa
tanggung jawab
(Prinsip 2)
(Prinsip 1)

Kompetensi mencakup tiga ranah:

 Pengetahuan (knowledge) – Prinsip 5 Tanggung jawab diwujudkan


 Keterampilan teknis (skill) – Prinsip 8 dalam bentuk upaya
 Sikap-Perilaku Etis (attitude): peningkatan kompetensi
 Prinsip 3 – Integritas secara berkelanjutan
 Prinsip 4 – Objektivitas
(Prinsip 5)
 Prinsip 6 – Kerahasiaan
 Prinsip 7 – Perilaku Profesional

Penjelasan masing-masing prinsip pada Gambar 7.4. dapat diberikan sebagai berikut:

Kepentingan Publik (Prinsip ke – 2)

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan pulik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Prinsip ke – 2: Kepentingan Publik menyiratkan hal-hal sebagai berikut:

a. Masyarakat/public membutuhkan dan mengandalkan informasi (laporan keuangan,


laporan audit) yang dihasilkan oleh profesi akuntan untuk mengambil berbagai jenis
keputusan bisnis, ekonomis, dan politis.
b. Efektivitas kepuasan publik ini bergantung pada kualitas informasi yang disampaikan
oleh profesi akntan.
c. Profesi akuntan akan tetap berada pada posisi penting bila setiap akuntan selalu dapat
memelihara kepercayaan publik.
d. Penghormatan kepada kepercayaan publik ini hanya dapat dilakukan bila setiap akuntan
dapat menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme
yang tinggi.

Tangung Jawab Profesi (Prinsip ke-1)

Dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

Prinsip ke-1: Tanggung jawab Profesi diperlukan sebagai konsekuensi logis dari keharusan
akuntan untuk menjaga kepercayaan publik. Prinsip ini menyiratkan arti bahwa:

a. Publik menuntut tanggung jawab profesi akuntan untuk selalu menjaga kualitas
informasi yang disampaikan.
b. Dalam menjalankan profesinya, setiap akuntan akan sering dihadapkan pada berbagai
bentuk benturan kepentingan (conflict of interest), misalnya:
 Kepentingan pribadi versus kepentingan publik.
 Kepentingan atasan (untuk akuntan manajemen/akuntan pemerintah) versus
kepentingan publik.
 kepentingan klien pemberi tugas (untuk akuntan pemeriksa / auditor independen)
dengan kepentingan publik. Untuk itu, akuntan harus selalu lebih
mengedepankan kepentingan yang lebih besar (kepentingan publik).

c. Mengedepankan kepentingan publik hanya dapat dilakukan bila akuntan selalu


menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukan.
Kompetensi (Prinsip ke-3 sampai dengan prinsip ke-8)

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

Istilah kompetensi mengandung arti kecakapan, kemampuan, kewenangan, dan


penguasaan.

Dengan demikian, kompetensi dapat diartikan sebagai penguasaan dan kemampuan yang
dimiliki dalam menjalankan profesinya sehingga menumbuhkan kepercayaan publik. Dengan
kepercayaan tersebut, publik memberi mandat dan wewenang kepada yang bersangkutan dalam
menjalankan profesinya. Bila publik mulai meragukan kompetensi seorang profesional dalam
menjalankan profesinya, maka bisa berakibat publik tidak lagi memercayai kinerja seorang
profesional tersebut sehingga dengan sendirinya publik tidak lagi memberi mandat/kewenangan
kepada yang bersangkutan dalam menjalankan profesinya. Itulah sebabnya, para akuntan harus
selalu memelihara kepercayaan publik dan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk menjaga kepercayaan publik.

Rasa tanggung jawab yang tinggi hanya dapat diwujudkan melalui pengembangan dan
pemeliharaan kompetensi pada tingkat yang tinggi

Pengertian kompetensi mencakup tiga ranah, yaitu: kognitif (pengetahuan / knowledge),


afeksi (sikap dan perilaku-attitude-meliputi: etika,kecerdasan emosional, dan spiritual), dan
psikomotorik (keterampilan teknis / fisik). Untuk profesi akuntan, ketiga ranah kompetensi ini
mencakup: (a) aspek kognitif, yaitu pengetahuan akuntansi dan disiplin ilmu terkait (knowledge);
(b) aspek afeksi, yaitu sikap dan perilaku etis, kemampuan berkomunikasi dan (c) aspek
psikomotorik, yaitu keterampilan teknis / fisik, misalnya: penguasaan teknologi informasi
(komputer), teknis audit, dan sebagainya.

IAI telah menetapkan enam prinsip etika yang berhubungan dengan keharusan memiliki
kompetensi tinggi ini, yaitu:

1. Kompetensi pada ranah kognitif: Prinsip Kelima - Kompetensi dan Kehati-hatian


Profesional.
2. Kompetensi pada ranah afeksi:
a. Prinsip Ketiga-Integritas
b. Prinsip Keempat-objektivitas
c. Prinsip Keenam-Kerahasiaan
d. Prinsip Ketujuh-Perilaku Profesional

3. Kompetensi pada ranah psikomotorik: Prinsip Kedelapan-Standar Teknis.

Anda mungkin juga menyukai