KATARAK
Disusun Oleh :
Preseptor :
0
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutaan adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius bagi setiap negara. Berdasarkan
WHO (1979), prevalensi kebutaan lebih besar pada negara berkembang. Kebutaan ini sendiri
akan berdampak secara sosial dan ekonomi bagi orang yang menderitanya. Ironisnya, 75%
Indonesia sebagai negara berkembang, tidak luput dari masalah kebutaan. Disebutkan,
saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia 60% diantaranya berada di negara miskin
atau berkembang. Indonesia, dalam catatan WHO berada diurutan ketiga dengan terdapat
Di dunia ini 48% kebutaan yang terjadi disebabkan oleh katarak. Untuk Indonesia,
survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai 1,5% dengan 0,78% di
antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar karena katarak senilis.
Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi
keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak
Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau ketuaan trauma mata, komplikasi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan fisiologi mata sangat rumit dan mengaggumkan. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat
dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke
otak.
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang bewarna putih dan
relatif kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian
sclera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus
dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Pupil : daerah hitam ditengah-tengah iris.
Iris : jaringan bewarna yag berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea
dan di depan lensa, berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
(mengisi segmen anterior bola mata) serta merupakan sumber makanan bagi lensa
2
ANATOMI LENSA
Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah (avaskular),
tembus pandang, dengan diameter 9 mm dan tebal 5 mm yang memiliki fungsi untuk
berhubungan dengan cairan bilik mata, ke belakang berhubungan dengan badan kaca.
permukaan anterior. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran
yang sempermiabel, yang akan memperoleh air dan elektrolit untuk masuk.
Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara jaringan-
jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di dalam jaringan tubuh
lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan jaringan lain.
Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak
DEFINISI KATARAK
3
Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang
menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak lebih sering dijumpai pada
orang tua, dan merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh dunia. Penuaan
merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang
mungkin terlibat, antara lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (mis; diabetes), merokok,
dan herediter.
Kata katarak berasal dari Yunani “katarraktes” yang berarti air terjun. Dalam bahasa
Indonesia disebut bular dimana seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak
sendiri sebenarnya merupakan kekeruhan pada lensa akibat hidrasi, denaturasi protein,
penderita katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Mereka
mengidap kelainan ini mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak
terganggu secara tetap atau penderita mengalami kebutaan. Katarak tidak menular dari
satu mata ke mata yang lain, namun dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan.
4
EPIDEMIOLOGI
Lebih dari 90% kejadian katarak merupakan katarak senilis. 20-40% orang usia 60
Sedangkan pada usia 80 tahun ketas insidensinya mencapai 60-80%. Prevalensi katarak
kongenital pada negara maju berkisar 2-4 setiap 10000 kelahiran. Frekuensi katarak laki-
laki dan perempuan sama besar. Di seluruh dunia, 20 juta orang mengalami kebutaan
akibat katarak.
proses degenerasi, yang menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh.
Pengeruhan lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan
sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E, radang menahun dalam bola mata,
Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, dan
trauma kimia dapat merusak lensa sehingga menimbulkan gejala seperti katarak.
5
Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak, disebut sebagai katarak
Katarak juga dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit infeksi dan metabolik
PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan sklerosis:
1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitellensa yang berada
di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang
kekeruhan lensa.
2. Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut
KLASIFIKASI KATARAK
1. Katarak Kongenital yaitu katarak yang terlihat pada usia dibawah 1 tahun
6
2. Katarak Juvenil yaitu katarak yang terlihat pada usia 1 tahun dan dibawah
usia 40 tahun
3. Katarak Senilis (Katarak terkait usia) yaitu jenis katarak yang paling sering
semakin kabur.katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.
antara lain:
1.Herediter
2.Radiasi sinar UV
3.Faktor makanan
4.Krisis dehidrasional
5.Merokok
Glaukoma
7
4. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa
atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah
masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor
aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa.
5. Katarak komplikata
fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan
7. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai akibat
makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik
Manifestasi Klinis
8
Manifestasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien penderita katarak terjadi secara
progresif dan merupakan proses yang kronis. Gangguan penglihatan bervariasi, tergantung
1. Penurunan visus
2. Silau
3. Perubahan miopik
4. Diplopia monocular atau polypia, terkadang perubahan nuklear terletak pada lapisan
dalam nukleus lensa, menyebabkan daerah pembiasan multipel di tengah lensa. Daerah ini
putih menjadi spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
6. Bintik hitam di depan mata
3. Shadow test
4. Oftalmoskopi direk
Diagnosis Banding
Tatalaksana
9
1. Bedah ekstraksi katarak tetap menjadi tindakan pengobatan yang paling efektif
terhadap lensa mata yang keruh. Tindakan bedah biasanya dilakukan dengan
pemberian anestesi lokal dan pasien diperbolehkan pulang pada hari yang sama.
-Pengangkatan seluruh lensa katarak, disebut dengan teknik Ekstraksi Katarak
beberapa fragmen yang lalu disedot dari mata. Tindakan bedah ini meninggalkan
bekas luka yang kecil dan tidak diperlukan jahitan pada bekas luka tersebut. Namun,
fakoemulsifikasi tidak selalu cocok untuk diterapkan pada setiap kasus penyakit
katarak. Bagi penderita katarak yang sangat padat, ekstraksi katarak ekstrakapsular
bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena bisa mencegah kerusakan struktur okular
fakoemulsifikasi.
3. Untuk meningkatkan penglihatan pasien, lensa buatan akan ditanamkan pada saat
gel vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resiko terjadinya
glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan dengan satu
operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil
10
Semua tindakan operasi memiliki risiko tersendiri. Namun, dengan kemajuan
teknologi, lebih dari 90% operasi katarak berhasil dilakukan tanpa adanya komplikasi.
untuk mengambilnya
Hilangnya penglihatan
Pencegahan
Berdasarkan pengetahuan yang berkembang akhir – akhir ini, tidak ada upaya
katarak senile (WHO). Katarak tidak dapat dicegah tetapi dapat disembuhkan
hanya dengan operasi katarak. Dan tidak ada upaya pencegahan yang efektif untuk
katarak.
Katarak yang disebabkan oleh faktor resiko lain dapat diusahakan
seperti topi atau kacamata untuk menghindari radiasi sinar ultra violet. Penyakit
Diabetes Mellitus harus diobati srcara teratur untuk mencegah katarak komplikata
dan menghindari cedera pada mata atau prilaku merokok dan minum alkohol.
Upaya pencegahan ini dibutuhkan untuk menghindari datangnya katarak pada usia
dini
PROGNOSIS
ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus. Sedangkan prognosis penglihatan
untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk
pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau
11
retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada kelompok pasien ini. Prognosis
untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak
kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang
proresif lambat.
12
BAB III
KESIMPULAN
Katarak adalah abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensa yang
nomor 1 di seluruh dunia. Hal ini didukung oleh factor usia, radiasi dari sinar ultraviolet,
kurangnya gizi dan vitamin serta factor tingkat kesehatan dan penyakit yang diderita.
Penderita katarak akan mengalami gejala-gejala umum seperti penglihatan mulai kabur,
kurang peka dalam menangkap cahaya (fotofobia) sehingga cahaya yang dilihat hanya
berbentuk lingkaran semu, lambut laun akan terlihat seperti noda keruh berwarna putih di
bagian tengah lensa kemudian penderita katarak akan sulit menerima cahaya untuk mencapai
traumatic, toksis, asosiasi, dan komplikata. Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur
operasi. Ada 4 jenis teknik operasi katarak yaitu ICCE, ECCE, Phacoemulsification. Akan
tetapi jika gejala tidak mengganggu tindakan operasi tidak diperlukan, kadang kala hanya
bertambahnya usia sehingga tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang
13
14