Anda di halaman 1dari 16

JPPM Vol. 12 No.

1 (2019)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN


SOAL TRIGONOMETRI TIPE HIGHER ORDER THINKING SKILL
DITINJAU DARI GENDER

Maya Mulyani1), Dedi Muhtadi2)


Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Siliwangi

meylovecuya@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to describe errors, factors that cause students to make mistakes made by students
with high capability, medium, low, and the presence or absence of gender influence in solving
Trigonometry question HOTS (Higher Order Thinking Skill) type.. This type of research is
descriptive qualitative. The subjects of this study are six people, namely three male students and
three female students, consisting of two highly capable students, two moderate capable students,
and two low capable students. Data collection techniques in this study used the test, interview,
and documentation methods. The data analysis technique is done in three stages, namely
reduction data, presentation data, verification data, and conclusion. The analytical framework
was developed based on Newman’s error category. The results of the study obtained five error
types, namely (1) reading errors, (2) comprehension errors, (3) transformation errors, (4) process
skills errors, (5) encoding errors. The most mistakes made by students are misunderstanding,
transformation errors, and writing answers. General factors that cause these errors appeared
because of students' lack of capability in interpreting the questions, level of understanding and
students’ creativity who are low in identifying real problems in mathematical models. Research
shows there are differences in the error type made by male and female subjects in solving
problems which include five types of Newman's error.

Keywords: Newman’s error, Trigonometry, HOTS, Gender

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah serta pengaruh gender dalam menyelesaikan soal
trigonometri tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill). Jenis penelitian adalah kualitatif
deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 6 siswa, yaitu tiga siswa laki-laki dan tiga siswa
perempuan, terdiri dari dua siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang dan
dua siswa berkemampuan rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan wawancara.
Teknik analisis data melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data
dan penarikan kesimpulan. Kerangka analisis dikembangkan berdasarkan kategori kesalahan
Newman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan jenis kesalahan yang dilakukan oleh
subjek laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan soal, meliputi: (1) kesalahan membaca, (2)
kesalahan pemahaman, (3) kesalahan transformasi, (4) kesalahan keterampilan proses, dan (5)
kesalahan penulisan jawaban. Kesalahan paling banyak dilakukan siswa yaitu kesalahan
pemahaman, kesalahan transformasi, dan penulisan jawaban. Faktor penyebab kesalahan

1
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

umumnya disebabkan karena siswa tidak dapat menafsirkan maksud dari soal dan tingkat
pemahaman serta kreativitas siswa yang rendah dalam mengidentifikasi permasalahan nyata ke
dalam model matematika.

Kata kunci : Kesalahan Newman, Trigonometri, HOTS, Gender

A. PENDAHULUAN
Pemecahan masalah dalam menafsirkan kembali penyelesaian yang
matematika di sekolah biasanya diperoleh. Sebagaimana dinyatakan oleh
diwujudkan melalui soal cerita. Dalam Mayer (1987) kemampuan ranah
penyelesaian soal cerita, siswa dituntut untuk pengetahuan mencakup (a) pengetahuan
dapat memahami konteks permasalahan yang bahasa dan fakta, (b) pengetahuan skema, (c)
diberikan, menemukan metode penyelesaian, pengetahuan algoritma, dan (d) pengetahuan
dan menafsirkan kembali penyelesaian yang strategis. Sehingga siswa perlu dibekali
diperoleh. Menurut NCTM (2000:52), dengan berbagai pengetahuan dan
pemecahan masalah merupakan proses keterampilan tinggi dalam pemecahan
menerapkan pengetahuan yang telah masalah dan penalaran menjadi salah satu
diperoleh sebelumnya pada situasi baru dan fokus utama dalam pembelajaran matematika
berbeda. Selain itu NCTM mengungkapkan sekolah. Pada peraturan Menteri Pendidikan
tujuan pengajaran pemecahan masalah secara dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 54
umum adalah untuk (1) membangun tahun 2013 dijelaskan bahwa “Standar
pengetahuan matematika baru, (2) kompetensi lulusan adalah kualifikasi
memecahkan masalah yang muncul dalam kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
matematika dan di dalam kontekskonteks pengetahuan, dan keterampilan”. Hal ini
lainnya, (3) menerapkan dan menyesuaikan berarti bahwa untuk mengukur pencapaian
bermacam strategi yang sesuai untuk hasil belajar tidak hanya pada kemampuan
memecahkan permasalahan dan (4) siswa dalam menguasai materi pembelajaran
memantau dan merefleksikan proses dari atau hanya dalam aspek pegetahuan
pemecahan masalah matematika. Sehingga (kognitif) saja, tetapi untuk melihat
pemecahan masalah dan penalaran menjadi pencapaian hasil belajar siswa harus dilihat
salah satu fokus utama dalam pembelajaran dari tiga aspek secara komprehensif, yaitu
matematika sekolah. pengetahuan (kognitif), sikap (afeksi) dan
Salah satu strategi pembelajaran yang keterampilan (psikomotorik).
mengkaitkan soal-soal tipe Higher Order Permendikbud No. 22 tahun 2016
Thinking Skill (HOTS) adalah pemecahan tentang standar proses pendidikan dasar dan
masalah. Lester F K & Kehle P E (2003) menengah bahwa penilaian aspek
menyatakan bahwa pemecahan masalah pengetahuan terbagi menjadi 5 level, yaitu:
adalah kegiatan yang melibatkan berbagai mengingat, memahami, menerapkan,
tindakan dalam pikiran termasuk aplikasi menganalisis dan mengevaluasi. Hal ini
dalam penggunaan pengetahuan dan menunjukkan bahwa pada ranah kognitif
pengalaman. Dalam penyelesaian soal tipe terdapat dua level yang termasuk Higher
HOTS siswa dituntut untuk dapat memahami Order Thinking Skill (HOTS). Soal-soal
konteks permasalahan yang diberikan, HOTS menuntun siswa untuk berpikir tingkat
menemukan metode penyelesaian, dan tinggi dan dihubungkan dengan problematika

2
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu memperkirakan daerah rawan kesalahan; dan
berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan (6) mengoreksi kesalahan. Banyak teori
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 54 tentang analisis kesalahan, salah satu yang
tahun 2013 seharusnya soal ujian nasional dapat digunakan untuk melakukan analisis
yang diselenggarakan di Indonesia mencakup kesalahan soal cerita adalah dengan
soal-soal pada tingkat Higher Order Thinking menggunakan teori Newman.
Skill (HOTS) agar tercipta Sumber Daya Newman adalah seorang guru bidang
Manusia (SDM) yang berkualitas yang studi matematika di Australia yang pertama
mampu memecahkan masalah dalam kali memperkenalkan analisis kesalahan pada
kehidupan sehari-hari. tahun 1977. Menurut Newman (1977),
Penelitian tentang HOTS yang kesalahan dalam mengerjakan soal
dilakukan Saido dkk (2015:13) menyatakan matematika dibedakan menjadi lima tipe
bahwa Tes HOTS tingkat tinggi yang kesalahan, yaitu: (1) reading error
dikembangkan berdasarkan Bloom (kesalahan membaca), terjadi karena siswa
Taxonomy dari domain kognitif yang terdiri salah dalam membaca soal informasi utama
dari 20 pertanyaan pilihan ganda. sehingga siswa tidak menggunakan informasi
Berdasarkan hasil keterampilan berpikir tersebut dalam mengerjakan soal dan
tingkat tinggi siswa, penelitian ini jawaban siswa tidak sesuai dengan maksud
memberikan bukti bahwa hampir semua soal; (2) comprehension error (kesalahan
siswa perlu meningkatkan keterampilan memahami), terjadi karena siswa kurang
berpikir tingkat tinggi mereka terutama memahami terutama di dalam konsep, siswa
keterampilan sintesis dan evaluasi yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya
diperlukan untuk meningkatkan kreativitas ditanyakan pada soal dan salah dalam
siswa dalam sains. Berdasarkan penelitian menangkap informasi yang ada pada soal
Restu Lusiana (2017:24) menyatakan bahwa sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan
mahasiswa dengan gaya kognitif Field permasalahan; (3) transformation error
Independence cenderung melakukan (kesalahan dalam transformasi) merupakan
kesalahan dalam mengorganisasikan data dan kesalahan yang terjadi karena siswa belum
kesalahan dalam menarik kesimpulan, dapat mengubah soal ke dalam bentuk
sedangkan mahasiswa dengan gaya kognitif matematika dengan benar serta salah dalam
Field Dependence cenderung melakukan menggunakan tanda operasi hitung; (4)
kesalahan prosedural dalam menggunakan process skills error (kesalahan dalam
prosedur pekerjaan, kesalahan dalam keterampilan proses), terjadi karena siswa
mengorganisasikan data, kesalahan dalam belum terampil dalam melakukan
melakukan manipulasi secara sistematis dan perhitungan; (5) encoding error (kesalahan
kesalahan dalam menarik kesimpulan. pada notasi) merupakan kesalahan dalam
Analisis kesalahan mempunyai proses penyelesaian.
tahapan-tahapan tertentu. Tarigan & Tarigan Penelitian tentang analisis kesalahan
(2011) menyebutkan ada 6 tahapan yang dalam penyelesaian soal tipe HOTS yang
dilakukan dalam analisis kesalahan, yaitu (1) dilakukan oleh Abdul Halim dkk (2015:133)
mengumpulkan data kesalahan; (2) menyatakan bahwa kesalahan dianalisis
mengidentifikasi dan mengklasifikasi menurut Model Analisis Kesalahan Newman
kesalahan; (3) memperingatkan kesalahan; terdiri dari membaca, pemahaman,
(4) menjelaskan kesalahan; (5) transformasi, keterampilan proses dan

3
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

pengkodean. Penelitian ini dilakukan untuk karena tergesa-gesa dalam menjawab soal,
mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan belum siap mengikuti tes, tidak memahami
siswa dalam memecahkan masalah yang maksud soal, dan tidak terbiasa menulis
melibatkan HOTS dalam topik Fraksi kesimpulan atau menafsirkan. Penelitian
(Fraction is one of the topics contained in the yang dilakukan oleh Karnasih (2015:37)
Number domain). Sampel terdiri dari 96 yang menyimpulkan bahwa penerapan
formulir satu siswa sekolah menengah di Newman Error’s Analysis (NEA) dalam
Johor. Instrumen penelitian terdiri dari pengajaran dapat menjadi alat diagnostik
seperangkat pertanyaan tes berisi empat yang kuat untuk menilai dan menganalisis
pertanyaan HOTS. Temuan penelitian kesulitan siswa yang mengalami masalah
menunjukkan bahwa siswa menghadapi dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
masalah untuk mengkorelasikan informasi Begitupula dalam penelitian yang dilakukan
dan implementasi strategi yang digunakan oleh Galih Kurniadi (2018:55) menyatakan
dalam memecahkan masalah matematika bahwa penyebab terjadinya kesalahan yang
yang melibatkan HOTS. dilakukan siswa dalam menyelesaikan tes
Beberapa peneliti yang melakukan kemampuan pemecahan masalah matematis
penelitian tentang analisis kesalahan pada kelompok siswa rendah adalah: (1)
berdasarkan teori Newman, diantaranya yaitu Siswa tidak membaca soal dengan seksama
penelitian yang dilakukan oleh Parmjit Singh sehingga ada informasi yang terlewat; dan (2)
dkk (2010:264) menyimpulkan bahwa tugas Siswa tidak bisa menyebutkan apa yang
yang disajikan dalam bahasa Inggris, diketahui dengan lengkap, tidak
wawancara semi-terstruktur dilakukan mengidentifikasi apa yang diketahui dengan
dengan menggunakan protokol, analisis tepat sehingga menyebabkan salah
kesalahan Newman dengan para siswa yang penfasiran.
dijawab dengan tidak akurat di beberapa item Trigonometri merupakan salah satu
tes. Penelitian ini menyimpulkan bahwa materi yang sangat penting dalam
siswa menghadapi lebih banyak masalah matematika di tingkat SMA, karena selain
dalam pengetahuan konten dibandingkan digunakan dalam pelajaran matematika itu
dengan kesulitan bahasa ketika menangani sendiri, Trigonometri sering digunakan
tugas matematika dalam bahasa Inggris. sebagai penunjang pada mata pelajaran lain,
Hasil penelitian Zakaria dkk seperti Fisika, Geografi dan Astronomi.
(2010:105) menyimpulkan bahwa Materi trigonometri juga harus dikuasai oleh
kebanyakan kesalahan siswa dalam siswa karena sering muncul dalam soal-soal
menyelesaikan soal matematika terjadi pada UN dan SBMPTN, terutama soal cerita tipe
kesalahan pemahaman, kesalahan HOTS. Adapun materi Trigonometri yang
transformasi, dan kesalahan keterampilan harus dikuasai di kelas X SMA dalam buku
proses. Selain itu pada hasil penelitian Suhita paket Matematika kurtilas karya Sukino
dkk (2013:37) menyimpulkan bahwa letak (2014) diantaranya adalah (1) Rumus
kesalahan yang dilakukan siswa adalah Trigonometri pada Segitiga Siku-siku, (2)
dalam bentuk pemodelan, komputasi, dan Sudut elevasi dan Depresi, (3) Sudut-sudut
membuat kesimpulan. Jenis kesalahan yang Istimewa dalam Trigonometri, (4) Aturan
dilakukan siswa yaitu abstraksi, konsep, Sinus dan Cosinus, dan (5) Fungsi
komputasi, dan menafsirkan. Sedangkan Trigonometri.
faktor penyebab kesalahan siswa antara lain

4
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

Hasil penelitian Anisa Astra Jingga kesalahan menuliskan tanda operasi


dkk (2017:48) menyatakan bahwa kesalahan matematika dan kesalahan dalam melakukan
yang dilakukan semua kelompok siswa operasi hitung bentuk aljabar, penyebabnya
adalah kesalahan berupa memutuskan adalah siswa tidak teliti saat melakukan
menggunakan strategi menjabarkan masing- perhitungan.
masing hubungan perbandingan trigonometri Penelitian ini bertujuan untuk
yang mengakibatkan perhitungan menjadi menganalisis kesalahan siswa dalam
rumit, penyebabnya adalah ketidakmampuan menyelesaikan soal trigonometri tipe higher
siswa menentukan hubungan antara rumus order thinking skill (HOT) ditinjau dari
pada identitas trigonometri; kesalahan gender.
menuliskan tanda operasi matematika dan

B. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada siswa Kelas adalah deskriptif. Adapun metode penelitian
X di salah satu SMA di Tasikmalaya pada yang diambil adalah penelitian kualitatif,
semester genap tahun pelajaran 2018/2019. pendekatan penelitian yang dilakukan adalah
Subjek penelitian berjumlah enam siswa studi kasus.. Instrumen yang digunakan
yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa dalam penelitian ini adalah 3 soal tes uraian
perempuan dengan klasifikasi 2 siswa tipe HOTS (Higher Order Thinking Skill)
berkemampuan tinggi, 2 siswa berupa soal cerita dan wawancara tidak
berkemampuan sedang dan 2 siswa terstruktur. Untuk mengetahui kesalahan-
berberkemampuan rendah. Pemilihan subjek kesalahan yang dilakukan siswa, data yang
penelitian berdasarkan hasil penilaian harian diperoleh dianalisis berdasarkan pedoman
materi sebelumnya dan atas pertimbangan kesalahan Newman dengan indikator-
guru mata pelajaran di sekolah tersebut. indikator seperti disajikan pada Tabel 1
Berdasarkan permasalahan yang berikut.
diteliti, jenis penelitian yang digunakan

Tabel 1. Indikator Kesalahan Siswa Berdasarkan Prosedur Analisis Newman


Analisis
No. Kesalahan Indikator Kesalahan Jumlah
Newman
1. Membaca • Tidak dapat membaca/mengartikan kata-kata yang dianggap 1
(reading) sulit yang diajukan.
2. Memahami • Tidak menuliskan apa yang diketahui dan tidak dapat 5
(comprehension) menjelaskan secara tersirat dari soal.
• Tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan tidak dapat
menjelaskan maksud dari pertanyaan soal.
• Menuliskan apa yang diketahui dengan symbol-simbol yang
dibuat sendiri dan tanpa keterangan.
• Menuliskan hal yang ditanyakan secar singkat sehingga tidak
jelas.

5
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

• Menuliskan hal yang ditanyakan tidak sesuai dengan yang


diminta di soal.
3. Transformasi • Tidak mengubah informasi pada soal ke dalam kalimat 2
(transformation) matematika dan tidak dapat menjelaskan proses
perubahannya.
• Mengubah informasi pada soal ke dalam kalimat matematika
tapi tidak tepat.
4. Keterampilan • Kesalahan dalam komputasi. 3
proses (process • Tidak dapat menjelaskan proses komputasi dalam lembar
skill) jawaban
• Tidak melanjutkan prosedur penyelesaian (macet).
5. Penulisan Jawaban • Tidak menuliskan jawaban 4
(encoding) • Menuliskan jawaban yang tidak tepat
• Menuliskan jawaban yang tidak sesuai dengan konteks soal.
• Tidak menyertakan satuan yang sesuai.

Untuk mengetahui tingkat kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa dengan


dicari persentase kesalahan (P) yang merujuk pada pedoman kriteria tingkat
dilakukan siswa pada tiap-tiap jenis persentase kesalahan yang telah ditetapkan
kesalahan. Selanjutnya ditentukan tingkat seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Pedoman Kriteria Tingkat Presentasi Kesalahan Siswa


Tingkat
No. Interval
Kesalahan
1. 0% ≤ 𝑃 < 20% Sangat Rendah
2. 20% ≤ 𝑃 < 40% Rendah
3. 40% ≤ 𝑃 < 60% Cukup
4. 60% ≤ 𝑃 < 80% Tinggi
5. 80% ≤ 𝑃 < 100% Sangat Tinggi
(Ariyunita, 2012: 7)

Wawancara yang digunakan pada dalam menyelesaikan soal dan untuk


penelitian ini merupakan wawancara memvalidasi hasil analisa penyebab
berbasis tugas. Metode wawancara ini kesalahan. Menurut Sugiyono (2016) teknik
dilakukan untuk memvalidasi hasil analisa analisis data yang digunakan adalah reduksi
kesalahan dari tes, untuk mengetahui lebih data (data reduction), penyajian data (data
jauh mengenai faktor-faktor yang display), dan verifikasi.
menyebabkan siswa melakukan kesalahan

6
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah melakukan penelitian dan berbentuk uraian berkaitan dengan aplikasi
menganalisa data hasil tes sebanyak 6 siswa, Trigonometri. Tabel 3 berikut ini merupakan
dapat diketahui bahwa siswa masih banyak sajian data hasil pekerjaan siswa yang
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan dianalisis berdasarkan tipe kesalahan
soal tipe HOTS pada materi Trigonometri. Newman berdasarkan jumlah kisi-kisi.
Soal tes yang diujikan terdiri dari 3 soal

Tabel 3. Indikator Kesalahan Siswa Berdasarkan Prosedur Analisis Newman


(Berdasarkan Jumlah Kisi-kisi)
Nomor Soal Tingkat
No. Tahapan Jumlah Persen
1 2 3 Kesalahan
1. Reading 0 0 0 0 0% Sangat rendah
2. comprehension 9 9 10 28 23.73 % Rendah
3. Transformation 12 9 13 34 28.81 % Rendah
4. process skill 9 6 5 20 16.95 % Sangat rendah
5. Encoding 16 12 8 36 30.51 % Rendah
Jumlah 46 36 36 118 100 %

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa implementasi strategi yang digunakan dalam


persentase kesalahan terbesar ada pada tahap memecahkan masalah matematika yang
encording yaitu 30,51%, kemudian tahap melibatkan HOTS. Penelitian dari Indah
Transformation 28,81%, comprehension Suciati (2018:141) menyatakan dari
23,73%, terakhir tahap process skill sekitar keseluruhan soal matematika pada operasi
16,95%. Hasil penelitian ini tidak berbeda hitung pecahan, ternyata siswa banyak
jauh dengan hasil dari penelitian Abdul melakukan kesalahan konsep sebesar
Halim dkk (2015:133) yang menyatakan 53,86%, diikuti dengan kesalahan prinsip
bahwa kesalahan siswa yang dianalisis sebesar 41,22% dan kesalahan perhitungan
menurut Model Analisis Kesalahan sebesar 4,92%. Hal ini menandakan bahwa
Newman hasilnya menunjukkan itu siswa perlunya penanaman konsep dan prinsip
sering membuat kesalahan dalam matematika dengan lebih mendalam kepada
pengkodean (27,58%), diikuti oleh siswa kelas V SDN Pengawu terhadap
keterampilan proses (27,33%), transformasi materi operasi hitung pecahan.
(24,17%) dan pemahaman (20,92%). Berikut ini hasil penelitian dan
Temuan menunjukkan bahwa siswa pembehasanannya pada tiap-tiap langkah
menghadapi masalah untuk menurut prosedur Newman dari seluruh
mengkorelasikan informasi dan siswa yang diteliti.

7
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

Tabel 4. Indikator Kesalahan Siswa Berdasarkan Prosedur Analisis Newman


(Seluruh Siswa yang Diteliti pada Setiap Nomor Soal)
Analisis SKTL SKTP SKSL SKSP SKRL SKRP
Indikator
No Kesalahan
Kesalahan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Newman
1. Membaca • Tidak dapat
(reading) membaca/
mengartikan
x x x x x x x x x x x x x x x x x x
kata-kata yang
dianggap sulit
yang diajukan
2. Memahami • Tidak
(comprehe menuliskan
nsion) apa yang
diketahui dan
x x x x x x v v v x x x x x x v v v
tidak dapat
menjelaskan
secara tersirat
dari soal.
• Tidak
menuliskan
apa yang
ditanyakan
dan tidak
v v v x x x v v v x x x x x x v v v
dapat
menjelaskan
maksud dari
pertanyaan
soal.
• Menuliskan
apa yang
diketahui
dengan
symbol- x x x x v v v v v v x v x v v v v v
simbol yang
dibuat sendiri
dan tanpa
keterangan.
• Menuliskan
hal yang
v v v x x x v v v x x x v x v v v v
ditanyakan
secara singkat

8
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

sehingga tidak
jelas.

• Menuliskan
hal yang
ditanyakan
tidak sesuai v v v x x x v v v x x x x x x v v v
dengan yang
diminta di
soal.
3. Transforma • Tidak
-si mengubah
(transform informasi
ation) pada soal ke
dalam kalimat
matematika x x x x x x x x x x x x v v x x x x
dan tidak
dapat
menjelaskan
proses
perubahannya
• Mengubah
informasi
pada soal ke
dalam kalimat x x x v x v v v v v x v v v v v x x
matematika
tapi tidak
tepat.
4. Keterampil • Kesalahan
an proses dalam x x x x x x v x x v x x v v v v v v
(process komputasi.
skill) • Tidak dapat
menjelaskan
proses
x x x x x x v v x v x x v v v v v v
komputasi
dalam lembar
jawaban
• Tidak
melanjutkan
prosedur x x x x x x v v x v x x v v v v v v
penyelesaian
(macet).

9
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

5. Penulisan • Tidak
Jawaban menuliskan x x x x x x v x x v x x v v v v v v
(encoding) jawaban
• Menuliskan
jawaban yang x x x x v x v v x v v x v v v v v v
tidak tepat
• Menuliskan
jawaban yang
tidak sesuai x x x x x x v x x v v x v v v v x x
dengan
konteks soal.
• Tidak
menyertakan
x x x x x x v v v v x x v v v v v v
satuan yang
sesuai.
Note :
x = melakukan kesalahan
v = tidak melakukan kesalahan
Dari lembar kerja siswa, analisis menyebabkan tidak terpikirkan ide lain.
kesalahan yang diperoleh adalah siswa dari Penyebab kesalahan lainnya adalah siswa
kelompok tinggi melakukan kesalahan menganggap akan lebih mudah jika
karena ketidaktelitian dalam petunjuk menjabarkan masing-masing hubungan
penyelesaian, hal ini disebabkan karena perbandingan trigonometri terlebih dahulu,
tergesa-gesa, sedangkan untuk strategi kesalahan proses penyelesaian dan
konsep mereka sudah menguasai. Untuk perhitungan, dan proses penyusunan
kelompok sedang maupun kelompok rendah jawaban.
melakukan kesalahan berupa memilih Berikut adalah hasil analisis
strategi dalam menjabarkan masing-masing berdasarkan hasil pekerjaan tiap siswa dan
soal dengan rumus-rumus Trigonometri berdasarkan wawancara dengan masing-
yang sudah dipelajari yang mengakibatkan masing siswa.
perhitungan menjadi rumit. Kesalahan ini
1. SKTL (Siswa Kemampuan Tinggi
Laki-laki)

Gambar 1. Hasil SKTL

10
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

Dari gambar diatas, dapat dilihat sudah lengkap. Setelah diadakan


bahwa SKTL tidak mencantumkan poin wawancara, jawabannya adalah sudah ada di
ditanyakan, untuk langkah-langkah lainnya soal.
2. SKTP (Siswa Kemampuan Tinggi
Perempuan)

Gambar 2. Hasil SKTP

Dari gambar diatas, dapat dilihat hasil akhir tidak dilakukan penyederhanaan.
bahwa SKTP tidak mencantumkan ukuran Setelah dilakukan wawancara, jawabannya
sudut pada poin diketahui, untuk langkah adalah lupa dan ceroboh karena buru-buru.
3. SKSL (Siswa Kemampuan Sedang
Laki-laki)

Gambar 3. Hasil SKSL


Dari gambar diatas, dari soal no.1 wawancara, jawabannya adalah siswa lupa
dapat dilihat bahwa SKTP tidak menuliskan lagi konsep apa yang dipakai, dia mendadak
diketahui dan ditanyakan. Untuk langkah jadi blank. Sehingga waktu menggambar
menggambar sketsa masih belum sesuai, sketsapun asal. Tetapi setelah diulang dibaca
penyelesaian masih keliru, harusnya dan diarahkan untuk membayangkan di
menggunakan rumus Cosinus, dan tidak ada posisis pilot, siswapun bisa menggambar
dan hasil akhir. Setelah diadakan dengan tepat.

11
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

4. SKSP (Siswa Kemampuan Sedang


Perempuan)

Gambar 4. Hasil SKSP

Dari gambar diatas, dapat dilihat pemberangkatan dan tibanya. Untuk langkah
bahwa SKSP pada poin diketahui langsung penyelesaian dan hasil akhir sudah sesuai.
menuliskan waktu tempuh dari A-B dan dari Setelah dilakukan wawancaran siswa lupa
B-C (yang merupakan salah satu langkah di mencantumkan waktu keberangkatan dan
penyelesaian), padahal sesuai dengan soal, mengira waktu tempuh disimpan di pon
cukup mencantumkan waktu diketahui.
5. SKRL (Siswa Kemampuan Rendah
Laki-laki)

Gambar 5. Hasil SKRL

12
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

Dari gambar diatas, dari soal no.3 Setelah diadakan wawancara, jawabannya
dapat dilihat bahwa SKRL tidak lengkap adalah siswa lupa lagi konsep apa yang
menuliskan diketahui dan ditanyakan. Untuk dipakai, kebayang tapi bingung
langkah menggambar sketsa masih belum mengungkapkan kedalam bahasa tulisan.
sesuai, penyelesaian masih keliru, dalam Sehingga waktu menggambar sketsapun
penulisan rumus Cosinus benar, tapi langkah asal. Tetapi setelah diulang dibaca dan
selanjutnya melakukan kekeliruan diarahkan untuk membayangkan di posisi
perhitungan dan hasil cosinusnya tidak kapal, siswapun bisa menggambar dengan
dicantumkan. Hasil akhir masih salah. tepat.
6. SKRP (Siswa Kemampuan Rendah
Perempuan)

Gambar 6. Hasil SKRP

Dari gambar diatas, dapat dilihat sehingga perhitungan dan hasil akhir tidak
bahwa SKRP tidak ada poin diketahui dan sesuai. Setelah dilakukan wawancaran siswa
ditanyakan. Untuk pembuatan sketsa sudah lupa mencantumkan diketahui dan
mendekati benar, hanya masih ada yang ditanyaka. Siswa tau cara
salah penempatan sudut. Langkah menyelesaikannya, tapi lupa rumus cosinus
penyelesaian pada rumus awak kurang tepat, nya.
Tabel 5. Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Prosedur Analisis Newman
(Ditinjau dari Kemampuan Siswa)
Kemampuan Siswa Tingkat
No. Tahapan Jumlah Persen
Tinggi Sedang Rendah Kesalahan
1. Reading 0 0 0 0 0% Sangat Rendah
2. Comprehension 11 17 19 47 38.21 % Rendah
3. Transformation 2 5 7 14 11.38 % Sangat Rendah
4. Process Skill 0 8 18 26 21.14 % Rendah
5. Encoding 1 13 22 36 29.27 % Rendah
JUMLAH 14 43 66 123 100 %

13
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

Dari Tabel 5 diperoleh besar kemampuan siswa secara keseluruhan di tiap


presentase untuk setiap jenis kesalahan tahapan Newman memiliki tingkat
siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS kesalahan antara sangat rendah dan rendah.
pada materi Trigonometri ditinjau dari level
Tabel 6. Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Prosedur Analisis Newman
(Ditinjau dari Gender Siswa)
GENDER
No. TAHAPAN Laki Perem  PERSEN TINGKAT
% %
-laki -puan KESALAHAN
1. Reading 0 0 0 0 0 0% Sangat Rendah
2. Comprehension 9 14,06 19 35,19 28 23.73 % Rendah
3. Transformation 28 43,75 6 11,11 34 28.81 % Rendah
4. process skill 8 12,50 12 22,22 20 16.95 % Sangat Rendah
5. Encoding 19 29,69 17 31,48 36 30.51 % Rendah
JUMLAH 64 100 54 100 118 100 %

Dari Tabel 6 diperoleh besar salah dalam menulis satuan luas permukaan
presentase untuk setiap jenis kesalahan balok. 2) Konsep, yaitu: siswa salah dalam
siswa dalam menyelesaikan soal tipe HOTS memahami konsep unit, salah dalam
pada materi Trigonometri ditinjau dari memahami konsep balok. 3) Prinsip, yaitu:
gender siswa. Sejalan dengan hasil siswa salah dalam menentukan jawaban
penelitian dari Slamet Mulyadi (2018:80) akhir, siswa tidak menulis kesimpulan pada
menyatakan bahwa hasil penelitian akhir solusi, salah dalam menggunakan
menunjukkan kesalahan jenis siswa pria dan rumus permukaan balok permukaan. 4)
wanita dalam menyelesaikan esai geometri Operasi, yaitu: siswa membuat kesalahan
meliputi: 1) fakta, yaitu: menuliskan dalam menghitung.
informasi yang tidak lengkap dari masalah,

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Simpulan dan saran dari penelitian ini a. Siswa dengan
adalah: kemampuan tinggi adalah
1. Berdasarkan kategori kesalahan karena kurang teliti dalam
Newman, letak tahapan kesalahan mengerjakan soal dan terlalu
siswa dalam mengerjakan soal tipe tergesa-gesa dalam
HOTS pada materi Trigonometri mengerjakan.
yaitu pada tahapan Comprehension, b. Siswa dengan kemampuan
Transformation, Process skill dan sedang dan rendah adalah
Encording. melakukan kesalahan berupa
2. Penyebab siswa melakukan kesalahan memilih strategi dalam
dalam mengerjakan soal tipe HOTS menjabarkan masing-masing
pada materi Trigonometri soal dengan rumus-rumus
berdasarkan hasil wawancara: Trigonometri yang sudah
dipelajari yang mengakibatkan

14
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menganalisis Soal

perhitungan menjadi rumit tahap Comprehension, Process skill


sehingga bingung mengubah dan Encording lebih banyak
soal cerita kedalam gambar dibandingkan gender laki-laki.
sketsa, lupa konsep dan rumus, 4. Penelitian ini diharapkan dapat
kurang teliti dalam menjadi acuan bagi para pendidik
menyederhanakan, kesalahan juga peneliti dibidang pendidikan,
dalam mengitung dan agar dapat memperhatikan cara
menyimpulkan hasil akhir. mengajar dengan menggunakan
3. Terdapat pengaruh gender dalam model dan pendekatan yang lebih
menyelesaikan soal tipe HOTS pada tepat sesuai dengan materi dan
materi Trigonometri yaitu gender kondisi siswa pada saat itu, sehingga
perempuan presentasi melakukan kesalahan konsep, prosedur,
kesalahan pada tahap Transformation perhitungan, pencarian fakta dan
lebih sedikit dibandingkan gender penarikan kesimpulan dapat
laki-laki dan gender perempuan diminimalisir.
presentasi melakukan kesalahan pada

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah A H, Abidin N. L. & Ali M. (2015) Jurnal PARADIKMA FMIPA Unimed
Analysis of Students’ Error in Solving Medan 8(1) 37 – 51.
Higher Order Thinking Skills Kurniadi, Galih. Purwaningrum, Jayanti
(HOTS). Problems for the Topic of Putri. 2018. Kesalahan Siswa pada
Fraction Asian Social Science 11 Kategori Kemampuan Awal
(21). Matematis Rendah dalam
Penyelesaian Tes Kemampuan
Ariyunita, N. (2012) Analisis kesalahan Pemecahan Masalah Matematis.
dalam penyelesaian soal operasi Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
bilangan pecahan (penelitian pada Matematika, Vol. 11 No.2 55 – 66.
siswa kelas VII SMPN 2
Karanggede). Surakarta. Universitas Lester, F. K. & Kehle, P. E. (2003) From
Muhammadiyah Surakarta. Problem Solving to Modeling: The
Evolution of Thinking About Research
Jingga, Anisa Astra, Mardiyana, & Rubono on Complex Mathematical Activity. In
(2017) Analisis Kesalahan Siswa R. Lesh, & H. M. Doerr (Eds.) Beyond
dalam Menyelesaikan Soal Identitas Constructivism – Models and
Trigonometri Pada Siswa Kelas X Modeling Perspectives on
Semester 2 SMA Negeri 1 Kartasura Mathematical Problem Solving,
Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Learning, and Teaching (pp 501-517)
Pendidikan Matematika dan (Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum
Matematika (JPMM) Solusi 1(5) Associates)

Karnasih, Ida (2015). Analisis Kesalahan Lusiana, Restu. (2017). Analisis Kesalahan
Newman Pada Soal Cerita Matematis. Mahasiswa dalam Memecahkan
Masalah pada Materi Himpunan

15
Maya Mulyani dan Dedi Muhtadi

Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Jurnal Thinking Skills Among Secondary


Penelitian dan Pembelajaran School Students in Science Learning.
Matematika Vol. 10 No.1 24 – 29. Malaysian Journal of Education 3
Mayer, R. E. (1987). Learnable aspects of (3).
problem solving: some examples. In
D. E. Berger, K. Pezdek, & W. P. Singh P, Arba & Teoh Sian Hoon. (2010).
Banks (Eds.), Applications of The Newman Procedure for
cognitive psychology: Problem Analyzing Primary Four Pupils Errors
Solving, education and computing on Written Mathematical Tasks: A
(ERA, NJ: Hillsdale) Malaysian Perspective. International
Conference on Mathematics
Mulyadi, Slamet. (2018). Analisis Education Research 2010 (ICMER
Kesalahan Siswa dalam 2010) pp 1877-0428.
Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau
dari Perbedaan Gender. APOTEMA: Suciati, Indah, Wahyuni, Dewi Sri. (2018).
Jurnal Program Studi Pendidikan Analisis Kesalahan Siswa dalam
Matematika, Volume 4 No. 1 Januari Menyelesaikan Soal Matematika pada
Operasi Hitung Pecahan pada Siswa
2018. ISSN: 2407-8840 (print). ISSN:
Kelas V SDN Pengawu. Jurnal
2580-9253 (online) Penelitian dan Pembelajaran
Matematika Vol. 11 No.2 129 – 144.
National Council of Teacher of Mathematics
(2000). Principles and Standards for Sugiyono. (2016) Metode Penelitian
School Mathematics. Reston, VA: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
NCTM. (Bandung: Alfabeta)

Newman, M. A. (1977) An analysis of sixth- Suhita, Sjahruddin & Aunillah (2013).


grade pupils' errors on written Analisis Kesalahan dalam
mathematical tasks. In White, AL Menyelesaikan Soal Cerita dalam
(2009) Diagnostic and Pedagogical Matematika Jurnal Pendidikan
Issues with Mathematical Word Matematika STKIP PGRI Sidoarjo 1
Problems. Brunei International (2) 37-46
Journal of Scienceand Mathematics
Education 1(1) pp 100-112 Sukino (2014). Matematika untuk SMA/
MA Kelas X 1B (Jakarta: Erlangga)
Permendikbud RI Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Tarigan, HG. (2011). Pengajaran Analisis
Dasar dan Menengah Kesalahan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa)
Permendikbud RI Nomor 54 tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan Zakaria, Ibrahim & Maat. (2010) Analysis of
Pendidikan Dasar dan Menengah Students’ Error in Learning of
Quadratic Equations International
Saido G M, Siraj S, Bin Nordin A B, Al Education Studies 3 (3).
Amedy O S. (2015). Higher Order

16

Anda mungkin juga menyukai