Anda di halaman 1dari 10

2017 B

LEMBAR KERJA MAHASISWA


KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN
L4 – JEMBATAN WHEATSTONE

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
1. VINNA AGUS TRIANTI (17030654077)
2. DIANITA RAHMAYANI (17030654078)
3. EKA AMANDA FEBRIANI (17030654079)
4. FAOLA FIRNANDA (17030654081)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SAINS
2019
A. JUDUL
Jembatan Wheatstone
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh tahanan geser terhadap panjang kawat L1
dan L2?
2. Bagaimana pengaruh tahanan geser terhadap nilai tahanan suatu
lampu dengan menggunakan jembatan wheatstone?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh tahanan geser terhadap panjang kawat L 1
dan L 2.
2. Mengetahui pengaruh tahanan geser terhadap nilai tahanan suatu
lampu dengan menggunakan jembatan wheatstone.
D. KAJIAN TEORI
1. Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone adalah suatu rangkaian yang tak bisa
ditentukan hambatan penggantinya jikalau dengan rumus susunan
hambatan seri maupun susunan pararel. Jembatan Wheatstone
adalah susunan rangkaian listrik guna mengukur suatu tahanan
yang tidak diketahui besarannya. Fungsi dari Jembatan Wheatstone
yaitu guna mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang
mengalir galvanometer sama dengan nol sebab potensial ujungnya
sama besar. Sehingga bisa dirumuskan dengan perkalian silang (Al
Fatih, 2019).
Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan
dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah
hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui besarnya
yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik
diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik
diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. Galvanometer adalah
alat yang digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus.
Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang
berlaku pada kumparan di dalam magnet. Gambar rangkaian
Jembatan Wheatstone yaitu seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone


Sumber : https://rumus.co.id/jembatan-wheatstone/
Keterangan :
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya
Teori yang berkaitan dengan jembatan wheatstone yaitu:
a. Teori Hukum Ohm
Teori ini berbunyi “tentang arus (current law), yang
menyatakan bahwa arus masuk pada satu titik percabangan
akan sama dengan arus yang keluar melalui titik yang sama”
dan “ jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka
kekuatan arus tersebut adalah sebanding lurus dengan tegangan
listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi".
b. Teori Hukum Faraday
Teori ini berbunyi “Konsep gaya gerak listrik pertama
kali dikemukakan oleh Michael Faraday, yang melakukan
penelitian untuk menentukan faktor yang memengaruhi
besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi
sangat bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya
perubahan medan magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar”
c. Teori Hukum Kirchoff
Teori ini berbunyi “Menyatakan bahwa jumlah
tegangan-tegangan didalam satu rangkaian tertutup sama
dengan 0 (nol).” (Kanginan,2006).
Sehingga rumus yang didapatkan pada jembatan
wheatstone yaitu :
𝐿1
Rx = Rv 
𝐿2
Keterangan:
Rx = hambatan yang belum diketahui (Ω)
Rv = hambatan yang diketahui (Ω)
L1 = segmen kawat 1 (m)
L2 = segmen kawat 2 (m)
(Surya, 2010)
Dalam metode jembatan Wheatstone ini digunakan resistor.
Resistor yang akan digunakan adalah resistor yang memiliki 4 pita
warna. Nilai resistor atau tahanan biasanya bisa di lihat dari kode
warna pada resistor tersebut. Warna tersebut biasanya berupa
gelang atau pita. Ada resistor yang memiliki 4 Pita warna, ada yang
5 pita warna dan ada yang 6 pita warna. (Rida, 2015).
Nilai tahanan resistor ini biasanya dengan satuan Ohm.
Warna warna pada resistor sudah menjadi standar internasional,
atau sering kita dengar dengan istilah standart EIA ( Electronic
Industries Alliance ). Berikut adalah tabel kode warna pita pada
resistor:

Gambar 2. Tabel Kode Warna Resistor


Sumber: https://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-
cara-membacanya/
Berikut tata letak pita yang harus dibaca:

Gambar 3. Posisi Pita Resistor


Sumber: https://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-cara-
membacanya/
d. Galvanometer
Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet
dihasilkan gaya pada konduktor yang cenderung menggerakkan
konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan
dalam instrument pendeteksi arus. Instrument pendeteksi arus yang peka
disebut galvanometer. (Lister, 1993).
Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur
arus yang sangat lemah. Galvanometer terdiri atas sebuah komponen
kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah medan magnet
begitu rupa sehingga garis-garis medan akan menimbulkan kopel pada
kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus. (Flink, 1985).
Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran
Galvano yaitu suatu instrument yang dipergunakan untuk
memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan jelas
kadang-kadang dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka
(sensitif), yang banyak dipakai di laboratorium dan terutama sistem
jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974).
Galvanometer adalah alat yang dipergunakan untuk deteksi dan
pengukuran arus. Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen
yang dilakukan pada kumparan di dalam medan magnet. (Pratama, 2010).

(Google, images, 2010)


E. HIPOTESIS
1. Besar hambatan pada tahanan geser yang digunakan berpengaruh
terhadap panjang L 1 dan L 2. Semakin besar milai tahanan geser
(R) maka panjang kawat L 2 akan lebih besar dari pada kawat L 1
karena semakin besar hambatan arus yang mengalir akan semakin
lambat.
2. Besar nilai tahanan geser berpengaruh terhadap nilai tahanan
suatu lampu. Semakin besar nilai tahanan geser maka semakin
besar pula nilai tahanan lampu.
F. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tahanan Variabel 1 buah
b. Tahanan geser 1 buah
c. Slider 1 buah
d. Galvanometer 1 buah
e. Sakelar 1 buah
f. Kabel penghubung 10 buah
g. Power supply 1 buah
h. Multimeter 1 buah
2. Bahan
a. Kawat konstanta 1 buah
b. Soket lampu sepeda motor 1 buah
c. Lampu Sepeda motor 5 W/12 V 1 buah
d. Kertas amplas 1 lembar
G. RANCANGAN PERCOBAAN

Gambar 4. Rancangan Percobaan Jembatan Wheatstone


Sumber: LKM 04 Jembatan Wheatstone
H. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel Manipulasi : Hambatan bangku (Ohm)
Definisi Operasional Variabel : Variabel manipulasi yang di
gunakan pada percobaan ini adalah hambatan (ohm) yaitu 2 ohm, 4
ohm, 6 ohm, 8 ohm, dan 10 ohm pada rheostat.
2. Variabel Kontrol : Jenis Lampu, resistor, Jenis
kawat.
Definisi Operasional Variabel : Variabel kontrol yang di
gunakan dalam percobaan ini adalah Jenis Lampu yaitu 5W/12V,
menggunakan 1 resistor, serta menggunakan kawat jenis tembaga.
3. Variabel Respon : Panjang L1 dan L2, hambatan
lampu
Definisi Operasional Variabel : Variabel respon yang muncul
pada hasil percobaan ini adalah L1 Dan L2 dan nilai hambatan
lampu.
I. LANGKAH PERCOBAAN
1. Merangkai alat-alat seperti pada rancangan percobaan.
2. Memilih nilai tertentu pada tahanan bangku
3. Memposisikan tahanan geser pada keadaan resistansi mendekati
maksimal sehingga arus yang mengalir tidak terlalu besar dan
kawat tidak menjadi panas.
4. Menutup sakelar, selanjutnya menggeser-geser slider secara
perlahan-lahan sehingga galvanometer menunjukkan angka nol.
Mengusahakan posisi slider tidak terlalu ke tepi dengan cara
memilih hambatan bangku yang seimbang.
5. Mengukur L1 dan L2 dan menuliskan data percobaan dalam tabel.
6. Mengulangi kegiatan 1 sampai 5 dengan merubah nilai hambatan
bangku untuk jenis lampu yang sama.
J. ALUR
Tahanan bangku
- Diposisikan tahanan geser pada keadaan resistansi
mendekati maksimal
- Ditutup skakelar
- Digeser-geser skakelar secara perlahan-lahan sehingga
galvanometer menunjukan angka 0
- Dipilih hambatan bangku yang seimbang
- Di ukur L1 dan L2
Hasil

K. TABEL
Tabel 1. Data Percobaan Jembatan Wheatstone

Jenis Lampu RTB (Ohm) L1 (cm) L2 (cm)

5W / 12V

L. DAFTAR PUSTAKA
Al Fatih, Angga. 2019. Jembatan Wheatstone: Pengertian, Gambar, Rumus
dan Contoh Soal. (Online) https://rumus.co.id/jembatan-
wheatstone/. Diakses pada tanggal 2 September 2019 pukul
20.00 WIB.
Angga, Rida. 2015. Kode Warna Resistor dan Cara Membacanya. (Online)
https://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-cara-
membacanya/. Diakses pada tanggal 4 September 2019
pukul 14.20 WIB.
Kanginan,Marthen.2006. Fisika Semester 2.Jakarta: Erlangga.
Surya,yohanes. 2010. Fisika Dasar Listrik dan Magnet. Tanggerang: PT.
Kandel.

Anda mungkin juga menyukai