TENTANG PUASA
“ Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan, tetapi jadikan penyesalan
itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi kesalahan lagi”
KATA PENGANTAR
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW dan para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran
penyusun mampu menyelesaikan Laporan Agama ini, semoga kita termasuk umatnya yang
kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga
bermanfaat bagi penulis khususnya.
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................... i
HALAMAN MOTTO............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.1 Rumusam Masalah................................................................................... 2
BAB BABA II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puasa...................................................................................... 3
2.2 Macam-macam Puasa.............................................................................. 4
2.2.1 Puasa Wajib.................................................................................... 4
2.2.2 Puasa Sunnah................................................................................. 7
2.2.3 Puasa Makruh............................................................................... 10
2.2.4 Puasa Haram................................................................................. 12
2.3 Syarat-syarat Puasa................................................................................ 13
2.4 Rukun Puasa.......................................................................................... 13
2.5 Sunat Puasa Dan Puasa Sunat................................................................ 16
2.6 Hari-hari Yang Diharamkan Berpuasa..................................................... 17
2.7 Hari-hari Yang Dimakruhkan Berpuasa................................................... 17
2.8 Ketetapan Hilala.................................................................................... 18
2.9 Hikmah Puasa........................................................................................ 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 22
3.2 Saran..................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak
mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah sebagai berikut:
1. Puasa enam hari pada bulan syawal
Disunnahkan bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa Ramadhan untuk mengikutinya
dengan puasa enam hari pada bulan Syawal. Pelaksanaannya tidak mesti berurutan, boleh kapan
saja selama masih dalam bulan Syawal, karena puasa enam hari pada bulan Syawal ini sama
dengan puasa setahun lamanya. Akan tetapi diharamkan pada tanggal 1 syawal karena ada chari
raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadits dikatakan yang artinya: Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari
pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama satu tahun" (HR. Muslim).
2. Puasa Arafah
Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk melaksanakan puasa pada
tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa Arafah. Disebut puasa
Arafah karena pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan
untuk yang sedang melakukan ibadah Haji, sebaiknya tidak berpuasa. Nabi Muhammad SEW
bersabda:
Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-
dosa tahun lalu dan yang akan datang.: (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. (Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih
menurut Ibnu Khuzaimah dan Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.)
3. Puasa Senin Kamis
Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW memilih waktu
puasa hari senin kamis.
4. Puasa pada bulan sya’ban
Dalam berbagai keterangan disebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada bulan Sya'ban
hampir semuanya. Beliau tidak berpuasa pada bulan tersebut kecuali sedikit sekali . Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini yang artinya: Siti Aisyah berkata: "Adalah
Rasulullah saw seringkali berpuasa, sehingga kami berkata: "Beliau tidak berbuka". Dan apabila
beliau berbuka, kami berkata: "Sehingga ia tidak berpuasa". Saya tidak pernah melihat
Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya juga tidak
pernah melihat beliau melakukan puasa sebanyak mungkin kecuali pada bulan Sya'ban" (HR.
Bukhari dan Muslim).
5. Puasa As-Syura’
Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist Rasulullah Saw yang
berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu (puasa tanggal sepuluh Muharram),
dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun dosa yang telah lalu" (HR. Muslim). Demikian
juga sunnah hukumnya melakukan puasa pada tanggal sembilan Muharram. Hadist Rasulullah:
Ibn Abbas berkata: "Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari Asyura', dan beliau
memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah,
sesungguhnya hari Asyura itu hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nashrani".
Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun depan, insya Allah saya masih ada umur, kita berpuasa
bersama pada tanggal sembilan Muharramnya". Ibn Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun
berikutnya, Rasulullah saw keburu meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim).
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri dan menurut syara’ (ajaran
agama), puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkanya dari mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu “.
Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :
a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama memberikan
rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap orang-orang
yang tak mampu.
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna dalam berpuasa
harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui apakah seseorang
melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa
seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah menjalankan
kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani.
3.2 Saran
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih
baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.