Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

1.1 Konsep keperawatan


1.1.1 Pengertian

Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannyya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai
dengan kondisi kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya. (Aziz R.,2013)
1.1.2 Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria(2009) adalah sebagai berikut :
1. Mandi/ hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersikan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
pperlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mmandi
2. Berpakaian/bershias
Klienmempunyai kkelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh aatau menukarpakaian. Klian juga memiliki
ketidakmapuan untukpengenakan pakaian dalam, memilih pakain, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarikmelepaskan pakaian, mengguankan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan
mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan,
menangani perkakas, mengunya makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan
dalam wadahlalu memasukannya ke mulut, melengkai makan, mencerna makanan
menurut, cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna
cukup makanan dengan aman

1
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik
1) Badan bauh, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bauh
5) Penampilan tidak rapih
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa terhina
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai normal
4) Cara makan tidak teratur, Bak dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
1.1.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurangnya perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), Penyebab kurang
perawatan diri adalah:
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Eluarga terlalu melindungi dan menjalani klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.

2
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termauk perwatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motifasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yaang dialami iindividu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
MenurutDepkes (2000), Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a. Body Image. Gambarann individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial. Pada anak-anak selaluu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personel hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi. Personel hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan. Pengetahuan personel hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkantkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya. Di sebagian masyarakat jika indicidu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.

3
f. Kebiasaan seseorang. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampo dan lain-
lain.
g. Kondisi fisik atau psikis. Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk
merawat dirii berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada mmasalah personel hygiene :
1.1.4 Patofisiologi
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas diri menurun.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (buang air besar/ buang air kecil) secara
mandiri.
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa yang
dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan diri pada
klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan diri yang signifikan.Tidak
memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi terutama selama episode psikotik.
Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi sehingga ia
gagal melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Faktor biologis terkait dengan
adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat
dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan adalah pada perilaku maladaptif pasien Secara
biologi riset neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area otak yang dipercaya dapat
melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbik, lobus frontalis dan hypothalamus. Sistem
Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan medial masing-masing hemisfer
dan mengelilingi pusat kutup serebrum. Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan
emosi. Menyimpan dan menyatukan informasi berhubungan dengan emosi, tempat
penyimpanan memori dan pengolahan informasi. Disfungsi pada sistem ini akan
menghadirkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi dan perubahan kebribadian.
Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam perilaku dan
berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik Lobus frontal terlibat
dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol motorik gerakan voluntir termasuk fungsi

4
bicara, fungsi fikir dan kontrol berbagai ekspresi emosi. Kerusakan pada daerah lobus frontal
dapat meyebabkan gangguan berfikir, dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan
serta tidak mampu mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif seperti tidak mau
merawat diri : mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting.
Kondisi ini menunjukkan gejala defisit perawatan diri. Hypotalamus adalah bagian
dari diensefalon yaitu bagian dalam dari serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan
hemisfer serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan
juga mengatur mood dan motivasi.Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan
mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan sesuatu. Kondisi
seperti ini sering kita temui pada klien dengan defisit perawatan diri , dimana klien butuh
lebih banyak motivasi dan dukungan untuk dapat merawat dirinya. Ganguan defisit
perawatan diri juga dapat terjadi karena ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter.
misalnya: Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan
pemecahan masalah secara volunter. Transmisi dopamin berimplikasi pada penyebab
gangguan emosi tertentu. Pada klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi fungsi
kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) kondisi ini pada klien
dengan defisit perawatan diri memiliki perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan
untuk melakukan perawatan diri.
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan, halusinasi,
persepsi nyeri, muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif
(alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) Jika terjadi penurunan serotonin akan
mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah maladaptif. Pada klien dengan defisit
perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan tidak adanya aktifitas dalam
melakukan perawatan diri seperti : mandi, berganti pakaian, makan dan toileting.
Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; proses
pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan kadar norepinephrine akan dapat
mengakibatkan kelemahan sehingga perilaku yang ditampilkan klien cendrung negatif
seperti tidak mau mandi, tidak mau makan maupun tidak mau berhias dan toileting.

1.1.5 Rentan respon

5
Respon Adaptif Respon
Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan saat
stress
Penjelasan :
a. Pola perawatan dari seimbang : saat klien mendapat stres dan mampu untuk
berprilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
malakukan peawatan diri
b. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stres kadang-kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan diri saat stressor.

1.1.6 Fase
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana-mana, tidak mungkin mengembangkan
kehangatan emosional, dan hubungan positif dengan orang lain yang melibatkan diri dalam
situasi yang baru. Ia terus berusaha mendapatkan rasa aman. Begitu menyakitkan sehingga
rasa nyaman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia membayangkan nasionalisasi dan
mengaburkan realitas dari pada kenyataan. Keadaan dimana seorang individu mengalami
atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stressor interval atau
lingkungan dengan adekuatnya.

1.1.7 Jenis
Menurut Nanda (2015), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: mandi;

6
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/ berkativitas
perawatan diri untuk diri sendiri
2. Defisit perawatan diri : berpakaian ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan beriasuntuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri: makan ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
4. Defisit perawatan diri: eliminasi ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan elimiinasi sendiri.
1.1.8 Mekanisme koping
1) Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan menemukan ciri khas sari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini.
2) Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidak setujuanterhadap realitia dengan mengingkari realitas
tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitive
3) Isolasi diri, menarik diri
Sikap mengelompokkan orang/ keadaan hanya sebagai semuanya baik atau
semuanya buruk, kegagalan menandukkan niali-nilai postif dan negatif didalam
diri sendiri.
4) Intelektualisasi
Penggunaan logika dan alsan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman
yang mengganggu.
1.1.9 Penatalaksanaan
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan
perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan
terapi kejiwaan melalui komunikasi terapeutik.

1.2 Proses keperawatan


1.2.1 pengkajian

7
1) Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
a) Data Subjektif
 Pasien merasa lemah
 Malas untuk beraktifitas
 Merasa tidak berdaya
b) Data Objektif
 Rambut kotor, acak-acakan
 Badan dan pakaian kotor dan bau
 Mulut dan gigi bau
 Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat
c) Mekanisme Koping
 Regresi
 Penyangkalan
 Isolasi sosial menarik diri
 Intelektualisasi
Format/Data fokus pengkajian pada klien dengan Defisit Perawatan Diri
(Keliat dan Akemat,2009 dalam buku Asuhan keperawatan Jiwa Mukhripah
dan iskandar,2014)
d) Status Mental
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi
[ ] Pengunaan oakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan…………………………………
Masalah Keperawatan………………………………………
e) Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total

8
2. Makan
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
3. BAB/BAK
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
4. Berpakaian/berhias
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
Jelaskan………………………………………….
Masalah Keperawatan……………………………………..

1.2.2 Masalah Keperawatan Yang Kemungkinan Muncul


1) Defisit keperawatan diri
2) Harga diri rendah
3) Resiko tinggi isolasi sosial
1.2.3 Analisa Data
1) Data subjektif
a) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak
tersedia alat mandi
b) Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c) Klien mengatakan ingin disuapi makan
d) Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK
maupun BAB.
2) Data objektif
a) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor
b) Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki),
atau tidak berdandan (wanita).
c) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya.

9
d) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK

1.2.4 Pohon Masalah

Efek Risiko Tinggi Isolasi Sosial



Core Problem Defisit Perawatan Diri

Etiologi Harga Diri Rendah Kronis

1.2.5 Diagnosis Keperawatan


Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan dan BAK/BAB

10
Rencana Keperawatan Defisit Perawatan Diri Dalam Bentuk Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
SPIP SPIK
 Identifikasi masalah perawatan diri:  Diskusi maslah yang dirasakan
Kebersihan diri, berdandan, dalam merawat pasien
makan/minum, BAK/BAB
 Jelaskan pentingnya kebersihan  Jelaskan pengertian, tanda & gejala,
dan proses terjadinya defisit
perawatan diri
 Jelaskan cara dan alat kebersihan  Jelaskan cara merawat defisit
diri perawatan diri
 Latih dua cara merawat: kebersihan
 Latih cara menjaga kebersihan diri : diri dan berdandan
Mandi dan ganti pakaian, sikat gigi,
cuci rambut, potong kuku  Anjurkan membantu pasien sesuai
 Masuk pada jadwal kegiatan untuk jadwal dan memberikan pujian
latihan mandi, sikat gigi (2 kali
perhari), cuci rambut (2 kali
perminggu), ptong kuku (satu kali
perminggu)
SPIIP SPIIK
 Evalusi kegiatan kebersihan diri,  Evaluasi kegiatan keluarga dalam
beri pujian merawat/melatih pasien kebersihan
diri, beri pujian
 Jelaskan cara dan alat untuk  Latih dua (yang lain) cara merawat:
berdandan makan & minum, BAB & BAK
 Anjurkan membantu pasien sesui
 Latih cara berdandan setelah jadwal dan memberi pujian
kebersihan diri

11
 Masukan pada jadwal kegiatan
untuk kebersihan diri dan
berdandan
SPIIIP SPIIIK
 Evaluasi kegiatan kebersihan dairi  Evaluasi kegiatan keluarga dalam
dan berdandan. Beri pujian merawat/melatih pasien kebersihan
diri dan berdandan. Beri pujian
 Jelaskan cara dan alat makan dan  Bimbing keluarga merawat
minum kebersihan diri dan berdandan dan
makan & minum pasien
 Latih cara makan dan minum yang  Anjurkan membantu pasien sesui
baik jadwal dan berikan pujian

 Masukan pada jadwal kegiatan


untuk latihan kebersihan diri,
berdandan dan makan & minum
yang baik
SPIVP SPIVK
 Evaluasi kegiatan kebersihan diri  Evaluasi keluarga dalam
dan berdandan, makan & minum, merawat/melatih pasien kebersihan
beri pujian diri dan berdandan. Beri pujian
 Jelaskan cara BAB & BAK  Bimbing keluarga merawat
kebersihan diri dan berdandan dan
makan & minum pasien
 Latih BAB & BAK yang baik  Anjurkan membantu pasien sesui
jadwal dan berikan pujian
 Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan kebersihan diri,

12
berdandan dan makan & minum
yang baik, BAB & BAK
SPVP SPVK
 Evaluasi kegiatan latihan perawatan  Evaluasi kegiatan keluarga dalam
diri: kebersihan diri, berdandan, merawat/melatih pasien dalam
makan & minum, BAB & BAK. perawatan diri: kebersihan diri,
Beri pujian berdandan, makan & minum, BAB
&BAK. Beri pujian
 Nilai kemampuan keluarga merawat
 Latih kegiatan harian pasien
 Nilai kemampuan keluarga
 Niali kemampuan mandiri melakukan kontrol RSJ/PKM

 Niali apakah perawatan diri telah


baik

1.2.6 Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan masalah
perawatan diri adalah : TAK stimulasi persepsi: perawatan diri
Sesi I : Manfaat perawatan diri
Sesi II : Menjaga kebersihan diri
Sesi III : Tata cara makan dan minum
Sesi IV: Tata caratoiletting
Sesi V : Tata cara berdandan

13
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti Murhripah, Iskandar.2014.AsuhanKeperawatan Jiwa.PT Refika


Aitama.Bandung

Rusdi Deden Darmawan.2016.Keperawatan Jiwa;Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan


Keperawatan Jiwa.Gosyen Publishing.Yogyakarta

Yusuf Ah,dkk.2015.Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Salemba Medika.Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai