Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

I.KASUS (MASALAH UTAMA) :

Perubahan persepsi sensori : HALUSINASI

II. PROSES TERJADINYA MASALAH :

1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu kejadian yang merupaka pencegahan (persepsi)
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system
pengindraan pada seseorang dalam keadaan sadar penuh (baik).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencegahan pancra indra tanpa
adanya rangsangan dari luar.
2. Rentan respon
a. Respon adaptif

Respon adaptif adalah respon yang dapat diterim norma-norma social


budaya berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut,
Respin adaptif:

1. Pikiran logis adalah pandangan yang tepat mengarah pada kenyataan.


2. Persepsi akurat adalaah pandangan yang tepat pada kenyataan
3. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli
4. Perilaku sosial adalah siukap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
5. Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan
b. Respon psikososial
Meliputi:
1. Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan

1
2. Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indra
3. Emosi berlebih atau berkurang
4. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran
5. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari diri interaksi dengan
orang lain
c. Respon maladaptive
Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
yang menympang dari norma norma sosial budaya dan lingkungan , adapun
respon madalaptif antara lain:
1. Kelainan pikiran adalah keyakinan secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial
2. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal
yang tidak realitas atau tidak ada
3. Kerusakan proses emosi adalah perubaahan suatu yang timbul dari hati
4. Peruilaku tidak berorganisi merupakan suatu yang tidak teratur
5. Isolasi sosial adalah kondisi kesendrian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
yang negaif mengancam. (damayanti.2012:54)
3. Penyebab
Yang terjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain
klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan krangnya
keterampilan berhubungan social klien menjadi menarik dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal
menjadi dominan ekternal. Klien lama kelamaan kehilangsn kemampuan
membedakan stimulus internal dengan stimulus eksternal. Kondisi ini memisu
terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
Aspek fisik :

2
 Makan dan minum kurang
 Tidur kurang atau terganggu
 Penampilan diri kurang
 Keberanian kurang

Aspek emosi :

 Bicara tidak jelas, merengek,menangis seperti anak kecil


 Merasa malu dan bersalah
 Mudah panic dan tiba tiba marah

Aspek social :

 Duduk menyendiri
 Selalu tunduk
 Tampak melamun
 Tidak peduli lingkungan
 Menghindar dari orang lain
 Tergantung dari orang lain.

Aspek intelektual :

 putus asa
 merasa sendiri,tidak dada sokongan
 kurang percaya diri
4. Tanda dan Gejala
Gejala dan tanda orang mengalami halusinasi adalah :
a. Tahap 1 (comforting )
 Tertawa tidak sesuai dengan situasi
 Menggerakan bibir tanpa bicara
 Bicara lambat
 Diam dan pikirannya dipenuhi dengan pikiran yang menyenangkan
b. Tahap 2 (condemning)

3
 Cemas
 Konsentrasi menurun
 Ketikamampuan membedakan relita
c. Tahap 3
 Pasien cederung mengikuti halusinasi
 Kesulitan berhubungan dengan orang
 Perhatian dan konsentasi
 Afek labil
 Kecemasan berat (berkeringat,gemetar,tidak mampu mengikuti
petunjuk)
d. Tahap 4 ( controlling)
 Pasien mengikuti halusinasi
 Pasien tidak mampu mengikuti perintah nyata
 Beresiko mencideria diri sendiri,orang lain dan lingkungan
5. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Adalah suatu perilaku maladaptive dalam
manifestasi perasaan marah yang di alami oleh seseorang. Perilaku tersebut
dapat berupa cidera diri sendiri, melakukan penganiayaan terhadap orang lain
dan merusak lingkungan..
Tanda dan gejala ;
Data objektif :
a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Suka berdebat
f. Sering memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang

4
Data subjektif :

a. Mengeluh merasa terancam


b. Mengungkapkan perasaan tak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengunkapkan adanya keluhan fisk, berdebar,merasa tercekik,sesak dan
bingung.

III. A. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri (akibat)

Orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual : halusinasi (masalah utama )

Isolasi social : menarik diri (penyebab )

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DI KAJI

1. Masalah keperawatan

a. Resiki mencederai diri,orang lain dn lingkungan


b. Perubahan sensori perseptual, :halusinasi
c. Isolasi social : menari diri.

2. Data ynag perlu di kaji

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkugan


Data subjektif :
 Klien mengatakan benci atau kesal pada orang.
 Klien suka membentak dan meyerang orang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah
 Riwayat perilaku kekerasan

5
Data objektif :

 Mata merah, wajah agak merah


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai : berteriak ,
menjerit, memukul diri sendiri atau orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam
 Merusak dan melempar barang barang
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

Data subjektif :

 Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan


dengan stimlulus nyata
 Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stilmulus yang
nyata
 Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
 Klien merasa makan sesuatu
 Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
 Klien takut pada suara atau bunyi atau gambar yang dilihat dan di dengar
 Klien ingin memukul atau melempar barang barang.

Data objektif :

 Klien berbicara dan tertaawa sendiri


 Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
 Klien berhenti bicara di tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
 Disorientasi
c. Isolasi social : menarik diri

Data subjektif

6
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa
apa,bodoh, mengkritik diri sendiri, engungkapkan perasaan maluterhdap
diri sendiri.

Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis,
ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang,aktivitas menurun, posisis janin
pad tidur , menolak berhubungan, kurng memperhatikan kebesihan.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi


2. Isolasi social : menarik diri

V. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa I : Perubahan sensori persepsi halusinasi

Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran


hubungan interaksi selanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien da nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apadanya

7
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klein
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : bicara dan
tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri kanan depan dan seolah olah ada
teman bicara.
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya
2.4 Diskusi dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
3.1 identifikasi bersama klien cara tindakan jika terjadi halusinasi
3.2 Diskusikan manfaat cara baru untuk memutus/ atau mengontrol timbulnya
halusinasi
3.3 Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara
bertahap
3.4 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang di latih
3.5 Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.6 Anjurkan klien mengukuti TAK orientasi, realira, stimulasi persepsi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan :
4.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika megalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung
5. Klien memanfaatkan oabt dengan baik
Tindakan :
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat
minum obat
5.2 Anjurkan klien meminta dri sendiri oabt yang perawat dan merasakan
manfaatnya

8
5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping
minum obat yang dirasakan
5.4 Diskusikan akibat berhenti oabta obat yanpa konsultasi
5.5 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benar

Diagnosa II : Isosialisasi sosial menarik diri

Tujuan umum : Klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topic, tempat dan waktu.
1.2 Beri perhatian dan penghargaan: temani klien walau tidak menjawab
1.3 Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.1 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
2.1 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.1 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3.3 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan:
3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain

9
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan persaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentangkeuntungan berhubungan dengan orang lain

3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan


orang lain

b. Diskusikan bersama klen tentang kerugiaan tidak beruntung dengan


orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

4.2 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :

 K- P
 K-P-P lain
 K-P-P lain- K lain
 K-kel/Masy

4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam nengisi
waktu

10
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

4.7 Beri reinforment positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang


lain

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan


orang lain

5.2 Diskusikan dengan klien tentang klien tentang petasaan manfaat


berhubungan dengan orang lain

5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapakan


perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sitem pendukung atas keluarga

Tindakan:

6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

 Salam, perkenalan diri


 Jelaskan tujuan
 Buat kontrak
 Ekplorasi perasaan kloien

6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang

 Perilaku menarik diri


 Penyebab perilaku menarik diri
 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain

11
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu

6.5 Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

12
DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW,Sundeen,Buku Saku Keperawatan Jiwa,Jakarta : EGC. 1995

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, edisi I, Jakarta : EGC,1999

Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial : Menarik Diri. Jakarta :FIK
UI,1999

Aziz R ,dkk, Pedoman Asuhan Keperawatn jiwa Semarang, 2003.

13

Anda mungkin juga menyukai