SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
NPM : 0606071550
Tanda Tangan :
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Juli 2010
Penulis
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 12 Juli
Yang menyatakan
Vegetasi memiliki peranan penting terhadap lingkungan. Salah satu manfaat yang
dirasakan dari kumpulan vegetasi adalah pengatur iklim mikro yang ditunjukkan
oleh suhu dan kelembaban udara. Penelitian ini untuk melihat bagaimana variasi
suhu dan kelembaban udara di taman kota (Taman Suropati) dan sekitarnya.
Pengukuran suhu dan kelembaban udara menggunakan alat termokopel dan
dilakukan pada tanggal 17 April – 3 Mei 2010 pada jam 06.00-18.00 WIB. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di dalam taman Suropati memiliki suhu udara
paling rendah dan kelembaban udara paling tinggi daripada di luar taman. Suhu
udara terendah terjadi pada pukul 06.00 WIB dan tertinggi pada pukul 14.00 WIB.
Sebaliknya kelembaban udara terendah terjadi pada pukul 14.00 WIB dan
tertinggi pada pukul 06.00 WIB. Selain itu terdapat kecenderungan yang
menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari taman nilai suhu udara semakin
meningkat dan kelembaban udara semakin rendah. Adapun arus lalu lintas
kendaraan di sekitar taman Suropati tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap variasi suhu dan kelembaban udara.
Kata Kunci : Variasi suhu udara, variasi kelembaban udara, taman kota,
tingkat kenyamanan, arus lalu lintas
xiii+90 halaman ; 16 gambar; 31 tabel
Daftar Pustaka : 30 (1973-2008)
Vegetation have important role for the environment. One of the benefit from
vegetation community are they can arrange the microclimate that shown by air
temperature and humidity. The aim of this research is to see the variation of air
temperature and humidity in the park (Suropati Park) and around it. In this
research, air temperature and humidity was measured using thermocouple and has
been done at 17 April until 3 Mei 2010 at 06.00-18.00 WIB. The result showed
that inside the park has the lowest air temperature and the highest humidity rather
than outside the park. The lowest air temperature occurred at 6.00 am and the
highest occurred at 2.00 pm. On the other hand the lowest humidity occurred at
2.00 pm and the highest humidity occurred at 6.00 am. Beside that there is a trend
which showed that the more far away from the park, air temperature had
preference to get higher and the humidity preference to get lower, so the value of
comfort level become smaller. Traffic vehicle in around Suropati park didn’t give
significant influence to the variation of air temperature and humidity.
6. KESIMPULAN……………….............................................................. 55
DAFTAR REFERENSI……………………………………………….. 56
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana variasi nilai
suhu dan kelembaban udara di Taman Suropati dan sekitarnya secara spasial dan
temporal dan untuk mengetahui bagaimana perbedaan nilai suhu dan kelembaban
udara dikawasan bervegetasi (Taman Suropati) dengan daerah disekitarnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber : http://www.cara.psu.edu/climate/climatechangeprimer-pr4.asp
Gambar 2.1 Keseimbangan energi
Dalam keseimbangan energi, jumlah radiasi matahari yang diterima bumi
dan atmosfer seimbang dengan jumlah yang dibebaskan oleh radiasi gelombang
panjang oleh bumi. Kurang lebih separuh dari radiasi matahari diserap oleh
permukaan bumi. Energi ini ditransfer ke atmosfer dengan memanaskan udara
yang mengalami kontak dengan permukaan, dengan evapotranspirasi dan dengan
radiasi gelombang panjang energi tersebut terserap oleh awan dan gas rumah
kaca. Kemudian giliran atmosfer memancarkan energi gelombang panjang
kembali ke bumi sebanyak yang dipancarkan ke angkasa (Kiehl and Trenberth,
1997).
b. Metode ke 2 lebih ditujukan untuk melihat nilai suhu dan kelembaban udara
secara spasial, dengan metode pengukuran sebagai berikut:
1. Pengukuran dilakukan pada 33 lokasi yaitu di dalam taman dan di sekitar
taman hingga titik terluarnya pada jarak 458 m dari taman. Letak titik
tersebut seperti pada tabel 3.1 dan peta 2.
Tabel 3.1 Lokasi Titik Pengukuran suhu dan kelembaban udara
Titik Letak
Pengukuran
1 Didalam Taman Suropati
2 Jln. Syamsu Rizal no.1
3 Jln Teuku Umar no.75
4 Jln. Teuku Umar no.57
5 Jln. Lembang no.5
6 Jln. Lembang no.17
7 Jln. Lembang no. 18A
8 Perempatan Jln. Lembang dan Syamsu Rizal
9 Jln. Syamsu Rizal no.7
10 Jln. Besuki no.7
11 Jln. Besuki no. 27
12 Pertegiaan jln. Kertosono dan Besuki
13 Jln. Situbondo no.6
14 Perempatan Taman Menteng (Jln. Sidoardjo dan
Bondowoso)
15 Jln. Bondowoso no.12
16 Jln. Banyuwangi no.21
17 Depan Taman Suropati (jln. Diponegoro)
18 Jln. Diponegoro no.2
19 Jln. Diponegoro no. 9
20 Ln. Diponegoro no.14
21 Depan kantor Bappenas (jln. Diponegoro)
22 Jln. Imam Bonjol no. 1
23 Jln. Imam Bonjol no.10
24 Depan Gereja GPIB Paulus
25 Jln. Sunda Kelapa no.25 (lap.parkir masjid Sunda Kelapa)
26 Perempatan Jln. Sunda Kelapa dan Dr.Kusuma Atmaja
27 Jln. Dr.Kusuma Atmaja no.26
Dari data penelitian RTH di Jakarta terlihat bahwa dari tahun ke tahun luas
vegetasi atau RTH di Jakarta semakin menyusut, dengan rincian sebagai berikut:
Ruang terbuka hijau saat pada tahun 1983 berkisar 32185.9 hektar (50.2%) dan
pada tahun 2002 menjadi berkisar 9430.6 hektar (14.7%). Dalam kurun waktu 19
tahun turun berkisar -22755.3 hektar (-159.0 %) dari luas yang ada. Sebagian
besar digunakan sebagai areal urban, dimana urban mengalami kenaikan berkisar
24411.0 hektar (72.7 %), sehingga menyebabkan kondisi fisik lingkungan kota
yang hijau semakin menurun dan mengakibatkan daya dukung resapan air
semakin berkurang pula. Menurut Pemprov DKI tahun 2003 luas RTH tinggal 14
% dari luas DKI, namun yang dikuasai DKI hanya 9%. Ini benar-benar bahwa
DKI merasa tak ada lagi yang dibanggakan, banyak RTH DKI menjadi Mal dan
pemukiman penduduk, sehingga Pemprop DKI kesulitan menambah luas RTH.
Ruang terbuka hijau secara keseluruhan menurut standar yaitu 40% dari wilayah
kota yaitu sekitar 25.007 ha (Irwan,2005). Namun kenyataan yang ada sekarang
ini masih jauh dari yang diharapkan. Padahal dengan semakin meningkatnya
pembangunan, akan menambah pula polusi udara, maka kebutuhan akan vegetasi
dalam RTH akan semakin besar.
Salah satu RTH penting dalam suatu kota adalah taman kota. Selain
berfungsi ekologis, taman kota ini juga memiliki fungsi social. Dari data yang
dihimpun Dinas Pertamanan Jakarta, data taman sampai pada bulan Januari 2010,
dapat dilihat pada tabel 4.1( Luas RTH Pertamanan) serta pada tabel 4.2 (Taman
Kota dan Luas Areanya di DKI Jakarta).
1 Jakarta Pusat 171 12,60 367 13,63 72 10,28 38 0,30 4 1,13 37,96
5 Jakarta Timur 175 2,71 183 16,38 13 23,85 30 2,37 1 65,60 110,92
Jumlah total 840 23,17 1,056 56,81 194 36,90 140 5,71 7 87,23 209,83
Tanggal
Gambar 4.2 Suhu Udara maksimum dan minimum pada bulan April dan awal bulan Mei
2010
Tanggal
Gambar 4.3 Kelembaban Udara maksimum dan minimum pada bulan April dan awal
bulan Mei 2010
Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa kelembaban udara maksimum pada
bulan April sebesar 97%, dan kelembaban udara minimumnya sebesar 47%.
Sedangkan pada awal bulan Mei, kelembaban udara maksimumnya juga sebesar
91% dan kelembaban udara minimumnya sebesar 55%. Variasi nilai kelembaban
udara harian selama bulan April menunjukkan variasi yang cukup besar, Rentang
nilai pada kelembaban udara maksimumnya antara 97-83%, sedangkan rentang
nilai kelembaban udara minimumnya antara 68-47%.
Sementara itu selama bulan April jarang terjadi hujan. Dari tabel 4.3
terlihat bahwa hujan hanya terjadi selama 6x selama bulan April dengan curah
hujan yang kecil dan hanya terjadi pada awal bulan April. Curah hujan maksimum
yang terjadi pada tanggal 2 April sebesar 20,7 mm, sisanya hanya terjadi hujan
kecil atau gerimis dan setelah tanggal 14 April tidak terjadi hujan sama sekali.
Waktu (jam)
Gambar 5.4 Perbandingan Suhu Udara dengan Kelembaban Udara didalam Taman
Gambar 5.5 Perbandingan Nilai Suhu Udara dengan Kelembaban Udara diluar
Taman
5.7 Hubungan Variasi Suhu dan kelembaban Udara dengan Jarak dari Taman
Dari pengukuran pada metode kedua, dimana pengukuran suhu dan
kelembaban udara dilakukan di 33 titik lokasi yang tersebar di dalam taman dan
sekitarnya, menunjukkan adanya variasi nilai suhu dan kelembababan udara.
Mengingat bahwa suatu kumpulan vegetasi memiliki kemampuan dalam
ameliorasi iklim mikro, maka sampai sejauh manakah kumpulan vegetasi didalam
taman Suropati tersebut memberikan pengaruh terhadap iklim mikro (yang
ditunjukkan oleh suhu dan kelembaban udara) di sekitarnya. Pada peta variasi
suhu udara rata-rata terlihat kecenderungan bahwa semakin menjauhi Taman
Suropati nilai suhu udara rata-rata semakin tinggi. Sementara itu pada peta variasi
kelembaban udara rata-rata menunjukkan kecenderungan bahwa semakin
menjauhi Taman Suropati nilai kelembaban udara rata-rata semakin rendah. Hal
ini mengindikasikan adanya peranan dari kumpulan vegetasi di Taman Suropati
dalam meningkatkan kualitas iklim mikro yang diproyeksikan dalam nilai suhu
dan kelembaban udara. Hal ini juga terlihat dari gambar 5.2 dan 5.6 (pada
lampiran) dimana terdapat kecenderungan yang menunjukkan bahwa semakin
jauh jarak dari taman, nilai suhu udara semakin tinggi dan kelembaban udara
semakin rendah.
Untuk lebih menguatkan hubungan antara 2 variabel tersebut (suhu dan
kelembaban udara) dengan jarak dari taman, digunakan analisis statistik uji varian
atau ANOVA. Hasil uji varian antara nilai suhu udara dengan jarak dari taman
memperlihatkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,031 dimana nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
5.8 Hubungan Variasi Suhu dan Kelembaban Udara dengan Arus lalu Lintas
Arus lalu lintas kendaraan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi nilai suhu dan kelembaban udara. Kendaraan mengeluarkan polusi
dan zat-zat ke atmosfer yang semakin meningkatkan efek rumah kaca dengan
semakin meningkatnya suhu udara dan menghambat terbentuknya uap air
sehingga menyebabkan kelembaban udara semakin kering.
Pada peta arus lalu lintas kendaraan rata-rata di Taman Suropati dan
sekitarnya terlihat bahwa arus lalu lintas pada bagian selatan lebih padat daripada
sebelah utara taman. Pola tersebut memiliki kecenderungan yang sama dengan
pola variasi suhu udara dan kelembaban udara rata-rata di taman Suropati dan
sekitarnya, dimana dari pola tersebut dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi
arus lalu lintas kendaraan maka suhu udara semakin tinggi, sedangkan
kelembaban udara semakin rendah/semakin kering.
Meskipun demikian dalam uji statistik ANOVA antara 2 variabel tersebut
(suhu dan kelembaban udara) dengan arus lalu lintas kendaraan menunjukkan
bahwa variasi arus lalu lintas kendaraan kurang mempengaruhi nilai suhu dan
kelembaban udara. Hasil uji varian antara nilai suhu udara dengan arus lalu lintas
kendaraan memperlihatkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,579 dimana
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada nilai suhu udara pada variasi arus lalu lintas
kendaraan. Sedangkan dari hasil uji varian antara nilai kelembaban udara dengan
arus lalu lintas kendaraan menunjukkan nilai probabilitas hitung (sig) sebesar 0,70
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai kelembaban udara pada
variasi jarak dari taman.
Irwan, Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Landsberg, H.E. 1981. The Urban Climate. Academic Press, New York.
Priyono, J. 2007. Jogja Tidak Nyaman Lagi . www.sutikno.org diakses pada hari
Senin 2 November 2009 18.07 WIB
Purwadhi, S.H. & T.B. Sanjoto. 2007. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan
Jauh. Kerjasama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dengan
Universitas Negeri Semarang, Jakarta.
Setyowati, d. L. 2008. Iklim mikro dan kebutuhan ruang terbuka hijau di kota
semarang. J.Manusia dan lingkungan, vol.15, no.3, Semarang
Sukla, R. S & P. S. Chandel. 1996. Plant ecology. S. Chand Company Ltd. New
Delhi
Tursilowati, L. 2008. Urban Heat Island Dan Kontribusinya Pada Perubahan Iklim
Dan Hubungannya Dengan Perubahan Lahan.Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer
dan Iklim LAPAN. www. laras@bdg.lapan.go.id diakses pada hari Kamis 22
Oktober 2009 pukul 13.31 WIB
°C
Lampiran 3
Suhu udara
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.549 4 .887 3.094 .031
Within Groups 8.029 28 .287
Total 11.578 32
Suhu udara dengan variasi jarak dari taman
ANOVA
Kelembaban udara
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 20.596 4 5.149 3.484 .020
Within Groups 41.377 28 1.478
Total 61.973 32
Kelembaban udara dengan variasi jarak dari taman
ANOVA
Suhu udara
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.094 4 .274 .731 .579
Within Groups 10.484 28 .374
Total 11.578 32
Suhu udara dengan variasi arus lalu lintas kendaraan
ANOVA
Kelembaban udara
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.438 4 1.110 .540 .708
Within Groups 57.534 28 2.055
Total 61.973 32
Kelembaban udara dengan variasi arus lalu lintas kendaraan
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Tabel 5.6 Suhu dan Kelembaban Udara di dalam Taman Suropati
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Di dalam Taman
Waktu Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Pengukuran Suhu Udara Suhu Udara kelembaban kelembaban
(WIB) hari libur hari kerja udara hari udara hari
libur kerja
06.00 24.7 24.65 80.44 80.68
07.00 25.9 26.15 72.86 69.55
08.00 27 27.25 68.45 58.86
09.00 27.95 28.65 65.58 52.13
10.00 29.4 30.15 62.36 45.79
11.00 29.85 29.7 58.3 42.73
12.00 31.8 31.3 49.19 41.95
13.00 32.4 32.3 46.21 41.07
14.00 32.6 33.2 48.62 39.23
15.00 31 30.3 56.12 51.66
16.00 28.1 29.05 65.68 60.41
17.00 27 27.7 72.78 65.70
18.00 26.35 26.6 74.38 72.51
Rata-rata 28.77 29.00 63.15 55.56
Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Lampiran 8
Tabel 5.9 Rata-rata suhu dan kelembaban udara di luar taman pada hari libur dan
kerja
Di luar Taman
Waktu Rata-rata Rata-rata S Rata-rata Rata-rata
Pengukuran Suhu Udara Suhu Udara kelembaban kelembaban
(WIB) hari libur hari kerja udara hari udara hari
libur kerja
06.00 24.9 25.5 78.7 74.98
07.00 26.7 26.95 71.27 66.49
08.00 28.1 28.9 59.84 56.56
09.00 29.6 31.85 55.58 49.49
10.00 31.1 33.2 51.99 43.62
11.00 30.7 33.6 50.5 41.91
12.00 32.6 34.8 45.67 39.30
13.00 34.6 33.45 43.27 38.44
14.00 34.45 34.45 42.18 37.8
15.00 32.1 32.55 49.46 47.92
16.00 29.25 31.3 54.13 55.32
17.00 27.95 29.35 65.59 63.43
18.00 26.15 27.7 73.96 70.47
Rata-rata 29.86 31.04 57.09 52.75
Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Tabel 5.10 Rata-rata nilai suhu dan kelembaban udara pada metode 2
Titik Pagi hari (07.00) Siang hari (12.00) Sore hari (16.00)
Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban Suhu Kelembaban
Udara Udara (%) Udara (0C) Udara (%) Udara (0C) Udara (%)
0
( C)
1 27.0 81.79 31.7 57.25 30.0 68.29
2 27.4 79.37 34.4 54.25 31.1 65.29
3 28.8 74.92 34.9 53.69 30.8 63.73
4 27.9 80.22 33.2 54.81 30.7 65.21
5 28.0 80.77 34.0 52.68 31.0 65.84
6 27.9 79.24 34.1 52.85 31.0 64.62
7 27.9 79.06 33.8 54.35 30.8 65.09
8 27.5 81.66 33.8 52.20 30.8 65.00
9 27.8 79.33 34.1 52.65 31.3 64.70
10 28.0 79.41 33.5 53.30 30.7 63.80
11 28.4 77.72 35.0 52.72 30.8 63.12
12 28.7 76.17 35.3 50.84 31.0 64.73
13 28.2 78.18 34.5 51.35 30.7 61.81
14 28.7 78.36 35.3 50.26 30.9 61.48
15 27.7 80.84 33.2 56.51 30.7 61.22
16 28.0 81.98 34.2 53.83 30.5 62.39
17 27.3 80.85 33.0 55.27 30.4 65.26
18 27.7 79.81 32.9 54.60 30.8 64.60
19 27.6 81.50 33.1 52.95 30.6 65.29
20 28.2 79.49 33.1 54.56 31.1 64.84
21 29.5 75.46 34.6 54.09 31.3 63.05
22 30.1 75.98 34.8 53.89 31.1 61.59
23 30.4 76.20 35.2 53.11 31.0 61.12
24 28.9 76.03 34.4 55.06 31.5 62.45
25 28.2 76.74 34.1 56.30 31.3 62.20
26 29.1 74.63 35.4 54.45 31.4 62.49
27 28.9 77.08 34.7 53.74 31.1 65.52
28 29.1 74.11 35.3 53.96 31.2 62.84
29 28.4 75.30 34.7 54.07 31.3 63.22
30 28.9 75.51 34.7 54.96 31.5 61.22
31 28.8 74.98 35.0 52.76 31.3 62.64
32 29.0 74.28 34.7 52.76 31.3 62.61
33 28.7 75.92 35.4 54.06 31.5 63.77
Sumber : pengukuran dan pengolahan data
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Lampiran 16
Tabel 5.17 Tingkat Kenyamanan di luar Taman Suropati
Universitas Indonesia
Lampiran 17
Tabel 5.18 Tingkat kenyamanan di 33 titik pengukuran pada pagi hari
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia