Anda di halaman 1dari 8

Analisa Air dengan parameter pH, DHL, Conductivity, kimia

sederhana, dan fisika sederhana

I. Dasar Teori

1. Sumber Air
Secara keseluruhan, air yang terdapat dipermukaan bumi membentuk sebuah lingkaran
(siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan menguap menjadi uap air. Titik
uap akan bergerombol membentuk awan. Kandungan uap di awan akan terkondensasi menjadi
butiran-butirn air hujan. Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air
tanah sehingga membentuk mata air, sumur, danau ataupun mengalir melewati sungai menuju
lautan. Siklus air tersebut akan berputar terus menerus
Sumber air secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Air Laut
Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni (NaCl) yang cukup tinggi,
kadar garam murni sekitar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Saat ini teknologi yang
dapat merubah air laut menjadi air tawar yang layak dikonsumsi masih teknologi tinggi yaitu
dengan filterisasi dan destilasi dimana proses ini memerlukan energi yang besar sehingga hanya
negeri kaya dan maju yang baru bisa mengaplikasikan teknologi penjernihan air laut.
2) Air Hujan
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan bumi akibat
pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air) air hujan
merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia. Namun pada saat evaporasi
berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan air hujan yang turun juga tercemar oleh
polusi udara (industry, otomotif dll) akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai pH normal lagi
melainkan bersifat asam.
3) Air Permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai,
rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di
gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau
mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.
4) Air tanah
Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air yang terdapat didalam
tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah memiliki kandungan mineral yang cukup
tinggi, sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya.
Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.
Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15 meter di bawah
permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah permukaan tanah) dan mata air (
mata air merupakan air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah, mata air memiliki
kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam/dangkal).
2. Persyaratan Fisika
Secara fisik, kualitas air dapat diketahui dengan menggunakan indera penglihatan, perasa,
penciuman, dan mencicipi untuk mengetahui rasa, kekeruhan, warna dan bau.
Standar uji fisika antara lain:
a) Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas minimal kekeruhan
air layak minum menurut Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh
partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.
b) Tidak berbau dan tidak berasa
Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau dan tidak berasa. Bau dan rasa
dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan indra perasa. Air yang mempunyai bau dan
berasa mengindikasikan ada terjadi proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme dalam air, disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air atau
penyebab lainnya yang menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi
c) Jumlah padatan terapung
Perlu diperhatikan air yang baik dan layak diminum tidak mengandung padatan terapung
dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l).
d) Suhu Normal
Air yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih 30 dari suhu kamar (270C).
Suhu air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut
dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme.
e) Warna
Warna pada air dapat disebabkan oleh macam-mcam bahan kimia atau organic. Air yang
layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. Permenkes menyatakan bahwa batas
maksimal warna air yang layak untuk diminum adalah 15 skala TCU.
3. Persyaratan Kimia
Uji Analisa kualitas air secara kimia sederhana ini bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya kandungan kimia dalam sampel air . Dengan mata telanjang tidak dapat diketahui
keberadan zat kimianya. Namun ini bisa dilakukan dengan uji sederhana yaitu membuat teh
menggunakan sampel air yang akan diuji.
Teh disini berfungsi sebagai penunjuk saja, jika sampel yang diuji mengalami perubahan
warna, lendir atau terdapat minyak pada lapisan atas, maka air tersebut mengandung bahan
kimiawi. Semakin cepat perubahan yang terjadi maka semakin tinggi pula kandungan kimia yang
ada pada sampel tersebut.
Bila perubahannya lambat atau baru berubah setelah pengamatan satu malam, kandungan
kimiawinya lebih sedikit, namun tetap air itu kurang baik dikonsumsi. Air yang mengandung
tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat terlihat bila air teh berubah menjadi hitam,
ungu atau biru.
Standar baku kimia air layak minum meliputi:
a. Derajat keasaman (pH)
Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7 dikatakan
asam dan diatas 7 dikatakan basa.
b. Kandungan bahan kimia organic
Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia organik
namun apabila melebih batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi Karena
bahan kimia organic yang melebihi batas akan terurai dan menimbulkan gangguan pada tubuh.
Bahan kimia organic tersebut antara lain seperti: NH4, H2S, SO-42-, dan NO3-
c. Kandungan Bahan kimi anorganik
Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain garam dan
ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d. Tingkat kesadahan rendah
Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter.

4. pH
pH merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam air.
Penentuan pH merupakan tes yang paling penting dan paling sering digunakan pada kimia air.
pH digunakan pada penentuan alkalinitas, CO2, serta dalam kesetimbangan asam basa. Pada
temperatur yang diberikan, intensitas asam atau karakter dasar suatu larutan diindikasikan oleh
pH dan aktivitas ion hidrogen. Perubahan pH air dapat menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan
warna. Pada proses pengolahan air seperti koagulasi, desinfeksi, dan pelunakan air, nilai pH
harus dijaga sampai rentang dimana organisme partikulat terlibat.

Asam dan basa pada dasarnya dibedakan dari rasanya kemudian dari efek yang
ditimbulkan pada indikator. Reaksi netralisasi dari asam dan basa selalu menghasilkan air. Ion
H+ dan OH- selalu berada pada keseimbangan kimiawi yang dinamis dengan H2O berdasarkan
reaksi

 pH = 7 menunjukkan keadaan netral


 0 < pH < 7 menunjukkan keadaan asam
 7 < pH < 14 menunjukkan keadaan basa (alkalis)
Air minum sebaiknya netral, tidak asam/basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan
logam berat dan korosi. Air adalah bahan pelarut yang baik sekali, maka dibantu dengan pH
yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang dilaluinya. Berdasarkan SNI
AMDK dan EC rules air yang baik ph-nya antara 6 sampai 8, air mineral 6,5 sampai 8,5 dan air
demineral 5,0 sampai 7,5.

Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus, kertas pH universal,


larutan indikator universal (metode Colorimeter) dan pHmeter (metode Elektroda Potensiometri).
Pengukuran pH penting untuk mengetahui keadaan larutan sehingga dapat diketahui
kecenderungan reaksi kimia yang terjadi serta pengendapan materi yang menyangkut reaksi
asam basa.

5. DHL (Daya Hantar Listrik)


Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan untuk menghantarkan
arus listrik (disebut juga konduktivitas). DHL pada air merupakan ekspresi numerik yang
menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu,
semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL.
Besarnya nilai DHL bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta
konsentrasi total maupun relatifnya.

Pengukuran daya hantar listrik bertujuan mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk
menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang
dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik yang
dialirkan dalam contoh air dapat dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar
listrik yang ditunjukkan pada konduktivitimeter berarti semakin besar kemampuan kation dan
anion yang terdapat dalam contoh air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.
Konduktivitas dinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p Siemens/cm. Dalam analisa
air, satuan yang biasa digunakan adalah µmhos/cm. Air suling (aquades) memiliki nilai DHL
sekitar 1 µmhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 – 1500 µmhos/cm (Boyd, 1988 dalam
Effendi, 2003).

Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter dengan satuan µmhos/cm.


Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion yang terlarut dalam contoh air berbanding lurus
dengan daya hantar listrik. Batas waktu maksimum pengukuran yang direkomendasikan adalah
28 hari. Menurut APHA, AWWA (1992) dalam Effendi (2003) diketahui bahwa pengukuran
DHL berguna dalam hal sebagai berikut :

 Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air destilasi.


 Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.
 Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air.
 Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.
 Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.

II. Alat dan bahan


Alat
No Nama alat Spesifikasi Jumlah
1 Tabung reaksi Kaca, besar 2
2 Rak tabung reaksi Kecil, kayu 1
3 Botol (you C) Kaca 2
4 Beaker glass Kaca, 500 mL & 250 mL @1
5 Conductivity meter - 1
6 pH meter - 1
7 Paku Tidak berkarat 2
8 Kabel - Secukupnya
9 Baterai 1,5 Volt 1
10 Botol Semprot 500 mL 1
11 Lakban Hitam Secukupnya

Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Air isi ulang, air sumur dan
1 Sampel Secukupnya
air PDAM
2 Buffer pH 4, 7 dan 10 Secukupnya
3 Teh celup Sariwangi 1
4 Aquades Teknis Secukupnya

III. Prosedur Kerja :


a. Uji Fisika sederhana
1. Disiapkan sampel yang akan diuji.
2. Diamati kekeruhan, warna, suhu, bau dan rasa air yang akan kita uji.
3. Dimasukkan sampel kedalam 2 tabung reaksi dengan volume yang sama.
4. Ditutup, lalu didiamkan selama 7 hari.
5. Apabila hasil analisis tidak menunjukan adanya perubahan, kemungkinan derajat pencemaran
pada air cukup rendah dan dapat dijadikan bahan baku air minum. Namun apabila terjadi
perubahan yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pencemaran pada air uji
(ikuti tahapan selanjutnya).
6. Tahapan selanjutnya, Ditambahkan air bersih (layak minum) ke dalam tabung reaksi sampel.
Apabila dengan penambahan air bersih (layak minum), kekeruhan, warna, suhu menjadi normal,
berarti tingkat pencemaran air sampel sedang. Apabila air sampel masih keruh dan tidak ada
perubahan warna dan suhu, disimpulkan derajat pencemaran air sampel tinggi. Pada tahapan ini,
jangan menguji bau dan rasa pada air sampel.

b. Uji Kimia sederhana


1. Disiapkan sampel yang akan di uji.
2. Dibuat teh dengan bahan baku sampel air.
3. Didiamkan gelas yang berisi campuran air uji dengan teh dalam keadaan tertutup selama 3 hari.
4. Jika tidak terjadi perubahan, dilubangi tutup botol teh lalu didiamkan kembali selama 4 hari.
5. Apa
bila terdapat perubahan warna, lendir dan lapisan minyak pada permukaan air disimpulkan kulitas air
tidak dijadikan bahan baku air minum.

c. Uji DHL sederhana


1. Disediakan gelas, 2 buah paku dan kabel 50 cm
2. Disediakan sampel air yang akan diperiksa atau di analisis
3. Dibuat rangkaian listrik
4. Diperhatikan setelah beberapa menit atau 1 jam
5. Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh dan banyak gumpalan pada paku
d. Mengukur pH
1. Disiapkan sampel yang akan dianalisa.
2. Dikalibrasi alat pH meter dengan buffer pH 4,7 dan 10.
3. Dibilas elektroda dan keringkan dengan tissue.
4. Diukur pH sampel yang dianalisa
5. Dicatat hasil yang terbaca pada pH meter.

e. Mengukur Daya Hantar Listrik dengan Conduktivity


1. Dibuka tutup elektroda, lalu bilas dengan aquadest.
2. Dikeringkan ujung elektroda dengan tissue halus (lakukan dengan teliti, jika elektoda terbuat
dari gelas)
3.
Dimasukkan sampel kedalam beaker glass 100 ml
4. Dihidupkan alat.
5. Dipilih metoda (jika alat dilengkapi dengan pengukuran “Suhu” dan “TDS”.
6. Diukur temperatur sampel, jika Conductivity-meter dilengkapi dengan pengukur suhu, maka
baca suhu yang tertera pada alat, catat temperatur pengukuran
7. Dicelupkan elektroda kedalam sampel, tunggu beberapa saat, baca nilai DHL yang tertera pada
alat.
8. Diangkat elektroda dari sampel
9. Dibilas elektroda dengan aquadest, keringkan dengan tissue halus.
10. Ditutup kembali elektroda dan disimpan seperti semula.

Daftar Pustaka
Kusnaedi.2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta : Penebar Swadaya Cetakan I.
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. Jakarta: KBI Kimia Anorganik Universitas
Indonesia.

Mulia.2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai