Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tetang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan Instasi Pemerintah untuk wajib
memberikan pendidikan dan pelatihan terintegritas bagi Calon
Pegawai Negeri Sipil selama 1 (satu) tahun masa percobaan,
dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembanganan
karakter seorang PNS.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai
negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayana publik dan mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI Nomor 22 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan
Golongan II, maka Penyelenggaran Pendidikan dan pelatihan
(DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan dengan Pola Baru. Adanya
DIKLAT Prabajabatan pola baru ini juga diharapkan dapat
membentuk kader ASN yang berkualitas berlandaskan pada nilai-
nilai Dasar yang meliputi : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang disingkat dengan ANEKA.
Dengan demikian peserta diklat prajabatan dapat menjadi Aparatur
Sipil Negara yang profesional sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayanan publik dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan
prajabatan pola baru menuntut setiap peserta diklat prajabata
untuk mengaktualisasika nilai-nilai profesi dasar. Melalui proses
pembalajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan
melandasi pelaksanaan setiap kegiatan Habituasi di unit kerja para
peserta diklat prajabatan, setiap peserta harus menemukan dan
mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut.
Melalui mata pelatihan dasar CPNS agenda tiga, peserta pelatihan
dasar diharapkan untuk merancang kegiatan aktualisasi yang dilatar
belakangi dengan isu-isu mengenai manajemen ASN, pelayanan publik,
dan Whole of Government (WoG).Selanjutnya agar nilai-nilai dasar
tersebut dapat terpatri kuat dalam diri PNS maka dilakukan internalisasi
nilai-nilai dasar profesi PNS melalui aktualisasi (habituasi) pada tempat
tugas masing-masing dengan menerapkan inovasi dan prinsip-prinsip
lainnya sehingga kehadiran PNS dapat memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah di instansi atau unit kerja. Melalui pelatihan dasar
ini diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional, yang dewasa
ini sangat dibutuhkan dalam mengelola sumber daya pembangunan yang
ada sehingga dapat mempercepat peningkatan daya saing bangsa.
PERMENKES RI No 97 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual. Jumlah kematian ibu selama tujuh tahun terakhir
memperlihatkan tren yang menanjak. Angka abortus sulit ditetapkan,
sekitar 15-20% kehamilan yang diketahui secara klinis berakhir menjadi
abortus spontan, dan 80% terjadi pada trimester pertama dan satu dari
tujuh wanita mengalami abortus sekitar minggu ke-14 usia gestasi
(bennett & brown, 1997). Sebagian besar studi menyatakan kejadian
abortus spontan 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh
kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Abortus disebabkan
oleh beberapa faktor dari ibu maupun janin, oleh sebab itu kita sebagai
tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan edukasi pada ibu
hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya.
Dari latar belakang diatas maka penulis dalam penyusunan
rancangan aktulaisasi ini difokuskan terhadap isu utama yakni
“Optimalisasi edukasi pengenalan dan pencegahan obortus pada ibu
hamil di poli kebidanan”, dimana pentingnya memberikan edukasi
pengenalan dan pencegahan abortus pada ibu hamil dipoli kebidanan.

2. Tujuan Dan Manfaat


1. Tujuan Aktualisasi
a. Tujuan Umum
Peserta mampu memahami cara mengaktualisasikan Nilai-
Nilai Dasar ASN dalam materi ajar ANEKA, Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, dan Whole of Government kedalam kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi peserta pelatihan dasar CPNS.

b. Tujuan Khusus

Tujuan dari diselenggarakan Pelatihan Dasar Calon ASN


Golongan II adalah untuk membentuk ASN yang profesional yang
berkarakter yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh sikap dan
perilaku ASN, nilai-nilai dasar ASN, dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, serta menguasai bidang
tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

2. Manfaat :

1) Mampu meningkatkan kompetensi dan mengaplikasikan nilai-


nilai ANEKA bagi diri sendiri maupun lingkungan kerja.
2) Terciptanya pelayanan publik yang lebih baik pada unit kerja
dan untuk memberikan solusi terhadap isu yang berkembang.
dengan menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
3) Diharapkan dengan dilakukan edukasi pengenalan dan
pencegahan abortus, ibu hamil dapat menghindari dari
kejadian abortus khususnya bagi ibu yang beresiko terhadap
kejadian

3. Ruang Lingkup
Aktualisasi ini akan dilakukan diwilayah kerja Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera
Selatan dan dilakukan selama 30 hari terhitung 29 September 2019 –
03 Oktober 2019. Dengan sasaran yaitu ibu hamil Rumah Sakit Ibu
Anak Puri Asih Gumawang. Aktualisasi ini akan menggunakan salah
satu metode pendidikan kesehatan yaitu edukasi.Aktualisasi yang
akan dilakukan adalah dengan mengedukasi pasien ibu hamil tentang
pengenalan dan pencegahan abortus berkaitan dengan nilai – nilai
dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Rumah Sakit
Nama Rumah sakit : RSIA Puri Asih Kab. OKU Timur
Jenis Rumah Sakit : Pemerintah Daerah
Kelas : C Khusus
Email : rsia_puriasih@yahoo.co.id
Luas Tanah : 4000 m2
Luas Bangunan : 5.424,71uu m2 berupa komplek bangunan.
Alamat : Jln. Mayjend Warsito No. 1 Desa Gumawang
Kec. Belitang, Kab. OKU Timur, Prov.
Sumsel 32382

Selayang Pandang Rumah Sakit


a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur NO. 503 /633 /RSKIA /KEP/ DISKES.2/2013, tanggal
13 Mei 2013 tentang izin operasional tetap Rumah Sakit Khusus
Ibu dan Anak.
b. Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Timur No 11 Tahun 2013,
tanggal 25 April 2013; tentang Pembentukan Organisasi dan tata
Kerja Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur.
c. Dalam memberikan pelayanan semua tenaga medis Rumah Sakit
wajib mempunyai surat izin praktik (SIP) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
d. Rumah sakit tersebut harus dipimpin oleh seorang tenaga dokter
atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai kemampuan
dibidang perumahsakitan, memahami dan menghayati etika
profesi khususnya profesi kedokteran.
e. Dalam melaksanakan kegiatannya, rumah sakit harus mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan-
ketentuan lainnya yang berlaku dibidang kesehatan khususnya
pelayanan kesehatan dengan lebih mengutamakan fungsi
sosialnya.
f. Penggunaan nama Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Asih Kab.
OKU Timur dalam segala kegiatan administrasi dan teknis sudah
disesuaikan paling lama satu tahun setelah keputusan ini berlaku.

DIREKTUR
Dr. Adi Mawardi, MARS
NIP.19770305 200501 1 006

BENDAHARA
Eni Anggraini, SE

TATA USAHA
Agus Setiawan, S. KEP.,NS.

SEKSI PELAYANAN MEDIK


dr. M. Andri Junaidi
KOMITE MEDIK NIP. 19830806 200904 1 003 SEKSI PENUNJANG
dr. Eki Candra Irawan,Sp.PD MEDIK
NIP. 19770529 200501 1 005 Sri Dwijaningsih,Am.Keb.
NIP. 19730808 199301 2
003

PENGAWAS INTERNAL SEKSI KEPERAWATAN Instalasi


Romi Andika,S.Kep.NS Fitriani,Am.Keb Tetty wahyuningsih, am. Keb.
NIP. 19840626 201001 2 018

Gambar 1. Struktur Organisasi RSIA Puri Asih Oku Timur


2. Visi dan Misi RSIA Puri Asih Kab. OKU Timur
a. Visi
Menjadikan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memberikan
pelayanan Prima di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

b. Misi
1) Memberikan pelayanan yang prima.
2) Meningkatkan profesionalisme kerja.
3) Meningkatkan harapan hidup dan menurunkan angka
kesakitan atau kematian.
4) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana.
5) Mengupayakan biaya yang efisien.
6) Mengupayakan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.

c Nilai- nilai organisasi


1) Pro Rakyat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, kementerian kesehatan selalu mendahulukan
kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat. di peroleh derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi
manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan
status sosial.
2) Inklusif
semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan
semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin
hanya dilaksanakan oleh kementerian kesehatan saja.
Dengan demikian seluruh komponen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi masyarakat penusaha, masyarakat madani
dan masyarakat rumput.
3) Responsif
program kesehatan harus sesuia dengan kebutuhan dan
keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi
permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis. Faktor – faktor ini menjadi
dasar dalam mengatasi permaslahan kesehatan yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
4) Efektif
program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan
sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisiensi.
5) Bersih peyelenggara pembanguan kesehatan harus bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan
akuntabel

3. Ketenagaan RSIA Puri Asih Kab. OKU Timur


Ketenagaan di RSIA PURI ASIH KAB. OKU Timur hingga
Desember 2019 sebanyak 85 orang yang terdiri dari medis,
paramedis dan umum dengan status PNS 5 orang, CPNS 21 orang
Honda 24 orang dan TKS 35 orang.

4. Uraian Tugas Bidan Poli Kebidanan


1) Mengamati keadaan pasien (kesadaran, keadaan mental
dan keluhan utama)
2) Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuan dan
kewenangan, meliputi :
 Alasan kunjungan ke poliklinik
 Saat dirasakan timbulnya keluhan
 Riwayat keluhan
 Riwayat penyakit (pasien ginekologi)
 Upaya yang telah dilakukan laboratorium sesuai
kebutuhgan
3) Melakukan pemeriksaan fisik pasien, seperti : tanda vital,
pemeriksaan heat to toe pasien.
4) Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk
pemeriksaan sesuai kebutuhan.

B. DESKRIPSI ISU/ SITUASI PORBLEMATIK

Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah


masalah yg dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas
desus.Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat,
yaitu kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berfikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi
mata pelatihan) mengidentifikasi implikasi/ dampak/ manfaat dari
sebuah pilihan kebijakan/ program/ tahapan kegiatan.
Tabel 1. Deskripsi Isu
Identifikasi Keterkaitan
Indentifikasi akar
No Isu/ kondisi Kondisi Ideal dengan
permasalahan
sekarang materi
1. Belum Dilakukannya  Pelayanan  Kurangnya penyuluhan
optimalnya edukasi publik Edukasi pengenalan
edukasi pengenalan dan  WOG dan pencegahan
pengenalan dan pencegahan abortus pada ibu hamil
pencegahan abortus pada ibu  Kurangnya.
abortus pada hamil Pemahaman
ibu hamil masyarakat mengenai
gejala dan deteksi dini
bahaya kehamilan

2. Belom Penggunaan APD Manajemen Kurang lengkapnya APD


optimalnya lengkap dan tepat ASN diruang VK
penggunaan di ruang VK
APD di ruang
VK RSIA
3. Belum Dilakukannya Pelayanan  Pemeriksaan
optimalnya pemeriksaan publik laboratotium pada
pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil belom
laboratorium ibu hamil optimal
pada ibu hamil  Kurangnya
di poli koordinasi bidan
kebidanan dan petugas
laboratorium
 Kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
pentingnya
pemeriksaan lab.
Ibu hamil

4. Belum Dilakukannya Manajemen Kurang optimalnya IMD


optimalnya IMD pada bayi ASN pada bayi baru lahir
IMD pada bayi baru lahir
baru lahir di
ruang VK
C. ANALISIS ISU
Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, maka diperlukan
analisis lanjutan dari isu-isu tersebut. Analisis isu dilakukan bertujuan
untuk menetapkan kriteria kualitas isu. Penetapan kriteria isu tulisan ini
dilakukan dengan menggunakan metode/ alat bantu penetapan kriteri
kualitas isu, yaitu Metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Probelmatika,
Kelayakan).
Analisis isu yang dilakukan akan menghasilkan penetapan isu yang
memiliki kualitas isu tertinggi untuk dilakukan dalam proses habituasi
peserta di tempat kerja, dimana penetapan isu tersebut didukung
berdasarkan data dan fakta relevan.
Pada tahapan analisis isu, penulis menggunakan metode/ alat bantu
AKPK dalam proses penetapan kriteria kualitas isu. Dalam pembelajaran
isu aktual sesuai tema ini, tidak semua isu dapat dikategorikan sebagai isu
aktual. Isu aktual yang dibahas adalah isu yang memenuhi kriteria
berdasarkan metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kekhalayakan), yaitu isu yang mengandung kriteria sebagai berikut:
1. Aktual (Terjadi/akan Terjadi). Isu yang sedang terjadi atau dalam
proses kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu
dekat. Bukan isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau
isu yang sudah basi.
2. Kekhalayakan. Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang tertentu saja.
3. Problematik. Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya.
4. Kelayakan. Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung
jawab.
Disamping pemenuhan kriteria, penggalian isu juga dapat diperoleh
melalui berbagai aspek antara lain: aspek manajemen ASN, pelayanan
publik, dan Whole of Governement (WOG). Namun tidak semua isu yang
berhubungan dengan ketiga aspek tersebut di atas perlu dibicarakan dan
dipecahkan melainkan harus disesuaikan dengan organisasi atau unit
kerja. Penentuan kualiatas kriteria isu dengan metode AKPK dilakukan
dengan pembobotan 1 sampai dengan 5 untuk setiap kriterianya, adapun
keterangan dari setiap bobot, yaitu pada Tabel 2:

Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

A K P K Jmlh
No ISU Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Belum optimalnya edukasi 3 4 5 5 17 1
pengenalan dan
pencegahan abortus pada
ibu hamil
2 Belom optimalnya 3 3 5 4 15 2
penggunaab APD di ruang
vk
3 Belum optimalnya 2 3 4 4 13 3
pemeriksaan laboratorium
pada ibu hamil di RSIA
4 Belum optimalnya IMD pada 2 3 4 3 12 4
bayi baru lahir diruang VK
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Berdasarkan hasil penetapan kriteria kualitas isu dengan


metode AKPK, maka Core issue yang telah terpilih untuk dicarikan
solusi pemecahan masalahnya, dan direncakan aktivitas dalam
memberikan kontribusinya dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan
organisasi. aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dilakukan pada 6 (Enam)
kegiatan yang dianggap merupakan solusi dari isu yang ada di unit
kerja, yaitu:

1. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan bidang terkait


(mentor, kepala ruangan poli kebidanan)
2. Konsultasi tentang materi penyuluhan kepada kepala ruangan poli
kebidanan
3. Mempersiapkan dan membuat media penyuluhan edukasi berupa
leaflet dan poster
4. Melakukan pemeriksaan ANC
5. Melaksanakan konseling kepada ibu hamil dan membagi leaflet

E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Nilai-nilai dasar
akuntabilitas, yaitu:
a. Kepemimpinan
Pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungan yang baik
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan.
c. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran akan hak
dan kewajiban seseorang terhadap suatu pekerjaan
e. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan
serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas sesuai tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri. Secara politis nasionalisme
berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme meliputi: etos kerja, amanah,
tidak diskriminatif, saling menghormati, mengutamakan
kepentingan publik, menghargai pendapat, humanis, bijaksana,
tolong menolong, bersikap adil, tanggung jawab, cinta tanah air,
dan kerja keras.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan membangun karakter dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang baik.

d. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk atau jasa yang
diberikan kepada pelanggan.

5. Anti Korupsi
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Ada 9
(sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang.
b. Peduli
Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain.
d. Disiplin
Displin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya untuk melakukan
perbuatan baik.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Adil
Menyadari apa yang dia terima sesuai dengan jerih payah

F. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


a. Whole of Goverment
Whole of Goverment adalah sebuah upaya untuk
mengintegrasikan berbagai instansi atau sektor pemerintahan agar
memiliki tujuan bersama dan dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah-masalah pelayanan publik. Oleh karena
itu WoG juga dikenal sebagai pendekatan intergency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan yang relevan.
b. Managemen ASN
Managemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme.

c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab.

G. MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI

Unit kerja : RSIA Puri Asih gumawang

Identifikasi isu :

1. Belum optimalnya edukasi pengenalan dan pencegahan abortus


pada ibu hamil
2. Belum optimalnya pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil di
poli kebidanan
3. Belum optimalnya IMD pada bayi baru lahir diruang VK RSIA
4. Belum optimalnya penggunaan APD di RSIA

Isu yang diangkat :


belum optimalnya edukasi pengenalan dan pencegahan abortus
pada ibu hamil di poli kebidanan
Gagasan pemecahan isu :
1. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan bidang terkait
(mentor, kepala ruangan kebidanan)
2. Konsultasi tentang materi penyuluhan kepada kepala ruangan
kebidanan
3. Mempersiapkan dan membuat media penyuluhan edukasi
berupa leaflet dan poster
4. Melakukan pemeriksaan ANC
5. Melaksanakan konseling kepada ibu hamil dan membagi leaflet
Tabel 4. Matrik Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Output/ Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan substansi Mata Pencapaian
No Kegiatan Tahapan Pencapaian Visi dan
Diklat Penguatan Nilai-
Hasil Misi Organisasi
Nilai Organisasi
1. Melakukan 1. Konsultasi dg 1. Catatan hasil Berkaitan melakukan koordinasi Kegiatan ini berkontribusi Nilai-nilai yang ada
konsultasi dan mentor mengenai koordinasi dg mentor terhadap substansi dalam organisasi ini
pada visi & misi RSIA Puri
koordinasi rencana kegiatan dengan mentor mata diklat adalah salah satu yaitu:
dengan bidang yang akan wujud dari whole of goverment Asih yaitu 1) Inklusif
terkait (mentor, dilakukan yaitu adanya koordinasi guna
Semua program
kepala ruangan mencapai tujuan kegiatan yang
pembangunan
poli kebidanan) jelas visi:
kesehatan harus
2. Menyampaikan 2. Rancangan
menjadikan RSIA Puri Asih melibatkan semua
rencana kegaitan aktualisasi Akuntabilitas :
pihak, Dengan
aktualisasi yang telah dalam melakukan aktualisasi dan yang memberikan pelayan
demikian, seluruh
akan dilakukan disampaikan koordinas dengan mentor penuh
prima di kabupaten ogan komponen
kepada mentor Kejelasan agar mendapat
masyarakat harus
(direktur) gambaran yg jelas tentang tujuan komering ulu timur
berpartisipasi aktif,
3. Meminta 3. Mendapatkan kegiatan -
Misi : yang meliputi lints
persetujuan persetujuan
sektor, organisasi .
kepada mentor mengenai Nasionalisme : meningkatkan
terkait dg kegiatan dalam melakukan konsultasi dan
profesionalisme kerja ini yang dikaitkan
pelaksanaan aktualisasi koordinasi dengan mentor
kegiatan dan yang akan Menghormati dan menjunjung dengan Pencapaian
koordinasi dg dilakukan tinggi setiap keputusan yang Penguatan Nilai –
kepala ruangan Dokumentasi dicapai sebagai hasil musyawarah Nilai Organisasi
poli kebidanan berupa foto Etika Publik : yaitu berkoordinasi
secara harmonis
Menyampaikan rancangan
dengan bertutur kata dan tingkah dalam merencanakan
laku yang sopan serta ramah kegiatan melakukan
Komitmen Mutu : koordinasi dengan
dalam melakukan konsultasi dan mentor sebagai
koordinasi dengan mentor perwujudan
efektif koordinasi yang baik
Mempersiapkan metode yang antara ASN dengan
akan digunakan untuk mencapai atasan untuk
tujuan yang ditetapkan menciptakan
efisiensi hubungan kerjasama
mempersiapkan sarana yang yang harmonis
digunakan untuk kegiatan tepat
guna
mutu
kegiatan yang akan dilakukan
diharapkan dapat meningkat
pemaham ibu hamil tentang
abortus
Anti Korupsi :
jujur dan tanggungjawab :
komunikasi yang dilakukan dg
atasan dan pihak terkait harus
secara terbuka, terus terang, dan
siap menerima kritik
2 Konsultasi 1. Mencari refrensi 1. Menyimpulkan  Whole of Government Kontribusi kegiatan Dalam mencari
referensi tentang
tentang materi tentang apa itu rancangan materi Keterkaitan kegiatan konsultasi pembuatan materi
materiyang dikaitkan
penyuluhan abortus, tanda dan dari konsultasi materi penyuluhan dengan Whole edukasi dengan visi dan dengan Pencapaian
Penguatan Nilai –
edukasi dengan gejala dan dengan of Government adalah terjadinya misi RSIA PURI ASIH
Nilai Organisasi
kepala ruangan pencegahan penanggung koordinasi dengan kepala adalah agar yaitu
“inklusif”Semua
poli kebidanan jawab Poli ruangan kebidanan memberikan pelayanan
program
kebidanan  Akuntabilitas prima dan sebagai wujud pembangunan
kesehatan harus
 Kegiatan konsultasi dalam dalam upaya
melibatkan semua
pembuatan materi penyuluhan meningkatkan mutu pihak
edukasi dengan penanggung
jawab Poli kebidanan adalah pelayanan dengan
Akuntabilitas, dimana materi meningkatkan
penyuluhan yang telah
dikonsultasikan dengan pengetahuan Sumber
penanggung jawab Poli Daya Manusia
kebidanan dapat dipertanggung
jawabkan
 Nasionalisme : - Meingkatkan harapan
Dalam Kegiatan melakukan
konsultasi tentang materi hidup dan menurunkan
penyuluhan dikaitkan dengan angka kesakitan
Nilai ANEKA terdapat Nilai
Nasionalisme yaitu wujud
pelaksanaan sila keempat
musyawarah mufakat bahwa
dalam merencanakan materi
penyuluhan yang akan
disampaikan kepada pasien ibu
hamil, pelaksanaan aktualisasi
dibutuhkan bimbingan dan arahan
dari atasan.

 Etika Publik
Keterkaitan kegiatan konsultasi
materi peyuluhan dengan Etika
Publik adalah dibutuhkannya
komunikasi yang sopan dan
berkonsultasi dengan baik serta
menghargai setiap pendapat.
Untuk rancangan materi
penyuluhan

Komitmen Mutu
Keterkaitan kegiatan menyiapkan
media penyuluhan dengan
Komitmen Mutu dapat ditemukan
dalam bentuk penyajian
penyuluhan yang efektif dan
efisien.
Anti Korupsi
Tanggung jawab yaitu dalam
penyusunan materi sesuai dengan
edukasi yang akan diberikan

3. Mempersiapkan 1. Mencari refrensi 1.leaflet Akuntabilitas : Dalam


Keterkaitan kegiatan menyiapkan mempersiapkan dan
dan membuat desain dalam
media penyuluhan dengan membuat media
media membuat leaflet dan 2. poster Akuntablitas terdapat pada Kegiatan ini berkaitan penyuluhan edukasi
3. Nota kejelasan dan konsistensi antara dengan misi RSIA PURI dikaitkan dengan
penyuluhan poster
bahan materi penyuluhan dengan Pencapaian
edukasi berupa 2. Konsultasi dengan pencetakan issue yang diangkat sehingga ASIH yaitu meningkatkan Penguatan Nilai –
4.foto mudah dipahami profesionalisme kerja dan Nilai Organisasi
leaflet dan kepala ruangan poli
Nasionalisme : yaitu “efektif “ dan
poster kebidanan mengenai Keterkaitan kegiatan menyiapkan meningkatkan sarana dan efisien ketika
media penyuluhan dengan prasarana membuat leaflet dan
desain leaflet dan
Nasionalisme adalah adanya kerja poster sesuai dg
poster keras dan rela berkorban (waktu, penyuluhan yang
pikiran) dalam menyiapkan media disampaikan dan
3. Mencetak leaflet dan
komunikasi dalam penyuluhan. dengan leaflet dan
poster Etika Publik : poster yg dibuat tida
Dalam Kegiatan Mencari banyak
1.
referensi tentang merancang isi membutuhkan biaya.
2. leaflet dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai etika
publikyaitu salingmenghargai
komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.

Komitmen Mutu :
Dalam Kegiatan mempersiapkan
dan membuat media penyukuhan
edukasi dikaitkan dengan Nilai
ANEKA terdapat nilai komitmen
mutu yaitu wujud menyusun
edukasi jangka panjang yang
berbasis mutu untuk memberikan
layanan informasi kepada publik
secara tepat dan akurat

Anti Korupsi:
Dalam Kegiatan mencari
referensi dan membuat media
penyuluhan edukasi. dikaitkan
dengan Nilai ANEKA terdapat nilai
anti korupsi yaitu bertanggung
jawab terhadap keakuratan
informasi yang akan menjadi
bahan edukasi

4. Melakukan 1. Menyiapkan alat 1. dokumentasi - Akuntabilitas -Meningkatkan pelayanan Dalam melakukan


Dalam melakukan pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksaan ANC foto alat prima pemeriksaan ANC
ANC adanya keterkaitan
ANC 2. Melakukan pemeriksaan dan dengan kejelasan yakni ibu terkait nilai- nilai
hamil mengetahui kondisi
pencatatan di buku pencatatan kesehatannya melalui - Meningkatkan harapan organisasi Bersih
pemeriksaan tersebut
register pasien registter hidup dan menurunkan yang artinya
Nasionalisme :
3. Melakukan 2. Dokumentasi keterkaitan dalam melakukan angkat kesakitan dimana dalam
pemeriksaan ANC etos kerja yang
anamnesa, foto dalam melakukan
baik, tanggung jawab dalam
mengukur BB, TB, melakukan melakukan pemeriksaan setiap ibu pemeriksaan
hamil.
Lila ibu hamil, kegiatan pasien harus adil
dalam melakukan pemeriksaan
Tekanan darah, ANC Menciptakan suasana tidak membeda-
nyaman dan bersikap ramah,
TFU. bedakn pasien
sopan dan jujur terhadap pasien
(Etika Publik). dalam memberikan
pelayanan
Anti Korupsi
peduli terhadap ibu hamil
terhadap kesehatan dalam hal ini
terkait dengan pemeriksaan ibu
hamil
Manajemen ASN
Dalam melakukan pemeriksaan
ANC
yaitu dalam melakukan
pencatatan di buku register
diakitkan dengan Manajemen
ASN yaitu berkaitan dengan
melaksanakantugasnyadengan
jujur, bertanggungjawab,
danberintegritas tinggi
5 Melaksanakan 1. media bahan yang 1. leaflet Akuntabilitas Kegiatan ini berkontribusi Dalam
edukasi kepada telah disiapkan 2. Foto/ video penyuluhan dilakukan dengan dalam mengupayakan ilmu melaksanakan
ibu hamil dan (leaflet) kegiatan penuh tanggungjawab pengetahuan dan teknologi edukasi kepada ibu
membagikan 2. Melakukan kejelasan : tepat guna, hamil memuat nilai-
leaflet penyuluhan edukasi bidan melaksanakan edukasi ini Meningkatkan, nilai organisasi
kepada ibu hamil untuk meningkatkan pemahaman meningktakan harapan yakni Responsif
tentang pengenalan ibu hamil tentang abortus hidup dan menurunkan dimana
dan pencegahan Nasionalisme angka kesakitan atau memberikan
abortus sila ke dua : kemanusian yang adil kematian, memberikan penyuluhan
dan beradab. kegiatan ini lakukan pelayanan prima` edukasi sesuai
untuk kemanusian bagi kemajuan dengan kebutahan
bersama dan kesejahteraan
bersama
Etika Publik
dalam penyampaian materi
penyuluhan edukasi hendaknya
dengan sikap yang baik, sopan,
dan memberikan senyuman
Komitmen Mutu
kegiatan yang dilakukan
diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman ibu hamil.
Anti Korupsi :
peduli terhadap ibu hamil dengan
dilakukan ini agar ibu hamil
paham sebab terjadinya abortus
dan agar ibu hamil tidak
mengalami abortus pada masa
kehamilan
H. Jadwal Kegiatan

Tabel 5. Jadwal Kegiatan

TANGGAL KEGIATAN AKTUALISASI


No KEGIATAN 30 SEPTEMBER – 1 OKTOBER
30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 25 26 27 28 29
1 Melakukan
konsultasi dan
koordinasi dengan
bidang terkait (
mentor, kepala
ruangan poli
kebidanan)
2 Menyusun materi
edukasi
pengenalan
danpencegahan
abortus pada ibu
hamil dan membuat
media penyuluhan
berupa leaflet
3 Melakukan
pemeriksaan ANC
4 Melaksanakan
edukasi/ konseling
kepada ibu hamil
5 Melaksanakan
edukasi kepada ibu
hamil dan
membagikan leaflet
H. Kendala dan Antisipasi

No Kendala Antisipasi
1. Faktor kurangnya minat pasien untuk memberikan edukasi tentang
datang memeriksaan kehamilan secara pentingnya memeriksakan
berkala kehamilannya minimal 4 x dimasa
kehamilannya.
2. Kebiasaan Pasien dan keluarga pasien Melakukan pendekatan emosional
menyepelekan tanda bahaya pada dg pasien dan keluarga pasien
kehamilannya

Tabel 11. Kendala dan antisipasi

Anda mungkin juga menyukai