Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah,

potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif

stabil. Untuk dapat mengelola sumber daya yang berlimpah di harapkan Sistem

Pemerintahan Negara Indonesia mempunyai suatu sistem birokrasi dengan SDM

nya yang berkualitas, yaitu PNS Profesional yang saat ini di kenal dengan istilah

ASN (Aparatur Sipil Negara).

Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 di jelaskan bahwa Aparatur Sipil

Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai

negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh

pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan

atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional pemerintah sebagaimana tercantum

dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang berintegritas, profesional, bebas

dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Serta
1
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu

menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Dengan kata lain, ada tiga fungsi ASN, yakni sebagai:

1) Pelaksana kebijakan publik

2) Pelayan publik

3) Perekat dan pemersatu bangsa.

Ada banyak ASN yang bekerja di setiap instansi pemerintahan, ada yang

melaksanakan tugasnya dengan jabatan fungsional ada juga yang melaksanakan

tugasnya sebagai jabatan struktural, salah satunya yaitu di bawah naungan

Kementerian Agama Provinsi Bali yang pada hal ini contohnya yaitu Guru

Madrasah Tsanawiyah.

Guru Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara

seharusnya juga dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk

menjadi ASN yang berkompeten, profesional , berintegritas, dan berkomitmen baik

atas tugas dan fungsi yang diembannya. Untuk itulah, dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk

mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi profesional seperti tersebut di

atas adalah Diklat Latihan Dasar. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk

nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam

membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan

bertindak profesional dalam melayani masyarakat.

Adanya penerapan kurikulum baru sesuai Peraturan Kepala Lembaga

Administrasi Negara nomor 25 tahun 2017 tentang “Pedoman Penyelenggaraan


2
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III” telah mengatur agenda-

agenda dalam pelatihan dasar yang menjelaskan bahwa ASN harus mengikuti

diklat selama 31 hari kerja dengan 18 hari kerja secara pembelajaran klasikal

dan 13 hari kerja pembelajaran non klasikal. Setiap peserta pelatihan dasar wajib

untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi dalam menjalankan tugas pokok

dan fungsinya pada satuan kerja masing-masing. Sebelum mengaktualisasikan nilai-

nilai tersebut, peserta menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dalam proses

Pelatihan Dasar. Adapun nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

Untuk mengimplementasikan indikator-indikator nilai dasar tersebut maka

perlu diaktualisasikan pada Agenda Habituasi di satuan kerja. Agenda pembelajaran

ini memfasilitasi agar peserta melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri

terhadap kompetensi yang telah diperolehnya melalui berbagai mata pelatihan yang

telah dipelajari. Oleh karena itu perlunya dibuat suatu rancangan aktualisasi.

Rancangan aktualisasi membahas tentang isu beserta kegiatan-kegiatan kreatif yang

dirancang untuk dapat menyeleseikan core issue.

Berdasarkan studi lapangan I di MTs. Negeri 2 Buleleng, penyusun

mendapatkan beberapa isu. Kemudian dari beberapa isu tersebut penyusun

menganalisa dengan alat AKPK dan USG sehingga didapatkan Core Issue dari

rangking tertinggi. Core Issue tersebut adalah “Kurangnya Semangat Belajar

Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Pada

kesempatan ini, penyusun akan mencoba merancang kegiatan-keiagatan kreatif

untuk dapat mengatasi core issue tersebut.

3
B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adanya perancangan aktualisasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN, Peran dan Kedudukan

ASN dalam NKRI serta mengaktualisasikannya dalam bentuk program

kegiatan.

b. Mengoptimalkan model dan media pembelajaran agar siswa tertarik untuk

belajar sesuai dengan nilai ANEKA serta mengaktualisasikannya dalam

bentuk program kegiatan.

c. Melakukan analisis dari pembelajaran yang berdasarkan ANEKA dan

penilaian hasil belajar siswa dalam tahapan kegiatan kerja.

d. Mempermudah peserta dalam menentukan program kegiatan yang dapat

mengatasi isu yang diangkat.

2. Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan rancangan aktualisasi ini dapat

dibedakan menjadi 4 (empat) hal:

a. Bagi peserta diklat, yaitu dapat memudahkan dalam melakukan aktualisasi

sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi pada satuan kerja.

b. Bagi unit kerja, yaitu sebagai pembinaan awal untuk menemukan solusi-

solusi terbaru dengan melakukan perbaikan dan pengoptimalan model dan

media pembelajaran yang tidak lepas dari segi akuntabilitas, nasionalisme,

etika publik, komitmen mutu, serta bernilai anti korupsi dalam


4
mencerdaskan anak bangsa sesuai dengan tujuan Negara Republik

Indonesia.

c. Bagi Organisasi,yaitu untuk implementasikan nilai-nilai dasar dalam

bentuk aktualisasi tugas dan fungsi pokok sebagai ASN

d. Bagi stakeholder, yaitu menumbuhkan ketertarikan untuk mengikuti

pembelajaran dan belajar mandiri, sehingga meningkatkan semangat dan

tingkat intelektual peserta didik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup ataupun batasan dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini

adalah terkait dengan upaya menumbuhkan semangat peserta didik dalam

pembelajaran yang tidak lepas dari nilai-nilai dasar PNS. Adapun nilai-nilai dasar

PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti

korupsi (ANEKA).

a. Akuntabilitas

Yaitu menyusun silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

selaras dengan kinerjanya.

b. Nasionalisme

Melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai dan mengevaluasi proses dan

hasil belajar serta menganalisis hasil penilaian pembelajaran pada mata

pelajaran di kelasnya, tanpa membeda-bedakan kemampuan siswa.

c. Etika Publik dan Komitmen Mutu

5
Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung

jawabnya (khusus guru membimbing siswa melaksanakan, pengembangan diri

dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan proses pembelajaran di kelas).

d. Anti korupsi

Perilaku anti korupsi diwujudkan melalui nilai dasar sikap jujur, peduli, mandiri,

disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil

Sehingga kegiatan-kegiatan yang dirancang harus mengandung minimal

salah satu dari lima nilai dasar PNS tersebut. Adapun isu maupun kegiatan-kegiatan

yang dirancang untuk dapat diaktualisasikan pada saat habituasi di MTs. Negeri 2

Buleleng dengan fokus pada kelas 7A-7D pada mata pelajaran IPS (Ilmu

Pengetahuan Sosial).

Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi pegawai negeri sipil dilaksanakan pada

saat off kampus selama 30 hari kerja, mulai tanggal 4 September 2019 sampai

dengan 8 Oktober 2019.

6
BAB II

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Organisasi

Nama : MTs Negeri 2 Buleleng


Nama Kepala : Drs. Mulyadi, S.Ag, M.Pd
NIP : 19660514 199203 1 002
NSM : 12.115108.0002
NPSN : 50105673
Status Madrasah : Negeri
Tahun Penegerian : 1997
SK Penegerian : KMA Nomor 107 Tahun 1997
Akreditasi : A
Alamat : Jl. Segara Katon Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
Telepon : 0362.94537

Madrasah Tsanawiyah Negeri Seririt, yang sekarang disebut dengan MTs.

Negeri 2 Buleleng adalah satu-satunya Madrasah di Provinsi Bali yang

mempunyai dua lokasi belajar yang berjauhan dengan jarak tempuh kurang lebih 5

km. Lokasi pertama berada di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten

Buleleng sedangkan lokasi kedua berada di Desa Bajarasem, Kecamatan Seririt,

Kabupaten Buleleng.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Buleleng merupakan kelanjutan proses

pendidikan dari Madrasah Tsanawiyah Swasta yang berkedudukan di Desa

Pengastulan didirikan pada tahun 1965 dikelola oleh sebuah Yayasan Pendidikan

7
Al-Huda dengan nama Madrasah Tsanawiyah Al-Huda, selanjutnya dalam

perkembangan dan tuntutan masyarakat yang sangat kuat untuk dinegerikan, maka

pada tahun 1997 statusnya menjadi MTs Negeri Seririt sesuai dengan surat

keputusan Menteri Agama RI No. 107 Tahun 1997 tentang Pembukaan dan

Penegerian Madrasah.

Dari sejak dinegerikan hingga sekarang Tahun Pelajaran 2019/2020 MTs.

Negeri 2 Buleleng telah beberapa kali terjadi pergantian kepala, yaitu :

1. Tahun 1997 – 1999 di pimpin oleh Moh. Anwar, S.Pd

2. Tahun 2000 – 2004 di pimpin oleh Drs. Achmad Yani

3. Tahun 2005 – 2011 di pimpin oleh Ahsanuddin, S.Ag

4. Tahun 2012 – 2014 di pimpin oleh Siti Asiyah, S.Ag

5. Tahun 2014 Bulan Juni - Desember 2014 di pimpin oleh (Alm) Muslim, S.Ag

6. Tahun 2015 – 2019 di pimpin oleh Amar Ma'ruf, S.Ag

7. Tahun 2019 sampai sekarang dipimpin oleh Drs. Mulyadi, S.Ag, M.Pd

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dimana Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) yang berciri khas Agama Islam, oleh karena itu diharapkan

lulusan MTsN Seririt harus memiliki prestasi yang sama dengan siswa SLTP,

bahkan memiliki kelebihan dalam hal penguasaan materi bidang studi Agama.

Banyak faktor yang menentukan prestasi belajar siswa, diantaranya: input

peserta didik, guru yang memadai baik kualitas mapun kuantitas, sarana

8
pendukung pendidikan, manajemen pengelolaan sekolah, serta tingkat partisipasi

masyarakat (involvement community) dari stakeholder.

Untuk meningkatkan output maupun outcomes peserta didik, maka

diperlukan partisipasi dari segenap komponen stakeholder. Apalagi memasuki

Tahun pelajaran 2019/2020 dimana aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar

(PBM) melanjutkan penerapan Kurikulum 2013 dimana menuntut kepada

pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga potensi

dari siswa (peserta didik) dapat digali lebih maksimal. Disamping itu yang tidak

kalah pentingnya peranan dari komite madrasah dapat benar-benar menjadi patner

dari madrasah, sehingga komite madrasah berfungsi tidak hanya mencarikan

kekurangan dana yang diperlukan madrasah melainkan juga membantu dalam

membuat desain pembelajaran pada madrasah dan turut melakukan evaluasi atas

pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung.

2. Visi -Misi dan Nilai-Nilai Organisasi

Visi

"Menjadi Madrasah yang unggul, Kompetitif, Islami dan Populis"

Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang produktif, aktif, kreatif,

efektif, inovatif dan menyenangkan.

2) Mengembangkan pendidikan agama, pendidikan karakter dan budi pekerti yang

terintegritas melalui mata pelajaran dan pengembangan diri.

9
3) Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenali dan

mengembangkan potensi diri melalui kegiatan ekstrakurikuler akademik dan

non akademik

4) Menanamkan aqidah dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta membiasakan

ibadah, amal shaleh, dan akhlakul karimah.

5) Mengembangkan budaya disiplin, budaya bersih dan budaya santun melalui

kegiatan pembiasaan dan keteladanan.

Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi yang berlandaskan dari 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian

Agama Republik Indonesia.

1) Integritas

2) Profeionalitas

3) Inovasi

4) Tanggung Jawab

5) Keteladanan

B. Deskripsi Isu

Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan di MTS Negeri 2 Buleleng

terdapat beberapa persoalan yang dapat dibahas sehingga dapat dibawa dan

diterapkan di saat habituasi pada satuan kerja. Diantara isu-isu yang didapat ketika

studi diantaranya adalah sebagai berikut:

10
1. Kurangnya semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahun Sosial.
Banyaknya peserta didik yang mengantuk atau ribut saat pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial berlangsung sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kurang aktif disebabkan karena faktor

internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan minat belajar, motivasi

belajar, dan tingkat intelegensi siswa, sedangkan faktor eksternal berhubungan

emosional anak dengan guru, penggunaan komponen belajar yang menarik, dan

interaksi dengan sesama siswa. Oleh sebab itu perlunya merancang kegiatan

pembelajaran yang aktif agar Pelayanan Publik dapat tercapai.


2. Keterbatasan sarana dan prasarana untuk menunjang penerapan metode

active learning pada KBM.


Adanya LCD dan proyektor yang terbatas membuat guru sulit untuk

menerangkan materi, khususnya jika mengajarkan materi yang berhubungan

dengan aktifitas gempa, gunung berapi, dan materi yang lainnya. Sarana dan

Prasarana sekolah merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses, upaya

yang dilakukan di dalam Pelayanan Publik karena tanpa kedua hal tersebut

kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai sesuai rencana.


3. Belum optimalnya pemanfaatan perpustakaan sebagai sarana

pembelajaran.
Pemanfaatan perpustakaan masih hanya sebatas pemanfaatan untuk pengerjaan

tugas mata pelajaran oleh peserta didik pada saat kelas kosong atau guru

sedang bertugas di luar sekolah. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan alat

penunjang keberhasilan suatu proses, upaya yang dilakukan di dalam

Pelayanan Publik karena tanpa kedua hal tersebut kegiatan belajar mengajar

tidak akan tercapai sesuai rencana.

11
4. Belum optimalnya pelaksanaan tadarrus Alqur’an sebelum pembelajaran

jam pertama berlangsung.


Tidak semua kelas di MTS Negeri 2 Buleleng yang ada pendampingnya dalam

pelaksanaan tadarrus Al-quran, sehinga banyak peserta didik yang tidak

membaca Alqur’an dengan tartil atau bahkan tidak ikut membaca Al-qur’an.

Oleh sebab itu perlunya peningkatan kedispilinan kepada siswa agar

Manajemen ASN dan Pelayanan Publik menjadi optimal.


5. Tidak adannya ruang khusus untuk pembinaan olimpiade.
Pembinaan peserta didik yang akan mengikuti olimpiade dilakukan di

perpustakaan karena belum adanya ruangan khusus untuk pembinaan

olimpiade. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan alat penunjang

keberhasilan suatu proses, upaya yang dilakukan di dalam Pelayanan Publik

karena tanpa kedua hal tersebut kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai

sesuai rencana.

C. Analisis Isu

12
Sebanyak enam isu yang telah berhasil digali tersebut kemudian direduksi

menjadi tiga isu prioritas dengan menggunakan analisis AKPK dengan

menggunakan Tabel 1 sebagai berikut:

Kriteria
N Aktual Kelaya Problem Kekhala- Jumlah Pering-
o Isu kat
- kan a-tika yakan
1 Kurangnya semangat 5 5 4 5 19 1
belajar peserta didik
dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahun Sosial.
2 Keterbatasan sarana dan 3 3 3 4 13 4
prasarana untuk
menunjang penerapan
metode active learning
pada KBM
3 Belum optimalnya 3 3 4 5 15 3
pemanfaatan
perpustakaan sebagai
sarana pembelajaran
4 Belum optimalnya 5 4 4 4 17 2
pelaksanaan tadarrus
Alqur’an sebelum
pembelajaran jam
pertama berlangsung.
5 Tidak adannya ruang 3 3 3 3 12 5
khusus untuk pembinaan
olimpiade.

Tabel 1. Penentuan Prioritas Isu dengan Analisis AKPK

13
Selanjutnya, tiga isu prioritas dari hasil analisis AKPK dianalisis dengan

analisis USG dengan menggunakan Tabel 2. sebagai berikut:

N Masalah Pokok U S G Sco Ket


o (Urgency) (Serious) (Growt) re

1 Kurangnya semangat 5 5 4 14 Prioritas


belajar peserta didik 1
dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahun Sosial.
Prioritas
2 Belum optimalnya 4 4 3 11 2
pelaksanaan tadarrus
Alqur’an sebelum
pembelajaran jam pertama
berlangsung.
Prioritas
3 Belum optimalnya 4 3 3 10 3
pemanfaatan perpustakaan
sebagai sarana pembelajaran

Tabel 2. Penentuan Prioritas Isu Utama dengan Analisis USG

14
Maka, dengan analisis USG isu “Kurangnya semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial” menjadi isu

prioritas utama. Untuk mengetahui sebab dan akibat dari Core Issue tersebut digunakan analisis Fish Bone yang dapat dilihat pada Gambar 1.

PENYEBAB AKIBAT

Surrounding System

Suasana kelas yang Kurangnya sosialisasi


tidak kondusif

Kejenuhan siswa dalam Kurangnya semangat


Minimalnya jam pembinaan mata
menerima materi belajar peserta didik
pelajaran IPS
dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahun

13
Terbatasnya daya konsentrasi Sosial di MTs.
Kurangnya kreativitas guru Negeri 2 Buleleng
peserta didik

Kurangnya literasi Jam mengajar pada jam


terakhir

Skill Supplier

Gambar 1. Analisis Fish Bone untuk Core Isu

14
D. Argumentasi Terhadap Core Isu Terpilih

Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan di MTs Negeri 2 Buleleng

dan berdasarkan analisis isu dengan menggunakan alat AKPK dan USG, serta

identifikasi sebab akibat dengan fish bone, maka didapatkan ranking tertinggi yang

merupakan isu final yang dapat dijadikan isu utama yang akan diangkat ketika masa

habituasi di satuan kerja yakni isu ” Kurangnya semangat peserta didik dalam

mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”.

Selanjutnya dicarikan kegiatan pemecahan masalahnya agar dapat

dilakukan dengan tahapan-tahapan kegiatan dan berkonstribusi bagi misi organisasi

serta dapat memberikan penguatan pada nilai-nilai organisasi, yang dituangkan

dalam rancangan aktualisasi. Proses pembelajaran yang terlalu monoton serta

kurangnya kreatifitas dalam proses pembelajaran dalam penggunaan media dan

model pembelajaran sehingga membuat peserta didik kurang semangat dan jenuh

dalam proses belajar mengajar serta kurang maksimal dalam penyerapan materi

pembelajaran.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penyusun akan mencoba

menganalisis isu kurangnya semangat siswa dalam mengikuti mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial dengan menggunakan teori-teori di bawah ini:

1. Manajemen ASN

MTs. Negeri 2 Buleleng sebagai sebuah institusi pendidikan yang sedang

berkembang pesat selalu memerlukan inovasi dan kreasi. Semua itu tak akan

mungkin tanpa sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan pelayanan

akademik terbaik secara inovatif dan kreatif.

1
Berkaitan dengan isu kurangnya semangat siswa dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahun Sosial tentu berkaitan dengan manajamen ASN. Hal ini

dikarenakan subyek palaku pengembangan ini adalah para ASN itu sendiri.

Sehingga adanya manajemen ASN yang baik tentu akan berdampak pada

kualitas dari pelayanan yang baik, meningkatnya kepuasan serta kenyamanan

publik.

2. Whole of Government
Shergold (2004:11) mendefiniskan whole of government sebagai

pelayanan publik oleh pemerintah yang bekerja lintas batas untuk mencapai

tujuan bersama dan memberikan tanggapan terpadu terhadap isu-isu tertentu.

Pendekatan yang diambil bisa pendekatan formal maupun pendekatan

informal. Whole of Government dapat diaplikasi agar pemerintah dapat

memberikan layanan berkualitas bagi masyarakat dan meastikan bahwa

pekerjaan yang diemban oleh aparatur pemerintahan dapat berjalan efektif dan

efisien.

3. Pelayanan Publik
Guru MTs. Negeri 2 Buleleng sebagai ASN harus selalu ingat dengan

perannya yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta

perekat dan pemersatu bangsa. Rendahnya animo publik dalam hal ini siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dikarenakan

pembelajaran yang monoton, dan kurangnya inovasi dalam penggunaan model

dan media pembelajaran merupakan bukti kurangnya inovasi guru dalam

melaksanakan pelayanan public. Disinilah penggunaan dan pengembangan

model dan media pembelajaran ilmu pengetahun sosial hadir sebagai solusinya
2
Oleh karena itu, isu inilah yang penyusun pilih untuk dicari solusi dan

diaktualisasikan pada kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pemecahan isu

tersebut. Penyusun berasumsi bahwa jikalau isu ini tidak diangkat menjadi isu

utama yang akan diaktualisasikan di satuan kerja maka hal ini akan berdampak

pada mutu siswa MTs. Negeri 2 Buleleng yang berdasarkan dari tingkat

kepuasan, dan kenyamanan siswa.

E. Nilai Dasar Profesi PNS


Tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan suatu pemerintahan dan

pembangunan sangat ditentukan dari profesionalisme aparatur negaranya. Menurut

UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN yang menyatakan bahwa Aparatur Sipil

Negara (ASN) yang profesional yaitu ASN yang mampu mengaktualisasikan nilai-

nilai ANEKA. Adapun penjabaran dari nilai-nilai ANEKA tersebut yakni:

1. Akuntabilitas

Seringkali kata akuntabilitas disamakan dengan responsibilitas. Namun

pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.

Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan

akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi

untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau

institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah

seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik

tersebut antara lain adalah :

3
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik

kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,

kelompok, dan pribadi.


b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah

keterlibatan PNS dalam politik praktis.


c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan publik.


d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan

sebagai penyelenggara pemerintahan.

Terdapat 9 (Sembilan) nilai-nilai dasar Akuntabilitas, yaitu:

Kepemimpinan lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana

atasan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya

Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Kepercayaan, Keseimbangan,

Kejelasan dan Konsistensi.

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical

(vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal

accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu

akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,

akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri.

Mekanisme ini dapat diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota

organisasi hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda pula. Contoh

mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem penilaian kinerja, sistem

akreditasi, dan sistem pengawasan (finger prints). Untuk memenuhi terwujudnya

4
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus

mengandung dimensi yaitu:

1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum yaitu kepatuhan terhadap hukum

2) Akuntabilitas proses yaitu prosedur yang dibuat sudah baik/belum

3) Akuntabilitas program yaitu apakah tujuan dapat tercapai dan apakah

terdapat program lain yang lebih baik.

4) Akuntabilitas kebijakan yaitu pertanggung jawaban pemerintah atas

kebijakan yang diambil.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa

aspek yang harus diperhatikan yaitu : Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,

Tanggung Jawab (responsibilitas), Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan,

Kejelasan, dan Konsistensi.

2. Nasionalisme

Terdapat beberapa sudut pandang dalam memahami arti kata

nasionalisme, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Nasionalisme secara politis yakni nasionalisme merupakan manifestasi

kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu

bangsa.

2) Nasionalisme arti luas yakni pandangan tentang rasa cinta yang wajar

terhadap bangsa dan negara serta menghargai dan menghormati bangsa lain.

Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk

mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi


5
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Atau sering juga

diartikan sebagai paham kebangsaan. Nilai-nilai dasar Nasionalisme adalah

sebagai berikut Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai-nilai Kemanusiaan

Yang Adil dan Beradab, Nilai-nilai Persatuan Indonesia, Nilai-nilai Kerakyatan

yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,

dan Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

3. Etika Publik

Pengertian etika adalah seperangkat nilai dan norma yang mengatur

perilaku manusia yang bisa diterima masyarakat bangsa dan negara secara

keseluruhan. Nilai-nilai etika terkandung dalam ajaran agama, ketentuan hukum,

kepantasan sosial (adat), nilai luhur sosial budaya, dan nilai luhur yang

terkandung dalam pancasila. Sedangkan moral adalah kewajiban untuk

melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Ciri-ciri khas nilai

moral diantaranya adalah berkaitan dengan tanggung jawab, hati nurani,

perintah, dan formal.

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk

mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab

pelayanan publik. Adapun Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum

dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia 1945.


6
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

10) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

11) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai

perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain

yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja

pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan

berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap

produk/jasa berupa ukuran baik/buruk.. Adapun indikator komitmen mutu adalah

sebagai berikut:

1) Mutu yakni nilai keunggulan produk atau jasa yang diberikan kepada

pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya bahkan melampaui

harapannya.

7
2) Efektifitas yakni performans untuk mencapai target mutu, kualitas, ketepatan

waktu, dan alokasi sumber daya, kepuasan serta terpenuhinya kebutuhan

pelanggan.

3) Efisiensi yakni ketepatan realisasi penggunaan sumber daya.

4) Inovasi yakni cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di pasar, perkembangan teknologi serta

persaingan.

5. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya

kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi

sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena

dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup,

pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut

tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak

secara jangka panjang. Korupsi dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1) Korupsi terjadi sebagai pertemuan antara niat dan kesempatan.

2) Niat terkait dengan perilaku dan perilaku tidak dapat dipisahkan dengan

nilai/values/moral.

3) Kesempatan korupsi banyak dibuka oleh kelemahan sistem.

Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,


8
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi,

dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus

dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.

Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang baik dan

mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki

semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil

terbaik, agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik.

F. Matrik Rancagan

Rancangan Aktualisasi

1.1 Unit Kerja 1.2 : 1.3 MTs. Negeri 2 Buleleng


1.4 Identifikasi Isu 1.5 : 1) Kurangnya semangat belajar peserta didik dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial.
2) Keterbatasan sarana dan prasarana untuk
menunjang penerapan metode active learning
pada KBM
3) Belum optimalnya pemanfaatan perpustakaan
sebagai sarana pembelajaran
4) Belum optimalnya pelaksanaan tadarrus Alqur’an
sebelum pembelajaran jam pertama berlangsung.
5) Tidak adannya ruang khusus untuk pembinaan
olimpiade.
1.6 Isu Yang Diangkat 1.7 : Kurangnya semangat belajar peserta didik dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial.
1.8 Gagasan Pemecahan
1.9 : 1) Melakukan koordinasi dengan atasan atau mentor
2) Menyusun Perangkat Pembelajaran (RPP)
Isu
3) Menyiapkan materi, media dan model
pembelajaran
4) Membuat GDS (Group Discussion Student)
5) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
model – model pembelajaran
9
6) Membuat dan melaksanakan Post Tes setelah
diimplementasikan pembaharuan model dan
media pembelajaran
7) Membuat program story teeling
8) Membuat dan melaksanakan kegiatan evaluasi
Pembelajaran
9) Melaporkan hasil evaluasi kepada Kepala Sekolah
sebagai bentuk pertanggung jawaban akhir dari
kegiatan aktualisasi

10
Tabel 3. Matrik Rancangan

Kontribusi Kegiatan Kontribusi Pencapaian


Keterkaitan substansi Mata Pencapaian Visi dan Penguatan Nilai-Nilai Time schedule
No Kegiatan Tahapan Output/hasil Pelatihan (penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melakukan a. Menyiapkan a. Surat Whole of Government Dalam kegiatan Kegiatan ini
koordinasi dan rancangan Persetujuan Keterkaitan dengan Agenda konsultasi dan mendukung 5 nilai
konsultasi aktualisasi yang Melaksaak Peran dan Kedudukan PNS koordinasi dengan budaya kerja
dengan mentor. akan adalah Whole of atasan langsung Kementerian Agama
an kegiatan
diseminarkan Government yaitu adanya menunjukkan Republik Indonesia.
berupa print out Aktualisasi komunikasi antara kepala adanya kontribusi
b. Membuat poin- Habituasi sekolah dan guru dalam Keteladan :
poin penting b. Foto pelaksanaan misi Munculnya sikap
kegiatan yang Kegiatan Keterkaitan Dengan Agenda pertama yaitu keteladan tercermin
akan Peran dan Kedudukan ASN Melaksanakan dalam hubungan
dilaksanakan Adalah Pada Mata Pelatihan: pembelajaran dan antara pimpinan dan
selama 1) Akuntabilitas : bimbingan yang bawahan dalam
habituasi Adanya kejelasan produktif, aktif, pelaksanaan suatu
c. Melakukan wewenang dan tanggung kreatif, efektif, kegiatan.
konsultasi jawab antara bawahan dan inovatif dan
kepada Kepala pimpinan pada unit kerja menyenangkan
Sekolah 2) Nasionalisme
(sekaligus Munculnya sikap hormat
mentor) menghormati antara
d. Melakukan bawahan kepada
koordinasi pimpinan di unit kerja.
dengan dewan Dan penekanan pada
1
guru untuk tanggung jawab yang
menyampaikan harus dilaksanakan sesuai
maksud tujuan dengan kegiatan yang
pelaksanaan telah disampaikan.
aktualisasi 3) Etika Publik :
(habituasi) dan Sopan dalam berbicara
memohon izin kepada pimpinan, serta
untuk taat terhadap arahan yang
melaksanakan diberikan oleh pimpinan.
kegiatan 4) Komitmen Mutu:
aktualisasi Terjadinya komunikasi
dan keputusan yang
berorientasi pada mutu
atau hasil yang harus
dicapai.
5) Anti Korupsi :
Dengan adanya
pertemuan ini, dapat
memunculkan rasa
perduli terhadap
pencapaian misi sekolah.
2 Menyusun a. Menyiapkan Tersusunnya Manajemen ASN : Menyusun Kegiatan ini
Perangkat Silabus Rencana Menyusun perangkat perangkat mendukung 5 nilai
Pembelajaran b. Merumuskan Pelaksanaan pembelajaran yang kreatif pembelajaran budaya kerja
(RPP) indikator dan Pembelajaran untuk kegiatan sesuai dengan Kementerian Agama
(RPP) pembelajaran. misi pertama Republik Indonesia
tujuan
a. Foto yaitu
pembelajaran Keterkaitan Dengan Nilai Melaksanakan Profesional :
Kegiatan
c. Menyiapkan ANEKA : pembelajaran dan Berkontribusi
2
dan memilih b. Dokumen 1) Akuntabilitas bimbingan yang dengan melakukan
materi silabus Pada proses perancangan produktif, aktif, upaya menyiapkan
pembelajaran Dokumen RPP saya kreatif, efektif, perangkat
d. Menyusun mempertimbangkan inovatif dan pembelajaran secara
RPP
akuntabilitas aspek menyenangkan professional sesuai
langkah-
keadilan( penerapan dengan hasil yng
langkah akuntabilitas) dimana ingin di capai.
pembelajaran saya melihat dan
akan digunakan mempertimbangkan
dalam kegiatan keanekaragaman
pembelajaran kemampuan siswa dalam
menerima materi ajar.
2) Nasionalisme
Pembuatan RPP ini
merupakan bentuk
Penerapan Nasionalisme
aspek Tanggung Jawab
sebagai seorang Guru
untuk kelancaran proses
pembelajaran.
3) Etika Publik
Memeliharan dan
menjunjung tinggi etika
luhur, RPP dibuat
dengan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
4) Komitmen Mutu
Efektif dan Inovatif,

3
Menggunakan teknologi
informasi dan
komunikasi yang tepat
guna.
5) Anti Korupsi
Pada proses pembuatan
RPP ini saya akan
membuatnya secara
mandiri (anti korupsi)
karena demi menjaga
kualitas RPP tersebut
dalam kelancaran proses
mengajar dan pencapain
tujuan pembelajaran.
3 Menyiapkan a. Menyiapkan Terlaksannya Keterkaitan Dengan Agenda Menyiapkan Kegiatan ini
materi, media materi penyiapan Peran dan Kedudukan ASN media dan model- mendukung 5 nilai
dan model pembelajaran media Adalah Pada Mata Pelatihan: model budaya kerja
Pembelajaran pembelajaran, pembelajaran ini Kementerian Agama
yang sesuai
Output dari Pelayanan Publik: sesuai dengan Republik Indonesia
dengan materi kegiatan ini Menyiapkan Materi dan misi pertama
b. Menyiapkan adalah Foto Media Pelajaran yaitu
media Kegiatan, Melaksanakan Profesional :
pembelajaran Dokumen Keterkaitan Dengan Nilai pembelajaran dan Berkontribusi
yang sesuai Media ANEKA : bimbingan yang dengan melakukan
dengan materi Pembelajaran 1) Akuntabilitas produktif, aktif, upaya menyiapkan
c. Menentukan dan Dokumen Tanggung jawab dalam kreatif, efektif, perangkat
model-model Model-model kegiatan membuat media inovatif dan pembelajaran secara
Pembelajaran pembelajaran dan alat menyenangkan professional sesuai
pembelajaran
peraga ini tercermin dengan hasil yng
yang sesuai
4
dengan materi prioritas yang tinggi ingin di capai.
dalam mendahulukan
kepentingan publik dan
membuat alat peraga dan
media merupakan
kewajiban sebagai
pendidik.

2) Nasionalisme
Pembuatan media
pembelajaran bertujuan
membuat peserta didik
mudah memahami materi
ajar. Media pembelajaran
salah satu sarana yang
dapat membuat proses
belajar menjadi menarik,
sehingga terlaksana sikap
rela berkorban

3) Etika Publik
Sebagai tenaga pendidik
dalam meluangkan waktu
harus dilakukan. Saya
akan membuat media
pembelajaran dengan
kecermatan dan
5
ketelitian dengan
harapan media
pembelajaran ini dapat
mengkaver jenis
kemapuan pemahaman
peserta didik dalam
menerima materi ajar
4) Komitmen Mutu
Adanya media
pembelajaran ini
diharapkan mendapatkan
efektivitas pembelajaran
peserta didik.
5) Anti Korupsi
Untuk bisa menyelesaikan
kegiatan ini dibutuhkan
sikap disiplin, tanggung
jawab, Kerja keras dan
mandiri.
4 Membuat GDS 1) Berdiskusi 1) GDS Pelayanan Publik Membuat GDS Kegiatan ini
(Group dengan peserta (Group Adanya GDS mampu (Group mendukung 5 nilai
discussion didik mengenai Discussion membantu guru untuk discussion budaya kerja
students) pembuatan Students) memaksimalkan pemahaman students) sesuai Kementerian Agama
GDS 2) Keaktifan peserta didik pada materi, dengan misi Republik Indonesia
2) Membuat GDS peserta karena dirumah pun harus pertama yaitu
3) Mensosialisasik didik belajar. Melaksanakan
an cara meningkat pembelajaran dan Profesional :
6
penggunaan, 3) Minat Keterkaitan dengan ANEKA; bimbingan yang Berkontribusi
dan manfaat peserta 1) Akuntabilitas produktif, aktif, dengan melakukan
GDS didikdalam Tanggung jawab dalam kreatif, efektif, upaya membuat
4) Memasukan membaca kegiatan membuat GDS inovatif dan GDS secara
materi-materi materi tercermin prioritas yang menyenangkan professional sesuai
ke GDS yang akan tinggi dalam dengan hasil yng
5) Mengecek dibahas mendahulukan ingin di capai.
siswa yg sudah dikelas kepentingan publik dan
menyetorkan meningkat merupakan kewajiban
tugas ke GDS sebagai pendidik.
2) Nasionalisme
Bekerja sama dengan
peserta didik dan walinya
untuk memantau peserta
didik dalam
menggunakan Hp untuk
mengikuti pembelajaran
di GDS (Group
discussion students).
3) Etika Publik
Sebagai tenaga pendidik
dalam meluangkan waktu
harus dilakukan. Saya
akan mempersiapakan
segala yang dibutuhkan
dalam proses GDS
dengan kecermatan dan
ketelitian.

7
4) Komitmen Mutu
GDS adalah group yang
berisikan hasil diskusi
peserta didik dengan guru
berdasarkan setiap kasus
yang dikirimkan admin di
GDS, dan ini inovasi
untuk meningkatkan
semangat belajar peserta
didik.
4) Anti Korupsi
Untuk bisa menyelesaikan
kegiatan ini dibutuhkan
sikap disiplin, tanggung
jawab, Kerja keras dan
mandiri.
5 Melaksanakan 1. Berdoa Terlaksananya Pelayanan Publik Kegiatan Kegiatan ini
Pembelajaran sebelum dan pembelajaran Keterkaitan dengan tugas menyiapkan mendukung 5 nilai
sesudah sesuai dengan ASN yakni sebagai niai media dan budaya kerja
RPP Pelayanan Publik dimana menetukan Kementerian Agama
melaksanakan
Kegiatan pembelajaran model-model Republik Indonesia
pembelajaran Bukti: dengan model-model pembelajaran
2. Mengecek Dokumentasi pembelajaran yang sesuai sesuai dengan
kehadiran kegiatan dengan materi dapat misi pertama Inoovatif :
peserta didik pembelajaran, membantu proses yaitu Berkontribusi
serta dan daftar pembelajaran akan mencapai Melaksanakan Kreatif dan inovatif
mevotivasi hadir peserta tujuan pembelajaran pembelajaran dan Menggunakan model
peserta didik didik Nilai ANEKA bimbingan yang model pembelajaran
3. Menetukan dan 1) Akuntabilitas produktif, aktif, untuk menciptakan

8
memilih Melaksanakan kreatif, efektif, hal baru yang
metode model – pembelajaran secara inovatif dan berbeda yang sudah
model sesuai konsisten karena ini menyenangkan ada atau yang sudah
merupakan tugas utama dikenal sebelumnya
dengan materi
dan pokok seorang (gagasan, metode,
4. Menyampaikan
melaksanakan. Tanggung atau alat). Selain itu
materi jawab dalam menjalankan Kegiatan ini
pembelajaran kegiatan belajar mengajar mendukung nilai-
5. Menyimpulkan agar terlaksana dengan nilai tanggung
materi baik dan mencapai tujuan jawab, yaitu
yang diharapkan. menyiapkan media
2) Nasionalisme dan model-model
Sebelum dan sesudah pembelajaran
pelaksanaan merupakan tugas
pembelajaran, guru pokok dan fungsi
mengajak peserta didik guru.
untuk berdoa, sebagai
bentuk penanaman sikap
religious.
3) Etika Publik
Bertanggung jawab
Dalam pelaksanaannya
dengan menggunakan
cara kegiatan belajar
mengajar dengan setulus
hati dan ikhlas agar dalam
pembelajaran siswa
mendapatkan pengajaran
yang berkualitas.
9
Menjalankan tugas
Integritas Tinggi, Dalam
kegiatan pembelajaran,
guru haruslah meiliki
integritas mengacu pada
RPP yang telah dibuat
sehingga menciptakan
kegiatan yang efektif..
4) Komitmen Mutu
Efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan
pembelajaran guru harus
efektif dan efisien dengan
waktu, dan metode yang
digunakan sehingga
tercipta pembelajaran
partisipasi, aktif, kreatif,
efektif, dan
menyenangkan. Inovasi
Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model
memberikan kesan baru
kepada peserta didik, dan
memotivasi peserta didik
agar dapat meningkatkan
motivasi belajar.

5) Anti Korupsi
Mandiri. Dalam
10
pelaksanaannya dengan
menggunakan cara tidak
bergantung kepada
bantuan rekan kerja lain
dalam melaksanakan
tugas agar tugas mengajar
dapat terlaksana sesuai
dengan jabatan yang
dimiliki. Disiplin Dalam
pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, guru
harus disiplin terhadap
waktu untuk setiap tahap
pembelajaran agar tujuan
pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
6 Memberikan 1) Menyiapkan 1) Print Out Menejemen ASN Berkontribusi Kegiatan ini
Post Test soal-soal Soal Post Keterkaitan dengan tugas pada misi pertama mendukung 5 nilai
kepada peserta objektif, dan 2) Hasil ASN yakni sebagai nilai yaitu budaya kerja
didik setelah esay yang belajar Manajemen ASN dimana Melaksanakan Kementerian Agama
diimplementasi disertai kasus peserta kegiatan evaluasi adalah pembelajaran dan Republik Indonesia
kan 2) Menyebarkan didik salah satu tugas pendidik bimbingan yang
pembaharuan soal-soal ke yang sesuai dengan produktif, aktif,
model dan peserta didik tujuannya yakni menjadi kreatif, efektif, Inoovatif :
media 3) Peserta didik ASN yang profesional dan inovatif dan Berkontribusi
pembalajaran mengerjakan mempunyai etika profesi. menyenangkan Kreatif dan inovatif
soal objektif Menggunakan model
dan essay 1) Akuntabilitas model pembelajaran
secara mandiri, Berorientasi pada untuk menciptakan

11
dan soal kasus partisipasi melakukan hal baru yang
secara kegiatan yang inovatif berbeda yang sudah
kelompok dan dalam pemberian evaluasi ada atau yang sudah
bertahap soal kepada peserta didik. dikenal sebelumnya
4) Mengevaluasi 2) Nasionalisme (gagasan, metode,
hasil post test Pada saat proses evaluasi atau alat).
pembelajaran saya tidak
dapat memaksakan Selain itu kegiatan
kehendak kepada peserta ini mendukung nilai-
didik terhadap target yang nilai tanggung
ingin dicapai. Saya harus jawab, kreatif dan
mempertimbangkan tidak diskriminatif,
kemampuan peserta didik yaitu menyusun kisi-
dalam memahami materi. kisi soal,
Pada saat proses melaksanakan
pemeriksaan lembar penilaian, dan
jawaban harus bersifat memberikan nilai
adil dan transparan secara objektif
3) Etika Publik
Pelaksanaan evaluasi
memasukkan nilai peserta
didik ke dalam daftar nilai
harus hati-hati dan
cermat agar tidak keliru
memasukkan nilai ke
masing-masing peserta
didik
4) Komitmen Mutu
Proses evaluasi ini harus
12
bermuara pada pada
pencapaian hasil yang
baik bagi peserta didik.
5) Anti Korupsi
Hasil dari evaluasi ini
menjadi tolak ukur
peserta didik saya dan
hasil penyampain materi
yang saya sampaikan.
Jadi hasil dari evaluasi
harus disampikan dengan
jujur sesuai dengan fakta
hasil nilai peserta didik.
7 Mengadakan 1) Menjelaskan 1) Terbentuky Menejemen ASN Berkontribusi Kegiatan ini
program Story kepada peserta a mental Keterkaitan dengan tugas pada misi pertama mendukung 5 nilai
Teeling didik mengenai peserta ASN yakni sebagai nilai yaitu budaya kerja
program Story didik agar Manajemen ASN dimana Melaksanakan Kementerian Agama
Teeling. berani kegiatan mengadakan Story pembelajaran dan Republik Indonesia
2) Menunjuk tampil di Teeling adalah salah satu bimbingan yang
peserta didik depan tugas pendidik yang sesuai produktif, aktif,
untuk bercerita kelas dengan tujuannya yakni kreatif, efektif, Inoovatif :
di depan sesuai 2) Hasil menjadi ASN yang inovatif dan Berkontribusi
dengan absen evaluasi profesional dan mempunyai menyenangkan Kreatif dan inovatif
(dipanggil pemahama etika profesi. Mengadakan
secara acak) n peserta 1) Akuntabilitas program Story
3) Mendengarkan didik Berorientasi pada Teeling untuk
cerita peserta tentang partisipasi melakukan menciptakan hal
didik materi kegiatan yang inovatif baru yang berbeda,
4) Menilai tingkat yang telah dalam pengadaan yang sudah ada atau
13
keaktifan diberikan program Story Teeling yang sudah dikenal
peserta didik peserta didik. sebelumnya.
dalam bercerita 2) Nasionalisme
Pada saat proses program Selain itu kegiatan
Story Teeling harus ini mendukung nilai-
bersifat adil dan tidak nilai tanggung
memihak jawab, kreatif dan
3) Etika Publik tidak diskriminatif,
Pelaksanaan program melaksanakan
Story Teeling, saya penilaian, dan
menyimak dengan memberikan nilai
seksama saat peserta secara objektif
didik bercerita dan
memasukkan nilai peserta
didik ke dalam daftar nilai
harus hati-hati dan
cermat agar tidak keliru
memasukkan nilai ke
masing-masing peserta
didik.
4) Komitmen Mutu
Proses program Story
Teeling ini harus
bermuara pada pada
pencapaian hasil yang
baik bagi peserta didik.
5) Anti Korupsi
Hasil dari program Story
Teeling ini menjadi tolak
14
ukur peserta didik saya
dan hasil penyampain
materi yang saya
sampaikan. Jadi hasil dari
program Story Teeling
harus disampikan dengan
jujur sesuai dengan fakta
hasil nilai peserta didik.
8 Membuat dan 1) Menyusun kisi- 1) Print Out Menejemen ASN Berkontribusi Kegiatan ini
melaksanakan kisi soal lembar soal Keterkaitan dengan tugas pada misi pertama mendukung 5 nilai
kegiatan 2) Membuat soal Evaluasi ASN yakni sebagai nilai yaitu budaya kerja
evaluasi evaluasi 2) Daftar nilai Manajemen ASN dimana Melaksanakan Kementerian Agama
Pembelajaran 3) Melaksanakan 3) Foto kegiatan evaluasi adalah pembelajaran dan Republik Indonesia
kegiatan salah satu tugas pendidik bimbingan yang
kegiatan
Evaluasi yang sesuai dengan produktif, aktif,
4) Memeriksa tujuannya yakni menjadi kreatif, efektif, Inoovatif :
lembar jawaban ASN yang profesional dan inovatif dan Berkontribusi
peserta didik mempunyai etika profesi. menyenangkan Kreatif dan inovatif
5) Menginputkan Menggunakan model
nilai ke lembar 6) Akuntabilitas model pembelajaran
penilaian Berorientasi pada untuk menciptakan
partisipasi melakukan hal baru yang
kegiatan yang inovatif berbeda yang sudah
dalam pemberian evaluasi ada atau yang sudah
soal kepada peserta didik. dikenal sebelumnya
7) Nasionalisme (gagasan, metode,
Pada saat proses evaluasi atau alat).
pembelajaran saya tidak
dapat memaksakan Selain itu kegiatan

15
kehendak kepada peserta ini mendukung nilai-
didik terhadap target yang nilai tanggung
ingin dicapai. Saya harus jawab, kreatif dan
mempertimbangkan tidak diskriminatif,
kemampuan peserta didik yaitu menyusun kisi-
dalam memahami materi. kisi soal,
Pada saat proses melaksanakan
pemeriksaan lembar penilaian, dan
jawaban harus bersifat memberikan nilai
adil dan transparan secara objektif
8) Etika Publik
Pelaksanaan evaluasi
memasukkan nilai peserta
didik ke dalam daftar nilai
harus hati-hati dan
cermat agar tidak keliru
memasukkan nilai ke
masing-masing peserta
didik
9) Komitmen Mutu
Proses evaluasi ini harus
bermuara pada pada
pencapaian hasil yang
baik bagi peserta didik.
10) Anti Korupsi
Hasil dari evaluasi ini
menjadi tolak ukur
peserta didik saya dan
hasil penyampain materi
16
yang saya sampaikan.
Jadi hasil dari evaluasi
harus disampikan dengan
jujur sesuai dengan fakta
hasil nilai peserta didik.
9 Melaporkan 1) Menemui 1) Terlaksana Whole of Government Berkontribusi Kegiatan ini
hasil evaluasi kepala sekolah nya Keterkaitan dengan Agenda Memberikan mendukung 5 nilai
kepada Kepala untuk komunikasi Peran dan Kedudukan PNS penguatan pada budaya kerja
Sekolah melaporkan dan diskusi adalah Whole of misi sekolah Kementerian Agama
sebagai bentuk hasil kegiatan yang baik Government yaitu adanya dengan Republik Indonesia.
pertanggung 2) Meminta antara komunikasi antara kepala menciptakan
jawaban akhir kepala sekolah penulis sekolah dan guru suasana kerja Integritas:
dari kegiatan selaku dengan yang sinergis Kesesuaian antara
aktualisasi pimpinan untuk kepala Nilai ANEKA antara pimpinan, rancangan
memberikan sekolah 1) Akuntabilitas guru, tenaga aktualisasi dengan
masukan selaku Adanya rasa bertanggung kependidikan, laporan hasil
terhadap pimpinan jawab terhadap pimpinan pemerintah serta aktualisasi
kegiatan yang unit kerja. dalam melaporkan hasil masyarakat. Keteladan :
telah dilakukan 2) Bukti: kegiatan yang telah Munculnya sikap
dokumenta dilaksanakan / dilakukan keteladan tercermin
si, selama aktualisasi dalam hubungan
masukan 2) Nasionalisme antara pimpinan dan
dari Kepala Sikap menghormati bawahan dalam
sekolah Kepala Sekolah selaku pelaksanaan suatu
berupa pimpinan pada unit kegiatan.
catatan- 3) Etika Publik Profesional :
catatan. Sikap hormat dan santun Berkontribusi
ditunjukkan sebagai dengan melakukan
bawahan kepada atasan upaya peningkatan

17
dalam memberikan semangat dan
laporan evaluasi keaktifan peserta
4) Komitmen Mutu didik dalam
Dalam pelaporannya pembelajaran yang
mengandung prinsip berdampak pada
efektif efisien dan inovatif peningkatan
5) Anti Korupsi pemahaman peserta
Sikap jujur dalam didik di bidang ilmu
memberikan laporan pengetahuan sosial.
tersebut Tanggung jawab,
Melaksanakan tugas
dan kewajiban
berupa aktualisasi
diri, sebagai bentuk
pertanggung
jawaban terhadap
kegiatan yang telah
dilakukan
Keteladan :
Munculnya sikap
keteladan tercermin
dalam hubungan
antara pimpinan dan
bawahan dalam
pelaksanaan suatu
kegiatan.

18
G. Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Habituasi MTs. Negeri 2 Buleleng

Bulan/ Minggu Ke:


No Kegiatan September Oktober
I II III IV I II
1 Melakukan koordinasi dengan
atasan atau mentor
2 Menyusun Perangkat
Pembelajaran (RPP)
3 Menyiapkan materi, media dan
model pembelajaran
4 Membuat GDS (Group Discussion
Student)
5 Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan model –
model pembelajaran
6 Membuat dan melaksanakan Post
Tes setelah diimplementasikan
pembaharuan model dan media
pembelajaran
7 Membuat program story teeling
8 Membuat dan melaksanakan
kegiatan evaluasi Pembelajaran
9 Melaporkan hasil evaluasi kepada
Kepala Sekolah sebagai bentuk
pertanggung jawaban akhir dari
kegiatan aktualisasi

Keterangan:
Kegiatan 1 Kegiatan 6
Kegiatan 2 Kegiatan 7
Kegiatan 3 Kegiatan 8
Kegiatan 4 Kegiatan 9
Kegiatan 5

19
H. Kendala Dan Antisipasinya

Habituasi diartikan sebagai sebuah proses pembiasaan pada/ atau dengan

“sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk melakukan “sesuatu” yang

bersifat instrinsik pada lingkungan kerjanya. Untuk melakukan kebiasaan itu

tentunya diperlukan suatu rancangan yang benar-benar tepat, agar apa yang kita

lakukan tidak sia-sia. Dalam melaksanakan aktualisasi di tempat kerja ini tentunya

akan ditemui beberapa kendala yang akan dihadapi, oleh sebab itu perlu kita

lakukan langkah-langkah antisipasi.

Adapun kendala dan antisipasinya, yaitu sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 2. Tabel Kendala dan Antisipasi dalam Habituasi

No Kendala yang Mungkin Terjadi Antisipasi

1. Waktu untuk melaksanakan Menggunakan waktu seefektif

kegiatan aktualisasi sangat singkat mungkin.


2. Pada saat akan melaksanakan Mengganti jadwal kegiatan pada hari

kegiatan aktualisasi yang sudah yang tidak ada jadwal rancangan

direncanakan, ada tugas mendadak aktualisasi

dari kepala organisasi.


3. Susahnya berkoordinasi dengan Mencari contoh-contoh laporan

mentor dan coach. aktualisasi dari media internet untuk

dijadikan panduan.

1
BAB III

PENUTUP

Adanya penerapan kurikulum baru sesuai Peraturan Kepala Lembaga

Administrasi Negara nomor 25 tahun 2017 tentang PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN III telah mengatur agenda-agenda dalam pelatihan dasar. Setiap peserta

pelatihan dasar wajib untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada satuan kerja masing-masing. Sebelum

mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut, peserta menginternalisasi nilai-nilai dasar

profesi PNS dalam proses Pelathian Dasar. Adapun nilai - nilai dasar profesi PNS

tersebut yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

(ANEKA).

Untuk mengimplementasikan indikator-indikator nilai dasar tersebut

maka perlu diaktualisasikan pada Agenda Habituasi di satuan kerja. Agenda

pembelajaran ini memfasilitasi agar peserta melakukan proses aktualisasi melalui

pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperolehnya melalui berbagai mata

Pelatihan yang telah dipelajari.

Berdasarkan studi lapangan I dan II yang dilakukan pada tanggal 22 dan

28 Maret 2018 di UIN Sunan Ampel Surabaya dan berdasarkan analisis isu dengan

menggunakan alat AKPK dan USG, maka didapatkan ranking tertinggi yang

2
merupakan isu final yang dapat dijadikan isu utama yang akan diangkat ketika

masa habituasi di satuan kerja yakni isu ”Pengembangan media pembelajaran

bahasa Arab berbasis audio visual”. Adapun kegiatan yang dirancang untuk

menyeleseikan isu terpilih

yakni:

1. Membuat video animasi materi perkuliahan bahasa Arab

2. Membuat film drama pendek berbahasa Arab

3. Membuat media audio istima’ (listening bahasa Arab)

Mengadakan pelatihan video editing untuk dosen BSA

3
DAFTAR PUSTAKA

Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-

2035 Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Modul Pelatihan Dasar, Akuntabilitas.

Modul Pelatihan Dasar, Etika Publik.

Modul Pelatihan Dasar, Komitmen Mutu

Modul Pelatihan Dasar, Manajemen ASN.

Modul Pelatihan Dasar, Nasionalisme.

Modul Pelatihan Dasar, Pelayanan Publik

Modul Pelatihan Dasar, Sadar Anti

Korupsi. Modul Pelatihan Dasar, Whole of

Government.

4
Peraturan Kepala LAN No. 21 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Power Point Pelatihan Dasar, Pelayanan Publik Undang-

undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

http://www.iain-ta.ac.id//

Anda mungkin juga menyukai