Bab I - Iv
Bab I - Iv
Bab I - Iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah rendahnya status gizi masyarakat. Hal ini mudah dilihat, misalnya
dari berbagai masalah gizi, seperti kurang gizi, anemia gizi besi, gangguan
pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut
sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat
periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi
dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
2
optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak
bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Nutrisiani,
2010).
bangsa. Masa kritis anak pada usia 6–24 bulan, karena kelompok umur
kualitas SDM yang baik. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik
ASI terlalu dini bahkan ada yang terlalu terlambat, serta jumlah dan
kuantitas MP-ASI yang diberikan juga sering tidak memadai (Amin dkk,
2004).
adalah adanya asupan gizi yang tidak sesuai antara yang dikonsumsi
dengan kebutuhan tubuh serta adanya penyakit infeksi. Asupan gizi secara
diberikan oleh ibu, dimana pola pengasuhan ini mencakup bagaimana cara
dan hygiene anak dan ibu serta bagaimana ibu memberikan kasih sayang
gizi yang adekuat melalui pemberian makanan yang sesuai dengan tingkat
Selain zat-zat gizi lain, protein sangat penting pada masa pertumbuhan
terutama pada bayi dan balita (1–5 tahun). Pada masa ini proses
status gizi. Status gizi yang kurang tersebut akan menimbulkan kerusakan
anak balita dari 28% pada 2005 menjadi 17,9% pada 2010. Data BPS
pangan, yaitu penduduk dengan asupan kalori kurang dari 1.400 kkl
yang tidak melakuakn penimbangan 6 bulan terakhir dan pada tahun 2010
balita yang ada di Jeneponto, hanya 22081 balita yang ditimbang, sekitar
72,99%.
tersebut mewakili jarak terjauh, menengah dan terdekat dari pusat kota.
Bontoramba).
B. Rumusan Masalah
tahun 2011?
tahun 2011?
tahun 2011?
tahun 2011?
tahun 2011?
tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktik
2. Manfaat keilmuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
2005).
sel.
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan,
3. Intelektual
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
motorik yang menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan ini
dapat ditinjau dari motorik halus dan kasar yang bisa dilihat sejak neonatus
(Hutahean, 2007).
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena
minggu kemudian
14
batas-batas normal.
masalah/gangguan pada masa kecil atau kelainan yang dibawa sejak lahir
tinggi badan, lingkar kepala, umur tulang dan pertumbuhan gigi, maka
15
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Faktor kepribadian
4. Retardasi mental
6. Obesitas
7. Penyakit neuromuscular
8. Buta
afasia.
16
1. Gangguan makan
3. Gangguan tidur
4. Gangguan kebiasaan
5. Kecemasan
disorders).
interaksi sosial.
l. Penyakit psikosomatik.
berkembang dengan baik dan ia tidak memiliki tenaga yang cukup untuk
Stimulasi diperlukan agar potensi anak, yang secara alami memang sudah
anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
Pemberian stimulasi pada anak usia dini akan lebih efektif apabila
tahap sensori motorik. Pada tahap ini keadaan kognitif anak akan
bergaul. Kegiatan stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tua atau
organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan dan zat gizi adalah balok
pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang dan otot yang kuat,
jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan sistem daya tahan tubuh.
Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan. Tidak ada satu
jenis makanan yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang
bawah 3 tahun dengan berat badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm, energi yang
(Rahmah, 2010).
gizinya. Di usia ini, saatnya dikenalkan ragam makanan yang sehat dan alami
pasif, artinya dia masih menerima saja makanan yang diberikan orang tuanya.
Berikan makan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering (7-8 kali) sehari,
terdiri atas tiga kali makan pagi, siang dan sore, 2-3 kali makan selingan dan
3-4 kali minum susu. Masing-masing usia ini memerlukan makanan yang
selera makan pun cenderung menurun. Pada masa tumbuh kembangnya, gizi
seimbang sangat besar pengaruhnya. Pada masa ini otak balita telah siap
lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa.
Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat (Nursalam, 2005).
kacang-kacangan, sayuran, buah dan dua gelas susu per hari. Tentunya
kalori. Variasi ini sangatlah bergantung pada usia, tinggi badan serta aktivitas
anak (dalam hal ini sekitar 30 menit aktivitas fisik per hari) (Nursalam, 2005).
Pada usia ini, susu masih merupakan makanan yang penting karena
mengandung semua zat gizi dasar yang dibutuhkan anak yang sedang
2005).
21
jumlah sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh.
nangka.
dengan daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang
tubuh, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka tubuh akan
keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan
terbaik adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh
23
zat gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan
(Sediaoetama, 2010).
dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang memengaruhi
(atau kalori) yang terus-menerus. Tanpa energi, fungsi tubuh yang penting
tidak mungkin berjalan. Energi diperoleh dari zat gizi kaya energi yang
sederhana. Kalori yang dibutuhkan balita usia 1-5 tahun adalah sekitar 1300–
yang kurang makanan akan lemah baik daya kegiatan, pekerjaan fisik atau
cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan meminjam ini akan dapat
(Husaini, 2009).
sumber protein hewani yaitu daging, jenis ikan, jenis unggas, telur dan susu
sedangkan sumber protein nabati yaitu tempe, tahu dan jenis kacang-
kacangan.
3. Membentuk zat anti energi, dalam hal ini tiap protein menghasilkan
6. Pembentukan antibodi
protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang
bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus
Protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh.
Protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup, hampir setengah jumlah
protein terdapat di otot, 1/5 terdapat di tulang, 1/10 terdapat di kulit, sisanya
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan,
sepersepuluh di dalam kulit dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan
tubuh. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat
gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
(Almatsier, 2004).
a. Berat badan
c. Mutu protein
d. Pertumbuhan
Berat badan erat sekali hubungannya dengan jumlah jaringan yang aktif yang
dan pengaturan dibandingkan dengan jaringan tidak aktif. Oleh karena itu
27
orang yang beratnya lebih tinggi memerlukan protein yang lebih banyak
daripada orang yang lebih ringan. Umur merupakan faktor yang sangat
yang masih dalam masa pertumbuhan. Anak kecil memerlukan protein 2-4
kali lebih banyak daripada orang dewasa bila dihitung per satuan berat badan.
Pada orang dewasa tidak terdapat lagi pertumbuhan seperti halnya pada anak-
nilai cerna dan nilai serap daripada protein yang bersangkutan. Makin tinggi
mutu protein, makin sedikit protein yang diperlukan, sebaliknya makin jelek
tubuh kekurangan zat energi fungsi protein untuk menghasilkan energi atau
untuk membentuk glukosa akan didahulukan. Bila glukosa atau asam lemak
glukosa dan energi. Glukosa dibutuhkan sebagai sumber energi sel-sel otak
dan sistem saraf. Pemecahan protein tubuh guna memenuhi kebutuhan energi
(Almatsier, 2004).
Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah
jumlah energi yang tersedia bagi tubuh setiap hari (Rahmah, 2010).
2010).
29
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, ubi kayu dan lain-lain. Fungsi
4. Penghemat protein
energi negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan seharusnya
(ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan
dan pada orang dewasa penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh.
infeksi. Akibat berat pada bayi dinamakan marasmus dan disertai kekurangan
melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi
lemak dalam tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan.
karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak atau
karena banyak didapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram
berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera,
sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot dan
dalam proses belajar dan memori. Untuk anak usia 1 atau 5 tahun diperlukan
lembar roti atau 1 sampai dengan 1,5 mangkuk nasi atau mie. Sumber
karbohidrat antara lain seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie (Nursalam,
2005).
31
(Sediaoetama, 2010).
(Almatsier, 2004).
kacang-kacang kering dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun,
mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan sebagainya. Sebagian sayur dan
wortel dan bit serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) yang dapat larut dalam zat pelarut lemak.
Lemak dapat berasal dari hewan yang terutama mengandung asam lemak
32
1. Sumber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan bantalan
2. Sebagai sumber asam lemak yaitu zat gizi yang esensial bagi kesehatan
kemampuan otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA (asam lemak
otak dan mempunyai peran penting dalam perkembangan fungsi otak dan
retina. Sphingomyelin adalah komponen utama dari sel saraf, jaringan otak
mengirim sinyal dan membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak
lainnya. Sumber lemak antara lain seperti yang terdapat dalam minyak,
santan, dan mentega, roti dan kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang
menghasilkan 9 kkalori untuk tiap gram, yaitu 2½ kali besar energi yang
33
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama (Almatsier,
2004).
paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau
kombinasi zat-zat energi: karbohidrat, lemak dan protein. Lemak tubuh pada
(Almatsier, 2004).
2004).
kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga
2004).
kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya),
mentega, margarin dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber
34
krim, susu, keju dan kuning telur serta makanan yang dimasak dengan lemak
atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpokat) sangat sedikit mengandung
sintesis RNA dan DNA. Zinc juga berlimpah di otak. Kandungan Zn otak
menempati urutan kelima setelah otot, tulang, kulit dan liver (Riyadi, 1998).
Zinc (Zn) yang biasanya juga disebut dengan Seng merupakan zat gizi
yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini.
(RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi zinc dapat menghambat
otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi (Black,
Fakta anak yang masih menyusui, air susu ibu tidak dapat mensuplai
zinc dalam jumlah yang lebih. Dan juga sulit untuk memenuhi kebutuhan zinc
bayi dan anak selama masa transisi dari air susu ke makanan padat. Dari hasil
35
penelitian yang dilakukan oleh Brown (1998) menunjukkan bahwa zinc yang
dibutuhkan dari makanan tambahan berbeda dengan zinc yang yang harus
dipenuhi setiap hari (diperkirakan 2,8 mg/hari untuk usia 6-24 bulan) dan
asupan zinc dari air susu ibu. Makanan tambahan harus menyediakan 84-89%
zinc yang dibutuhkan bayi pada usia 6-24 bulan. Berdasarkan rata-rata asupan
ASI di negara berkembang, bayi yang berusia 6-9 bulan membutuhkan 50-70
gr hati atau daging yang tidak berlemak setiap hari atau kira-kira 40 gr ikan
segar, untuk memenuhi tambahan zinc yang dianjurkan dari makanan padat.
atau fortifikasi zinc selama masa pertumbuhan karena bayi dan anak di negara
(Nasution, 2004).
zinc adalah suatu komponen dari beberapa sistem enzim, yang berfungsi di
penggunaan vitamin A.
bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari dua ratus
yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida dan
1998) dan meningkatkan resiko diare dan infeksi saluran nafas (Ninh, et al.,
makanan. Zinc banyak terdapat dalam daging, tiram, ikan kering, hati dan
susu juga merupakan sumber makanan yang kaya akan zinc. Selain itu
dan besi adalah asam askorbat dan sitrat (pepaya, jambu biji, pisang, mangga,
semangka, pir, jeruk, lemon, apel, jus nenas, kembang kol, dan limau), asam
malak dan tartrat (wortel, kentang, tomat, labu, kol, dan lobak cina), asam
38
amino sistein (daging, kambing, daging babi, hati, ayam, dan ikan), dan
(Nasution, 2004).
adalah fitat (beras, terigu, gandum, kacang kedele, susu coklat, kacang dan
rempah-rempah), kalsium dan fosfat (susu dan keju) (Gillespie, 1998 dalam
Nasution, 2004).
merupakan golongan yang rawan untuk terkena infeksi karena segera setelah
anak dapat bergerak sendiri, tanpa bantuan orang lain, dia akan mengikuti
karena tidak mendapatkan imunisasi yang dibutuhkan, dia akan mudah jatuh
sakit. Serangan penyakit infeksi yang berulang kali, lebih-lebih dalam jangka
pendek, akan menjadi awal timbulnya gizi kurang, yang dapat mempengaruhi
Intek gizi yang tidak cukup dan infeksi merupakan penyebab langsung
gizi kurang pada bayi dan anak (UNICEF, 1999). Hal ini berdampak tidak
saja terhadap kekurangan gizi makro tetapi juga gizi mikro yang sangat perlu
Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua yaitu
Masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit seperti flu, diare
atau penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat
1. Apabila kecukupan gizi terganggu karena anak sulit makan dan nafsu
3. Jika orang tua lalai dalam memperhatikan proses tumbuh kembang anak
oleh karena itu perlu memantau dan menstimulasi tumbuh kembang bayi
dan anak secara teratur sesuai dnegan tahapan usianya dan segera
penyakit seperti: bakteri, virus, ricketsia, jamur, cacing, dsb. Jellife (1990)
bahwa penyakit infeksi mempunyai efek terhadap status gizi untuk semua
umur, tetapi lebih nyata pada kelompok anak. Kebutuhan energi pada saat
zat gizi oleh adanya penyakit. Masa bayi dan balita sangat rentan terhadap
penyakit. Jaringan tubuh pada bayi dan balita belum sempurna dalam upaya
terpenuhi. Secara umum defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan
kurang merupakan hubungan timbal balik dan sebab akibat. Penyakit infeksi
dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang kurang dapat
2010):
bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah beserta adenoxanya dari
ISPA mengandung tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernapasan dan akut.
ditandai oleh gejala klinis batuk, disertai adanya nafas cepat ataupun
a. ISPA berat, ditandai sesak nafas yaitu adanya tarikan dinding dada
berat=pneumonia berat).
ISPA sedang=pneumonia).
42
c. ISPA ringan, ditandai dengan batuk atau pilek yang bisa disertai
demam, tetapi nafas cepat dan tanpa tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.
adanya bibit penyakit, juga dipengaruhi oleh faktor anak itu sendiri, seperti
anak yang belum mendapat imunisasi campak dan kontak dengan asap
ISPA terutama pneumonia pada bayi dan pada anak balita dipengaruhi
oleh faktor usia anak. Bayi yang berumur kurang dari 2 bulan mempunyai
anak umur 2 bulan sampai 5 tahun (Depkes RI, 1996). Hasil analisis faktor
2. Diare
memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2
frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (lebih dari tiga kali per hari) dan
menurut WHO (2007) diare didefinisikan sebagai berak cair tiga kali atau
Secara umum diare didefinisikan sebagai berak encer atau cair, 3 kali
atau lebih dalam 24 jam dan di dalam tinja disertai dengan atau tanpa
tubuhnya, yang dapat berakibat kurang gizi. Serangan diare berulang atau
diare akut yang berat pada anak berakibat kurang gizi dan mengarah ke
gangguan keseimbangan zat gizi dan elektrolit. Zat gizi tidak dicerna,
diserap usus dan hilang larut begitu saja bersama tinja (Rimawati, 2005).
dibahas dari segala aspek seperti dari Sarana Air Bersih (SAB), jamban,
hasil yang bermakna pada aspek pengetahuan, perilaku dan higiene ibu.
Pada aspek perilaku ibu menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih yang
terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita. Salah satu perilaku hidup
serta memberikan respon yang tepat untuk situasi yang spesifik (Lubis,
2008).
tahun 2008. Pola asuh anak adalah kemampuan seseorang untuk mengambil
yang menjadi dasar penyediaan pengasuhan yang tepat dan bermutu pada
dalam tubuh merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
Apabila jantung berhenti berdenyut maka orang itu tidak bisa melangsungkan
ibu sebagai tokoh sentral dan sangat penting untuk melaksanakan kehidupan.
2008)
46
Agar pola hidup anak bisa sesuai dengan standar kesehatan, disamping
harus mengatur pola makan yang benar juga tak kalah pentingnya mengatur
pola asuh yang benar pula. Pola asuh yang benar bisa ditempuh dengan
memberikan perhatian yang penuh serta kasih sayang pada anak, memberinya
anak adalah orang tuanya. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan dan
perawatan orang tua oleh karena itu orang tua merupakan dasar pertama bagi
lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang
individu telah diletakkan oleh orang tua melalui praktek pengasuhan anak sejak
Pengasuhan berasal dari kata asuh (to rear) yang mempunyai makna
menjaga, merawat dan mendidik anak yang masih kecil. Wagnel dan Funk
Child dalam proses pengasuhan anak yang harus diperhatikan adalah orang-
orang yang mengasuh dan cara penerapan larangan atau keharusan yang
47
dan peran ibu seringkali di pegang oleh beberapa orang lainnya seperti nenek,
keluarga dekat atau saudara serta dapat juga di asuh oleh pembantu (Husain,
2008).
makan
48
dari faktor pola asuh, pola makan dan asupan zat gizi yang tidak benar karena
mengasuh anak sangat menentukan status gizi dan tumbuh kembang anak. Ibu
yang dapat membimbing anak tentang cara makan yang sehat dan makanan
yang bergizi akan meningkatkan status gizi anak (Asrar dkk, 2009).
Pola pengasuhan anak adalah pengasuhan anak dalam pra dan pasca
perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental dan sosial. Pola pengasuhan anak
berupa sikap dan praktik pengasuhan ibu lainnya dalam kedekatannya dengan
(ibu, bapak, nenek atau orang lain) dalam pemberian makanan, pemeliharaan
anak untuk tumbuh kembang. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua
Hasil uji statistik yang dilakukan terhadap hubungan pola asuh dengan
status gizi, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik pola asuh semakin baik status gizi. Hal ini
49
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bibi bahwa dengan adanya
pola asuh yang baik utamanya asuhan gizi maka status gizi akan semakin
lebih besar terhadap status gizi. Hal ini sejalan dengan penelitian Husaini
perbaikan sanitasi terhadap anak, ibu dan lingkungan (Amin dkk, 2004).
Status kesehatan merupakan salah satu aspek pola asuh yang dapat
mempengaruhi status gizi anak kearah membaik. Status kesehatan adalah hal-
hal yang dilakukan untuk menjaga status gizi anak, menjauhkan dan
kesehatan anak. Status kesehatan ini meliputi hal pengobatan penyakit pada
anak apabila anak menderita sakit dan tindakan pencegahan terhadap penyakit
sehingga anak tidak sampai terkena suatu penyakit. Status keshatan anak
imunisasinya, kebersihan diri anak dan lingkungan dimana anak berada serta
upaya ibu dalam hal mencari pengobatan terhadap anak apabila anak sakit.
50
seperti rumah sakt, klinik, puskesmas dan lain-lain (Amin dkk, 2004).
2010, status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh
derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan
Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor, antara
status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung
(Rahmah, 2010) :
a. Antropometri
1. Pengertian
(Supariasa, 2001).
mengungkapkan bahwa :
tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara
2. Jenis parameter
tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan dan
tinggi badan.
a. Umur
tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh
b. Berat Badan
c. Tinggi Badan
bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik
dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
3. Indeks antropometri
negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan
(Rahmah, 2010).
definisi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang
Tabel 1
Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri
Indeks
Status Gizi
BB/U TB/U BB/TB
Gizi Baik > 80 % > 90 % > 90 %
Gizi Sedang 71-80 % 81-90 % 81-90 %
Gizi Kurang 61-70 % 71-80 % 71-80 %
Gizi Buruk ≤ 60% ≤ 70% ≤ 70%
Sumber : Data Sekunder
Catatan : Persen dinyatakan terhadap baku NCHS.
e. Persentil
sama dengan median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada
kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baik
(Rahmah, 2010).
Tabel 2
Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Z – Skor
Indeks Status Gizi Ambang Batas
Berat Badan Gizi Lebih > +2 SD
menurut Umur Gizi Baik ≥ -2 SD sampai +2 SD
(BB/U) Gizi Kurang < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Gizi Buruk < -3 SD
Tinggi Badan Normal ≥ -2 SD
menurut Umur (TB/U) Pendek < -2 SD
Berat Badan Gemuk > +2 SD
menurut Tinggi Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD
Badan (BB/TB) Kurus < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Sangat kurus < -3 SD
Sumber : Data Sekunder
b. Klinis
surveys) tkita-tkita klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih
zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
c. Biokimia
d. Biofisik
ekologi.
periode tertentu seperti hari, minggu, bulan dan tahun. Metode ini dapat
dilakukan dengan cepat baik diisi sendiri oleh responden atau dengan
96).
(berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua
makanan yang diterima, dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan
(Supariasa, 2001).
b. Statistik vital
c. Faktor ekologi
memengaruhi, antara lain faktor fisik, biologis, dan budaya. Ada enam
BAB III
KERANGKA KONSEP
yaitu ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam rumah tangga, pola
masyarakat.
gejala/penyakit ISPA dan diare yang diderita oleh anak dalam kurun waktu
satu bulan terakhir serta pengasuhan orang tua dalam perawatan dan
B. LandasanTeori
Ketahanan Pemanfaatan
Asuhan bagi
makanan pelayanan Penyebab tidak
ibu dan anak
keluarga kesehatan dan langsung
sanitasi
lingkungan
Pendidikan
Keluarga
Struktur Ekonomi
Akar Dasar
Potensi sumber daya
C. Kerangka konsep
Kerangka Konsep
Pengasuhan Kesehatan
Keterangan =
Definisi Operasional :
minuman dan ASI yang dikonsumsi oleh baduta selama 1 hari (24 jam)
a. Asupan Energi
Kriteria objektif :
b. Asupan Protein
Kriteria objektif :
c. Asupan Karbohidrat
Kriteria objektif :
(WNPG, 2004):
d. Asupan Lemak
Kriteria objektif :
(WNPG, 2004):
69
e. Asupan Zinc
Kriteria objektif :
(WNPG, 2004):
2. Penyakit Infeksi
Definisi Operasional :
gejala-gejala penyakit ISPA seperti flu, batuk dan demam yang pernah
atau masih diderita oleh balita dalam kurun waktu satu bulan terakhir
Kriteria Objektif :
infeksi.
3. Pengasuhan Ibu
Definisi Operasional :
Kriteria Objektif :
motorik kasar dilakukan pada anak usia 6-18 bulan dengan menggunakan
Kriteria Objektif :
Lebih Dari Normal : Bila titik pertemuan garis gerakan motorik berada
E. Hipotesis Penelitian
tahun 2011.
74
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
dipilih secara acak 3 desa dengan sosial ekonomi yang relatif sama.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Lemesshow, yaitu:
N Z 2 P(1 − P)
n=
d2 (N − 1) + Z 2 P(1 − P)
Keterangan :
(P =0,214)
151.79
𝑛= = 123,30
1.231
Jumlah sampel dalam penelitian ini = 123 anak usia 6–18 bulan.
76
sasaran.
D. Instrumen Penelitian
timbangan digital untuk mengukur berat badan anak, WHO Anthro untuk
lengthboard.
umur. Bila titik pertemuan umur dan gerakan motorik berada di garis
Propinsi, Kabupaten dan Desa. Data sekunder yang dimaksud adalah data
puskesmas yang jaraknya terjauh, menengah dan terdekat dari pusat kota
total ada 9 desa yang menjadi lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan
program Nutrisurvey, WHO Anthro 2005 dan SPSS yang meliputi entri
data, editing, koding dan analisis data. Pengolahan dan penyajian data
1. Editing
keseragaman data.
2. Koding
3. Tabulasi Data
G. Analisis Data
disertai narasi.
79
1. Analisis Univariat
dan status gizi. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel
2. Analisis Bivariat
variabel dependen (status gizi anak usia 6-18 bulan) dan independen
(O - E)2
X2 = Σ
dengan rumus:
|𝐚𝐝 − 𝐛𝐜|
𝝋=
√(𝐚 + 𝐜) (𝐛 + 𝐝) (𝐚 + 𝐛) (𝐜 + 𝐝)
80
Keterangan :
φ = Uji Phi