Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang Teori Konflik Karl Marx

Marx melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang aka menyudahi
konflik melalui konflik. Ia menyadari bahwa kedamaian dan harmoni akan menjadi hasil
akhir sejarah perang dan revolusi kekerasan. Dengan kekcualian masa-masa yang paling awal
dari masyarakat, sebelum munculnya hak milik pribadi, cirri utama hubungan-hubungan
social adalah perjuangan kelas. Namun pertentangan kepentingan-kepentingan ekonomi ini
akan terus berakhir di dalam sebuah bentuk masyarakat tanpa kelas, bebas konflik dan kreatif
yang disebut komunisme. Tulisan teoritis marx banyak menangani penjelasan mengenai
kenyataan-kenyataan social yang ada, dan sumbangan pokoknya bagi pemahaman kita
tentang masyarakat terletak dalam analisisnya mengenai factor ekonomi dari konflik social
dan cara-cara konflik social itu dibendung dan ditekan oleh kelas yang berkuasa didalam
setiap masyarakat sebelum meledak menjadi bentuk-bentuk kehidupan social baru.

Marx mendasarkan teorinya mengenai pembentukan kelas pada pemilikan lata produksi. Ia
mengambil pandangan yang jauh lebih pesimistis mengenai kapitalisme daripada pandngan
yang diambil para filsuf abad ke delapan belas. Dia menyimpulkan bahwa sekali konflik
internal atau kontradiksi-kontradiksi sistem kapitalis berkembang penuh sampai pada titik
penghancuran diri, perebutan dengan kekerasan atas sarana-sarana produksi yang menjadi
hak milik pribadi akan membuka jalan menuju ke sebuah kehidupan sejati yang bebas,
membahagiakan dan penuh persaudaraan bagi segala manusia.

Anda mungkin juga menyukai