PERTEMUAN 10
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan Tentang kepribadian dan hubungan
dengan perilaku, dalam bab ini juga akan dibahas tentang bagaimana emosi
membantuk sebagian darin perilaku kita yang berhubungan dengan kerja
sehingga setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memahami:
10.1 Pengertian etika bisnis
10.2 Prinsip-prinsip etika bisnis
10.3 Faktor yang mempengaruhi etika
10.4 Etika pemasaran
10.5 Tanggung jawab sosial perusahaan
10.6 Hak konsumen dan etika bisnis
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 10.1:
Pengertian etika bisnis
Pelanggan Karyawan
PERUSAHAAN
Investor Kreditor
Pesaing
Gambar 10.1.
Perusahaan dan Tuntutan terhadap Etika Bisnis
Pride et. al (2014) membedakan istilah etika (ethics) dan etika bisnis
(business ethics). Etika didefinisikan sebagai studi tentang benar dan salah
serta moralitas pilihan-pilihan yang dibuat oleh individu. Sebuah keputusan
atau tindakan etis adalah sesuatu yang “benar” menurut beberapa standar
perilaku. Sedangkan etika bisnis adalah penerapan standar moral dalam
aktivitas bisnis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etika berbicara
tentang keilmuan sedangkan etika bisnis adalah impelementasi terhadap
standar etika.
Muslich (1998) mengartikan etika bisnis (business ethics) sebagai
pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan
secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang
maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Karena etika tidak hanya menyangkut
masalah pemahaman terhadap aturan penyelenggaraan perusahaan, maka
penulis mengartikan etika bsinis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan
hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus
dipertanggung jawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya.
Meningkatnya persaingan antara kelompok bisnis menjadikan
masing-masing pelaku bisnis meningkatkan daya saingnya melalui
etika harus dijadikan pedoman bagi seluruh perusahaan agar memiliki standar
yang baku sehingga tidak menimbulkan ketimpangan dalam memandang etika
sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
Muslich (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis
sebagai berikut:
1) Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang garap yang dilakukan dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Dalam
melaksanan aktivitasnya, perushaan tidak terpengaruh atau bergantung
pada pihak atau lembaga lain yang dapat merugikan kedua belah
pihak. Kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan harus diarahkan
pada upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi
pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja ataupun komunitas
yang dihadapinya.
2) Prinsip Kejujuran
Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan
lingkungan bisnis, para diorientasikan pada seluruh pihak, baik
karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lainnya yang
terkait dengan aktivitas bisnis. Prinsip kejujuran penting dipegang kuat
oleh perusahaan karena hal ini akan dapat meningkatkan kepercayaan
dari lingkungannya. Beberapa bentuk penerapan dari prinsip kejujuran
meliputi; kejujuran dalam perjanjian kontrak kerja, kejujuran dalam
penawaran barang dengan kualitas dan fakta riil, kejujuran dalam
hubungan kerja dengan perusahaan lain, dan kejujuran perusahaan
dengan tenaga kerja.
3) Prinsip Tidak Berniat Jahat
Prinsip tidak berniat jahat erat kaitannya dengan prinsip kejujuran.
Apabila kejujuran dapat diterapkan, maka keinginan perusahaan untuk
bertindak jahat dapat diredam. Tindakan jahat tentu tidak akan
membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat,
Faktor
Kemampuan
Gambar 10.2.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Etis Bisnis
1. Faktor Individu
Beberapa faktor individu yang mempengaruhi tingkat perilaku etis dalam
bisnis adalah;
a) Pengetahuan individu terhadap sebuah isu. Seberapa banyaknya
seseorang tahu tentang suatu masalah merupakan salah satu faktor.
Seorang pengambil keputusan dengan sejumlah besar pengetahuan
tentang situasi dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari
masalah etika, sedangkan seseorang yang kurang informasi dapat
melakukan tindakan tidak sadar yang mengarah ke permasalahan etis.
b) Nilai-nilai pribadi. Nilai-nilai moral individu, sikap terkait nilai-nilai
juga jelas memengaruhi perilaku bisnis. Kebanyakan orang bergabung
dalam organisasi untuk mencapai tujuan pribadi.
c) Tujuan pribadi. Jenis-jenis tujuan pribadi individu yang menginspirasi
tujuan dan cara bagaimana mengejar tujuan-tujuan tersebut memiliki
dampak yang signifikan terhadap perilaku individu dalam suatu
oraganisasi.
2. Faktor Sosial
Beberapa faktor sosial memengaruhi etika bisnis sebagi berikut:
a) Norma-norma budaya. Perilaku seorang di tempat kerja, sampai
dibeberapa tingkat, ditentukan oleh norma-norma budaya, dan faktor-
faktor sosial yang bervariasi dari satu budaya ke budaya yang lainnya.
b) Rekan kerja. Tindakan dan keputusan rekan kerja merupakan faktor
sosial lain yang diyakini membentuk rasa etika bisnis seseorang.
c) Orang lain yang berpengaruh. Nilai-nilai moral dan sikap “orang lain
yang berpengaruh”, seperti pasangan, teman, kerabat, juga dapat
mempengaruhi presepsi karyawan tentang perilaku etis dan etika etis di
tempat kerja.
d) Penggunaan internet. Internet menimbulkan tantangan baru bagi
perusahaan-perusahaan yang karyawannya menikmati akses mudah ke
situs melakui koneksi berkecepatan tinggi dan nyaman ditempat kerja.
3. Faktor Peluang
Beberapa faktor sosial mempengaruhi etika bisnis sebagai berikut :
a) Adanya peluang. Peluang mengacu pada sejumlah kebebasan yang
diberikan organisasi kepada karyawan untuk berlaku tidak etis jika ia
membuat pilihan itu. Dalam beberapa organisasi, kebijakan dan
prosedur tertentu perusahaan mengurangi kesempatan untuk menjadi
tidak etis.
b) Kode etik. Adanya kode etik dan pemaksaan yang ditempatkan
manajemen dalam kode merupakan penentu lain adanya peluang.
c) Penegakan. Tingkat penegakan kebijakan perusahaan, prosedur, dan
kode etik merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi peluang.
harus dibangun untuk masa datang dan cara-cara dimana ekulitas yang
lebih besar dapat dicapai.
Para peneliti konsumen telah menyelidiki masalah mengenai
bagaimana mereka yang paling banyak mengalami diskriminatisi dapat lebih
efisien mengalokasikan sumber daya mereka yang terbatas. Selain itu dengan
penelitian konsumen akan dapat meningkatkan efisiensi pemasaran dikalangan
perusahaan dan organisasi yang melayani pangsa pasar yang beruntung.
Sebagai contoh, perusahaan yang dimiliki oleh minoritas dibantu untuk
mencapai pasar yang lebih luas.
Setiap organisasi selalu dihadapkan pada masalah realitas yang terus
berubah, oleh sebab itu lebih dibutuhkan pendekatan prefentif dari pada yang
bersifat reaktif terhadap konsumerisme (amirullah: 2002). Konsumerisme
bukan anti bisnis, melainkan kekuatan netral yang wajar sebagai respon
terhadap aliansi.
Sistem usaha bebas yang dikendalikan oleh pasar dibangun dengan
asumsi bahwa pengusaha dan manajer akan bertindak sesuai dengan
kepentingannya yang sudah dicanangkan. Hal ini berarti keuntungan material
akan menjadi motif penuntun, tetapi memperkenalkan kendala bahwa pasar
harus benar-benar dilayani dengan focus pada kepentingan konsumen jangka
panjang.
Suasana kompetitif yang dihadapi perusahaan menghasilkan tekanan
riil untuk mengkompromikan etika. Para pengambil keputusan perusahaan
menghadapi dilema ini terus-menerus. Gambar 3.1 memperlihatkan bahwa
perilaku manajerial yang bertanggung jawab dibentuk oleh lima dimensi.
Dimensi yang paling mendasar adalah nilai dan kepercayaan konsumen.
Kemudian dibentuk dalam suatu undang-undang yang mendefinisikan serta
mengkodifikasi garis dasar etika. Semakin ke atas akan semakin spesifik.
Tingkat ketiga adalah kode etik industri, kemudian disusul kode perusahaan
dan akhirnya akan menjadi operasional pada tingkat pengambilan keputusan
individu.
Tindakan Individu
Kode Perusahaan
Kode Industri
Legislasi
Gambar 10.3
Dasar Standa Etika Perilaku Manajerial yang Bertanggung Jawab
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
D. DAFTAR PUSTAKA