OLEH :
NAMA : SELA NORISA
KELAS : 1A KEPERAWATAN
NIM : 201901032
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunianya-lah penulis dapat menyelesaikan penulisan
tugas ini dengan judul ”Falsafah Dan Teori Keperawatan” dengan tujuan untuk m
emenuhi Tugas Keperawatan Dasar tahun 2019.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori
sempurna,oleh karena itu penulis dengan hati dan terbuka mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurna’an tugas yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral
dan spiritual,secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua khususnya mahasiswa
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara
Palu.
Palu,September 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang
telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara
langsung. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.
Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat
perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan
mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari
sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta
adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan hal
tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model Keperawatan yang
telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek serta
profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali inipenulis mencoba
memaparkan Teori dan Model Keperawatan, sekaligus untuk memenuhi tugas
matakuliah Konsep Dasar Keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan teori dan model konsep keperawatan,
serta apakah tujuan teori dan model konsep keperawatan tersebut?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor
yang mempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep
keperawatan?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan dari
teori dan model konsep keperawatan tersebut2. Mengetahui karakteristik
teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi teori keperawatan.
2. Mengetahui pandangan beberapa ahli tentang teori dan model konsep
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Grand theory
Grand Theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas,
kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep
umum yang relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasional dan
hubungannya tidak dapat diuji secara empiris.
1. kriteria grand theory
Grand theory mempunyai beberapa kriteria yang membedakannya
dengan level teori lainnya, menurut McEwen dan Wills(2011) dan Alligood
(2013) grand theory mempunyai scope atau ruang lingkup yang luas, karena
memperhatikan seluruh aspek dan respon manusia.kriteria kedua,grand
theory memiliki tingkat abstraksi yang cukup besar sehingga keruang
mampu diterapkan pada penelitian. Kriteria ketiga,grand theory masih
greneral dan belum terfokus pada are yang spesifik pada salah satu respon
manusia.
2. Pengelompokan grand theory menurut Alligood :
Alligood (2013) membagi Grand theory berdasarkan cakupan atau sope
atau ruang lingkup teori. Conceptual model theory dan nursing theory
menjadi pengelompokkan dari grand theory berdasarkan tingkat keabstrakan
dari masing-masing teori dan ruang lingkup fenomena atau spesifikasi dari
teori tersebut. Berikut ini teori yang termasuk dalam Grand Theory Menurut
Alligood.
a. Conceptual Model Theory
1). Myra E. Levine: the conservation
Levine mengembangkan teori konservasi berdasarkan ide dari Nightingale
yang menyebutkan bahwa perawat harus menyediakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses penyembuhan. Selain itu levine juga
mengadopsi pemikiran dari Tillich dengan prinsip kesatuan hidup,Bernard
dengan lingkunang intrnal,Cannon pada teori homeostasis dan Waddington
pada konsep homeorhesis. Karya-karya ilmuan lain juga digunakan dalam
pengembangan teori konservasi.
2). Martha E.Rogers: unitary human beings
Rogers dipengaruhi oleh banyak ilmuan dalam mengembangkan
teorinya.yang paling penting adalah teori von Bertalanffy pada sistem
umum yang memberikan konstibusi konsep entropi dan negentropi dan
mengemukakan bahwa sistem terbuka ditandai dengan interaksi yang
konstan dengan lingkungan. Martha berpendapat bahwa manusia
merupakan kesatuan unit dari sistem energi yang mempunyai rencana dan
butuh pelayan kesehatan.
3). Dorothea E. Orem: self care Defisit theory of nursing
Orem membanta bahwa teori tertentu memberikan dasar untuk teori
keperawatan devisit perawatan diri. Dia menyatakan minatnya untuk
beberapa teori, meskipun dia merujuk hanya struktur parsons, aksi sosial
dan teori sistem Von Bertalanffy.
B. Middle Range Theory
Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian,menunjukan bahwa middle
range teori amat penting dalam disiplin praktik, selain itu middle range teori
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang
nakmpak dalam Grand Theory.
Middle Range Theory mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak
secara ilmiah,tingkat keabstrakannya pada level pertengahan,inklusif,memiliki
sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
2. Penggunaan middle Range Theory
Middle Range Theory telah digunakan dalam bidang praktik dan
penelitian.teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran
rasional dan penelitian serta membimbing dalam pemilihan fariabel dan
pertanyaan penelitian.
3.Konterveksi tentang Middle Range Theory
Ketidakkakuratan dari Middle Range Theory hanya salah satu dari sekian
banyak kritik terhadap teori ini.Selain hal tersebut,ketidak jelasan definisi
middle range theori telah dikritik untuk membedahkannya dengan Grand
theory karena mampu untuk diuji menggunakan ide-ide yang pisitif dan logis.
C. Practice Theory/Micro Theory
Practice theory lebih spesifik dan jelas cangkupanya dibanding middle
range theori,theori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive
theory,situations-spesific theory dan micro theory. Practice theory, menentukan
tindakan atauintervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan
tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan
tertentu, fokuspada fenomena keperawatn yang fesifik dengan memberikan
arahan langsung pada praktik keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis
yang jelas, hipetensi dengan menguraikan kejelaskan fenomena. Praktik teori
menyediakan peragkat kerja untuk interfensi keperawatan dan memprediksi
hasil dan efek dari praktik keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow 2004).
D. Komponen Manusia Dalam Paradigma Keperawatan
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan
keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan
secara terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam
berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat mengancam kehormatan dan
sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa manusia
merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek.
Konseptualitas keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui
model-model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap
manusia, dan perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama.
Meskipun demikian, mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber
energy atau beberapa set system perilaku, atau memperlakukan pikiran dan
perasaan manusia sebagai lingkungan internal dapat menimbulkan keraguan
keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.
E. Komponen Kesehatan Dalam Paradigma Keperawatan
Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang
bebas penyakit menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk
berfungsi secara konsisten,stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan
sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. Kesehatan dipandang
juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu memiliki
suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu
fenomena empiris tentang kondisi seseorang.
Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama
yang menjadi gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen
tambahan bagi gambaran alam iindividu. Mereka menyatakan bahwa tingkat
kesehatan individu dapat berbeda dan dapat dipersepsikan sebagai pelengkap
yang bervariasi.Selainitu, maknakesehatandikaitkan dengan duaelemendasar
proses kehidupan yaitu identitas diri dan perubahan diri.
Sebaliknya,keperawatan menolak bahwa kesehatan hanya merupakan
kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung oleh Smith yang mencarikan
jalan keluar terhadap keragu-raguan keperawatan tentang kesehatan, dan
memperkenalkan empat model yaitu (a) model klinik berdasarkan tidak
terdapat nyatan dadan gejala penyakit, (b) model kinerja peran dimana kinerja
peran yang adekuat mencerminkan criteria sehat, (c) model adaptif dimana
kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif antara fisik seseorang dan
lingkungannya, dan (d) model "eudaemonistik" yang memperluas makna
kesehatan menjadi kesejahteraan umum dan realisasi diri (Nicoll, 1993).
F. KomponenLingkungan Dalam Paradigma Keperawatan
Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma
keperawatan dimana setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan
juga dianggap sebagai sumber terjadinya keadaan sakit (tidak sehat) dan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau kondisi sakit
seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahwa hubungan
antara individu dan Iingkungannya serta kemampuan individu untuk
mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh lingkungan dimana
individu itu berada. Individu selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis,
dan sosial.
Fokus perhatian terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam
teori keperawatan dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori
keperawatan yang berfokus parsial dan teori keperawatan yang berfokus total.
Pada fokus parsial, perawat berperan sebagai pengganti, dimana peran perawat
diperlukan pada saat klien tidak mampu melakukan kegiatannya. Teori ini
beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab terhadap kesehatan dan
kebutuhan harian klien sampai mereka dapat pulih kembali dan mampu
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup selanjutnya (Marriner-Tomey,
1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam teori Orem, Henderson, dan
Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa peran perawat merupakan
peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu merawat
diri dalam menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan lingkungan,
yang dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, faktor ketidak mampuan,
faktor keterbatasan lingkungan, faktor respons berlawanan terhadap interaksi
lingkungan dan faktor ketidakmampuan berkomunikasi.
Teori yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli
teori keperawatan yaitu Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan
Johnson (Marriner-Tomey, 1994) yang memandang bahwa lingkungan
merupakan kondisi eksternal sebagai sumber ventilasi, kehangatan,
kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat dapat mengatur dan
memanipulasinya dalam rangka membantu klien memulihkan diri. Dengan
demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain menciptakan lingkungan
yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
seorang klien.
Teori ini juga menekankan bahwa keperawatan berperan aktif dalam
memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya
menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan dapat
tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi klien dan
lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer, helisi,
dan resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan proses adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu,
melalui kemampuan meningkatkan sistem terbuka klien secara intrapersonal,
interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem perilaku yang
positif rnelalui peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan interdependensi
subsistem yang terdapat dalam setiap individu.
G.Komponen Keperawatan Dalam Paradigma Keperawatan
Konsep Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional sebagi bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi , psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masy sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Keperawatan yg komprehensif memperhatikan klien sbg individu keluarga dan
masy. dgn membantu mengadakan penyesuaian diri yang dibutuhkan akibat
penyakit yg dideritanya shg mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yg dilakukan.
1. Keperawatan menganut pandangan yang holistik thdp manusia .
2. Kegiatan Kep. Dilakukan dgn pendekatan humanistik.
3. Keperawatan Bersifat universal
4. Keperawatan Dalah bagian Integral dari pelayanan kesehatan .
5. Keperawatan. Menganggap klien sbg partner aktif.
H. Paradigma Keperawatan Hubungannya Dengan Askep
Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien
(individu atau kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan - stress
penyakit dimana situasi kehidupan yang seimbang menjadi terganggu dan
menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan sosial) serta ketidak-
nyamanan. Berbeda dengan profesi kedokteran yang memfokuskan kepada
diagnosis medis dan pengobatan penyakit, serta masalah-masalah kesehatan
yang terkait dengan penyakit, maka penekanan dalam keperawatan lebih
kepada kehidupan manusia dan pola hidupnya serta respon terhadap penyakit.
Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan bukan merupakan fokus
yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena efek
dan konsekuensi faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan pola
hidupnya (Nicoll, 1993). Oleh karena itu fokus, penekanan, tujuan, pohon
keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda antara profesi medik dan
keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam keperawatan
akan berbeda dengan praktisi medik .
Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu proses kegiatan dan juga sebagai
suatu keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif
pandangan. Sebagai proses serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu
mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai
sumber (termasuk klien didalamnya) untuk digunakan seefektif dan efisien
mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu, untuk mengatasi
masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan
keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan
lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan
salah satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan
nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan
pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama
dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu,
maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat
profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
B. Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah
membaca makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa
keperawatan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari -
hari. Sehingga dapat mengetahui tentang apa itu falsafah dan
paradigm keperawatan dalam perkembangan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood,Marhta R, amd Tomey, Ann Marriner.2006, “ Nursing theory: Utilization
N application. Fourth St. Louis: MosbyELsevier
Alligood, Martha R, amd Tomey, Ann Marriner.2010, “Nursing theorists amd their
workseventh Editon”, Missouri: MosbiELsevier.
Benner, p., Hopper-Kyriakidis, p., ℇ Stannard, D. (1999). Clinical wisdom amd
interfentions ing in action approach. Phieladelphia: saunders.
Christentensen, paula J., and canney,janet W. 1995, “Nursing process: application
Of conceptual models fourth edition “,St Louis: Mosby year book.
Fawcett, J. (2005). Analysis and evaluarion off contempo-rary nursing knowledge
Nursing models and theories. Philadelphia