995 1
DAFTAR PUSTAKA Ind
s
Depkes, 2006, Pemeriksaan Miroskopis Tuberkulosis, Panduan Bagi Petugas
Laboratorium
WHO, 1998, Laboratory Services in Tuberculosis Control Part 2, Microscopy, WHO, Standar Prosedur Operasional
1998
WHO, 2002, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, APHL, CDC,
Pemeriksaan
IUATLD,KNCV, RIT, WHO
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
2012
Standar Prosedur Operasional Mikroskopis TB
38
FORMULIR HASIL PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
LABORATORIUM MIKROSKOPIS TB
Provinsi : …………………………………………………………
Nomor
Tanggal Uji Kontrol Kontrol Tanda
Batch Keterangan
Fungsi Negatif Positif (1+) Tangan
Reagen
616.995 1
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Penanggungjawab PMI
s Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Standar prosedur operasional pemeriksaan
mikroskopis TB,-- Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 20121
(Nama Jelas)
ISBN 978-602-235-147-4
¾ Okuler harus tetap pada tempatnya, jamur atau debu dapat masuk melalui
lubang kosong tempat objektif bila lensa tidak terpasang. Bila lensa ada yang
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
hilang, tutup rapat dengan penutup yang tersedia.
¾ Bila gambar terlihat buram atau ada bintik hitam, periksa adanya debu atau
kotoran pada lensa objektif, okuler, kondensor, dan kaca sumber cahaya. Bintik
hitam bergerak bila okuler diputar, berarti debu pada okuler. Bintik hitam bila
sediaan digerakkan, berarti debu pada kaca sediaan.
¾ Debu pada lensa dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat halus atau Dr. Supriyantoro, SpP, MARS
dengan meniupkan udara dengan penghembus udara di atas permukaan lensa.
Perawatan mikroskop
Membersihkan lensa
3. Limbah Cair
Melalui system IPAL/ waste water treatment
B Penangana
B. an peralatan Laboratorium Prof. Agus Sjahrurrachman, Sp.MK Kelompok Kerja Laboratorium TB
- Persia
apan bahan da
an alat untuk pemeriksaan
Dr. Harini Janiar, Sp.PK Kelompok Kerja Laboratorium TB
- Prosess dekontaminasi limbah sebelum dibuan
ng atau dicuci
Dr. Wiwi Ambarwati Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK
Agus Susanto, SKM, M.Kes Subdit BP Mikrobiologi dan Imunologi, Dit BPPM & SK
Direndamm dalam Direbus sampai Dibaka
ar sampai
disinfekta
an selama 12 mendidih 10 menit hangu
us
Dr. Irfan Ediyanto Subdit TB, Dit P2ML
jam
Dr. Retno Kusuma Dewi Subdit TB, Dit P2ML
1. Limbah infeksius dan tidak infeksius, baik padat maupun cair harus
dikumpulkan pada tempat terpisah dalam wadah yang tidak bocor. Wadah
untuk limbah tajam harus kuat terhadap tusukan.
2. Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tak terpakai dan
limbah padat lain harus direndam dalam larutan lysol 5% atau desinfektan lain
yang cocok untuk desinfeksi M.tuberculosis selama minimal 12 jam.
3. Limbah cair bekas pewarnaan ditampung dalam wadah yang mengandung lysol
sebelum dibuang ke saluran limbah. Limbah zat pewarna hanya dibuang ke
saluran air kotor yang tak akan mencemari badan air/ sungai untuk konsumsi.
Informasi lebih lanjut dapat ditanyakan kepada Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (Bapedal) daerah masing-masing.
4. Insenerasi merupakan cara mengolah limbah sebelum atau setelah diotoklaf.
Insenerasi idealnya dilakukan pada alat dengan dua ruang bakar, di mana pada
ruang bakar pertama suhu mencapai 8000C dan pada ruang bakar kedua
mencapai 10000C. Waktu retensi gas dalam ruang bakar kedua minimal 0,5
detik. Insenerator yang hanya memiliki satu ruang bakar kurang efektif untuk
menangani bahan infektif. Jika memakai carbonizer pakailah sesuai petunjuk
pemakaian.
5. Untuk sterilisasi dengan otoklaf dibutuhkan suhu 1210C dengan tekanan udara
1,5 sampai 2 atmosfer selama minimal 20 menit (perhitungan waktu dimulai
saat suhu dan tekanan udara tersebut tercapai; jangan membuka otoklaf jika
belum dingin benar dan jangan mengisi air berlebihan). Jika jumlah yang di
otoklaf banyak, dianjurkan minimal 30 menit. Pastikan bahwa ada ruang kosong
diantara barang yang di otoklaf. Pada saat melakukan otoklaf, pastikan bahwa
tidak ada wadah yang tertutup rapat. Wadah harus sedikit dilonggarkan agar
uap air dalam mudah masuk ke dalam wadah. Dianjurkan melakukan uji fungsi
Sewaktu (A), Pagi (B), Sewaktu (C) I. Tujuan dan Ruang Lingkup ................................................................................. 1
x Follow up Akhir fase intensif: II. Tanggung jawab .................................................................................................. 1
Sesuai waktu dan urutan specimen (D) & (E)
III. Pra Kualifikasi Tenaga ........................................................................................ 1
x Follow up bila 1 bulan sebelum AP :
IV. Rujukan ............................................................................................................... 1
Sesuai waktu dan urutan specimen (F) & (G)
x Follow up AP : V. Pengertian-pengertian ......................................................................................... 2
Sesuai waktu dan urutan specimen (H) & (I) VI. Dokumen ............................................................................................................. 2
x Setelah sisipan : VII. Prosedur .............................................................................................................. 2
Sesuai waktu dan urutan specimen (J) & (K)
VIII. Instruksi Kerja...................................................................................................... 4
Hasil : Beri tanda rumput (¥) pada kotak yang sesuai
IX. Alasan Perubahan Versi SOP ............................................................................. 4
untuk tiap sediaan yang diperiksa. Untuk kolom 1-
9 bta, tulis jumlah kuman yang ditemukan dalam Lampiran 1. INSTRUKSI KERJA PENGUMPULAN DAHAK .......................................... 5
Buku ini untuk mencatat setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang penderita Pemeriksaan Mikroskopis TB Halaman : 1 dari 3
Penanggung jawab :
V. Pengertian-pengertian
IK : Instruksi Kerja yang bersifat teknis
Tuberkulosis (TB) : Penyakit menular yang dapat menyerang organ
tubuh manusia (paru-paru, tulang, selaput otak,
usus, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis
Suspek : Tersangka TB
PMI : Pemantapan Mutu Internal
PME : Pemantapan Mutu Eksternal
VI. Dokumen
TB.06 : Register Suspek TB TB.05
TB 05 : Formulir permintaan pemeriksaan dahak mikroskopis
TB.04 : Register Laboratorium
TB 12 : Formulir untuk mengirimkan sediaan untuk keperluan uji silang
VII. Prosedur
A. Penjaringan suspek
Penemuan kasus TB dilakukan melalui serangkaian kegiatan mulai dari
penjaringan terhadap suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium,
menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.
Penemuan pasien TB, secara umum dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif kecuali pada kelompok khusus yang beresiko tinggi sakit TB seperti
pada pasien dengan HIV, kelompok yang rentan tertular TB seperti di rutan,
LP; yang hidup pada daerah kumuh, kontak dengan pasien TB BTA positif
terutama anak di bawah 5 tahun dan kontak dengan pasien TB resistan obat
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
Poli DOTS TB 05
Laboratorium
TB 06
TB 04
TB 05 TB 05
Terlalu tebal Terlalu tipis x Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
x Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun
x Bila perlu hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yang
berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5 ml)
x Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:
- Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa
kali. Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu
Kurang di tengah, terlalu tipis dan Pewarnaan tidak merata, ukuran
disuruh batuk.
kurang dekolorisasi terlalu besar
- Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tablet
gliseril guayakolat 200 mg.
5) Pembacaan mikroskopis
x Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium, dengan
Pembacaan dilakukan sesuai prosedur tetap. Bila di fasyankes terdapat 2 menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan
atau lebih petugas mikroskopis, maka dilakukan inter-observer blinded yaitu
pembacaan sediaan dilakukan oleh 2 orang secara blinded dan dicatat.
Evaluasi kualitas sediaan dahak dilakukan dengan penilaian terhadap 6 unsur dengan
mempergunakan skala sarang laba-laba. Sediaan yang baik harus memperlihatkan
sarang laba-laba yang penuh
Bila dahak yang diperoleh tetap tidak memenuhi syarat, petugas lab tetap harus
melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian yang paling kental dan beri
catatan bahwa ”spesimen tidak memenuhi syarat / air liur”
Penilaian sediaan yang belum diwarnai x D,E: SP dahak pasien pada akhir minggu ke 5/masa intensif pengobatan
Sebelum melakukan pewarnaan , sediaan dapat dinilai ketebalannya dengan x J,K : SP dahak pasien pada akhir pemberian obat sisipan
meletakkan sediaan yg kering 4-5 cm di atas kertas koran. Sediaan yang
x F,G: SP dahak pasien pada akhir bulan ke lima masa pengobatan
baik apabila kita masih dapat melihat tulisan secara samar.
x H,I : SP dahak pasien pada akhir masa pengobatan
Beri label yang jelas pada dinding pot dahak sesuai 4) Uji kualitas contoh uji dahak
dengan nomor identitas sediaan dahak (TB 06)
x Label ditempelkan pada dinding pot, jangan pada Dahak yang diperiksa harus mukopurulen yaitu dahak yang mukoid berwarna
tutupnya
kuning kehijauan. Petugas harus dapat memotivasi pasien agar dapat
x Pot dahak sekali pakai, bersih dan kering
mengeluarkan dahak yang baik. Bila dahak yang diperoleh tetap tidak
memenuhi syarat, petugas lab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan
2. Kaca Sediaan memilih bagian yang paling kental dan beri catatan bahwa ”spesimen tidak
memenuhi syarat / air liur”
x Sebaiknya gunakan frosted end slide (kaca
sediaan dengan salah satu ujung buram)
Uji kualitas dahak dilakukan dengan cara melihat warna dan kekentalan
x Tulis identitas sediaan dengan pensil 2B di
atas bagian yang buram (frosted) dahak tanpa membuka tutup pot dahak, karena itu pot dahak harus terbuat
x Nomor identitas sesuai dengan TB.05 dari bahan yang transparan dan bening.
Uji ini diperlukan untuk memastikan reagen Ziehl Neelsen yang tersedia
dapat mewarnai M.tuberculosis dengan baik.
Petugas harus membuat sediaan dahak kontrol yaitu beberapa sediaan
dahak dari dahak BTA negatif dan dahak BTA 1 + yang telah difiksasi.
Ketika akan menggunakan reagen Ziehl Neelsen kemasan baru maka
dilakukan pewarnaan terhadap satu sediaan dahak BTA negatif dan satu
sediaan dahak BTA 1+. Pewarnaan yang baik BTA tampak berwarna
merah cerah dengan latar belakang biru yang terang, inti lekosit tampak
jelas dan tidak ada endapan merah atau biru.
Hasil uji fungsi harus dicatat dalam buku khusus yang menuliskan
tanggal pelaksanaan uji fungsi, nomor batch botol reagen dan hasil
pewarnaan (lihat formulir hasil PMI)
Bila hasil pewarnaan dinilai baik maka reagen dapat dipakai sebaliknya
bila memberikan hasil pewarnaan yang tidak baik :
bermulut lebar
(diameter 4-5 cm)
x transparan,
x bening,
x bahan kuat, tidak
mudah bocor,
x bertutup ulir minimal 3 Wadah pem- Wadah pem-
dan dapat menutup buangan buangan
rapat berisi disinfek- untuk aplikator.
tan (misalnya Wadah
lisol 5%) pembuangan
harus tahan
bocor
Jangan membuat gerakan spiral bila sediaan Sebelum menguji sediaan apus selanjutnya,
dahak sudah kering karena akan bersihkan lensa objektif dengan menggunakan
menyebabkan aerosol. kertas lensa.
Setelah menyelesaikan pembacaan semua
Keringkan di dalam suhu kamar
sediaan bersihkan lensa objektif dengan
kertas lensa yang dibasahi eter alcohol (3:7)
D
lidi langsung dibuang ke dalam botol berisi Sediaan harus
disinfektan. disimpan dalam
kotak sediaan
dengan urutan
sesuai TB 04 untuk
uji silang.
Untuk fasyankes yang hanya melakukan fiksasi (tidak melakukan pewarnaan dan
pembacaan mikroskopis) maka kirimkan sediaan yang telah difiksasi ke
laboratorium rujukan dengan cara :
Bungkus sediaan dengan kertas tissue kemudian digulung beberapa kali agar
tidak pecah atau kirimkan dalam kotak sediaan bersama Form TB 05.
Letakkan sediaan di atas meja mikroskop, Teteskan satu tetes minyak emersi, aplikator
permukaan sediaan menghadap ke atas. minyak emersi tidak boleh menyentuh kaca
Gunakan lensa objektif 10 x untuk menetapkan objek. Tetesan harus jatuh bebas ke
fokus dan menemukan lapang pandang. Periksa permukaan sediaan apus agar aplikator
sediaan untuk menentukan kualitas sediaan. minyak emersi tidak terkontaminasi dengan
Pada sediaan dahak umumnya ditemukan lebih sediaan.
banyak sel lekosit atau sel radang
1 2
Letakkan sediaan dengan bagian Miringkan sediaan menggunakan Genangi dengan asam alcohol
apusan menghadap ke atas pada rak penjepit kayu atau pinset untuk sampai tidak tampak warna merah
Genangi seluruh permukaan sediaan membuang air carbol fuchsin. Jangan sampai ada
yang ditempatkan di atas bak cuci atau dengan carbol fuchsin. Saring zat warna
baskom, antara satu sediaan dengan percikan ke sediaan lain
setiap kali akan melakukan pewarnaan
sediaan lainnya masing- sediaan.
masingberjarak kurang lebih 1 jari.
8 9
3 4
5