Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan tibulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a. Ancaman terhadap intregitas fisik.Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :
Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya hamil).
Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber eksternal dan internal
Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
intergritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya . (Eko Prabowo, 2014)
Tanda dan Gejala
1. Palpitasi, jantung berdebar, atau akselerasi frekuensi jantung
2. Berkeringat
3. Gemetar atau menggigil
4. Perasaan sesak napas dan tercekik
5. Perasaan tersedak
6. Nyeri atau ketidak nyamanan dada
7. Mual atau distres abdomen
8. Merasa pusing, limbung, vertigo, atau pingsan
9. Derealisasi (Perasaan tidak realistis) atau depersonalisasi (terpisah dari diri
sendiri).
2. Diagnosis banding
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkautan
dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya. Bila kondisi depresi seseorang
menyebabkan terganggunya fungsi aktivitas sehari-hari, maka hal tersebut dapat disebut
sebagai Depresi Mayor. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V
(DSM-V) gangguan terjadi paling tidak selama 2 minggu dengan gejala: mood depresi,
kehilangan kesenangan, penurunan berat badan, gangguan tidur, kelelahan, merasa tidak
berharga dan bersalah, gangguan konsentrasi, dan muncul keinginan untuk bunuh diri.
Penyebab depresi meliputi ketidakseimbangan biogenik amin, gangguan neuroendokrin,
perubahan neurofisiologi, factor psikologis, serta faktor-faktor lain yang diduga berperan
dalam terjadinya depresi (widyanta,2018)
Gejala-gejala dari gangguan depresi sangat bervariasi, gejala-gejala tersebut
adalah: 1. Merasa sedih & bersalah 4. Merasa tidak berguna dan gelisah 2. Merasa
cemas&kosong 5. Merasa mudah tersinggung 3.Merasa tidak ada harapan 6. Merasa tidak
ada yang perduli.
Selain gejala-gejala diatas, gejala-gejala lain yang dikeluhkan adalah: 1.Hilangnya
ketertarikan terhadap sesuatu atau aktivitas yang dijalani 2. Kekurangan energi dan
adanya pikiran untuk bunuh diri 3. Gangguan berkonsentrasi, mengingat informasi,dan
membuat keputusan 4. Gangguan tidur, tidak dapat tidur atau tidur terlalu sering 5.
Kehilangan nafsu makan atau makan terlalu banyak 7. Nyeri kepala, sakit kepala, keram
perut, dan gangguan pencernaan (National Institute of Mental Health, 2010)
Diagnosis Gangguan Cemas Gangguan Panik Gangguan Bipolar
Banding Menyeluruh
Gejala • Gejala psikologik Serangan panik berupa takut Gejala depresi yang
seperti cemas pada atau tidak nyaman yang muncul pada
umumnya dan intens mencapai puncaknya penderita bipolar
cemas terhadap dalam 10 menit, berlangsung dapat berupa:
masa depan tanpa 20 s/d 30 menit, disertai Merasa sangat
sebab sedikitnya 4 gejala berikut sedih dan putus
• Ketegangan motorik yaitu: asa.
• Palpitasi, jantung berdebar Lemas dan
▫ Tegang otot
• Berkeringat kurang energi.
tengkuk Sulit
• Gemetar berkonsentrasi
▫ sefalgia gemetar
• Napas pendek atau atau mengingat
▫ Tak dapat santai sesuatu.
• Overaktivitas
tercekik Hilang
• Rasa tersedak keinginan untuk
otonomik beraktivitas.
• Nyeri atau tidak nyaman Merasa
▫ Takikardi
didada kesepian dan
▫ Takipnoe tidak berguna.
• Mual atau gangguan Merasa
▫ Keluhan
abdomen bersalah.
epigastrium Pesimis
• Rasa pusing, tdk stabil,
▫ Pusing terhadap segala
kepala rasa ringanatau hal.
▫ Mulut kering
Tidak nafsu
pingsan
makan.
• Derealisasi (rasa tdk Gangguan
dalam tidur
nyata), depersonalisasi
seperti sulit
(lepas dr diri sendiri) tidur atau
bangun terlalu
• Takut hilang kendali/ gila
dini.
• Rasa takut mati Delusi atau
• Parestesi(kesemutan) waham.Muncul
keinginan untuk
• Menggigil ( rona merah bunuh diri.
diwajah)
3. Prognosis
5. Penatalaksanaan
a. Pengobatan secara psikologikal
1. Terapi Kognitif
Terapi kognitif merupakan terapi aktif, langsung, dan time limited yang berfokus
pada penanganan struktur mental seorang pasien. Struktur mental tersebut terdiri ;
cognitive triad, cognitive schemas, dan cognitive errors
2. Terapi Perilaku
Terapi perilaku adalah terapi yang digunakan pada pasien dengan gangguan
depresi dengan cara membantu pasien untuk mengubah cara pikir dalam
berinteraksi denga lingkungan sekitar dan orang-orang sekitar. Terapi perilaku
dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, sekitar 12 minggu
3. Terapi Interpersonal
Terapi ini didasari oleh hal-hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal
seorang individu, yang dapat memicu terjadinya gangguan mood Terapi ini
berfungsi untuk mengetahui stressor pada pasien yang mengalami gangguan, dan
para terapis dan pasien saling bekerja sama untuk menangani masalah
interpersonal tersebut (wahyuni, 2018)
b. Antidepresan
obat yang dapat digunakan untuk memperbaiki perasaan (mood) yaitu dengan
meringankan atau menghilangkan gejala keadaan murung yang disebabkan oleh
keadaan sosial – ekonomi, penyakit atau obatobatan (Tjay and Raharja, 2007).
Menurut Mutchler (1991) antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada
pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis
yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah
indikasi untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres, meringankan insomnia,
untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi, menyebabkan
relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot, untuk menurunkan tekanan darah dan
atau denyut jantung dan untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan
kesupelan.
Menurut (Depkes, 2007) penggolongan obat anti depresan mencakup 3 golongan
obat yaitu:
a. Antidepresan Klasik (Trisiklik dan Tetrasiklik) Mekanisme kerja: Obat–obat
ini menghambat resorpsi dari serotonin dan noradrenalin dari sela sinaps di
ujung-ujung saraf.
b. Antidepresan Generasi ke-2 Mekanisme kerja :
1. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) menghambat resorpsi dari
serotonin.
2. NaSA (Noradrenalin and Serotonin Antidepressants) tidak berkhasiat
selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan noradrenalin. Terdapat
beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.
c. Antidepresan MAO. Monoamine Oxidase Inhibitor (MAO) merupakan suatu
sistem enzim kompleks yang terdistribusi luas dalam tubuh, berperan dalam
dekomposisi amin biogenik, seperti norepinefrin, epinefrin, dopamin,
serotonin. MAOI menghambat sistem enzim monoamin oksidase, sehingga
menyebabkan peningkatan konsentrasi amin endogen.