Anda di halaman 1dari 7

1. Apa latar belakang pasien menjadi cemas jika mendengar suara ribut?

Definisi : perasaan was-was, khawatir , atau tidak nyaman seakan-aka terjadi


sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman . ansietas merupakan pengalaman emosi dan
subjektif tanpa ada objek spesifik sehingga orang merasakan khawatir seolah-olah ada
sesuatu yang buruk terjadi dan disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung
beberapa waktu. (Pieter,dkk,2011)
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
menggelisahkan senagai reaksi umum dari ketidak mampuan mengatasi suatu masalah
atau rasa tidak aman perasaan tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
menyenangkan yang nanti akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis.( rochman, 2010)
Factor predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketengan dalam kehidupan yang
menimbulkan kecemasan. Ketegangan dalam kehidupanan tersebut berupa :
1. Peristiwa traumatic, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan yang
menimbulkan kecemasan pada individu.
3. Konsep diri terganggu menimbulkan ketidak mampuan individu berfikir secara
realitas sehingga akan menimbulkan kecemasaan
4. Frutasi akan menimbulkan rasa tidak berdayaan untuk mengambil keputusan yang
berdampak terhadap ego.
5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu .Pola mekanisme
koping keluarga
6. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu
dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasan
7. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodizepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotransmiter
gama amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan tibulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a. Ancaman terhadap intregitas fisik.Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :
 Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya hamil).
 Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber eksternal dan internal
 Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
intergritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
 Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya . (Eko Prabowo, 2014)
Tanda dan Gejala
1. Palpitasi, jantung berdebar, atau akselerasi frekuensi jantung
2. Berkeringat
3. Gemetar atau menggigil
4. Perasaan sesak napas dan tercekik
5. Perasaan tersedak
6. Nyeri atau ketidak nyamanan dada
7. Mual atau distres abdomen
8. Merasa pusing, limbung, vertigo, atau pingsan
9. Derealisasi (Perasaan tidak realistis) atau depersonalisasi (terpisah dari diri
sendiri).
2. Diagnosis banding
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkautan
dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya. Bila kondisi depresi seseorang
menyebabkan terganggunya fungsi aktivitas sehari-hari, maka hal tersebut dapat disebut
sebagai Depresi Mayor. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V
(DSM-V) gangguan terjadi paling tidak selama 2 minggu dengan gejala: mood depresi,
kehilangan kesenangan, penurunan berat badan, gangguan tidur, kelelahan, merasa tidak
berharga dan bersalah, gangguan konsentrasi, dan muncul keinginan untuk bunuh diri.
Penyebab depresi meliputi ketidakseimbangan biogenik amin, gangguan neuroendokrin,
perubahan neurofisiologi, factor psikologis, serta faktor-faktor lain yang diduga berperan
dalam terjadinya depresi (widyanta,2018)
Gejala-gejala dari gangguan depresi sangat bervariasi, gejala-gejala tersebut
adalah: 1. Merasa sedih & bersalah 4. Merasa tidak berguna dan gelisah 2. Merasa
cemas&kosong 5. Merasa mudah tersinggung 3.Merasa tidak ada harapan 6. Merasa tidak
ada yang perduli.
Selain gejala-gejala diatas, gejala-gejala lain yang dikeluhkan adalah: 1.Hilangnya
ketertarikan terhadap sesuatu atau aktivitas yang dijalani 2. Kekurangan energi dan
adanya pikiran untuk bunuh diri 3. Gangguan berkonsentrasi, mengingat informasi,dan
membuat keputusan 4. Gangguan tidur, tidak dapat tidur atau tidur terlalu sering 5.
Kehilangan nafsu makan atau makan terlalu banyak 7. Nyeri kepala, sakit kepala, keram
perut, dan gangguan pencernaan (National Institute of Mental Health, 2010)
Diagnosis Gangguan Cemas Gangguan Panik Gangguan Bipolar
Banding Menyeluruh
Gejala • Gejala psikologik Serangan panik berupa takut Gejala depresi yang
seperti cemas pada atau tidak nyaman yang muncul pada
umumnya dan intens mencapai puncaknya penderita bipolar
cemas terhadap dalam 10 menit, berlangsung dapat berupa:
masa depan tanpa 20 s/d 30 menit, disertai  Merasa sangat
sebab sedikitnya 4 gejala berikut sedih dan putus
• Ketegangan motorik yaitu: asa.
• Palpitasi, jantung berdebar  Lemas dan
▫ Tegang otot
• Berkeringat kurang energi.
tengkuk  Sulit
• Gemetar berkonsentrasi
▫ sefalgia gemetar
• Napas pendek atau atau mengingat
▫ Tak dapat santai sesuatu.
• Overaktivitas
tercekik  Hilang
• Rasa tersedak keinginan untuk
otonomik beraktivitas.
• Nyeri atau tidak nyaman  Merasa
▫ Takikardi
didada kesepian dan
▫ Takipnoe tidak berguna.
• Mual atau gangguan  Merasa
▫ Keluhan
abdomen bersalah.
epigastrium  Pesimis
• Rasa pusing, tdk stabil,
▫ Pusing terhadap segala
kepala rasa ringanatau hal.
▫ Mulut kering
 Tidak nafsu
pingsan
makan.
• Derealisasi (rasa tdk  Gangguan
dalam tidur
nyata), depersonalisasi
seperti sulit
(lepas dr diri sendiri) tidur atau
bangun terlalu
• Takut hilang kendali/ gila
dini.
• Rasa takut mati  Delusi atau
• Parestesi(kesemutan) waham.Muncul
keinginan untuk
• Menggigil ( rona merah bunuh diri.
diwajah)
3. Prognosis

Gangguan depresi mayor adalah suatu penyakit yang mempunyai potensi


morbiditas dan mortalitas yang signifikan, karena depresi bisa menyumbang kepada
terjadinya kasus bunuh diri, salahguna obat, gangguan hubungan interpersonal, dan
kehilangan masa kerja. Suatu studi dari WHO dan WB menemukan gangguan depresi
mayor merupakan penyebab keempat terbanyak yang menyumbang kepada kecacatan di
seluruh dunia, dan angka ini dijangka meningkat menjadi penyebab kedua terbanyak
menyebabkan kecacatan pada tahun 2020 (Bjornlund, 2010). Menurut National Alliance
on Mental Illness, gangguan depresi mayor merupakan penyebab utama terjadinya
kecacatan di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya. Tetapi dengan terapi
yang sesuai, 70-80% dari penderita gangguan depresi mayor bisa mencapai pengurangan
gejala secara signifikan, walaupun masih kira-kira 50% dari penderita mungkin tidak
memberi respon pada permulaan terapi. 40% dari individu dengan gangguan depresi
mayor yang tidak diterapi selama 1 tahun akan terus termasuk dalam kriteria diagnosa,
manakala 20% lainnya akan mengalami remisi. Remisi parsial dengan atau adanya
riwayat gangguan depresi mayor kronis akan menjadi satu faktor resiko untuk terjadinya
episode rekuren dan resisten terhadap terapi.
Hasil pengobatan biasanya baik, tetapi tidak untuk semua penderita. gangguan
depresi mayor adalah satu penyakit dengan angka rekuren yang tinggi. Bagi penderita
gangguan depresi mayor yang mengalami episode depresi yangberulang, terapi cepat dan
berterusan diperlukan untuk mengelak terjadinya gangguan depresi mayor kronis dan
berterusan, hingga bisa menyebabkan seseorang penderita gangguan depresi mayor itu
perlu berterusan diterapi untuk jangka masa yang lama (National Institute of Mental
Health, 2008).
4. Mekanisme nyeri

5. Penatalaksanaan
a. Pengobatan secara psikologikal
1. Terapi Kognitif
Terapi kognitif merupakan terapi aktif, langsung, dan time limited yang berfokus
pada penanganan struktur mental seorang pasien. Struktur mental tersebut terdiri ;
cognitive triad, cognitive schemas, dan cognitive errors
2. Terapi Perilaku
Terapi perilaku adalah terapi yang digunakan pada pasien dengan gangguan
depresi dengan cara membantu pasien untuk mengubah cara pikir dalam
berinteraksi denga lingkungan sekitar dan orang-orang sekitar. Terapi perilaku
dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, sekitar 12 minggu
3. Terapi Interpersonal
Terapi ini didasari oleh hal-hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal
seorang individu, yang dapat memicu terjadinya gangguan mood Terapi ini
berfungsi untuk mengetahui stressor pada pasien yang mengalami gangguan, dan
para terapis dan pasien saling bekerja sama untuk menangani masalah
interpersonal tersebut (wahyuni, 2018)
b. Antidepresan
obat yang dapat digunakan untuk memperbaiki perasaan (mood) yaitu dengan
meringankan atau menghilangkan gejala keadaan murung yang disebabkan oleh
keadaan sosial – ekonomi, penyakit atau obatobatan (Tjay and Raharja, 2007).
Menurut Mutchler (1991) antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada
pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis
yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah
indikasi untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres, meringankan insomnia,
untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi, menyebabkan
relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot, untuk menurunkan tekanan darah dan
atau denyut jantung dan untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan
kesupelan.
Menurut (Depkes, 2007) penggolongan obat anti depresan mencakup 3 golongan
obat yaitu:
a. Antidepresan Klasik (Trisiklik dan Tetrasiklik) Mekanisme kerja: Obat–obat
ini menghambat resorpsi dari serotonin dan noradrenalin dari sela sinaps di
ujung-ujung saraf.
b. Antidepresan Generasi ke-2 Mekanisme kerja :
1. SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) menghambat resorpsi dari
serotonin.
2. NaSA (Noradrenalin and Serotonin Antidepressants) tidak berkhasiat
selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan noradrenalin. Terdapat
beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.
c. Antidepresan MAO. Monoamine Oxidase Inhibitor (MAO) merupakan suatu
sistem enzim kompleks yang terdistribusi luas dalam tubuh, berperan dalam
dekomposisi amin biogenik, seperti norepinefrin, epinefrin, dopamin,
serotonin. MAOI menghambat sistem enzim monoamin oksidase, sehingga
menyebabkan peningkatan konsentrasi amin endogen.

Anda mungkin juga menyukai