Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM PENCAPAIAN TARGET

PENERIMAAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar)
Afrida Lindia Rahman
Endang Siti Astuti
Muhammad Saifi
PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Program Studi Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya
125030407111029@mail.ub.ac.id

Abstract
This study is conducted to imvestigate the implementation of tax audits, supporting factors and inhibitor factors of
the implementation of tax audit, conducted by the tax office of pratama Blitar. Data sources in this are interviewing
the inspection division as primary data, and data documentation as secondary data. The result of this study indicate
that the implementation of tax audit conducted by the tax office of paratama Blitar is in accordance with the existing
regulations. Supporting factors are in the information of the taxpayer, the quality of human resources, facilities and
infrastructure, confirmation with a third party. Inhibitor factors are the limited number of the inspection team, the
taxpayer still has lack knowledge of the taxation legislation, there is limited data and evidence, lack awareness and
lack cooperative taxpayer.

Keywords: Implementation, Audit , Tax Revenue Target Achievement

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan pajak, faktor-faktor pendukung
dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Blitar. Sumber data dalam penelitian ini yang digunakan adalah melakukan wawancara
kepada seksi pemeriksaan sebagai data primer dan data-data dokumentasi sebagai data sekunder. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Blitar sudah sesuai dengan peraturan yang ada. Informasi tentang Wajib
Pajak, kualitas Sumber Daya Manusia, sarana dan prasana, melakukan konfirmasi pihak ketiga
merupakan faktor-faktor pendukung. Terbatasnya jumlah tim pemeriksa, pengetahuan Wajib Pajak
masih rendah terhadap undang-undang perpajakan, terbatasnya data dan bukti, tidak adanya kesadaran
dan tidak kooperatif Wajib Pajak merupakan faktor-faktor penghambat.

Keywords: Pelaksanaan, Pemeriksaan, Pencapaian Target Penerimaan Pajak

PENDAHULUAN dan meningkatkan penerimaan pajak


Dalam rangka meningkatkan pembangunan melakukan berbagai kegiatan
nasional agar dapat terus berkembang maka
dibutuhkan adanya penerimaan pajak. Pada seperti ekstensifikasi perpajakan, pengawasan
tahun 1983 Indonesia mengalami perubahan dan konsultasi, pemeriksaan, serta penagihan.
sistem perpajakan dari official assessment menjadi Setiap Kegiatan dan setiap KPP mempunyai
self assessment (Purwono, 2010:13). Adanya self target penerimaan berbeda-beda. Dalam
assessment system Wajib Pajak memungkinkan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, Direktorat
untuk tidak melaporkan kewajiban Jendral Pajak telah menetapkan target tertentu
perpajakannya dengan benar. Direktorat Jendral dalam upaya memaksimalkan penerimaan
Pajak melaksanakan pengawasan kepada Wajib kegiatan pemeriksaan. Setiap KPP Pratama
Pajak dengan pemeriksaan pajak. Dengan mempunyai target penerimaan pajak yang
adanya kegiatan pemeriksaan berharap berbeda-beda tergantung dari potensi daerah
kecurangan Wajib Pajak berkurang dan dan potensi Wajib Pajak yang dibawahinya.
kepatuhan Wajib Pajak meningkat seperti Dalam menentukan target Direktur Jendral
menyampaikan Surat Pemberitahuan, Pajak mempunyai pertimbangan-pertimbangan
pembukuan, dan informasi lain yang relevan antara lain pertumbuhan ekonomi daerah
serta membayar pajak dan tepat waktu yang tersebut, potensi daerah tersebut, dan profil dari
telah ditentukan. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak yang masuk dalam pengawasan
Pratama (KPP Pratama) dalam mengumpulkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) tersebut.
Realisasi penerimaan pajak atas kegiatan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
pemeriksaan dari tahun 2012 sampai 2015 di perpajakan yang ada di Indonesia sulit
KPP Pratama Blitar tidak sesuai target atau dipahami oleh Wajib Pajak (WP).
rencana penerimaan pajak (Kurnia, 2010:244).. 2. Perlawanan aktif merupakan perlakukan
Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Wajib Pajak (WP) kepada fiskus yang secara
Pemeriksaan Pajak langsung dengan tujuan untuk menghindari
No Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) pajak. Contohnya dengan tax avoidance dan
1. 2012 2.195.371.479 104.065.759 tax evasion.
2. 2013 1.770.513.845 973.781.673
3. 2014 3.572.100.000 1.306.734.884 Pengertian Pemeriksaan
4. 2015 7.500.000.000 5.453.521.812
Istilah pemeriksaan menurut Halim
Sumber: Seksi Pemeriksaan KPP Pratama (2014:350) adalah mencari keterangan atau bukti
Blitar (2015) yang dilaksanakan oleh tim pemeriksa kepada
Wajib Pajak (WP), yang sesuai aturan atau
Dalam empat tahun berturut-turut dari tahun
standar pemeriksaan untuk bertujuan untuk
2012-2015 penerimaan atas pelaksanaan
menguji kepatuhan kewajiban Wajib Pajak dan/
pemeriksaan pajak tidak mencapai sesuai target
atau untuk tujuan lain.
atau rencana penerimaan pemeriksaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Jenis Pemeriksaan Pajak
pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan
Jenis pemeriksaan terbagi dua yaitu
oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
pemeriksaan rutin dan khusus:
Blitar, faktor-faktor pendukung dan faktor-
1. Menurut Suandy (2011:208) pemeriksaan
faktor penghambat.
rutin merupakan pemeriksaan yang dapat
di lakukan secara langsung oleh tim
TINJAUAN PUSTAKA
pemeriksa, dan harus segera dilakukannya
Pajak
pemeriksaan.
Istilah Pajak menurut Waluyo (2011:2-3)
2. Menurut Suandy (2011:208) pemeriksaan
mengatakan bahwa pajak merupakan kewajiban
khusus merupakan pemeriksaan pajak yang
yang ditunjukkan kepada Wajib Pajak (WP) oleh
dapat dilakukan setelah ada instruksi dari
negara, yang dapat dipaksakan dengan tidak
Direktur Jendral Pajak atau kepala kantor
mendapatkan keuntungan secara langsung dan
yang bersangkutan.
yang digunakan untuk membayar pengerluaran
umum dan meningkatkan pembangunan.
Pengertian Pencapaian Target Penerimaan
Menurut Kamus Besar Bahasa
Fungsi Pajak
Indonesia, pencapaian merupakan proses, cara,
Fungsi pajak dibagi menjadi dua
dan perbuatan mencapai sesuatu yang di
(Resmi, 2014:3):
inginkan. Menurut Komarudin (2005:845) target
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan
merupakan suatu tujuan-tujuan yang lebih
Negara)
mendetail yang ingin dicapai yang dapat
Direktorat Jendral Pajak (DJP) berupaya dan
dinyatakan atau diukur secara kuantitatif.
berusaha dalam memasukkan dan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
meningkatkan pemasukkan sebesar-
penerimaan berasal dari kata terima yang
besarnya untuk kas negara.
berarti mendapatkan atau memperoleh, yang
2. Fungsi Regulerend (Pengatur)
berarti penerimaan merupakan besarnya uang
Sebagai cara untuk mengatur dan
yang diterima.
melaksanakan kebijakan pemerintahan
Indonesia serta mencapai tujuan-tujuan
METODE PENELITIAN
tertentu di luar bidang keuangan.
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian eksploratif dengan pendekatan
Hambatan Pemungutan Pajak
kualitatif. Menurut Arikunto (2006:7) penelitian
Hambatan-hambatan pemungutan
eksploratif merupakan semacam penelitian yang
pajak dibagi menjadi dua (Mardiasmo, 2011:8-9):
menggali secara luas tentang sebab-sebab atau
1. Perlawanan pasif merupakan Wajib Pajak
hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
(WP) tidak membayar pajak dengan alasan
Pendekatan kualititatif menurut moleong
pengetahuan Wajib Pajak (WP) masih
(2011:6) adalah penelitian yang bermaksud
rendah dan sistem serta peraturan
untuk memahami fenomena tentang apa yang

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
dialami oleh subjek penelitian misalnya pemeriksaan. Rencana pemeriksaan bertujuan
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara membantu kelancaran pelaksanaa pemeriksaan.
holistik dan dengan cara deskripsi dalam c. Menyusun program pemeriksaan
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu KPP Blitar dalam mempersiapkan pemeriksaan
konteks khusus yang alamiah dan dengan menyusun program pemeriksaan sesuai
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Lokasi identifikasi permasalahan dan cakupan yang
dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Blitar. telah ditentukan. Tujuannya agar arah
Sumber data yang digunakan dalam penelitian pemeriksaan tidak terlalu melebar ke mana-
ini adalah sumber data primer dan sumber data mana.
sekunder. Menurut Kuncoro (2009:148) sumber d. Menyediakan sarana pemeriksaan
data primer merupakan data yang diperoleh Tim pemeriksa menyiapkan sarana pemeriksaan
dengan survei lapangan yang menggunakan sebelum melakukan pemeriksaan. Tim
semua metode pengumpulan data original. pemeriksa menyiapkan berbagai kelengkapan
Sumber data primer meliputi jawaban dari yang dibutuhkan guna kelancaran dalam
responden melalui wawancara langsung kepada menjalankan pemeriksaan, seperti Surat
pegawai seksi pemeriksaan KPP Pratama Blitar. Perintah Pemeriksaan (SP2), dan tanda pengenal
Menurut Indrianto (2012:152), wawancara Pemeriksa Pajak.
adalah teknik pengumpulan data dalam metode
survei yang menggunakan pertanyaan secara 2. Langkah-langkah pemeriksaan
lisan kepada subjek penelitian. Data sekunder a. Pemeriksaan di tempat Wajib Pajak
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan Setelah tim pemeriksa datang di tempat Wajib
historis yang telah tersusun dalam arsip (data Pajak (WP), tim pemeriksa sebelum melakukan
dokumenter) yang dipublikasikan dan yang pemeriksaan harus menyampaikan kepada
tidak dipublikasikan (Indriantoro, 2012:147). Wajib Pajak (WP) tujuan tim pemeriksa datang
Data sekunder dalam penelitian ini berupa ke tempat Wajib Pajak dan memberikan SP2.
dokumen-dokumen resmi berupa rencana dan Tim pemeriksa meminta catatan-catatan dan
realisasi penerimaan pemeriksaan pajak, target bukti-bukti yang diperlukan serta melakukan
dan realisasi SP2 di Kantor Pelayanan Pajak wawancara terhadap Wajib Pajak(WP).
Pratama Blitar.Penelitian ini menggunakan b. Melakukan pemeriksaan atas buku-buku
analisis data dengan model interaktif dan dokumen-dokumen
sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Tim pemeriksa tidak sekedar meminjam atas
Huberman, dimana dalam model ini terdapat catatan-catatan dan bukti-bukti tetapi tim
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data pemeriksa juga melakukan pemeriksaan atas
dan penarikan kesimpulan (Husaini, 2008:85). catatan-catatan dan bukti-bukti. Tim pemeriksa
dalam melakukan pemeriksaan berhati-hati dan
PEMBAHASAN
teliti agar mempunyai buktiyang akurat.
Pelaksanaan pemeriksaan pajak yang
c. Melakukan konfirmasi kepada pihak
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak
ketiga
Pratama (KPP) Blitar.
Tim pemeriksa melakukan konfirmasi kepada
1. Persiapan pemeriksaan
pihak ketiga. Melakukan konfirmasi kepada
a. Mengumpulkan dan mempelajari data
pihak ketiga membantu tim pemeriksa dalam
Wajib Pajak
mencari bukti-bukti. Mencari kebenaran data
Tahap pertama dalam persiapan pemeriksaan
atau informasi dari Wajib Pajak(WP) dengan
sebelum ke tempat Wajib Pajak yang akan
bukti-bukti yang diperoleh Wajib Pajak(WP).
diperiksa adalah tim pemeriksa menyiapkan
data Wajib Pajak dan mempelajarainya. Setelah
3 Pelaporan pemeriksaan
mengumpulkan dan mempelajari data Wajib
a. Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan
Pajak tim pemeriksa menganalisis data-data
Tim pemeriksa Kantor Pelayanan Pajak Pratama
yang ada dalam laporan keuangan dan Surat
Blitar setelah mempersiapkan pemeriksaan dan
Pemberitahuan serta mencatat masalah-masalah
langkah-langkah pemeriksaan. Tim pemeriksa
dan temuan-temuannya.
menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan. Kertas
b. Menyusun rencana pemeriksaan
Kerja Pemeriksaan diselenggarakan oleh tim
Tim pemeriksa KPP Blitar menyusun rencana
pemeriksa mengenai prosedur pemeriksaan
pemeriksaan. Rencana pemeriksaan di susun
yang ditempuh, bukti dan keterangan yang
dengan baik sesuai tujuan pelaksanaan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
dikumpulkan dan kesimpulan yang diambil mengenai kondisi yang sebenarnya dari Wajib
sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan. Pajak. Hal ini sangat penting karena dengan
b. Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pajak mengetahui kondisi yang sebenarnya secara
Setelah melakukan pemeriksaan, tugas tim otomatis dapat diketahui omset-omset
pemeriksa Kantor Pelayanan Pajak Pratama penjualan dari Wajib Pajak itu sendiri.
Blitar tidak hanya sampai disitu, namun tim
pemeriksa membuat Laporan Hasil Faktor-faktor penghambat pada pelaksanaan
Pemeriksaan (LHP). Semua hasil pemeriksaan di pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh
susun di Laporan Hasil Pemeriksaan oleh tim Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar.
pemeriksa. Setelah Laporan Hasil Pemeriksaan 1. Terbatasnya tim pemeriksa
selesai maka selanjutnya laporan akan Kurangnya tim pemeriksa dalam pemeriksaan
diserahkan kepada AR sebagai dasar penerbitan merupakan penghambat dalam melaksanakan
Surat Ketetapan Pajak kepada Wajib Pajak. pemeriksaan. Terbatasnya timpemeriksa tidak
sebanding dengan jumlahpekerjaan. Jumlah
Faktor-faktor pendukung pada pelaksanaan pemeriksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Blitar hanya ada tiga orang.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar.
1. Informasi tentang Wajib Pajak 2. Pengetahuan Wajib Pajak masih rendah
Dengan adanya informasi tentang Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan.
mempermudah tim pemeriksa dalam bekerja. Wajib Pajak masih banyak yang mengalami
Informasi tentang Wajib Pajak dapat diperoleh kesulitan dalam menentukan besarnya jumlah
dari seksi Pusat Data dan Informasi (PDI), seksi pajak yang terutang, biasanya terdapat kendala
pelayanan Sistem Informasi Direktorat Jendral Wajib Pajak tidak dapat menghitung,melapor,
Pajak (SIDJP). dan menyetorkan sendiri kewajiban
perpajakannya. Hal ini disebabkan pengetahuan
2. Kualitas Sumber Daya Manusia Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan
Faktor lain adalah kualitas Sumber Daya masih rendah mengenai cara penghitungan
Manusia (SDM) yang cukup dan mempunyai pelaporan, dan penyetoran pajak.
kemampuan untuk menangani pelaksanaan
pemeriksaan. Dalam pelaksanaan pemeriksaan 3. Terbatasnya data dan bukti
tim pemeriksa pada tahun 2012 sampai 2015 Terbatasnya data baik dokumen maupun bukti
mampu menyelesaikan Surat Perintah yang bisa diperoleh dari Wajib Pajak.
Pemeriksaan (SP2). Keterbatasan data dan dokumen bisa
disebabkan Wajib Pajak membuang catatan
3. Sarana dan prasana dokumen yang dimiliki Wajib Pajak.
Tim pemeriksa mempunyai berbagai fasilitas Kebanyakan Wajib Pajak mengelabui para
yang menunjang pemeriksaan pajak. Dengan petugas pemeriksa dengan cara memanipulasi
adanya sarana dan prasana tim pemeriksa bisa data. Mereka memberikan keterangan yang
bekerja lebih mudah dan optimal. Peningkatan tidak sesuai dengan fakta sehingga data yang
sarana dan prasana berupa pengelolaan berkas diperoleh kurang akurat. Dari hasil pemeriksaan
dan arsip yang baik, berkas tersebut disusun lebih lanjut diketahui Wajib Pajak melakukan
secara spiral berdasarkan Nomor Pokok Wajib pembukuan ganda agar pendapatan mereka
Pajak. Penambahan penyediaan sarana lolos dari pajak.
komputer dan perangkat lunak yang disediakan
untuk memudahkan proses pengolahan data KESIMPULAN
maupun pertukaran informasi. Menyediakan 1. Pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan
kendaraan dinas yang dapat menunjang oleh tim pemeriksa di Kantor Pelayanan Pajak
operasional kantor yang dimanfaatkan untuk Pratama (KPP) Blitar sudah dilakukan
aktivitas pemeriksaan. berdasarkan pedoman pada Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 184/PMK.03/2015
4. Melakukan konfirmasi pihak ketiga tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
Tim pemeriksa melakukan pengamatan kondisi Pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan
usaha Wajib Pajak di lapangan secara langsung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar dengan
dan mencari berbagai tambahan informasi dari tahap persiapan pemeriksaan pajak, langkah-
pihak lain yang dapat memberikan keterangan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
langkah dan tahap terakhir yaitu pelaporan yang mendukung terjadinya tidak tercapai
pemeriksaan. pencapaian target penerimaan pajak dan
melakukan wawancara terhadap Wajib
2. Adanya informasi Wajib Pajak, berbagai Pajak yang di periksa.
sarana dan prasana, kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), melakukan konfirmasi pihak DAFTAR PUSTAKA
ketiga merupakan faktor-faktor pendukung Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian,
dilakukannya kegiatan pemeriksaan. Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta.
3. Terbatasnya tim pemeriksa yang dimiliki Halim, Abdul. 2014. Perpajakan. Jakarta: Salemba
Kantor Pelayanan Pajak Pratama, pengetahuan Empat.
Wajib Pajak masih rendah terhadap ketentuan Husaini, Usman. 2008. Pengantar Statistik. Edisi
perpajakan, terbatasnya data dan bukti yang Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
dimiliki Wajib Pajak, tidak adanya kesadaran Indrianto, Nur. 2012. Metode Penelitian Bisnis
dan kooperatif Wajib Pajak dalam melakanakan untuk Akuntansi dan Manajemen.
pemeriksaan sehingga menyulitkan tim Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
pemeriksa merupakan faktor-faktor penghambat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat,
dilakukannnya kegiatan pemeriksaan. 2008, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kurnia, Rahayu Siti. 2010. Perpajakan Indonesia
SARAN Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta:
1. Melakukan kerjasama dengan instansi- Graha Ilmu.
instansi lainnya yang terkait agar data-data Komarudin, 2005. Ensiklopedia Manajemen.
yang diperoleh lebih lengkap dan valid. , Bandung: Alfabeta.
Contohnya dengan Kantor Bea Cukai Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk
untuk mengetahui tentang kegiatan yang Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta:
dilakukan oleh Wajib Pajak berkaitan Erlangga
dengan kegiatan usahanya bersama bea Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.
cukai, Kepolisian jika pada saat pemeriksa Moleong. 2011. Metode Penelitian Kualitatif.
melakukan pemeriksaan mendapatkan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
perlakuan yang tidak baik dari Wajib Peraturan Menteri Keuangan Republik
Pajak dan bersifat untuk melindungi Indonesia No.184/PMK.03/2015tentang
pemeriksa, Imigrasi jika sewaktu-waktu Tata Cara Pemeriksaan.
Wajib Pajak melarikan diri karena menolak Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan
untuk diperiksa oleh Kantor Pelayanan dan Akuntasi Pajak. Jakarta: Erlangga.
Pajak Pratama Blitar. Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus.
2. Pihak Direktorat Jendral Pajak (DJP) Jakarta: Salemba Empat.
menambah jumlah tim pemeriksa pada Seksi Pemeriksaan KPP Pratama Blitar. 2015.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar. Target dan Realisasi Penerimaan
Tujuan tersebut dilakukan agar dapat Pemeriksaan Pajak.
menyelesaikan Surat Perintah Pemeriksaan Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Jakarta:
secara maksimal dan pelaksanaan Salemba Empat.
pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 10. Buku
3. Bagi peneliti yang ingin melaksanakan satu. Jakarta: Salemba Empat.
penelitian sejenis, hendaknya bisa
melengkapi informasi mengenai aspek lain

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai