Disusun untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah Teknik CT Scan Lanjut II yang diampu oleh Dr.
Lydia Kuntjoro Sp.Rad
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
A. PERSIAPAN PASIEN
B. PREMEDIKASI
1. Detak Jantung
2. Penggunaan Beta-blocker
3. Penggunaan Calcium Channel Blocker
C. AKUISISI DATA
1. Protokol untuk Scan Spiral dengan ECG Gating
Akuisisi citra untuk CCTA terdiri dari tiga proses atau langkah, yakni topogram,
kontras media yang homogeneous untuk keseluruhan cabang arteri coronary, dan
CCTA scan.
a. Topogram
Pengambilan gambar topogram menggunakan low energy topogram agar
menghasilkan posisi yang akurat untuk volume yang dibutuhkan saat scan.
b. Kontras media yang homogeneous
Agar kontras media yang digunakan daapt homogeny untuk keseluruhan cabang
arteri coronaria dapat dilakukan dengan dua teknik yakni : bolus tracking dan
timing bolus technique
1) Bolus tracking
Menggunakan series of dynamic low-dose axial scan setiap dua sekon pada
level setinggi carina untuk tracking bolus kontras media dan monitoring
kontras media pada level setinggi aorta ascendens.
Pada CCTA, scan dimulai jika kontras media mencapai nilai yang
didefinisikan sebelumnya, biasanya pada 100 HU.
2) Timing bolus technique
Menggunakan kontras media sekitar 10-20 ml yang diikuti dengan cairal
saline atau flush sebanyak 30-50 ml di injeksikan ke vena antecubiti
dengan kecepatan 4-5ml / sec untuk menentukan contrast material transit
time atau waktu yang dibutuhkan kontras media mencapai arteri
coronaria.
Ungated axial image diambil setiap 2 sekon pada level setinggi aorta
ascendens.
Waktu dari dimulainya injeksi sampai puncak penyangatan kontras media
pada aorta ascendens menentukan scan delay setelah masuknya kontras
media.
c. CCTA Scan
1) Scan ini mencangkup keseluruhan jantung dari aorta ascendens proximal (1-2
cm dibawah carina) sampai permukaan diaphragmatic jantung.
2) Scan dilakukan dengan sekali tarikan dan tahan napas. Pada saat inspirasi
yang tepat kontras media di injeksi sebanyak 300-400 mg/ml dengan
kecepatan 4-6 ml / sekon.
3) Volume total tergantung pada panjangnya scan, tapi biasanya sekitar 10-80 ml
di injeksikan lalu diikuti dengan saline bolus 40-70 ml.
4) Scan sebenarnya dimulai setelah delay dihitung sebgai contrast media material
transit time.
5) Spesifikasi teknis untuk modalitas 16 slice dan 64 slice
2. Chest Pain Studies pada kasus Kegawatdaruratan Chest Pain
Dengan modalitas 64 slice kasus kegawatdaruratan chest pain dapat dievaluasi.
Dengan mengkombinasi imaging arteri coronaria, aorta ascendens, dan arteri
pulmonary untuk mengevaluasi adanya emboli, diseksi thoracic, dan CAD dengan
sekali pemeriksaan CT Scan. Namun, protocol tersebut memerlukan FOV yang lebih
lebar dan waktu penggunaan kontras media lebih lama (20-25 sekon) untuk
memastikan penyangatan kontras media cukup baik pada pulmonary maupun thoracic
aortic vasculature.
D. RADIATION EKSPOSURE
1. Dosis Efektif
Dosis efektif untuk CCTA menggunakan modalitas 64 slice yakni 11 – 22 mSv.
2. ECG Controlled Dose Modulation
Dengan adanya ECG-controlled Dose Modulation pada scanner dapat mengurangi
tube current selama aktivitas sistolik, sehingga mengurang 30-50 % radiasi dari dosis
efektif.
GAMBAR 2. Retrospektif ECG-gated rekonstruksi pada pasien
dengan irama sinus (68 bpm), dicitrakan dengan current tube modulation.
kotak putih menunjukkan segmen interval R-R
dimana informasi akan digunakan untuk merekonstruksi gambar axial. Garis
putih tebal menunjukkan jangka waktu tabung pada arus maksimum. Pada
pasien ini, waktu yang digunakan untuk rekonstruksi citra dimulai pada 65%
interval R-R dan baik dalam waktu tabung maksimum. Tabung modulasi
harus digunakan dalam pasien dengan denyut jantung rendah dan teratur.
E. IMAGE RECONSTRUCTION
1. Multiple Reconstruction
CCTA menggunakan akuisisi spiral atau helical dengan akuisisi data secara kontinu
pada keseluruhan siklus jantung. Multiple rekonstruksi digunakan sebagai penentu
kualitas dari rekonstruksi gambar aksial.
2. Rekonstruksi
a. Image direksontruksi dengan slice thickness 0.75 mm dari 50% overlap antar
image. (missal increment 0,4 mm dan matrix 512 X 512)
b. Rekonstruksi CCTA menggunakan kernel atau filter smooth. Kernel sharper
digunakan untuk mengevaluasi coronary stent.
3. FOV
FOV 18-20 mm hanya digunakan untuk mengevaluasi CCTA. FOV pada raw data
yakni 35 mm dengan slice thickness 3 mm.
4. ECG Gated Reconstruction
3. Motion Artifact
4. Misalignment and Slab Artifact
5. Beam Hardening Artifact
6. Respiratory Artifact
7. Blooming Artifact
PARAMETER TEKNIS PEMERIKSAAN CT SCAN JANTUNG – CTA CORONARY
ARTERY
Latihan Pernafasan
- Pasien dilatih tahan nafas sebelum pemeriksaan dimulai. Instruksi yang diberikan harus
sama dengan instruksi yang terekam pada scanner. Instruksi dilakukan dalam satu aba-
aba “tarik nafas dan tahan”.
- Pasien harus diinstruksikan untuk menahan nafas sekitar 75% dari kapasitas paru-paru
maksimum (“tarik napas nyaman”) dan untuk mengambil ukuran napas yang sama setiap
kali mereka diberitahu.
- Tujuan latihan pernafasan:
1) Untuk memastikan bahwa pasien dapat menahan nafas untuk waktu scan yang
diperlukan.
2) Untuk memantau bahwa denyut jantung pasien selama tahan napas. Pastikan bahwa
denyut jantung yang stabil ditampilkan dengan sinyal ECG.
- Heart rate pasien tidak boleh berubah lebih dari ± 10% selama latihan tahan nafas.
Teknik Scanning :
Protokol scan (slice thickness 0,5 mm)
1. Scanogram AP
2. Scanogram lateral
3. S&S 4x3mm prospectief (untuk Ca scorring dimulai dan diakhiri arteri coronary)
4. S&V untuk SUREStart
5. SURE
Start – pada aorta descendens +90 HU
6. Helical 0.5/HP SURECardio /0.5/0.4
Scan Parameter
Serie kV mA s Delay (s) HP Thickness FC- CE
filter
1. 120 50 - - - - FL01 -
2. 120 100 - - - - FL01 -
3. 120 250 0.25 - - 3.0 (12.0) 12 -
4. 120 70 0.4 - - 2.0 (8.0) 03 -
5. 120 100 0.4 5s before - 0.5 (2.0) 03 On
SURE SURE
6. 120 250 Cardio - Cardio 0.5 (8.0) 02 On