Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan karunianya
sehingga dapaat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu,yang berjudul “ HAK DAN
KEWAJIBAN ANAK,HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
MASYARAKAT,INSTRUMEN”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh dosen Zulmi Restika. Semoga makalah
yang telah disusun ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat kami menyadari didalam penyusunan dan pembuatan makalah
ini banyak kekurangan, maka daripada itu krituk dan saran kami harapkan dari pembaca
untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi, atas kritik dan saran kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dikatakan sebagai sebuah hak. Diantara hak dan kewajiban, kewajiban wajib berjalan
terlebih dahulu. Kewajiban juga harus dilaksanakan dengan benar dan penuh dengan
tangggung jawab. Kewajiban warga negara memiliki pengaruh yang begitu besar. Seperti
hal nya menjaga pelaksanaan ideologi pancasila. Apabila kewajiban telah di laksanakan
maka hak akan datang sebagai balasan yang sesuai.
1.3 Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk menjelaskan hak dan kewajiban
aank maupun hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia secara umum dan untuk
memenuhi tugas Pendidikan Dasar Kewarganegaraan serta untuk menjawab pertanyaan
dari rumusan masalah yang telah penulis kaji. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang hak dan kewajiban aank
maupun hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Hukum Islam menentukan definisi anak dilihat dari tanda-tanda pada seorang apakah
sudah dewasa atau belum. Artinya seseorang dinyatakan sebagai anak apabila anak tersebut
belum memiliki tanda-tanda yang dimiliki oleh orang dewasa sebagaimana ditentukan dalam
hukum Islam. (Marlina, 2009)
6
Dalam Bab II Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak, mengatur tentang hak-hak anak atas kesejahteraan, yaitu: (UU Nomor 4,
1797)
a. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan.
b. Hak atas pelayanan.
c. Hak atas pemeliharaan dan perlindungan.
d. Hak atas perlindungan lingkungan hidup.
e. Hak mendapatkan pertolongan pertama.
f. Hak untuk memperoleh asuhan.
g. Hak untuk memperoleh bantuan.
h. Hak diberi pelayanan dan asuhan.
i. Hak untuk memperoleh pelayanan khusus.
j. Hak untuk mendapatkan bantuan dan pelayanan.
Hak anak dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 tahun 2014 Pasal 1 ayat
(12) menyebutkan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah, dan
pemerintah daerah.(UU Nomor 35, 2014)
Dalam Konvensi Hak Anak Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa negara-negara peserta
mengakui hak anak atas pendidikan dan dengan tujuan mencapai hak ini secara bertahap dan
mendasarkan pada kesempatan yang sama. Ini berarti bahwa anak berhak mendapatkan
pendidikan tanpa membeda-bedakan status dan golongan dan begitu pula dengan pekerja
anak. Pekerja anak yang terpaksa harus bekerja mendapat kesempatan yang sama seperti anak
lain untuk mendapatkan pendidikan yang murah bagi mereka. (Sri Widoyati Wiratmo Soekito
1989)
Kewajiban anak diatur dalam Undang-Undang nomor 23/2002 Jo. 35/2014 tentang
Perlindungan Anak Pasal 19, yaitu setiap anak berkewajiban untuk:
a. Menghormati orang tua, wali, dan guru
b. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman
c. Mencintai tanah air, bangsa, dan negara
d. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya
e. Melaksanakan etika dan ahlak mulia.
Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin
hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik,
7
budaya, bahasa, status hukum anak,urutan kelahiran anak, kondisi fisik, dan/atau mental
anak.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada
akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui
posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang
sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban
seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak
untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat
banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi
daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari
mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa
melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa
hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-
8
undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para
pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung
bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan
hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang
selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).
– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
9
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat
2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2),
taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
10
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Kemajuan TIK menjadikan manusia terhubung satu sama lain melalui alat-alat
komunikasi yang ada digenggaman mereka. Oleh karena itu kemajuan TIK telah membawa
perubahan dalam pola kehidupan manusia. Kemajuan bidang komputer dan jaringan internet
telah membentuk masyarakat dalam jaringan (On Line Community). Dari kemajuan bidang
TIK khususnya Internet telah memindahkan aktivitas kewarganegaraan. Partisipasi warga
negara untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah yang dulunya dilakukan secara
analog saat ini dapat dilakukan melalui teknologi digital seperti mengirim surat elektronik (E-
mail), media sosial, website dan sebagainya. Hal ini pastinya akan memudahkan warga
negara dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode penelitian grounded Theroy.Teknik pengumpulan data
11
yang digunakan adalah studi literatur, observasi, wawancara, dokumentasi. Subjek penelitian
terdiri dari, Pakar PKn, Deputi III Pemanfaatan Teknologi dan Analisis Informasi Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), pakar TIK, penggiat
TIK, desa digital, dan guru PKn. Kemajuan TIK telah membawa perubahan dalam kehidupan
kewarganegaraan khususnya praktik kewarganegaraan. Oleh karena itu, Warga negara harus
dipersiapkan agar mampu mengoptimalkan keuntungan dan peluang dari kemajuan TIK, hal
ini hanya dapat dilakukan dengan menumbuhkan karakteristik atau komptensi sbegai warga
negara digital. Selanjutnya penelitian ini menghasilkan beberapa hipotesa yaitu, pertama,
Apabila TIK digunakan dalam kehidupan sehari-hari warga negara (warga negara digital),
maka kemajuan TIK akan memindah praktik kewarganegaraan kedalam jaringan (on line),
mengantarkan warga Negara ke dalam era keterbukaan informasi. Kedua, Apabila
keuntungan dan peluang dari kemajuan ingin dioptimalisasi bagi kehidupan
Kewarganegaraan, maka warga negara dan pemerintah harus sama-sama mempersiapkan diri
dengan mengembangkan karakteristik yang sesuai dengan era digital. Apabila warga negara
digital dapat menjadi instrumen warga negara global, maka warga negara digital harus
mampu menjalin relasi internasional dan berkontribusi dalam masyarakat global. Ketiga,
apabila warga negara digital dapat mengola dan mengunakan informasi tentang
perkembangan globa, maka warga neagra digital akan memunculkan kesadaran global,
Sehingga warga Negara digital memiliki kesempatan yang besar untuk berpartisipasi
mengatasi isu global.
12
Daftar Pustaka
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm.,34
Orang
KUHP dan KUHAP, Pasal 45, Pustaka Mahardika, Jakarta, 2010, hlm., 25
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 330, Graha Media press, Jakarta, 2003, hlm.,74
Sri Widoyati Wiratmo Soekito, Anak dan Wanita Dalam Hukum, LP3ES, Jakarta, 1989,
13
hlm.,56
Sumber: https://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/
14