Skrisi
Skrisi
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TUGAS AKHIR
Oleh:
NIM : 085114002
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
FINAL PROJECT
MOTTO
Segala sesuatu dapat terwujud jika kamu benar-benar
menginginkannya
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Pada saat ini motor induksi 3 fasa sangat dibutuhkan pada daerah yang banyak
terdapat industri kecil dan pada daerah yang hanya mempunyai sistem kelistrikan 1 fasa.
Daerah tersebut memerlukan motor dengan daya penggerak yang besar tetapi yang bisa
dioperasikan dengan baik dan normal pada sistem kelistrikan 1 fasa. Salah satu cara agar
motor induksi dapat bekerja dengan baik dan normal adalah menambahkan rangkaian
motor kapasitor pada motor induksi 3 fasa. Rangkaian kapasitor yang digunakan diletakkan
pada sisi kumparan bantu atau sisi kumparan yang mempunyai impedansi yang lebih besar.
Pada penelitian ini, untuk menunjang kinerja motor induksi 3 fasa dengan sistem
kelistrikan 1 fasa ditambah dengan sensor arus ACS758 untuk mengukur nilai arus dari
beban yang digunakan. Ketika sensor arus ACS758 mendeteksi adanya arus yang lewat,
maka akan ditampilkan nilai arus tersebut pada LCD yang tersedia untuk memudahkan
user dalam pembacaan nilai arus yang terukur. Motor induksi dapat bekerja dengan baik
dan normal dengan sistem kelistrikan 1 fasa menggunakan rangkaian motor kapasitor.
Pengukuran dengan sensor arus tersebut memiliki error dibawah 3%.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
At this time the 3-phase induction motors are needed in many areas there are small
industries and in areas that have only 1-phase electrical system. The area requires a motor
with a large driving force but that can be operated with both normal and 1-phase electrical
system. One way for an induction motor can work with both normal and is adding a series
capacitor motors in 3-phase induction motor. The series capacitors are used auxiliary coil is
placed on the side or sides of the coil which has a larger impedance.
In this study, to support the performance of 3-phase induction motors with 1-phase
electrical system coupled with the ACS758 current sensor to measure the current value of
the load is used. When the ACS758 current sensor detects current passes, it will display the
current value on the LCD are available to facilitate the user in the current value of the
measured reading. Induction motor can work well and normal with 1-phase electrical
system using a series capacitor motors. Measurement with current sensor has an error less
than 3%.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah
memberikan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan
baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Petrus Setyo Prabowo , S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh
pengertian dan ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi
dalam penulisan skripsi ini.
4. Para dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran dalam
merevisi skripsi ini.
5. Orang tua dan kakak saya atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang yang
tiada henti.
6. Pradipta Melanie R. atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang yang tiada
henti.
7. Staff sekretariat Teknik Elektro, atas bantuan dalam melayani mahasiswa.
8. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2008 Teknik Elektro, kawan-kawan kost, dan
semua kawan yang mendukung saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan yang
telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih mengalami
kesulitan dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan,
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris) .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP .............................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJAN KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii
INTISARI ......................................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 1
1.3. Pembatasan Masalah................................................................................................. 1
1.4. Metodogi Penelitian.................................................................................................. 2
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 2
Mikrokontroler Penampil
Mikrokontroler Penampil
BAB II
DASAR TEORI
(2.1)
Konstruksi motor induksi 3 fasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu [14]:
a. Stator
Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar.
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 5
2.3 Kapasitor
Pada saat kapasitor dialiri arus listrik maka kapasitor akan menyimpan muatan dan
selama kapasitor belum terisi penuh maka proses penyimpanan akan terus berjalan sampai
penuh dan kapasitor akan berhenti menyimpan. Kapasitor akan melepas / membuang
muatannya apabila salah satu kakinya mendapat potensial yang lebih rendah (tegangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 8
negatif). Jika selama proses penyimpanan terjadi hal ini maka muatan akan tetap
dilepaskan walaupun proses penyimpanan belum selesai (kapasitor belum terisi penuh).
(2.2)
ω = 2.(π).(f)
Vs = Tegangan sumber
Selanjutnya untuk tenaga penggerak awal yang besar diperlukan kapasitor start (Cs).
Untuk menentuan nilai dari Cs tersebut yaitu mengambil data kapasitor dari jurnal pihak
lain yang telah melakukan penelitian serupa terlebih dahulu [3].
Pada gambar 2.7 merupakan bentuk fisik umum dari sebuah alternator.
e. Port C (PortC0…PortC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi
khusus, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Fungsi hhusus port C [5]
Pin Fungsi khusus
PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)
PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)
PC5 Input/Output
PC4 Input/Output
PC3 Input/Output
PC2 Input/Output
PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line)
PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)
f. Port D (PortD0…PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi
khusus, seperti yang terlihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Fungsi khusus port D [5]
Pin Fungsi khusus
PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output)
PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)
PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)
Misalnya masukan suatu pin ADC dengan resolusi 8-bit adalah 2,5V dan tegangan
referensi yang digunakan Vref internal sebesar 2,56V sehingga kode digital-nya adalah:
Kode digital = (2500 mV/2560 mV) x256 = 250 = 0xFA. Akurasi ADC dalam chip
tidak sempurna, akurasinya ±2LSB sehingga kemungkinan kode yang dihasilkan tidak
tepat 0xFA bisa jadi 0xF8, 0xF9, 0xFB, atau 0xFC.
2.5.3.1 Mode Operasi
1. Mode konversi tunggal
Dalam mode ini konversi dilakukan untuk sekali pembacaan sampel tegangan
masukan, jika ingin membaca lagi maka harus disampel lagi sehingga kita dapat
mengkonversi tegangan masukan untuk saat-saat yang kita butuhkan saja [6]. Mode
tunggal dipilih dengan meng-clear bit-ADFR dalam register ADCSRA. Konversi
tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit tersebut tetap sampai
satu kali konversi selesai (complete), setelah (complete) itu maka otomatis oleh
CPU bit-ADSC akan clear. Ketika konversi sedang berlangsung dan kita mengubah
saluran (channel) masukan ADC maka hal tersebut tidak akan diubah oleh CPU
hingga konversi ADC saluran tersebut selesai.
2. Mode konversi free running
Dalam mode ini konversi dilakukan terus menerus secara kontinyu (ADC
membaca sampel tegangan masukan lalu dikonversi hasilnya masukan ke register
ADCH:ADCL) terus menerus [6]. Ketika kita membaca ADC selagi ADC
mengkonversi tegangan sedang berlangsung, maka yang terbaca adalah hasil ADC
yang terakhir yang dibaca oleh ADC.
Mode free running dipilih dengan men-set bit-ADFR dalam register ADCSRA.
Konversi pertama dalam mode ini dimulai dengan men-set bit-ADSC. Dalam mode
ADC bekerja secara independen (tidak bergantung) dari flag interupsi ADC
(apakah ADIF set atau clear sama saja).
2.5.3.2 Register Pengendali ADC
1. ADC Multiplexer Selection Register – ADMUX
Tabel 2.4. Register ADMUX [6]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15
Tabel 2.4 menunjukan register pada ADMUX dan Tabel 2.4 menunjukkan
pemilihan tegangan referensi [6].
Bit 7:6 – REFS1:0: Reference Selection Bits
Kedua bit ini bertugas memilih tegangan referensi yang digunakan.
Tabel 2.5. Pemilihan tegangan referensi [6]
Tabel 2.9 menunjukkan register data ADC saat ADLAR=0 dan Tabel 2.10
menunjukkan register data ADC saat ADLAR=1 [6]. Ketika konversi selesai, maka
hasilnya dapat ditemukan pada register ADCH : ADCL. Ketika ADCL dibaca maka
ADC tidak akan diperbarui sampai ADCH dibaca.
terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated
Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor
dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar
yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya,
tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya
yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.
2.7 IC Regulator
IC 78xx adalah regulator tegangan positif dengan tiga terminal, masing-masing
masukan, ground dan keluaran [8]. IC 78xx tersedia untuk beberapa nilai tegangan
keluaran seperti pada tabel 2.11 berikut :
Meskipun semula dirancang untuk regulator tegangan tetap, namun regulator ini
dapat dikembangkan untuk tegangan dan arus yang dapat diatur. Rangkaian dasar 78xx
ditunjukkan pada gambar 2.13, untuk tegangan dan arus keluaran sesuai nilai nominalnya.
Kapasitor C1 diperlukan jika regulator jauh dari kapasitor filter pencatu daya
sedangkan C2 diperlukan untuk memperbaiki tanggapan kilasan dan penindasan kerut
(trancient response). Dalam penerpannya, tegangan masukan VIN harus lebih besar dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20
tegangan keluaran (lihat tabel 2.11) jika kurang maka regulator tidak berfungsi tetapi bila
melebihi VIN maksimumnya dapat merusak regulator.
Vr(rms) = (2.5)
Vr(PP) = (2.6)
Dengan IDC adalah arus maksimal penyearah (ampere), C adalah kapasitor yang
digunakan sebagai filter (Farad). VM adalah tegangan masukan arus bolak balik, Vr(PP)
tegangan ripple puncak ke puncak dan Vr(rms) adalah tegangan ripple. VDC MIN adalah
tegangan minimal yang dibutuhkan oleh IC regulator.
2.9. LCD
LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak
digunakan [11]. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari CRT (Cathode
Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan manusia sebagai penampil
gambar/text baik monochrome (hitam dan putih), maupun yang berwarna. Teknologi LCD
memberikan lebih keuntungan dibandingkan dengan teknologi CRT, karena pada dasarnya,
CRT adalah tabung triode yang digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa
keuntungan LCD dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relatif kecil, lebih
ringan, dan tampilan yang lebih bagus.
LCD memanfaatkan silikon atau galium dalam bentuk kristal cair sebagai pemendar
cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah tersusun dua dimensi piksel yang dibagi
dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah
LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian
belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam
keadaan normal, cairan yang digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu
pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara
bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempeng kaca bagian depan.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa mikro amper),
sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang
kecil [11]. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan
mudah di bawah terang sinar matahari. Dibawah sinar cahaya yang remang-remang atau
dalam kondisi gelap, sebuah lampu (berupa LED) harus dipasang di belakang layar
tampilan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22
Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses proses
internal, instruksi menulis data, instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca
data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, setiap karakter dengan huruf 5x7 dot
matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program), maksimum
pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah utama LCD adalah Display Clear, Cursor
Shift, dan Display Shift. Tabel 2.12 menunjukkan operasi dasar LCD.
Tabel 2.12. Operasi dasar LCD[9]
RS R/W Operasi
0 0 Input Instruksi ke LCD
0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat Counter (DB0) sampai (DB6)
1 0 Menulis Data
1 1 Membaca Data
0 Inisialisasi
RS 1 Data
Lapisan film yang berisi kristal cair diletakkan di antara dua lempeng kaca yang
telah ditanami elektroda logam transparan. Saat tegangan dicatukan pada beberapa pasang
elektroda, molekul-molekul kristal cair akan menyusun diri agar cahaya yang mengenainya
akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan
terbentuk pola huruf, angka, atau gambar sesuai bagian yang diaktifkan.
LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat populer untuk
aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrumen elektronik lain seperti Global
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 24
Positioning System (GPS), bargraph display, dan multimeter digital. LCD umumnya
dikemas dalam bentuk Dual In-line Package (DIP) dan mempunyai kemampuan untuk
menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel. Untuk membentuk pola, baik
karakter ataupun gambar, pada kolom dan baris secara bersamaan digunakan digunakan
metode screening. Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu
kolom dan suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.
Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan untuk
mengaktifkan panel LCD.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
PERANCANGAN PENELITIAN
Di dalam perancangan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : rangkaian sensor arus,
pengondisi sinyal, mikrokontroler dan penampil. Sensor yang digunakan untuk mengukur
arus adalah ACS758. Perubahan keluaran dari sensor akan masuk ke mikrokontroler.
Mikrokontroler ATMega 8535 berfungsi mengatur dan memproses data masukan dari
sensor, kemudian pengukuran arus akan ditampilkan pada penampil LCD. Gambar 3.1
menunjukkan diagram blok sistem perancangan alat pengoperasian motor induksi 3 fasa
pada sistem kelistrikan 1 fasa.
Beban
(Lampu
Pijar)
Mikrokontroler
ATMega 8535
LCD
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah ACS758. Sensor ini akan
mendeteksi arus yang mengalir disebabkan oleh adanya beban yang terpasang. Dari situ
juga keluaran dari sensor akan masuk ke mikrokontroler yang nantinya akan ditampilkan
pada LCD.
Pada rangkaian gambar 3.2, untuk mengaktifkan sensor ini dibutuhkan tegangan
masukan sebesar +5V. Pada kaki 4 dan 5 dihubungkan pada rangkaian beban, untuk
mengukur besar arus yang mengalir pada rangkaian beban. Penghubung komponen
kapasitor pada sensor ACS758 merupakan rekomendasi dari data sheet. Selanjutnya
keluaran sensor dihubungkan pada port A0 mikrokontroler.
Imax = 540 / 12 = 45 A
Pada data sheet sensor, tegangan keluaran sensor berupa tegangan analog dengan
sensitivitas 40 mV/A. Jadi artinya untuk setiap kenaikkan 1 A, maka sensor akan merespon
dengan memberikan keluaran sebesar 40 mV. Tabel 3.1 menunjukkan tegangan keluaran
sensor terhadap arus yang diukur. Pengukuran arus yang bisa dilakukan dari rentang 0 A
sampai 45 A, sehingga Vout sensor nantinya memiliki rentang dari 2500 V sampai 4300
mV.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
0A 2500 mV
5A 2700 mV
10 A 2900 mV
20 A 3300 mV
40 A 4100 mV
45 A 4300 mV
Pada rangkaian mikrokontroler seperti pada gambar 3.3, port yang akan digunakan
adalah port A dan port C. Port A digunakan sebagai port ADC (Analog to Digital
Conventer). Data analog dari sensor ACS758 yang berupa tegangan diberikan kepada port
A0. Data tersebut kemudian di konversi ke bentuk data digital dan siap diproses oleh
mikrokontroler. Untuk PC0, PC1, PC2, dan PC3 digunakan sebagai port data, sedangkan
PC4 dan PC5 digunakan sebagai port pengaturan interface LCD. Pada port C7 digunakan
sebagai keluaran untuk indikator lampu LED ketika sistem telah ON atau siap digunakan.
5V
U1 ACS758
1 40 1
PB0/T0/XCK PA0/ADC0
2 39
PB1/T1 PA1/ADC1
3 38 Sensor Arus
PB2/AIN0/INT2 PA2/ADC2
4 37
PB3/AIN1/OC0 PA3/ADC3
5 36
PB4/SS PA4/ADC4
6 35
PB5/MOSI PA5/ADC5
R1 7
PB6/MISO PA6/ADC6
34
10k 8 33
PB7/SCK PA7/ADC7 LCD
14 22 1
PD0/RXD PC0/SCL PC0. DB 1 LCD
X1 15
PD1/TXD PC1/SDA
23 2
PC1. DB 2 LCD
CRYSTAL 16 24 3
17
PD2/INT0 PC2
25 4
PC2. DB3 LCD
PD3/INT1 PC3 PC3. DB4 LCD
C2 18
PD4/OC1B PC4
26 5
PC4. Enable LCD
27pF 19 27 6
20
PD5/OC1A PC5
28
PC5. RS LCD
PD6/ICP1 PC6/TOSC1
C1 21
PD7/OC2 PC7/TOSC2
29 CONN-SIL6
C3 27pF
LED
10uF 13
XTAL1
12 32 1
XTAL2 AREF
9 30
RESET AVCC
CONN-SIL1
ATMEGA8535
Terdapat saklar masukan pada rangkaian yang berfungsi untuk mereset keadaan
mikrokontroler.
J2
1
R1
10k
J1
1
RESET 8535
C1
10uF
8535 12 Mhz
C6
Xtal 2 27 pF
3.2.5 Kapasitor
Dalam perancangan ini kapasitor yang digunakan diserikan dengan dua kumparan
motor (kumparan R dan S) ditunjukkan pada gambar 3.6.
100k
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
R2 MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
20k
R1 VE
X1 t
370m VC
V3
R
220V
T
49.8uF 26.04uF
Cs Cr
= 2,604 x 10-5 F
ω = 2.(π).(f)
Vs = Tegangan sumber
Untuk tenaga penggerak awal yang besar diperlukan kapasitor start (Cs). Sehingga
dibutuhkan kapasitor start (Cs) senilai 4,98x10-5 F [3]. Untuk penentuan dari nilai Cs
tersebut mengambil data kapasitor dari jurnal pihak lain yang telah melakukan penelitian
serupa terlebih dahulu.
pada port C7. Jika tegangan keluaran pin I/O ini sebesar 4,8V dan arusnya sebesar 20 mA
(data sheet AVR ATmega 8538), maka dengan mengetahui besarnya nilai 𝑉𝑜𝑢𝑡 dan arus
mikrokontroler, besarnya nilai R pada rangkaian LED berdasarkan persamaan 2.7 dapat
dihitung.
V
I (2.7)
R1
Dengan nilai–nilai :
V = 4,8 V
I = 20 x 10-3 A
4,8
R1 240 Ω
20m
Nilai 240 Ω di pasaran tidak ada, maka dicari pendekatannya sebesar 330 Ω. Pada
gambar 3.7 adalah rangkaian indikator LED.
D1
J1 R1
PC7 1
330R
LED
LCD yang digunakan yaitu LCD M1632 dengan lebar display 2 baris 16 kolom
yang konfigurasinya dapat dilihat pada gambar 3.8. Pada perancangan LCD digunakan dua
buah potensiometer sebesar 10KΩ dengan fungsi untuk mengatur contrast dari LCD.
+5V
LCD1
1
VSS
10K POT 2
VDD
3
VEE
4
RS
5
RW
6
E
J1 7
D0
1 8
PC0 2 9
D1
PC1 3 10
D2
PC2 4 11
D3
PC3 5 12
D4
PC4 6 13
D5
PC5 14
D6
D7
CONN-SIL6
LM016L
5V
U1 ACS758
1 40 1
PB0/T0/XCK PA0/ADC0 LCD1
2 39
PB1/T1 PA1/ADC1
3 38 Sensor Arus
PB2/AIN0/INT2 PA2/ADC2
4 37 1
PB3/AIN1/OC0 PA3/ADC3 VSS
5 36 2
PB4/SS PA4/ADC4 VDD
6 35 3
PB5/MOSI PA5/ADC5 VEE
R1 7
PB6/MISO PA6/ADC6
34
10k 8 33 4
PB7/SCK PA7/ADC7 RV1 RS
5
RW
14 22 10K 6
PD0/RXD PC0/SCL E
X1 15
PD1/TXD PC1/SDA
23
CRYSTAL 16 24 7
PD2/INT0 PC2 D0
17 25 8
PD3/INT1 PC3 D1
C2 18
PD4/OC1B PC4
26 9
D2
27pF 19 27 10
PD5/OC1A PC5 D3
20 28 11
PD6/ICP1 PC6/TOSC1 D4
C1 21
PD7/OC2 PC7/TOSC2
29 12
D5
C3 27pF 13
D6
10uF 13 14
XTAL1 D7
12 32
XTAL2 AREF
9 30
RESET AVCC
ATMEGA8535 R2 D1 LM016L
330R
LED
menggunakan komponen L7805CV, dengan arus maksimal sebesar 1A. Tegangan keluaran
5 VDC digunakan untuk catu daya sensor arus dan LCD. Rangkaian yang digunakan dapat
dilihat pada gambar 3.10b.
BR1
U1 J9
7812 1
1 3 2
VI VO
BR1 3
GND
C1 U1
7812 1
J9 12 VDC
2200u 1 C2 J10
2
GBU6A 3 2
VI VO 100u
3
1
GND
2
C1 12 VDC
3
2200u C2 J10
2
GBU6A
J5 100u
1 12 VDC
1 2
2 3
J5 12 VDC
15 VAC
1
2
15 VAC (a) U2
7805
1 3
U2 VI VO
GND
7805 J2
1 3 1
VI VO
BR2 C5 2
GND
J2
2
3300u 1
J4 BR2 C3 5 VDC
C5 2
1
2
100u
J4 2
3300u
C3 5 VDC J6
1 100u 1
9 VAC2 J6 2
U3 1
9 VAC
U3 7805 2
5 VDC J1
GBU6A 7805 1 3 5 VDC J1 1
VI VO
GBU6A 1 3 1 2
GND
VI VO 3
2
GND
C4
3 4
C4 4
100u
2
100u 5 VDC
J8
2
5 VDC
J8 1
1
2
2
3 3
4 4
5 VDC 5 VDC
(b)
Gambar 3.10. Rangkaian penyearah tegangan (a). 12 Volt dan (b). 5 Volt
𝐼𝐷𝐶
Vr (rms) =
4∗𝑓∗𝐶1 ∗√3
1
1,533 =
4∗50∗𝐶1 ∗√3
1
1,533 =
346,41∗𝐶1
(346,41 ∗ 𝐶1 ) ∗ (1,533) = 1
531,05 ∗ 𝐶1 = 1
1
𝐶1 =
531,05
= 1,883𝑥10−3 𝐹
𝐶1 = 1883µ𝐹
Pada perhitungan nilai minimal C1 diperoleh sebesar 1883µF, nilai tersebut tidak
terdapat di pasaran sehingga digunakan nilai kapasitor C1 sebesar 2200µF yang mendekati
nilai perhitungan dan terdapat di pasaran. Pemilihan nilai C1 sebesar 2200µF akan
berdampak memperkecil ripple. Penentuan nilai kapasitor C2 yang digunakan adalah
100nF disesuaikan berdasarkan datasheet IC regulator L7812CV.
Perhitungan nilai kapasitor untuk penyearah 5VDC, dilakukan seperti persamaan 2.5
dengan nilai tegangan keluaran trafo diketahui sebesar 9VAC (VM), arus maksimal yang
diinginkan sebesar 1A dan tegangan masukan minimal IC regulator sebesar 7,5VDC (VMIN),
sehingga diperoleh nilai minimal kapasitor C5 sebagai berikut :
𝐼𝐷𝐶
Vr (rms) =
4∗𝑓∗𝐶5 ∗√3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
1
1,106 =
4∗50∗𝐶5 ∗√3
1
1,106 =
346,41∗𝐶5
(346,41 ∗ 𝐶5 ) ∗ (1,106) = 1
383,13 ∗ 𝐶5 = 1
1
𝐶5 =
383,13
= 2,610𝑥10−3 𝐹
𝐶5 = 2610µ𝐹
Pada perhitungan nilai minimal C5 diperoleh sebesar 2610µF, nilai tersebut tidak
terdapat di pasaran sehingga digunakan nilai kapasitor C5 sebesar 3300µF yang mendekati
nilai perhitungan dan terdapat di pasaran. Pemilihan nilai C5 sebesar 3300µF akan
berdampak memperkecil ripple. Penentuan nilai kapasitor C3 dan C4 yang digunakan
adalah 100nF disesuaikan berdasarkan datasheet IC regulator L7805CV.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Mulai
Inisialisasi
LED ON
Baca Iterukur
Penampil (LCD)
Selesai
Pada gambar 3.11 menunjukkan alur program. Pada saat sistem telah dimulai
mikrokontroler akan menginisialisasi port-port yang akan digunakan. LED akan menyala
sebagai indikator sistem siap digunakan. Ketika ada arus yang masuk maka sensor akan
membaca arus tersebut sebagai Iterukur. Iterukur adalah arus beban terpakai yang terukur oleh
sensor. Setelah itu proses selanjutnya data atau nilai yang terbaca tadi akan ditampilkan
pada interface LCD.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Bab IV
Kapasitor
Start (Cs)
Magnetic
Kapasitor Contactor
Jalan (Cr)
Pada penelitian ini menggunakan magnetic contactor agar kuat dalam menahan
arus yang lewat pada sambungan antara kapasitor dengan titik kutub pada motor induksi 3
fasa. Magnetic contactor yang digunakan pada tugas akhir ini memiliki tipe S-K10 buatan
EWIG.
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 37
Selain rangkaian kapasitor ada juga perangkat keras elektronik yang berfungsi
untuk mendukung kinerja rangkaian kapasitor. Pada gambar 4.2 merupakan tampilan luar
(boks) dari perangkat keras elektronik. Bagian luar boks perangkat keras elektronik
terdapat LCD yang memiliki fungsi untuk menampilkan nilai dari arus yang terukur dan
nilai tegangan keluaran dari sensor arus (ACS758) yang menuju minimum system.
U
220V
Magnetic Contactor
50uF 26uF
Cs Cr
Pada awal perancangan penelitian, nilai dari kapasitor yang digunakan yaitu sebesar 49,8
µF untuk kapasitor start (CS) dan 25,9 µF untuk kapasitor jalan (CR), tetapi pada
implementasinya sulit menemukan nilai-nilai kapasitor yang sesuai dengan perancangan.
Maka pada implementasinya nilai yang digunakan adalah 50 µF untuk kapasitor start (CS)
dan 26 µF untuk kapasitor jalan (CR).
Pada motor induksi terdapat beberapa titik kumparan yaitu kumparan W, V, dan U.
Masing-masing kumparan mempunyai dua buah kaki yaitu dengan kode 1 dan 2, misal
untuk kumparan W, jadi pada kumparan W terdapat kaki W1 dan kaki W2 begitupun juga
dengan kumparan V dan U.
Setelah user merangkai semua rangkaian yang telah dipersiapkan langkah
selanjutnya adalah menyalakan rangkaian tersebut dengan memberi tegangan sumber 220
Volt. Posisi saklar/magnetic contactor pada awalnya berada di posisi ON atau terhubung.
Sesaat setelah diberi tegangan 220 Volt kemudian langkah selanjutnya mematikan saklar /
magnetic contactor, tetapi tidak langsung dimatikan saklarnya, tunggu 5 - 10 detik setelah
proses pemberian tegangan sumber 220 Volt atau sesaaat motor induksi 3 fasa mulai
berputar kemudian baru dimatikan saklar tersebut. Hal ini mempunyai tujuan agar motor
induksi 3 fasa mempunyai torsi awal yang besar dan bisa mencapai 70% - 80% dari
putaran normal. Motor induksi 3 fasa putaran normalnya sebesar 1400 rpm, ketika putaran
motor telah mencapai putaran ideal atau normal maka user dapat menyalakan sistem
pengisian accu dan lampu pijar sebagai bebannya. Lampu pijar dan sistem pengisian accu
yang telah dinyalakan dapat user ketahui seberapa besar arus yang terukur dengan melihat
LCD yang tersedia pada boks perangkat keras elektroniknya, sedangkan untuk mengetahui
kecepatan putaran motor induksi 3 fasa yang terjadi dengan menggunakan alat tachometer.
Untuk mendapatkan nilai variasi beban dalam percobaan ini menggunakan lampu
pijar dengan nilai beban yang berbeda-beda pula antara 55 Watt, 35 Watt, dan 25 Watt.
Lampu pijar sendiri menggunakan lampu dari kendaran bermotor yaitu tepatnya lampu
sepeda motor, sehingga dalam satu lampu terdapat dua elemen lampu. Elemen yang
pertama digunakan untuk lampu jarak dekat dan yang satunya lagi digunakan untuk jarak
jauh. Jadi masing-masing lampu terdapat dua buah saklar yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan masing-masing elemen lampu.
Berikut ini merupakan gambar - gambar dari komponen penyusun boks perangkat
keras elektronik.
Pada perancangan awal tugas akhir ini penulis tidak menyertakan rangkaian catu
daya dan penyearah tegangan sendiri karena pada awalnya penulis mempunyai pikiran
bahwa akan menggunakan adaptor sebagai catu dayanya, namun pada hasil pembuatannya
menggunakan rangkaian catu daya dan rangkaian penyearah sendiri yang telah melalui
proses perhitungan.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data hasil kinerja motor saat
diberikan perubahan beban pada motor. Data-data yang diambil meliputi beban (lampu
pijar) yang digunakan, Vout sensor arus yang ditampilkan pada LCD, arus yang terjadi
oleh penggunaan beban (ditampilkan pada LCD), dan kecepatan putaran motor induksi 3
fasa. Pengujian yang dilakukan berlangsung dalam dua tahap, yaitu yang pertama
pengujian pada sistem 1 fasa kemudian yang kedua pengujian pada sistem 3 fasa atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 42
pengujian normal. Setiap tahap pengujian, dilakukan sebanyak empat kali untuk masing-
masing pengambilan data.
17
16
15
14
13
12
Arus (Ampere)
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
Beban Lampu (Watt)
Gambar 4.11. Grafik hubungan antara arus terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa
1490
1489
1488
1487
1486
1485
1484
1483
RPM
1482
1481
1480
1479
1478
1477
1476
1475
1474
0 50 100 150 200 250
Beban Lampu (Watt)
Gambar 4.12. Grafik hubungan antara RPM terhadap beban lampu pada sistem 1 fasa
Berdasarkan gambar 4.11 grafik hubungan beban lampu dengan arus yang terukur
pada sensor menunjukkan hasil yang berbanding lurus. Berbanding lurus memiliki artian
bahwa semakin besar beban yang digunakan, semakin besar pula arus yang terukur oleh
sensor. Arus terkecil yang terukur yaitu pada saat tidak ada beban atau 0 Watt adalah
sebesar 0 A, sedangkan arus terukur tertinggi yaitu pada beban 225 Watt adalah sebesar
15,953 A. Pada gambar 4.12 menunjukkan grafik hubungan antara beban lampu dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 44
kecepatan putaran motor induksi 3 fasa. Dapat dilihat bahwa grafik tersebut memiliki
hubungan yang berbanding terbalik, karena pada saat tidak ada beban kecepatan putaran
yang dihasilkan sebesar 1489 RPM kemudian terus menurun kecepatan putarannya seiring
dengan bertambah beban yang diberikan. Nilai kecepatan putaran terendah yang terjadi
dengan diberi beban sebesar 225 Watt yaitu pada 1475 RPM.
Dalam mendapatkan hasil yang lebih baik dan teliti adanya penambahan parameter
uji sistem yang dilakukan. Parameter uji sistem yang ditambahkan yaitu tegangan keluaran
sistem pada alternator dan daya keluaran. Berikut adalah tabel penambahan parameter uji
sistem.
Tabel 4.2. Penambahan parameter uji pada sistem 1 fasa
Beban Lampu (Watt) Vout Alternator Arus Alternator Daya Sistem
+ Accu (Volt) (Ampere) (Watt)
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa semakin besar beban (lampu dan accu) yang
digunakan akan mengakibatkan turunnya tegangan keluaran pada alternator, sedangkan
untuk nilai arus keluaran dari alternator sendiri semakin bertambah seiring peningkatan
beban yang digunakan. Untuk nilai daya sistem didapatkan dengan cara perhitungan
secara manual, yaitu dengan menggunakan persamaan (2.8) yaitu P = I.V
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 45
Keterangan :
P = Daya
V = Vout Alternator
I = Arus Alternator
17
16
15
14
13
Arus (Ampere)
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250
Beban Lampu (Watt)
Gambar 4.13. Grafik hubungan antara arus dengan beban lampu pada sistem 3 fasa
1500
1490
1480
1470
1460
1450
RPM
1440
1430
1420
1410
1400
1390
1380
0 50 100 150 200 250
Beban Lampu (Watt)
Gambar 4.14. Grafik hubungan antara RPM dengan beban lampu pada sistem 3 fasa
Pada gambar 4.13 menjelaskan tentang grafik hubungan antara beban lampu
dengan arus yang terukur. Arus yang terukur hampir sama dengan arus yang terjadi pada
tahap sebelumnya yaitu pada masukan sistem 1 fasa. Terjadi kenaikan nilai arus setiap
penambahan beban, untuk arus terkecil yang terukur pada saat beban 55 Watt adalah
sebesar 5,801 A dan untuk nilai arus terbesar yang terukur sebesar 15,450 A. Untuk
gambar 4.14 merupakan grafik hubungan antara beban lampu dengan kecepatan putaran
(RPM) yang terjadi. Dalam percobaan tahap ini kecepatan yang terukur menunjukkan
penurunan nilai kecepatan. Selama prosesnya percobaan terdapat kenaikkan nilai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 47
kecepatan. Pada saat kondisi tanpa beban kecepatan yang terukur adalah 1491 RPM,
kemudian ketika diberi beban sebesar 55 Watt naik menjadi 1492 RPM dan naik lagi
kecepatan menjadi 1493 RPM pada beban 90 Watt. Setelah terjadi peningkatan kecepatan,
ketika dibebani dengan 105 Watt kecepatan turun menjadi 1491 dan terus turun
kecepatannya sampai pada beban terbesar yaitu 225 Watt dengan kecepatan yang terukur
sebesar 1390 RPM.
Seperti halnya yang telah dilakukan pada pengujian sistem 1 fasa, maka pada
pengujian sistem 3 fasapun dilakukan panambahan parameter uji sistem dengan tujuan
mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih teliti. Pada tabel 4.4 di bawah ini merupakan
data dari parameter yang diuji.
Tabel 4.4. Penambahan parameter uji pada sistem 3 fasa
Beban Lampu (Watt) Vout Alternator Arus Alternator Daya Sistem
+ Accu (Volt) (Ampere) (Watt)
Dari tabel di atas didapatkan informasi bahwa tegangan keluaran alternator pada
sistem 3 fasa ini memiliki tegangan maksimum pada 15,2 volt saat hanya diberi beban
pengisian accu dan turun menjadi 12,7 volt ketika diberi beban sampai 225 watt +
pengisian accu. Untuk arus keluarannya dengan beban pengisian accu saja yaitu 4,822
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 48
ampere dan maksimumnya pada 12 ampere. Semenjak diberi beban 140 watt sampe 225
watt arus alternator stabil pada 12 ampere, ada naik-turunnya tetapi sedikit sekali hanya
sekitar 0,006 ampere.
Untuk pengujian nilai kapasitor start dengan nilai total yang lebih kecil lagi
daripada 44 µF tidak dapat dilanjutkan, dikarenakan pada rangkaian kapasitornya muncul
percikan-percikan bunga api yang dapat membahayakan perangkat lainnya dan penguji.
Data hasil variasi kapasitor yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan
semakin kecilnya nilai kapasitor jalan (Cr), arus keluaran dari alternator juga menjadi lebih
kecil dibandingkan dengan nilai kapsitor jalan yang lebih besar. Pada kapasitor jalan
bernilai 10µF arus terkecil yaitu pada nilai 2,590 A dan terbesarnya 15,563A, sedangkan
pada kapasitor jalan 16µF nilai arus terkecil bernilai 2,622A dan terbesarnya pada
15,554A. Variasi kapasitor lainnya yaitu kapasitor start (Cs) sebesar 44µF memiliki hasil
arus alternator yang lebih besar dibandingkan dari kedua nilai kapasitor jalan sebelumnya,
karena disini menggunakan nilai kapasitor jalan yang sesuai dengan perhitungan teori yaitu
sebesar 25µF. Gambar 4.15 di bawah ini menunjukkan grafik perbandingan dari variasi
ketiga kapasitor.
18,000
16,000
Arus Alternator (Ampere)
14,000
12,000
10,000
CR 10uF
8,000 CR 16uF
CS 44uF
6,000
4,000
2,000
0
0 55 130 165 225
Beban Lampu (Watt) + Accu
Gambar 4.15. Grafik perbandingan arus keluaran alternator menggunakan variasi kapasitor
18
16
14
12
Arus (Ampere)
10
8
Arus input 1 fasa
6
Arus input 3 fasa
4
2
0
0 50 100 150 200 250
Beban Lampu (Watt)
Gambar 4.16. Grafik perbandingan arus antara sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa
Dari gambar grafik tersebut dapat menjelaskan bahwa nilai arus pada masukan
sistem 1 fasa sedikit lebih tinggi daripada nilai arus pada masukan sistem 3 fasa. Nilai
terkecil ketika diberi beban sebesar 55 Watt pada masukan sistem 1 fasa arusnya terukur
sebesar 6,284 A, sedangkan pada sistem 3 fasa bernilai 5,801 A. Untuk nilai beban
tertingginya yaitu pada 225 Watt, pada sistem 1 fasa mencapai 15,953 A dan masukan
sistem 3 fasa tidak berbeda jauh dengan nilai 15,450 A. Hal ini terjadi dikarenakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 52
Tabel 4.9. Nilai RPM motor induksi sistem 1 fasa dan sistem 3 fasa
Beban Lampu Kecepatan motor sistem 1 fasa Kecepatan motor sistem 3 fasa
(Watt) (RPM) (RPM)
0 1489 1491
55 1487 1492
80 1486 1492
90 1486 1493
105 1485 1491
115 1485 1448
130 1484 1442
140 1483 1442
150 1482 1397
155 1482 1395
165 1480 1394
175 1480 1401
190 1478 1395
200 1477 1390
225 1475 1390
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 53
1520
1500
Kecepatan Putaran (RPM) 1480
1460
Kecepatan Sistem 1 Fasa
1440
Kecepatan Sistem 3 Fasa
1420
1400
1380
1360
1340
1320
0 55 80 90 105 115 130 140 150 155 165 175 190 200 225
Beban Lampu (Watt)
Gambar 4.17. Grafik perbandingan RPM pada sistem 1 fasa dengan sistem 3 fasa
bahwa nilai tegangan referensi yang dihasilkan oleh sistem 3 fasa lebih kecil dan tidak
stabil sehingga bisa terjadi penurunan yang drastis seperti pada hasil percobaan yang
terjadi.
Tabel 4.10. Persentase error perangkat keras dalam pengukuran nilai arus
Sistem 1 Fasa
Beban Lampu (Watt) Arus Sensor Ampere Meter Error
+ Accu (Ampere) (Ampere) (%)
Accu 2,430 2,4 1,234
55 + accu 8,500 8,2 3,529
80 + accu 10,650 10,4 2,347
90 + accu 11,150 10,8 3,139
105 + accu 11,690 11,4 2,481
115 + accu 12,640 12,4 1,900
130 + accu 13,425 13,2 1,676
140 + accu 14,460 14,2 1,798
Sistem 3 Fasa
Accu 4,822 4,6 4,604
55 + accu 11,169 10,8 3,304
80 + accu 11,180 10,8 3,399
90 + accu 11,526 11,3 1,961
105 + accu 11,658 11,4 2,213
115 + accu 11,658 11,4 2,213
130 + accu 11,841 11,6 2,035
140 + accu 11,963 11,8 1,363
150 + accu 11,963 11,8 1,363
155 + accu 12,001 11,9 0,842
165 + accu 11,963 11,8 1,363
175 + accu 11,963 11,8 1,363
190 + accu 12,024 11,9 1,031
200 + accu 11,963 11,8 1,363
225 + accu 12,024 11,9 1,031
Rata – Rata Error 2,068
Untuk perhitungan nilai persentase error sendiri didapat dari rumus sebagai berikut
ini :
−
= 100%
Contoh : Pada beban 225 Watt + pengisian accu nilai arus yang tertampil pada LCD
sebesar 12,024 Ampere, sedangkan nilai pengukuran Amper Meter adalah 11,9 Ampere.
Jadi nilai persentase error-nya adalah :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 56
225
−
= 100%
12,024 − 11,9
225 = 100%
12,024
= 1,031 %
Perhitungan persentase rata – rata error :
∑
− = %
23
47,449
− = %
23
= 2,068%
Berdasarkan tabel persentase keberhasilan alat dalam mengukur nilai arus beban,
diperoleh persentase rata-rata error sebesar 2,068%. Pada percobaan ini sensor arus dapat
di katakan stabil dan bekerja dengan baik karena rata-rata error dalam pengukuran arus
nilai kurang dari 3% atau masih dalam batas wajar kerja alat.
−
= 100%
4,99 − 4,97
= 100%
4,99
= 0,40%
−
= 100%
12,32 − 12,22
= 100%
12,32
= 0,81%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 58
Menggunakan persamaan tersebut mengacu dari sensor arus yang digunakan. Karena
sensor arus yang digunakan ACS758 memiliki karakteristik yaitu pada setiap kenaikkan
arus sebesar 1 Ampere, maka sensor akan merespon dengan memberikan keluaran (Vout
Sensor) sebesar 40 mV. Untuk nilai pengurangan oleh 2,5 itu sendiri didapatkan dari nilai
Vcc/2, hal ini terjadi karena saat tidak ada arus yang melewati sensor tersebut keluaran dari
sensor tersebut sebesar Vcc/2. Di sini Vcc yang digunakan untuk menghidupkan sensor
sebesar 5 Volt, maka Vout sensor tersebut Vcc/2 = 2,5 Volt.
Setelah didapatkan nilai tegangan dan nilai arus tadi, proses selanjutnya yaitu
menampilkan nilai - nilai tersebut ke dalam LCD agar dapat dengan mudah dibaca oleh
user. Pada gambar 4.22 adalah tampilan dimana ketika nilai tegangan dan nilai arus sudah
dalam keadaan siap baca oleh user. Untuk listing programnya akan ditunjukkan pada
gambar 4.23.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 60
Gambar 4.22. Tampilan nilai tegangan keluaran sensor dan nilai arus
Gambar 4.23. Listing program tampilan nilai tegangan keluaran sensor dan nilai arus
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dari hasil implementasi dan pengamatan pada pengoperasian motor induksi 3 fasa
menggunakan sistem tenaga 1 fasa, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Motor induksi 3 fasa dapat bekerja secara baik dan normal dengan sistem 1
fasa menggunakan rangkaian motor kapasitor.
2. Pengukuran nilai arus dengan ACS758 yang digunakan bila dibandingkan
dengan perhitungan teori memiliki error tidak lebih daripada 3%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil implementasi ada beberapa saran untuk perkembangan lebih
lanjut agar pengoperasian motor induksi 3 fasa menggunakan sistem tenaga 1 fasa dapat
bekerja lebih baik lagi, yaitu :
1. Menambahkan tachometer otomatis untuk mengetahui nilai kecepatan putaran
motor induksi 3 fasa tanpa harus perlu dilakukan secara manual.
2. Penggunaan kapasitor dengan jumlah yang lebih sedikit atau adanya kapasitor
yang memliki nilai kapasitansi yang sesuai dengan perancangan sehingga
memudahkan dalam proses merakit dan penempatannya.
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] Pillay P and Brzezinski, 1990, Induction motor performance when fed from single
to three phase converter, IEEE No. 90/CH 29.35-5/90/0000-004.
[2] Anthony Zuriman dan Efendi Asnal, 2004, “Sistem pengaman motor induksi 3-fasa
terhadap gangguan hubung singkat satu fasa dengan cara merubah sumber
tegangan”, Prosiding SNVMS 2004, ISBN: 979-96964-1-0, hal. 643-649.
[4] Huang H, Fuchs EF and White J.C, Septermber 1988, “Optimal placement of the
run capacitor in single phase induction motor designs”, IEEE transactions on
energy conversion, Vol. 3, No. 3, pp. 647-652.
[9] Robert Boylestad, Louis Nashelsky, 1996, Electronic Devices and Circuit Theory
sixth edition, New Jersey : Prentice Hall.
[10] PT PLN Penyaluran Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, 2008, Teori Dasar Listrik.
[11] Paul A, Tipler, 1998, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, edisi 3 jilid 1, Erlangga,
Bandung.
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 63
LAMPIRAN 1
LISTING PROGRAM UTAMA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI L1-1
//--------------------------------------------------------------------------------------------
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#include <math.h>
#asm
#endasm
#include <lcd.h>
float Sensor,Tegangan,Arus;
char baris1[16],baris2[16];
delay_us(10);
ADCSRA|=0x40;
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI L1-2
void CEK_ADC(void)
Sensor=read_adc(0);
Tegangan=((float)Sensor*0.0048828125);
Arus=(((float)Tegangan-2.5)/0.04);
void Tampil_ADC(void)
lcd_clear();
void main(void)
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI L1-3
ADCSRA=0x84;
SFIOR&=0xEF;
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("085114002");
delay_ms(5000);
lcd_clear();
while (1)
CEK_ADC();
Tampil_ADC();
delay_ms(500);
};
}
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2
RANGKAIAN KESELURUHAN
5V
PLAGIAT
U1 ACS758
1 40 1
PB0/T0/XCK PA0/ADC0 LCD1
2 39
PB1/T1 PA1/ADC1
3 38 Sensor Arus
PB2/AIN0/INT2 PA2/ADC2
4 37 1
PB3/AIN1/OC0 PA3/ADC3 VSS
5 36 2
PB4/SS PA4/ADC4 VDD
6 35 3
PB5/MOSI PA5/ADC5 VEE
R1 7 34
PB6/MISO PA6/ADC6
PLAGIATMERUPAKAN
10k 8 33 4
PB7/SCK PA7/ADC7 RV1 RS
5
RW
14 22 10K 6
PD0/RXD PC0/SCL E
X1 15 23
PD1/TXD PC1/SDA
CRYSTAL 16 24 7
PD2/INT0 PC2 D0
17 25 8
PD3/INT1 PC3 D1
C2 18 26 9
PD4/OC1B PC4 D2
27pF 19 27 10
PD5/OC1A PC5 D3
MERUPAKANTINDAKAN
20 28 11
PD6/ICP1 PC6/TOSC1 D4
C1 21 29 12
PD7/OC2 PC7/TOSC2 D5
C3 27pF 13
D6
10uF 13 14
XTAL1 D7
12 32
XTAL2 AREF
TINDAKANTIDAK
9 30
RESET AVCC
ATMEGA8535 R2 D1 LM016L
330R
LAMPIRAN RANGKAIAN KESELURUHAN
LED
L2 TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 3
TABEL PENGAMBILAN DATA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI L3-1
LAMPIRAN 4
DATASHEET ACS758
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI