Anda di halaman 1dari 26

CONTOH ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Penellitian Peendidikan
yang diampu oleh:
Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS AIFO

Disusun oleh :
HABIB NUR MUHAMMAD 1700433
ELYNADHITA SUPRIYATIN 1700565
ADITYA AL ASYARI SIRADJUDIN 1701337
MUHAMAD NAOVAL 1702541
YOGA ARDIANSYAH 1702909

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul “Contoh Analisis Data dan
Pengujian Hipotesis” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu
tugas dari mata kuliah Penelitian Pendidikan.
Makalah ini merupakan pembelajaran atau sebagai sumber referensi
bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat berguna untuk semua masyarakat,
mahasiswa, dan khusunya bagi pembaca makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini mempunyai kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun pada diri kami yang intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Penulis

Bandung, September 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 1
1.4. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Contoh Analisis Data ......................................................................................... 3
B. Contoh Pengujian Hipotesis ............................................................................. 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 22
3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara,pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data
tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya
adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.
Setelah pengumpulan data dari lapangan selesai dilakukan maka tahap berikutnya
adalah tahap analisis.tahap ini merupakan tahap yang sanagat penting dan menentukan.
Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan
kebenaran-kebenaranya yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang
di ajukan dalam penelitian. Pada tahap inilah imajinasi dan kreativitas peneliti betul-
betul di uji.
Salah satu tujuan dari penelitian adalah menguji hipotesis. Hipotesis yang
dinyatakan dalam sebuah penelitian tenetunya berbeda-beda sehungga hasil yang
diperoleh juga akan berbeda. Tujuan dilakukannya pengujian hipotesis adalah untuk
menentukan akurasi dari masing-masing hipotesis penelitian terhadap kenyataan dari
data yang dikumpulkan para peneliti.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagimana cara menganalisis data?
1.2.2. Bagaimana cara menguji hipotesis?

1.3. Tujuan
1.3.1. Agar pembaca mengetahui cara menganalisis data
1.3.2. Agar pembaca cara menguj hipotesis

1
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah dan presentasi dari makalah tentang contoh
analisis data dan pengujian hipotesis adalah agar penulis dan mahasiswa PJKR B dapat
menganalis dan menguji hipotesis denganbaik sehingga dilancarkan dalam menulis
karya tulis ilmiah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Contoh Analisis Data

1. Contoh Judul Penelitian


Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Situasi Kepemimpinan
terhadap Iklim Organisasi Sekolah Widyaloka.

2. Variabel Penelitian
Pada penelitian itu variabel penelitiannya adalah: gaya kepemimpinan kepala
sekolah (A1), dan situasi kepemimpinan (A2) sebagai variabel independen dan iklim
organisasi sekolah (B) sebagai variabel dependen.

3. Paradigma Penelitian

A1
A1 : Kepemimpinan KS
A2 : Situasi Kepemimpinan
B
B : Iklim kerja organisasi sekolah

A2

4. Populasi dan Sampel


Populasi sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah semua guru yang
berpendidikan S2, S1, dan D3 dengan jumlah 50 orang. Berdasarkan tingkat kesalahan
5%, maka ukuran sampel ditemukan 44 guru terdiri atas 30 orang pria dan 14 orang
wanita (lihat tabel penentuan ukuran sampel pada bab populasi dan sampel). Sedangkan
pembagian anggota sampel menurut jenjang pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Guru berpendidikan S2 diambil sebanyak 10 orang dengan 6 orang pria dan 4
orang wanita.

3
b. Guru berpendidikan S1 diambil sebanyak 14 orang dengan 10 orang pria dan
4 orang wanita.
c. Guru berpendidikan D3 diambil sebanyak 20 orang dengan 14 orang pria dan
6 orang wanita.

5. Rumusan Masalah
a. Rumusan Masalah deskriftif:
1) Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala SMA Widyaloka?
2) Seberapa baik situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka?
3) Seberapa baik iklim oraganisasi SMA Widyaloka?
b. Rumusan Masalah Asosiatif (Hubungan):
1) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja oraganisasi SMA Widyaloka?
2) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan
dengan iklim oraganisasi SMA Widdyaloka?
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka?
4) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala
sekolah dan situasi kepemimpinan seccara bersama-sama dengan iklim
organisasi SMA Widyaloka
c. Rumusan Masalah Komparatif: ( yang dikomparasasikan adalah persepsi
antara kelompok guru berdasarkan jenjang pendidikan S2, S1, D3, dan jenis
kelamin pria wanita terhadap nilai variabel yang diteliti)
1) Adakah perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang signifikan
menurut persepsi guru yang berpendidikan S2, S1, dam D3?
2) Adakah perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan menurut
persepsi guru yang berpendidikan S2, S1, dan D3?
3) Adkah perbedaan iklim kerja organisasi sekolah secara sIgnifikan menurut
persepsi guru yang berpendidikan S2, S1, dan D3?

4
4) Adakah perbedaan gaya kepemimpinan kepala saekolah yang signifikan
berdasarkan persepsi guru pria dan wanita?
5) Adakah perbedaan situasi kepemmpinan yang signifikan berdasarkan
persepsi guru pria dan wanita?
6) Adakah perbedaan iklim kerja organisasi sekolah yang signifikan
berdasarkan persepsi guru pria dan wanita?

6. Hipotesis (jawaban sementara terhadap rumusan masalah diatas)


a. Hipotesis Deskriftif (bisa di rumukan dan bisa tida)
1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA Widyaloka sama dengan 75%
yang di harapkan.
2. Situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka paling renadh 40% dari yang
diharapkan.
3. Iklim organissassi SMA Widyaloka paling tingo 60% dari yang
diharapkan.
b. Hipotesis Asosiatif (hubungan)
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi
kepemimpinan dengan iklim organisasi SMA Widyaloka.
3. Terdapat hubungn yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan situasi kepmimpinan secara bersama-sama dengan
iklim organisasi SMA Widyaloka.
5. Bila variabel kepemimpinan dikendalikan atau dibuat tetap, terhadap
hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim organisasi SMA Widyalok.
c. Hipotesis Komparatif
1) Terdapat perbedaan gaya akepemimpinan kepala sekolah yang signifikan
berdasarkan persepsi kelompok guru pria dan wanita.

5
2) Terdapat perbedaan situasi kepemimpinan yang signifikan berdasarkan
persepsi kelompok guru pria dan wanita.
3) Terdapat perbedaan iklim organisassi SMA yang signifikan berdasarkan
persepsi kelompok guru pria dan wanita.
4) Terdapat perbedaan gaya kepempinan kepala sekolah yang signifikan
berdasarkan persepsi guru yang berpendidikan S2, S1, D3?
5) Terdapat perbedaan situasi kepemimipinan yang signifikan berdasarkan
persepsi guru yang berpendidikan S2, S1 dan D3?
6) Terdapat perbedaan iklim organaisasi SMA yang signigfikan berdasarkan
persepsi guru yang berpendidikan S2, S1 dan D3?
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan instrument seperti yang tertera pada Bab
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian. Terdapat tiga instrument yaitu intrumen
gaya kepemimpinan dengan tiga indicator dan 18 butir (no 19 s/d 24tidak dipakai), situasi
kepemimpinan dengan 3 indikator dan 18 butir , dan iklim organisasi dengan 7 indikator
dan 14 butir pertanyaan atau pernyataan.

8. Tabulasi Data Hasil Penelitian


Berdasarkan data yang terkumpuldari 44 responden yang ditetapkan sebagai
sampel, data variabel gaya kepemimpinan dapat di tabulasikan seperti pada tabel 9.1, data
variael situasi kepemimpinan ditunjukan pada tabel 9.2 dan data variabel iklim kerja pada
tabel 9.3.

9. Uji Kompetensi Data


Hipotensi yang telah dirumuskan akan diuji dengan Statistik Parametris, antara
lain dengan menggunakan t-test untuk satu sampel,korelasi dan regresi, analisis varian
dan t-test untuk dua sampel. Penggunaan Statistik Parametris mensyaratkan bahwa data
setiap variable yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas
data. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data

6
antara lain dengan Kertas Peluang dan Chi Kuadrat. Pada kesempatan ini digunakan Chi
Kuadrat untuk menguji normalitas data.
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai
berikut:
1. Merangkum data seluruh variable yang akan diuji normalitasnya. Dalam
hal ini data gaya kepemimpinan,situasi kepemimpnan, dan iklim kerja
organisasi yang ada pada table 9.1,9.2, dan 9,3 dirangkum ke dalam table
9.4 berikut.
2. Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas
intervalnya=6, karena luas kurve normal dibagi menjadi enam, yang
masing-masing luasnya adalah: 2,7%; 13,34%; 33,96%; 33,96%, 13,34%,
2,7%.
3. Menentukan panjang kelas interval yaitu:
(data terbesar-data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval (6).
4. Menyusun ke dalam table distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan
table penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat (lihat contoh
berikut).
5. Menghitung frekuensi yang diharapkan (𝑓ℎ ), dengan cara mengalikan
persentase luas tiap bidang kurve normal dengan jumlah anggota sampel.
6. Memasukkan harga-harga 𝑓ℎ ke dalam table kolom 𝑓ℎ , sekaligus
(𝑓𝑜 −𝑓ℎ )2
menghitung harga-harga (𝑓𝑜 -𝑓ℎ ) dan dan menjumlahkannya.
𝑓ℎ
(𝑓𝑜 −𝑓ℎ )2
Harga adalah merupakan harga Chi Kuadrat (𝑥ℎ2 ) hitung.
𝑓ℎ

Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga
Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat table(𝑥ℎ2 ≤ 𝑥𝑡 2 )
maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.
a) Pengujian Normalitas Data Gaya Kepemimpinan (x_1)
Seperti telah dikemukakan dalam langkah-langkah pengujian normalitas data,
maka data variable gaya kepemimpinan kepala sekolah ke dalam table
penolong yaitu table 9.5.

7
Bedasarkan perhitungan, ditemukan harga Chi Kuadrat hitung =10,7. Harga tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat Tabel (Lampiran Tabel VI), dengan
dk (derajat kebebasan) 6-1 = 5. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harag Chi
Kuadrat Tabel = 11,070. Karena harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi
Kuadrat table (10,7< 11,070), maka distribusi data gaya kepemimpinan kepala sekolah
(𝑥1 ) tersebut normal.
b) Pengujian Normalitas Data Situasi Kepemimpinan (𝒙𝟐 )
Cara pengujian normalitas data untuk variabel situasi kepemimpinan dan
iklim organisasi SMA seperti cara pengujian normalitas data untuk variabel gaya
kepemimpinan. Data untuk variabel situasi kepemimpinan (𝑥2 ) disusun ke dalam
table 9.6 dan variabel iklim kerja organisasi (Y) disusun ke dalam table 9.7.
Berdasarkan perhitungan ditemukan harga Chi Kuadrat hitung =3,8. Harga
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat Tabel, dengan dk
(derajat kebebasan) 6-1 =5. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga Chi
Kuadrat Tabel= 11,070. Karena harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga
Chi Kuadrat table (3,8< 11,070), maka distribusi data variabel situasi
kepemimpinan (𝑥2 ) tersebut normal.

c) Pengujian Normalitas Data Situasi Kepemimpinan (𝒙𝟐 )


Berdasarkan perhitungan ditemukan harga Chi Kuadrat hitung = 1,5 Harga
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat Tabel, dengan dk
(derajat kebebasan) 6-1 =5. Bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga Chi
Kuadrat Tabel = 11,070. Karena harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga
Chi Kuadrat table (1,5< 11,070), maka distribusi data variabel iklim kerja
organisai (Y) tersebut normal.
Berdasarkan pengujian normalitas terhadap tiga variabel yang ditelit
ternyata semuanya normal. Oleh karena itiu penggunaan Statistik Parametris
untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.

8
10. Teknik Statistik untuk Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Berbagai Teknik Statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis dapat
dilihat pada table 8.1 yaitu Pedoman memilih teknik statistic untuk pengujian
hipotesis(Bab VIII).
Pertimbangan yang diperlukan adalah jenis data dan bentuk hipotesis.
Hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel secara mandiri
antara data sampel dan data populasi (jadi bukan dugaan nilai komparasi atau asosiasi).
Namun dalam penelitian social, hipotesis deskriptif ini jarang dirumuskan. Bila hipotesis
deskirptif tidak dirumuskan, maka analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah, sehingga tidak menguji hipotesis. Analisis dilakukan dengan cara melakukan
perhitungan sehingga setiap rumusan masalah dapat ditemukan jawabannya secara
kuantitatif. Data hasil analisis deskriptif dapat disajikan dalam bentuk tabulasi silang,
table distribusi frekuensi, grafik batang, grafik garis, dan piechart.
Menjawab rumusan masalah deskriptif merupakan hal yang sangat mendasar dan
penting dalam penelitian, karena data utama dari penelitian akan dapat diketahui dengan
jelas dari hasil analisis deskritif ini. Seperti telah dikemukakan dalam contoh ini terdapat
tiga rumusan masalah deskriptif yang harus dijawab yaitu:
a.) Seberapa baik Gaya Kepemimpinan Kepala SMA Widyaloka?
b.) Seberapa baik situasi Kepemimpinan di SMA Widyaloka?
c.) Seberapa baik Iklim Organisasi SMA Widyaloka?
Untuk dapat menjawab ke tiga rumusan masalah deskriptif tersebut, maka
petama-tama ditentukan terlebih dulu skor ideal/kriterium. Skor ideal adalah skor yang
ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertayaan memberi
jawaban dengan skor tertinggi. Selanjutnya untuk menjawab ke tiga rumusan masalah
tersebut, dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah skor hasil penelitian denga skor
ideal.
Skor ideal untuk gaya kepemimpinan kepala sekolah = 4 x 18 x 44 = 3,168 (4 =
skor tertinggi, 18 jumlah butir instrument gaya kepemimpinan, dan 44 jumlah
responden). Skor ideal situasi kepemimpinan pada SMA = 4 x 18 x 44 = 3,168. Skor
ideal iklim organisasi SMA = 4 x 14 x 44 = 2,464. Berdasarkan hal tersebut, maka
masing-masing rumusan masalah deskriptif dapat dihitung nilainya.

9
Rumusan masalah no 1 adalah: Seberapa baik Gaya kepemimpinan para eselon di
Kabupaten Pringgondani? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung
dengan cara sebagai berkut. Berdasarkan data yang terkumpul (table 9.1) setelah
dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel gaya kepemimpinan kepala
sekolah yang diperoleh melalui pengumpulan data = 2,072. Dengan demikian nilai
gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA Widyaloka yang ditampilkan adalah 2,072 :
3,168 = 0,65 = 65% dari yang diharapkan. Jadi nilai gaya kepemimpinan pimpinan
eselon di Kabupaten Pringgondani = 65% dari yang diharapkan. Hasil yang
diharapkan adalah 100%.
Rumusan masalah no 2 adalah: Seberapa baik situasi kepemimpinan di Kabupaten
Pringgondani? Jumlah skor yang diperoleh melalui pengumpuan data = 2055 (table
9.2). Jadi nilai situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka = 2055 : 3,168 = 0,65 atau
65% dari yang diharapkan.
Rumusan masalah no 3 adalah: Seberapa baik iklim organisasi SMA Widyaloka?.
Jumlah skor ideal iklim organisasi SMA 4 = 4x 14 x 44 = 2,464. Jumlah skor data
yang terkumpul melalui penelitian 1,601. Dengan demikian nilai iklim kerja
organisasi SMA = 1,601 : 2,464 = 0,649 atau 64,9% dari yang diharapkan.
Hasil peneletian ini akan dapat dideskripsikan lebih rinci apabila setiap pertayaan
dalam setiap instrument dihitung nilainya. Dengan demikian setiap pertanyaan dari
setiap instrument untuk seluruh responden dapat diketahui mana yang mendapat nilai
rendah, nilai tinggi atau nilai rata-rata. Untuk variabel gaya kepemimpinan kepala
sekolah, terdapat 18 data, situasi kepemimpinan 18 data dan iklim kerja organisasi 14
data yang harus disajikan.
Analisis deskriptif juga dapat dilakukan pada setiap indicator. Sebagai contoh
untuk variabel Kepemimpinan terdapat tiga indicator yaitu kepemimpinan direktif,
kepemimpinan suportif dan kepemimpinan partisipatif. Berdasarkan tiga indicator
tersebut akan dapat diketahui, indicator kepemimpinan mana yang lebih baik menurut
persepsi responden. Untuk itu dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
1. No butir untuk gaya kepemimpinan direktif ada 6 butir yaitu No.1, 4, 7, 10, 13,
16. Jumlah nilai untuk tersebut (Tabel 9.1 bawah) 116 + 138 + 123 + 113 + 118

10
+ 113 = 721. Skor idealnya = 4 x 6 x 44 = 1056. Jadi kualitas gaya
kepemimpinan direktif = 721 : 1056 = 0,68 atau 68% dari yang diharapkan.
2. No butir untuk gaya kepemimpinan supportive ada 6 butir yaitu No 2, 5, 8, 11,
14, 17. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel 9.1 bawah) 111 + 119 + 122 +
111 + 94 + 121 = 678. Skor idealnya = 4 x 6 x 44 = 1056. Jadi kualitas gaya
kepemimpinan direktif = 678 : 1056 = 0,640 atau 64,2% dari yang diharapkan.
3. No butir untuk gaya kepemimpinan partisipatif ada 6 butir yaitu No 3, 6, 9, 12,
15, 18. Jumlah nilai untuk butir tersebut (Tabel 9.1 bawah) 120 + 102 + 119 +
117 + 106 + 109 = 673. Skor idealnya 673 : 1056 = 0,640 atau 64,0% dari yang
diharapkan.
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai gaya
kepemimpinan direktif = 68% kepemimpinan suportif 64,2% dan kepemimpinan
partisipatif 64,0% dari yang diharapkan. Jadi yang terbaik adalah kemampuan
pemimpin dalam menampilkan gaya kepemimpinan direktif dengan nilai 68%.
Untuk variabel peneletian yang lain, kualitas nilai setiap indicator dapat dianalisis
dengan cara melakukan perhitungan seperti contoh tersebut di atas.

B. Contoh Pengujian Hipotesis

1) Hipotesis Deskriptif
Bila hipotesis deskriptif dirumuskan maka perlu diuji. Berdasarkan
pedoman memilih teknik statistic untuk pengujian hipotesis (tabel 8,1) maka uji
hipotesis deskriptif no. 1, 2 dan 3 adalah digunakan t-test satu sampel (karena
data interval atau ratio). Untuk hipotesis no. 1 digunakan uji pihak kanan, no. 2 uji
pihak kiri dan no.3 uji dua pihak. Dikatakan uji pihak kanan karena harga t table
diletakkan pada bagian sebelah kana kurve, dikatakan uji pihak kiri karena harga t
table diletakkan pada sebelah kiri kurve, dan dikatakan uji dua pihak karena harga
t table dibagi dua dan diletakkan pada sebelah kana dan kiri kurve.
2) Hipotesis Asosiatif (hubungan)
Hipotesis asosiatif no. 1, 2 dan 3 diuji dengan Korelasi Product Moment.
Hipotesis no. 4 dengan korelasi ganda. Bila ingin memprediksi bagaimana

11
pengaruuh variabel independen terhadap variabel depende maka dianalisis dengan
regresi. Bila ingin mengetahui sumbangan efektif setiap variabel terhadap variabel
independen maka dianalisis dengan korelasi parsial.
3) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif no. 1, 2 dan 3 diuji dengan t-test dua sampel, dan
hipotesis no. 4, 5 dan 6 diuji dengan analisis varian satu jalan (one way anova).

a) Pengujian Hipotesis Deskriptif


Seperti telah dikemukakan terdapat tiga hipotesis deskriptif yang diuji
yaitu:
1. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Widyaloka sama dengan
75% dari yang diharapkan.
2. Situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka paling rendah 40% dari
yang diharapkan.
3. Iklim Organisasi SMA Widyaloka paling tinggi 60% dari yang
diharapkan.
Untuk menguji ke tiga hipotesis tersebut digunakan t-test satu sampel
dengan rumus sebagai berikut:
𝑥−𝜇𝑜
𝑡= 𝑠 Rumus 9.1
√𝑛

Dimana:
t = nilai t yang dihitung
X= niai rata-rata
𝜇𝑜 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku sampel
n = jumlah anggota sampel
Langkah-langkah pengujian hipotesis deskriptif adalah sebagai berikut:
a. Menghitung skor ideal untuk variabel yang diuji, Skor ideal adalah skor
tertinggi karena diasumsikan setiap responden memberi jawaban dengan
skor yang tertinggi.
b. Menghitung rata-rata nilai variabel (menghitung X).
c. Menentukan nilai yang dihipotesiskan (menentukan 𝜇𝑜 ).
12
d. Menghitung nilai simpanan baku variabel (menghitung s).
e. Menentukan jumlah anggota sampel.
f. Memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus 9.1.

1) Pengujian hipotesis deskriptif pertama, rumusan hipotesisnya adalah:


Gaya Kepemimpinan para pimpinan eselon di Kabupaten Pringgondani
paling tinggi 75% dari yang diharapkan.
a. Skor ideal untuk gaya kepemimpinan = 4 x 18 x 44 = 3168 (4 = skor
tertinggi tiap item, 18 = jml item instrument, 44 jumlah responden). Rata-
rata = 3,168 : 44 = 72
b. Untuk situasi kepemimpinan = 4 x 18 x 44 = 3,168 (4 = skor tertinggi tiap
item, 18 = jml instrumen). Rata-rata 3168 : 44 = 72
c. Untuk iklim kerja organisasi = 4 x 14 x 44 = 2,464 (4 = skor tertinggi
item, 14 = jml item instrumen). Rata-rata 2,464 : 44 = 56
Untuk variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA nilai yang
dihipotesiskan adalah “paling tinggi 75%” dari nilai ideal, hal ini berarti 0,75 x 72
= 54. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut. Ho untuk
memprediksi 𝜇 lebih rendah atau sama dengan 75% dari skor ideal. Paling tinggi
= lebih rendah atau sama dengan (≤). Ha lebih besar dari 75% dari skor
ideal/yang diharapkan.
𝐻𝑜 : 𝜇 ≤ 75% ≤ 0,75% 𝑥 72 = 54
𝐻𝑎 : 𝜇 > 75% > 0,75%𝑥 72 = 54
×−𝜇𝑜 47,09 −54
t= 𝑠 = 6,54 = 7,007
√𝑁 √44

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t table


(Tabel II dlm lampiran) dengan derajat kebebasan (d k) = n-1 = (44 -1 = 43) dan
taraf kesalahan ∝= 5% untuk uji satu pihak (one tail test). Berdasarkan dk 43 dan
∝ 5%, ternyata harga t tabel untuk uji satu pihak = 1,682 Karena harga t hitung
lebih kecil dari harga t tabel atau jatuh pada daerah penerimaan Ho (-7,007<
1,682) maka Ho diterima Ha ditolak. (Dalam table II, harga t yang ada adalah
untuk harga dk 40 dengan harga 1,684 dan 60 dengan harga 1,671, sedangkan

13
yang untuk 43 tidak ada. Oleh karena itu dilakukan dengan interpolasi, sehingga
ditemukan harga t table 1,682). Harga-harga ini dapat ditunjukkan pada gambar
9.1. Harga -7,007 terletak pada daerah penerimaan Ho.
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan kepala
sekolah SMA paling tinggi 75% dari yang diharapkan dapat diterima, atau tidak
terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi dengan data yang
terkumpul dari sampel. Dari perhitungan sampel ditemukan rata-rata kualitas gaya
kepemimpinan = 65% dari yang diharapkan.

b) Pengujian Hipotesis Asosiatif (hubungan)


Hipotesis asosiatif diuji dengan teknnik korelasi. Terdapat berbagai
macam teknik korelasi, yaitu korelasi Pearson Product Moment (r) korelasi Rasio
(Π), korelasi Sperman Rank (𝜌), korelasi Biserial (𝑟𝑏 ), korelasi Point Biserial (𝜙),
korelasi Tetrachoric (𝑟𝑡 ), korelasi Kontinency (C), dan korelasi Kendall’s Tau (𝜏),
korelasi Ganda, korelasi Parsial. Kapan masing-masing teknik korelasi tersebut
digunakan tergantung jenis data yang dikorelasikan serta jumlah variabel yang
akan dikorelasikan.
Dalam contoh analisis ini data yang akan dikorelasikan berbentuk interval,
dan dari sumber data yang sama. Untuk itu teknik korelasi yang digunakan adalah
korelasi Pearson Product Moment. Dalam contoh ini terdapat lima hipotesis
asosiatif, yang terdiri atas tiga korelasi sederhaana (hubungan antara satu variabel
independen dan satu dependen), satu korelasi ganda (hubungan antara dua atau
lebih variable independen dengan satu atau lebih variabel dependen), dan satu
korelasi parsial (korelasi yang salah satu atau lebih variabelnya dikendalikan atau
dibuay tetap). Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi
kepemimpinan dengan iklim organisasi SMA Widyaloka.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka.

14
4. Terdapat hubungan yang positif dang signifikan antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan situasi kepemimpinan secara bersama-
sama dengan iklim organisasi SMA Widyaloka.
5. Bila variabel situasi kepemimpinan dikendalikan atau dibuat tetap,
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka.
Rumusan korlasi product moment antara lain seperti rumus 9.2 dan 9.3.
Σxy
𝑟𝑥𝑦 = Rumus 9.2
√(Σ𝑥 2 )(Σ𝑦 2 )
𝑛Σ𝑥𝑖𝑦 −(Σ𝑥 )(Σ𝑦 )
𝑖 𝑖 𝑖
𝑟𝑥𝑦 = Rumusan 9.3
√{𝑛Σ𝑥𝑖2 −(Σ𝑥𝑖 )2}{𝑛Σ𝑦𝑖 2−(Σ𝑦𝑖 )2}

Rumusan 9.3 digunakan bila sekaligus akan menghitung


persamaan regresi. Berikut ini sebelum dilakukan pengujian hipotesis akan
diberi contoh perhitungan korelasi yang sederhana. Perhitungan
menggunakan rumus 9.2 untuk menguji hipotesis hubungan.
Contoh:
Diduga ada hubungan antara penghasilan dan pengeluaran
Untuk keperluan itu dari populasi 100 orang, diambil sampelnya
sebanyak 10 orang, untuk ditanya tentang penghasilan dan
pengeluaran selama satu bulan. Data penghasilan (EKS) dan
pengeluaran (Y), serta cara perhitungannya ditunjukan pada tabel
9.8 berikut.

Dari tabel 9.8 berikut terlihat bahwa rata-rata penghasilan = 7 ×


100 ribu dan rata-rata pengeluaran 2 × 100 ribu. Dari tabel terlihat
Ʃ 𝑥 2 = 20; Ʃ 𝑦 2 = 6 dan Ʃ𝑥y = 10. Harga-harga tersebut selanjutnya
dimasukkan dalam rumus 9.2.

10
𝑟= = 0,9129
√(20)(6)
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubunan yang
positif sebesar 0,9129 antara penghasilan dan pengeluaran. Utnuk dapat

15
memberi interpretasi terhadap kuatnya hubunngan itu, maka dapat
digunakan pedoman yang tertera pada table 9.9.

No. Pend./bl. Pend./bl. (𝑋̅1–X ) (𝑌̅-Y) (X2) (Y2) (xy)


respon X X (x) (y)
100.000 100.000
(x) (y)
1 8 3 +1 +1 1 1 1
2 9 3 +2 +1 4 1 2
3 7 2 0 0 0 0 0
4 6 2 -1 0 1 0 0
5 7 2 0 0 0 0 0
6 8 2 +1 0 1 0 0
7 9 3 +2 +1 4 1 2
8 6 1 -1 -1 1 1 1
9 5 1 -2 -1 4 1 2
10 5 1 -2 -1 4 1 2
jumlah 70 20 0 0 20 6 10

Rata-rata 𝑋̅ = 70 : 10 = 7 ∑(𝑥2) = 20 ∑ 𝑥𝑦 = 10
Rata-rata 𝑌̅ = 20 : 10 = 2 ∑(𝑦2) = 6

TABEL 9.9
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN
KORELASI
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang

16
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

Berdasarkan table 9.9 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan


sebesar 0,9129 termasuk pada kategori sangat kuat. Jadi terdapat
hubungan yang sangat kuat antara penghasilan dan pengeluaran.
Hubungan tersebut baru berlaku untuk sampel yang 10 orang tersebut.
Untuk menguji signifikasi hubungan, yaitu apakah hubungan yang
ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 100 orang,
maka perlu di uji signifikansi. Rumus uji signifikansi korelasi product
moment ditujukan pada rumus 9.4 tersebut

𝑟√𝑛 − 2
r= √1− 𝑟 2

Rumus 9.4

0,9129√10 − 2
t= = 6,33
√1− 0,9129

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk


kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n – 2 = 8, maka di peroleh t tabel = 2, 306.
Uji korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu dihitung, tetapi
langsung di konsultasikan pada tabel r product moment (tabel III lampiran). Dari tabel III
dapat dilihat bahawa, untuk n = 10, taraf kesalahan 5%, maka harga r tabel = 0,632,
ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari tabel, maka H0 diterima, dan Ha ditolak. Tetapi
sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel) maka Ha diterima. Terdapat
rh (0,9129) lebih besar dari r tabel (0,632). Dengan demikian koefisien korelasi 0,9129
itu signifikansi. (hasilnya saama denngan cara sebelumnya, dengan uji t).
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi,
dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi koefisien determinasi untuk
contoh diatas adalah 0,91292 = 0,83. Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel

17
pengeluaran 83,33 % ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel penghasilan.
Pengertian ini sering diartikan pengaruh penghasilan terhadap pengeluaran = 83,33 %,
dan sisanya 16,67 % ditentukan faktor lain, seperti pengeluaran yang tak terduga.
Misalnya karena keluarga sakit mendadak.
1. Pengujian hipotesis asosiatif No. 1 hhipotesisnya berbunyi:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan anatar gaya kepemimpnan
kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka.
Perhitungan korelasi dapat menggunakan penolong seperti ditunjukan
pada tabel 9.10

∑ 𝑥𝑦 495,45
rxy = = = 0,39
√∑𝑥 2 −(∑ 𝑥𝑦 2 ) √1839,64 x 876,43

2. Pengujian hipotesis asosiatif No.2 hipotesisnya berbunyi:


Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan
dengan iklim organisasi SMA Widyaloka.
Perhitungan korelasi dapat menggunakan tabel penolong seperti yang ditunjukan
pada tabel 9.11 berikut. Dengan rumus 9.2 dapat dihitung harga r. berdasarkan
perhitungan berikut, ditemukan korelasi antara stuasi kepemimpinan dengan iklim
kerja organisasi sebesar 0,38.

∑ 𝑥𝑦 351,02
rxy = = = 0,38
√∑𝑥 2 −(∑ 𝑥𝑦 2 ) √985,16 x 876,43

3. Pengujian hipotesis asosiatif No.3 hipotesisnya berbunyi :


Terdapat hubungan yang posistif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka.
Dengan cara yang sama di dapatkan r hitung sebesar 0,30. Harga koefisien
korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikansinya dengan membandingkan r tabel.
Bila menggunakan r tabel untuk n = 44 dan kesalahan 5% maka r tabel = 0,297,
sedangkan r hitung adalah 0,30. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel
maka H0 ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt)
maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka
Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,30 itu signifikan. Maka hipotesis yang

18
menyatakan “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemmpinan
kepala sekolah dengan situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka”

4. Pengujian hiposesis asosiatif No.4 hipotesisnya berbunyi:


Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan situasi kepemimpinan secara bersama-sama dengan iklim organisasi
SMA Widyaloka.

TABEL 9.15
TABEL PENOLONG UNTUK PERHITUNGAN ANOVA GAYA KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH
No X1 X1” X2 X2” X3 X3” X X”
1 50 2500 32 1024 45 2025 127 5549
2 61 3721 55 3025 43 1849 159 8595
3 36 1444 49 2401 45 2025 132 5870
4 54 2916 55 3025 42 1764 151 7705
5 53 2809 40 1600 55 3025 148 7434
6 58 1444 46 2116 57 3249 141 6809
7 49 2401 44 1936 46 2116 139 6453
8 40 1600 45 2025 48 2304 133 5929
9 55 3025 43 1849 44 1936 142 6810
10 39 1521 39 1521 49 2401 127 5443
11 45 2025 47 2209 92 4234
12 42 1764 44 1936 86 3700
13 49 2401 57 3249 106 5650
14 57 3249 45 2025 102 5274
15 55 3025 55 3025
16 55 3025 55 3025
17 48 2304 48 2304
18 49 2401 49 2401

19
19 41 1681 41 1681
20 39 1521 39 1521
Jml 477 23381 641 29961 954 46070 2072 99412
Jml n1= 10 n2= 14 n3= 20 Ʃn= 44

Hasil perhitungan melalui tabel tersebut diatas, selanjutnya dimasukan kedalam tabel
ringkasan anova berikut, seperti ditunjukan pada tabel 9.16
TABEL 9.16
TABEL RINGKASN ANOVA UNUK MENGUJI HIPOTESIS & SAMPEL
Sumber dk Jumlah MK Fh Ftab Keputusan
Variasi Kuadrat
Total 44- 1839,636 -
1=4 4
3
Antar 3- 34,979 17,489 0,39 5%=3,22 Fh<Ftab(0,397<3,25<5,
Kelompo 1=2 6 7 5 21)
k 1%=5,16 Jadi Ha ditolak baik
5 untuk 1% &5%
Dalam 44- 1804,657 44,016
Kelompo 3=4 4
k 1

N=jumalah seluruh anggota sampel


m= jumlah kelompok sampel

Jadi harga Fh hitung=0,397. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan


harga F dengan dk pembilangan m-1 dan penyebut N-m. dengan demikian dk
pembilang= 3-1=2 dan dk penyebut =44-3=41. Berdasarkan 2 dk tersebut, maka dapat
diketahui bahwa harga F tabel untuk 5%=3,225 dan untuk 1%=5,165. Ternyata harga F
hitung 0,397 lebih kecil daripada F tabel baikuntuk kesalahan 1%, maupun kesalahan 5%
(0,397<3,225<5,165). Karena harga F hitung lebih kecil dari pada harga F tabel baik

20
untuk kesalahan 1%. Maupun untuk kesalahan 5%, maka Ho diterima (berarti Ha
ditolak).
Jadi kesimpulannya tidak terdapat perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang signifikan berdasarkan persepsi guru yang berpendidikan S2, S1. Dan D3 baik
untuk kesalahan 5% mapun 1%. Artinya tiga kelompok guru yang berpendidikanS2, S1,
dan D3 memberikan persepsi yang sama terhadap gaya kepemimpinan kepalal sekolah
SMA Widyaloka.
Bila hasil pengujian menunjukan adanya perbedaan yang signifikan maka perlu
dilanjutkan dengan uji perbedaan gaya kepemimpinan antara kelompok guru
berpendidikan S2, S1, dan D3. Hasil pengujian yang berbeda mungkin antara kelompok
S2 dan D3 atau tiga-tiganya. Pengujian dengan t-tes seperti yang telah diberikan sepertti
contoh diatas.

21
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Di dalam sebuah penulisan karya ilmiah yang berdasarkan data-data
penelitian, pengolahan data dan analisis data merupakan hal mutlak yang harus
dijabarkan oleh penulis. Karena tujuan pokok dari suatu penelitian adalah
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


Tanpa Nama. (2013). Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Dalam sebuah Penelitian.
[Online]. Diakses dari: https://merahkuning.wordpress.com/2013/01/05/analisis-data-
dan-pengujian-hipotesis-dalam-sebuah-penelitian/

23

Anda mungkin juga menyukai