Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alfi Mardhiyatsu Staniyah

NIM : 12304183004
Kelas : BSA-3A

Respon Paper 1

Dalam jurnal ini memaparkan tentang proses perkembangan bahasa dari bagaimana anak
memperoleh bahasa pertama dari berbagai sudut pandang dan teori sampai bagaimana
pembelajaran bahasa kedua.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa sebagai bagian kebudayaan berdasarkan
struktur bahasa tersebut. Dan Sosiolingustik mengkaji tentang hubungan antara bahasa dengan
masyarakat. Bagaimana masyarakat mengucapkan bahasa mereka.
Menurut penulis, penguasaan bahasa pertama diperoleh secara ilmiah, secara tidak sadar
di dalam lingkungan keluarga anak-anak tesebut. Menurutnya ada dua proses dari pemerolehan
bahasa pertama seorang anak, yaitu proses kompetensi yaitu proses penguasaan tata bahasa, dan
performansi adalah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Dalam
performansi ada dua proses, yaitu proses pemahaman dan penerbitan (kemampuan menghasilkan
kalimat-kalimat sendiri).
Chomsky juga sependapat, si anak mengerti struktur dari bahasanya yang membuatnya
berbicara dan mengerti kalimat-kalimat yang dibicarakan. Jadi kompetensi adalah pengetahuan
intuitif yamg dimiliki seorang individu mengenai bahasa ibunya, yang di kembangkan pada anak
sejalan dengan timbuhnya. Performansi adalah hasil dari kompetensi.
Menurut Dardjowidjojo, pada umumnya anak memperoleh bahasa pertamanya dengan
memakai strategi yang sama, anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan.
Bahasa pertama diperoleh dalam beberapa tahapan, dan dari beberapa para ahli tahapan
tersebut berbeda. Ada ahli bahasa yang membagi tahapan pemerolehan bahasa ke dalam tahapan
pralinguistik dan linguistik. Ada juga yang menganggap bahwa tahapan pralingustik itu tidak
dapat di anggap bahasa yang permulaan karena bunyi-bunyi seperti tangisan dan rengekan
dikendalikan oleh rangsangan semata-mata, respon otomatis anak pada rangsangan lapar,dll. Tapi
menurut saya, kebanyakan seorang bayi sudah mengeluarkan bunyi/suaranya, pada saat dia
dilahirkan, seperti menangis, dan untuk beberapa minggu dia hanya bisa menangis, tetapi banyak
orang tua yang sudah memahami tangisan bayi tersebut, pemahaman orang tua tesrbut mungkin
muncul karena insting orang tua dan anak, bisa disebut pralinguistik ( bahasa bayi), karena sudah
memahamkan orang tua.
Tahap pemerolehan bahasa yang di bahasa pada jurnal ini adalah tahapan, pengocehan
(babbling), satu kata (holofrastis), dua kata, dan tahap menyerupai telegram (membentuk
kalimat).
Pertama, vokalisasi bunyi. Sekitar 6 minggu, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi
dalam bentuk teriakan, rengekan, dan dengkur, yang mirip bunyi konsonan atau vokal tapi belum
dapat di pastikan bentuknya karena belum terdengar jelas. Berbedaan ahli bahasa mengenai
pendapat bunyi tersebut di anggap sebagai bahasa atau bukan. Menurut Fromkin dan Rodman
menyebutkan bunyi tersebut tidak dapat dianggap sebagai bahasa. Ada juga yang berpendapat,
bunyi tersebut adalah bunyi-bunyi prabahasa/vokalisasi bahasa/ tahap cooing.
Selanjutnya, kemampuan bayi mulai mengoceh (babbling), seperti "mu" dan "da" , yang
memiliki suku kata tunggal. Pada tahap ini umur si bayi tidak di tentukan pasti. Menurut Mar'at
antara 5-6 bulan. Menurut Dardjowidjojo pada umur 6 bulan. Sebagian ahli menyebukan pada
umur 8-10 bulan. Menurut saya, perbedaan pendapat para ahli ini karena kemampuan otak dan
sistem syaraf setiap bayi berbeda-beda, dan juga pengaruh lingkungan keluarga si bayi, ada yang
sering mengajarinya berbicara, ada juga yang hanya kemampuan dia mengamati orang-orang
yang berbicara di sekitarnya.
Setelah melewati periode diatas, mereka mulai menguasai segmen-segmen fonetik,belajar
untuk mengucapkan kata-kata. Mulai menirukan pola-pola intonasi kalimat yang di ucapkan oleh
orang dewasa, walaupun belum tepat dan jelas. Seperti ibu,ama (mama), atak (kakak), dll.
Kedua, tahap satu kata berlangsung pada anak yang berusia anatara 12 - 18 bulan.
Ujarannya mengacu pada benda-benda yang di jumpainya sehari-hari, menggunakan serangkaian
bunyi berulang-ulang untuk makna yang sama.
Ketiga, tahap dua kata, pada tahap ini anak berusia 18-20 bulan. Ujaran atas dua kata
mulai muncul, seperti mama mam dan papa itut, anak sudah mulai berpikir secara "subjek +
predikat", meskipjun hubungan-hungan yang lain belum bisa digunakan. Seperti: "Ani mainan",
bisa beratti "Ani sedang bermain dengan mainan" atau bisa juga "Ani tolong ambilkan mainan",
maka pada tahap ini, para orang tua harus lebih memahami maksus dari anak, ujaran si anak
harus di tafsirkan sesuai dengan konteksnya.
Keempat, ujaran telegrafis atau disebut ujaran kata ganda.Pada usia 2-3 tahun, tahap ini
anak sudah mampu membentuk kalimat dan mengurutkan nya dengan benar, dan cara
pengucapan kata mereka semakin mirip dengan bahasa orang dewasa.
Dari tahapan-tahapan di atas, seorang anak belajar B1-nya secara bertahap dengan caranya
sendiri. Dengan cara menirukan atau penguatan. Tapi tidak semua anak menunjukkan kemajian
yang sama meskipun semuanya menunjukkan perkembangannya.

Teori Tentang pemerolehan bahasa pertama ada 2, yaitu:


1. Teori Behaviorisme : Reaksi orang tua tentang pengucapan seorang anak. Jika salah
dikritik atau dibenarkan dan jika benar akan dipuji. Hal ini sangat penting bagi
pemerolehan bahasa pertama anak.
2. Teori Kognitifisme: Bahasa distrukturi oleh nalar, diperoleh secara alami oleh anak. Teori
ini mengungkap bahasa anak itu tidak ada.
Menurut Penulis proses pemerolehan bahasa kedua, ini ada 2 cara:
1. Proses bawah sadar, pemrolehan bahasa tidak selalu sadar akan kenyataan bahwa mereka
memakai bahasa untuk berkomunikasi.
2. Proses yang dilakukan dengan belajar bahasa.
Ada juga pendapat ahli bahasa, cara memperoleh bahasa kedua dibagi menjadi 2 :
1. pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin, pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan
oleh guru kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami.
2. Pemerolehan bahasa kedua secara alami, yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari,
bebas dari pengajaran atau guru.

Anda mungkin juga menyukai