Anda di halaman 1dari 9

1.

GLAUKOMA AKUT PRIMER SUDUT TERTUTUP - Visus : OD = 1/6 OS = 6/6


 Fokal Iluminasi
a. Anamnesis
Secara Umum - COA : dangkal
rasa sakit atau nyeri pada mata, mual dan muntah (pada nyeri mata - Pupil : mid dilatasi
yang parah), penurunan visus mendadak, mata merah dan berair. - Nrocos : (-)
 Mata merah  - Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi
 Kabur silier, injeksi konjungtiva.
 Mata sangat sakit - Edema kornea.
 Melihat hallo - Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.
 Sakit kepala hebat
 Mual 1. Stadium Prodromal
 Muntah  Injeksi silier ringan
 Edem kornea ringan
Stadium  TIO meningkat
1. Prodromal ( subakut ) 2. Stadium Akut/Inflamasi
 Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit (timbul pada  Injeksi silier
waktu sore hari karena pupil middilatasi sehingga iris  COA dangkal, Tyndal effek (+)
menebal dan menempel pada trabekulum  out flow  Pupil melebar/ lonjong, refleks pupil (-)
terhambat)  TIO sangat tinggi
 Penglihatan sedikit menurun 3. Kronis
 Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo) 4. Absolute
 Mata merah  Visus 0
2. Akut / inflamasi  Sakit Kepala
 Sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit  Mata Merah
 Kdg disertai mual, muntah  TIO sangat tinggi, dolorosa, atau non dolorosa
 Mata merah 5. Degeneratif
 Penglihatan kabur Visus = 0
 Melihat hallo Degenerasi kornea ( bullae, vesikel )
3. Kronis TIO tinggi, rasa sakit timbul akibat degenerasi
4. Absolut  Pemerikasaan TIO Palpasi
5. Degeneratif Terasa lebih keras dari tulang dahi (> 21 mmHg)
b. Pemeriksaanophtalmology c. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Visus,
- Tonografi (jml penyaluran HA) Medikamentosa:
- Funduskopi (excavatio glaukomatosa)
Pertolongan pertama adalah menurunkan tekanan intraocular
- Tes lapang pandang (tes konfrontasi, perimeter)
secepatnya dengan memberikan serentak obat-obatan yang terdiri dari:
- Gonioskopi (menilai lebar sudut COA)
- Asetasolamid Hcl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari.
- Tes provokasi (minum, air, masuk ke kamar gelap,
- KCl 0.5 gr 3 x/hari.
pemberian midriatikum, tidur tengkurap)perbedaan TIO 8
- Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
mmHg sbelum & sesudah tes suspek glaucoma
- Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes
d. DD sehari
Uveitis anterior, Keratitis, Ulkus Kornea Terapi simptomatik. Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan
kesehatan tingkat sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan
pertama tersebut.

f. Edukasi
- Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting
untuk keberhasilan pengobatan glaukoma.
- Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat
glaukoma pada keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.

2. KONJUNGTIVITIS VERNAL TYPE PALPEBRAL


a. Anamnesis
berwarna putih kental, kabur (-). Keluhan dirasakan sudah 5 hari
ini. Kata ibunya Rian sudah berulang kali sakit seperti ini. Keluhan
akan timbul terutama sehabis makan udang/kerang.
Gejala konjungtivitis  Gatal yg hebat (khas), bilateral, sangat
gatal, sekret mukoid banyak, blefarospasme, fotofobi
b. Pemeriksaanophtalmology
 Pemeriksaan Visus
Hasil : VODS 6/6 (Normal)
 Fokal Illumination
injeksi konjunctiva (+), secret (+) warna putih kental

Tipe palpebral / tarsal cobble stone(papil besar), terjadi


e.Penatalaksanaan pada konjungtiva palbebra superior, hipertrofi papil difus,
konjungtiva hiperemis dan kemosis, berat : giant papillae mirip - Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan
cobblestones appearance di tarsus superior sesudah membersihkan atau maengoleskan obat, harus cuci
tangan terlebih dahulu
Tipe bulbar/limbal trantas dot, bisa terjadi sendiri atau - Jangan menggubakan handuk/lap bersama-sama
berhubungan dengan tipe palbebra, papil di limbus, konjungtiva - Menjaga kebersihan lingkungan rumah sekitar
hiperemis, horner trantas dot (bintik putih di limbus berisi sel
eosinofil)bila sembuh menimbulkan bekas, menyerupai arcus senilis 3. KONJUNGTIVITIS BAKTERI

a. Anamnesis
c. Pemeriksaan penunjang
Keluhan terjadi sejak 3hari yang lalu. Sebelumnya belum pernah
tes alergi (prick test), px eksudat  eosinofil>>
sakit seperti ini
d. DD
Ngganjel (seperti ada benda asing/pasir di mata), Kemerahan
Episkleritis, Skleritis, Hordeolum, Pterygium, Pinguicula, Blefaritis bilateral, Eksudat purulen dengan mata lengket saat bangun tidur
e. Penatalaksanaan (KHAS) sukar dibuka (blefarospasme), MUDAH
Biasanya self limiting, antihistamine : klorfeniramine maleat, MENULAR,Udem palpebra, Membran konjungtiva
mast stabilizer : sodium kromoglikat, steroid topical (hati hati pada b. Pemeriksaanophtalmology
penggunaan jangka panjang), ESO : katarak, glaucoma, Kompres  Pemeriksaan Visus
dingin VOD/VOS : 6/6
 Fokal Illumination
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah Visus normal, Injeksi konjungtiva, sekret purulen/
menanganimata yang sakit
mukopurulen, bangunan patologis (papil), edem palpebra,
b. Sekret mata dibersihkan.
c. Pemberian obat mata topikal kemosis konjungtiva bulbi.spasme ringan, konjungtiva
1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali bulbi hiperemis, konjungtiva palbebra atas bawah
sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari. terdapat papil ringan, injeksi konjuntiva (+), kemosis (+),
2. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari sekret mukopurulen (+) melimpah, kornea jernih, bakteri
selama 2 minggu. gram (+) bentuk rantai pda mikrobiosekret.
3. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata
0,5-1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan c. Pemeriksaan penunjang
50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada Pemeriksaan swab secret mata untuk dilakukan Pengecatan Gram
sediaan apus selama 3 hari berturut-turut. : kuman penyebab
4. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali
Pengecatan Giemsa : sitologi konjungtiva
sehariselama 10 hari.
d. DD
f. Edukasi
Konjuntivitis viral, alergi, vernal dll Episkleritis, Skleritis, a. Anamnesis
Hordeolum, Pterygium, Pinguicula, Blefaritis Kepala terasa mau pecah, disertai mual dan muntah. Dua
e. Penatalaksanaan bulan lalu penjual buah di pasar Johar ini sudah pernah mengalami
Sekret dibersihkan dulu, Ab spectrum luas dan tetes mata local sakit yang sama, meski tak seberat sekarang. Saat itu menjelang
(tetramycin,neomycin dsb) min.3x/hari, Ab + steroid tetes mata. Jika maghrib dan cuaca sedang mendung, Ibu Aminah yang hendak
bakteri diketahui jenisnya, beri sesuai dengan obatnya. pulang dari Pasar tiba – tiba merasakan mata kirinya kemeng dan
berair. Penglihatannya terasa kabur dan sorot lampu kendaraan di jalan
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah dirasakan pecah menjadi warna – warna seperti pelangi. Keluhan ini
menangani mata yang sakit hilang setelah Ibu Aminah tidur dan minum obat penghilang rasa sakit
b. Sekret mata dibersihkan. yang dibeli di warung. Tiga minggu lalu, keluhan yang sama terulang
c. Pemberian obat mata topikal lagi.
1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali Dokter jaga di klinik 24 jam merujuk Ibu Aminah ke RS dan
sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari. memberikan edukasi bahwa penyakitnya merupakan keadaan darurat
2. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari dan harus segera ditangani oleh dokter spesialis mata, untuk mencegah
selama 2 minggu. penglihatannya hilang secara permanen.
3. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata
0,5-1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan Secara Umum
50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada rasa sakit atau nyeri pada mata, mual dan muntah (pada nyeri mata
sediaan apus selama 3 hari berturut-turut. yang parah), penurunan visus mendadak, mata merah dan berair.
4. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali  Mata merah 
sehari selama 10 hari.  Kabur
 Mata sangat sakit
R/ Chloramphenicol 1% ed. Fl. No. I  Melihat hallo
S 6dd gtt OD/S (5 Hari)  Sakit kepala hebat
 Mual
f. Edukasi  Muntah
- Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, harus cuci tangan terlebih Stadium
dahulu 6. Prodromal ( subakut )
- Jangan menggubakan handuk/lap bersama-sama  Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit (timbul pada
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah sekitar waktu sore hari karena pupil middilatasi sehingga iris
menebal dan menempel pada trabekulum  out flow
4. GLAUKOMA terhambat)
 Penglihatan sedikit menurun
 Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo) 8. Kronis
 Mata merah 9. Absolute
7. Akut / inflamasi  Visus 0
 Sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit  Sakit Kepala
 Kdg disertai mual, muntah  Mata Merah
 Mata merah  TIO sangat tinggi, dolorosa, atau non dolorosa
 Penglihatan kabur 10. Degeneratif
 Melihat hallo Visus = 0
8. Kronis Degenerasi kornea ( bullae, vesikel )
9. Absolut TIO tinggi, rasa sakit timbul akibat degenerasi
10. Degeneratif  Pemerikasaan TIO Palpasi
Terasa lebih keras dari tulang dahi (> 21 mmHg)
b. Pemeriksaanophtalmology
 Pemeriksaan Visus, c. Pemeriksaan penunjang
- Tonografi (jml penyaluran HA)
- Visus : OD = 1/6 OS = 6/6 - Funduskopi (excavatio glaukomatosa)
 Fokal Iluminasi - Tes lapang pandang (tes konfrontasi, perimeter)
- Gonioskopi (menilai lebar sudut COA)
- COA : dangkal - Tes provokasi (minum, air, masuk ke kamar gelap,
- Pupil : mid dilatasi pemberian midriatikum, tidur tengkurap)perbedaan TIO 8
- Nrocos : (-) mmHg sbelum & sesudah tes suspek glaucoma
- Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi
silier, injeksi konjungtiva. g. DD
- Edema kornea. Uveitis anterior, Keratitis, Ulkus Kornea
- Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.

6. Stadium Prodromal
 Injeksi silier ringan
 Edem kornea ringan
 TIO meningkat
7. Stadium Akut/Inflamasi
 Injeksi silier
 COA dangkal, Tyndal effek (+)
 Pupil melebar/ lonjong, refleks pupil (-)
 TIO sangat tinggi
i. Edukasi
- Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting
untuk keberhasilan pengobatan glaukoma.
- Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat
glaukoma pada keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.

5. REFRAKSI : PRESBIOPI
a. Anamnesis
Sejak 1 bulan terakhir. Pasien datang dengan keluhan penglihatan
kabur ketika melihat dekat, setelah membaca mata terasa lelah,
berair, dan sering terasa perih. Membaca dilakukan dengan
menjauhkan kertas yang dibaca. Terdapat gangguan pekerjaan
terutama pada malam hari dan perlu sinar lebih terang untuk
membaca.

b. Pemeriksaan Ophtalmology
 Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan refraksi subjektif dengan menggunakan kartu
Jaeger. Pasien diminta untuk menyebutkan kalimat hingga
h. Penatalaksanaan kalimat terkecil yang terbaca pada kartu. Target koreksi
Medikamentosa: sebesar 20/30.

Pertolongan pertama adalah menurunkan tekanan intraocular c. Pemeriksaan penunjang


secepatnya dengan memberikan serentak obat-obatan yang terdiri dari: d. DD
- Asetasolamid Hcl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari. Presbiopi, miopi, hipermetropi
- KCl 0.5 gr 3 x/hari. e. Penatalaksanaan
- Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari. Koreksi kacamata lensa positif. Koreksi lensa positif disesuaikan
- Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes usia
sehari
Usia Koreksi Lensa
Terapi simptomatik. Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan
40 tahun + 1,0D
kesehatan tingkat sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan
45 tahun + 1,5 D
pertama tersebut.
50 tahun +2,0 D
55 tahun +2,5 D Katarak, Presbiopi, miopi, hipermetropi
60 tahun +3,0 D e. Penatalaksanaan
Pada katarak matur segera dirujuk ke layanan sekunder yang
f. Edukasi memiliki dokter spesialis mata untuk mendapatkan penatalaksanaan
Memberitahu keluarga bahwa presbiopia merupakan penyakit selanjutnya.
degeneratif dan dapat dikoreksi dengan kacamata  KRITERIA RUJUKAN :
a. Indikasi sosial jika pasien merasa terganggu.
6. KATARAK b. Jika katarak telah matur dan membutuhkan tindakan operasi.
a. Anamnesis c. Jika timbul komplikasi
Pasien datang dengan keluhan penglihatan menurun secara
perlahan seperti tertutup asap/kabut. Keluhan disertai ukuran f. Edukasi
kacamata semakin bertambah, silau dan sulit membaca. Terdapat a. Memberitahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan penglihatan
bercak putih yang tak bergerak. yang dapat diperbaiki.
FR : usia daitas 40 tahunPenyebab lain katarak adalah glaukoma, b. Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosis
uveitis, trauma mata, serta kelainan sistemik seperti Diabetes katarak agar tidak terjadi komplikasi.
Mellitus, riwayat pemakaian obat steroid dan lain-lain. Katarak
biasanya terjadi bilateral, namun dapat juga pada satu mata 7. KERATITIS
(monokular).
a. Usia lebih dari 40 tahun a. Anamnesis
b. Penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus. - Sejak 2 minggu yll
c. Pemakaian tetes mata steroid secara rutin. - Mata merah 
- Penglihatan kabur 
b. Pemeriksaan Ophtalmology - Silau/fotofobia 
 Pemeriksaan Visus - Nrocos/lakrimasi 
OD : 1/60 OS :1/60 - Ngganjel
 Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal. b. Pemeriksaan Ophtalmology
 Tidak ditemukan kekeruhan kornea.  Pemeriksaan Visus
 Funduskopi : Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih OD : 3/60 OS :5/60
jelas setelah dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata
 Fokal Illumination
tropikamid 0.5%.
o Injeksi silier 
 Pemeriksaan iris shadow test positif.
o Infiltrat pd kornea
o Tentukan letak dan bentuknya
c. Pemeriksaan penunjang Bidang sagital : superfisial,profunda
d. DD Bidang frontal : perifer (marginal),parasentral,sentral
Sesuai jarum jam : Tentukan ukuran, jumlah  Pada keratitis superfisial diberikan antibiotik,antijamur / antiviral
Bentuk infiltrat : Pungtata, sesuai kausa
Numularis,Vesikulosa,Laminaris, Geografika,  Pada keratitis profunda ( lapisan epitel terluar intak ) diberikan
Discciformis,Dendritika tambahan antiinflamasi golongan steroid untuk mencegah
 Sensibilitas kornea  terjadinya sikatrik
 Keratoskop placido - Bakteri :
- Berupa kepingan dengan lingkaran yang konsentris dan Antibiotik Spektrum luas : ampisilin (eye drop),Gram(-):
lubang di tengahnya, untuk memeriksa permukaan / Tobramisin,Gram(+):Cefazoli
regularitas kornea. Kortikosteroid
- Cara pemeriksaan : pemeriksa menghadap jendela pasien - Jamur :
membelakangi jendela. Pemeriksa akan melihat refleksi dari ketoconazole, miconazole, fluconazole
garisgaris konsentris pada kornea melalui lubang. Di muka - Virus :
lubang ditambah lensa positif misal + 20 D. antivirus: Asiklovir
- Gambaran keratoskop yang normal : Lingkaran-lingkaran analgetik
bulat, konsentris dan kontinyu - Hipersensitivitas:
- Kelainan-kelainan yang dapat dijumpai : Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati.
- «Lingkaran kontinyu tetapi ada bagian yang tidak mengkilat Steroid topikal dan sistemik.
(kabur) ; bergerigi, merupakan tanda edema kornea. Kompres dingin
- «Lingkaran tidak kontinyu : defek epitel kornea; misal pada f. Edukasi
ulkus kornea, erosio, vulnus, fistula kornea. - Keratitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
- «Lingkaran mengkilat, kontinyu, konsentris tetapi berkelok- membersihkan atau mengoleskan obat, harus cuci tangan terlebih
kelok : ada sikatrik pada kornea dahulu
- «Lingkaran mengkilat, kontinyu, oval dan tidak konsentris : - Jangan menggubakan handuk/lap bersama-sama
astigmatisme. - Menjaga kebersihan lingkungan rumah sekitar
 Tes fluoresin
- (+) : keratitis superfisial, ulkus kornea, erosi kornea
- (-) : keratitis profunda, sikatriks kornea 8. REFRAKSI : MIOPI
a. Anamnesis
c. Pemeriksaan penunjang Keluhan Penglihatan kabur bila melihat jauh, mata cepat lelah,
Mikro : kultur bakteri, tes sensitititas ( resitensi obat ) pusing dan mengantuk,cenderung memicingkan mata bila
melihat jauh.
d. DD
Glaukoma Akut Sudut Tertutup, Uveitis Anterior b. Pemeriksaan Ophtalmology
e. Penatalaksanaan  Pemeriksaan Visus
Prinsip terapi keratitis OD : 3/6 OS 6/6
c. Pemeriksaan penunjang
d. DD
Presbiopi, miopi, hipermetropi
e. Penatalaksanaan
Koreksi kacamata lensa positif. Koreksi lensa positif
disesuaikan usia
Usia Koreksi Lensa
40 tahun + 1,0D
45 tahun + 1,5 D
50 tahun +2,0 D
55 tahun +2,5 D
60 tahun +3,0 D

f. Edukasi
Memberitahu keluarga bahwa miopi merupakan penyakit
kelainan refraksi dan dapat dikoreksi dengan kacamata

Anda mungkin juga menyukai