Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota
badan dan anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang
berguna untuk melatih otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur
atau berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih otot-otot
tubuhnya agar tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan gerakan-gerakan
badan ketika sakit, karena khawatir membuat sakitnya semakin parah. Padahal
tidak semua penyakit mengharuskan seseorang diam tidak bergerak ditempat tidur
saja.
Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan
gerak badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami kelemahan
baik otot-otot maupun syaraf pada tubuh.

B. Tujuan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal,
dan frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke
belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis
1. Pemberian Range of motion (ROM) pada pasien stroke di Irina F Neurologi
Blu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandoumanado sangat berpengaruh karena
stroke kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau
berkurang sehingga terjadi penurunan tonus otot pada jaringan, dengan
diberikan range of motion (ROM) secara bertahap akan merangsang
sikulasi dalam darah dan menurut Irdawati,2008 akan mempengaruhi
sensasi gerak di otak. Dengan dilakukan latihan rom pada pasien stroke
akan mencegah terjadinya komplikasi pada pasien stroke.
2. Pemberian Range Of Motion (ROM) pada Pasien Post Operasi Fraktur
Ekstremitas Bawah (Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris) sangat berpengaruh
karena ROM membantu dalam mempertahankan sirkulasi /peredaran
darahnya sehingga oksigenasi pada luka menjadi lebih baik, asupan zat
nutrisi dan juga obat dapat terserap dengan baik. Kondisi tersebut dapat
membantu proses penyembuhan luka (vaskularisasi, inflamasi, proliferasi
dan granulasi) dapat berlangsung dengan maksimal yaitu luka mulai
menutup, kering, bersih tidak berbau dan tidak ada nanah. Disamping itu
dengan adanya intervensi langsung yang dilakukan perawat dalam hal
pelaksanaan ROM dini menyebabkan pasien/responden mernjadi lebih
berani dan tidak merasa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Mereka menjadi lebih semangat melakukan latihan (ROM) dini dan kondisi
tersebut dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian pasien.
3.

Anda mungkin juga menyukai