Anda di halaman 1dari 36

NAMA : ANNISA SEKAR SARI

NIM : 6411418136

KELAS : 3C

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

SALUARAN PENCERNAAN

Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinu berupa tabung yang dikelilingi
otot. Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI), adalah saluran
panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran pencernaan mencerna makanan,
memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh
darah. Organ-organ yang termasuk di dalamnya
adalah: mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar
makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus. Organ pencernaan pelengkap (aksesori)
termasuk lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas. Gigi dan lidah
terletak di dalam mulut yang juga membantu proses pencernaan, dalam mengubah makanan
dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara kelenjar pencernaan manusia yang terdiri dari
kelenjar air liur, hati, dan pankreas membantu menghasilkan enzim-enzim yang membantu
proses pencernaan.

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

1. GASTRITIS

a. Pengertian

Gastritis adalah penyakit pencernaan yang juga bisa disebut radang lambung. Gastritis
terjadi ketika lapisan dinding (mukosa) lambung meradang atau membengkak. Gejala radang
lambung dapat muncul secara mendadak (gastritis akut), atau berlangsung dalam waktu yang
lama (gastritis kronis). Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan
pengobatan tertentu. Namun dalam beberapa kasus, penyakit radang lambung dapat
berkembang menjadi penyakit GERD (refluks asam lambung) dan bahkan bisa meningkatkan
risiko kanker perut.
Gastritis adalah kondisi yang umum. Namun, penyakit ini lebih banyak dijumpai pada
orang-orang yang sering mengonsumsi obat pereda nyeri seperti aspirin atau ibuprofen dalam
jangka panjang. Penggunaan obat antinyeri dalam jangka panjang yang tidak perlu dapat
mengiritasi saluran pencernaan. Efek samping ini disebabkan oleh bahan aktif dari obat yang
menghambat enzim COX (siklooksigenase) di lambung. Enzim COX adalah enzim yang
bertanggung jawab terhadap rangsangan nyeri. Namun, enzim COX juga sekaligus bekerja
mempertahankan lapisan dinding dalam lambung. Ketika kerja enzim COX terhambat, maka
lapisan dinding lambung akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini kemudian membuat
dinding lambung jadi rentan teriritasi dan luka akibat paparan cairan asam secara terus
menerus. Akibatnya, radang dan perdarahan lambung dapat terjadi.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, lambung akan berlubang. Dalam kondisi medis, kondisi
ini disebut sebagai perforasi lambung. Selain karena penggunaan obat antinyeri, radang
lambung juga umum menyerang pecandu alkohol.

b. Epidemiologi

1. Global

Sekitar 50% populasi dunia terinfeksi dengan Helicobacter pylori, di mana data
epidemiologi menunjukkan prevalensi yang tertinggi berada di Asia dan negara-negara yang
sedang berkembang lainnya. Dengan demikian, hampir setengah populasi dunia menderita
gastritis kronis. Di negara-negara berkembang, sekitar 30%-50% infeksi Helicobacter
pylori ini terjadi pada ada anak-anak, dan mencapai 60% pada orang-orang usia lanjut. Pada
autoimun gastritis, penderita wanita diperkirakan lebih banyak daripada pria dengan
perbandingan 3:1

2. Indonesia

Data epidemiologi gastritis di Indonesia masih belum begitu jelas. Namun, sebuah
penelitian di RS Cikini yang melibatkan 2093 pasien menunjukkan bahwa tren
prevalensi Helicobacter pylori semakin menurun. Pada 1998, prevalensi infeksi Helicobacter
pylori adalah 12.8%, sedangkan pada tahun 2005, prevalensi ini menurun drastis menjadi
2.9%. Di Jakarta, dilaporkan bahwa infeksi Helicobacter pylori yang terbanyak ditemukan di
Jakarta barat, dimana tidak didapatkan perbedaan bermakna pada prevalensi di antara
kelompok usia, konsumsi alkohol, dan perokok.

c. Gejala tanda

Orang yang menderita kondisi ini sering tidak memunculkan gejala apa pun sampai
didiagnosis. Sebab, gejalanya sering tampak samar dan dikelirukan sebagai tanda penyakit
pencernaan lain. Namun, Anda harus waspada jika merasakan gejala-gejala ini:

 hilang nafsu makan


 mual dan muntah
 nyeri di perut bagian atas
 merasa kenyang meski baru makan sedikit

Jika dinding lambung Anda sampai mengalami perdarahan, Anda mungkin merasakan gejala-
gejala ini:

 feses berwarna hitam


 muntah darah atau cairan berwarna pekat seperti kopi

d. Faktor resiko

Ada beberapa hal yang bisa membuat Anda terkena kondisi radang lambung. Faktor
risiko penyakit gastritis adalah:

 Sering mengonsumsi makanan pedas atau yang kadar lemaknya tinggi, seperti
gorengan.
 Gaya hidup tidak sehat, misalnya aktif merokok atau kebanyakan minum minuman
beralkohol.
 Kelebihan berat badan atau obesitas.
 Sedang menjalani pengobatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, steroid, dan pil KB.
 Stres atau kelelahan.
 Pola makan tidak teratur.
 Sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
 Penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi: HIV/AIDS, Crohn, dan infeksi bakteri
lainnya.
 Alergi makanan, khususnya bagi orang pengidap gangguan pencernaan esophagitis
eosinophilic (EoE). Kondisi ini dapat menjadi pemicu gastritis. Penting untuk
berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi untuk menentukan alergi makanan guna
menghindari kondisi gastritis.

e. Diagnosis

Gastritis dapat didiagnosis dengan berdasarkan deskripsi gejala radang lambung yang
dialami pasien. Namun untuk memastikan akurasinya, dokter menjalani tes-tes di bawah ini:

1. Endoskopi

Selama prosedur endoskopi, dokter akan memasukkan selang fleksibel yang dilengkapi dengan
lensa (endoskopi) lewat tenggorokan Anda. Tabung ini akan masuk melewati kerongkongan,
perut, dan usus kecil Anda. Dengan menggunakan endoskopi, dokter Anda mencari tanda-
tanda adanya radang atau infeksi pada lambung. Jika terdapat tanda yang mencurigakan, dokter
Anda mungkin akan sampel jaringan kecil (biopsi) untuk pemeriksaan laboratorium.

2. Tes H.pylori

Test H. pylori bisa dilakukan dengan banyak cara, termasuk tes darah, tes feses, atau
dengan tes lewat napas. Untuk tes napas, Anda akan diminta meminum segelas kecil cairan
jernih dan tidak berasa yang mengandung karbon radioaktif. Setelahnya Anda akan diminta
untuk mengembuskan napas ke dalam kantong khusus yang kemudian disegel. Jika
positif terinfeksi, sampel napas akan mengandung karbon radioaktif karena bakteri H. pylori
akan memecah cairan tersebut di perut .

f. Pengobatan

Gastritis akut maupun kronis biasanya diobati dengan obat antibiotik atau obat-obatan
penurun asam lambung. Pilihan obat gastritis yang biasanya diresepkan dokter meliputi:
 Antasida.
 Obat antihistamine-2 (H2): famotidine, cimetidine, ranitidine, dan nizatidine.
 Pompa penghambat proton (PPI): omeprazole, esomeprazole, Iansoprazole,
rabeprazole, dan pantoprazole.

Selain itu, dokter juga dapat menggunakan cairan intravena dan obat-obatan lain yang lebih
kuat untuk mengurangi asam jika gastritis memburuk. Pasien harus menghindari alkohol serta
ibuprofen, naproxen, dan aspirin selama minum obat gastritis dari dokter.

g. Pencegahan

1. Jangan merokok

Rokok mengandung nikotin yang bisa melemahkan saluran pencernaan. Merokok juga
diketahui dapat menyebabkan refluks asam lambung, yang dapat semakin mengiritasi dinding
lambung. Selain rokok, alkohol dan coklat juga memiliki efek yang mirip dengan nikotin.

2. Menerapkan pola makan sehat

Menerapkan pola makan yang lebih sehat dapat membantu meredakan gejalanya
sekaligus mencegah radang lambung di kemudian hari. Pola makan yang baik untuk mencegah
gastritis dapat meliputi:

 Makanan dengan kandungan serat tinggi seperti apel, oatmeal, brokoli, wortel, dan
kacang-kacangan.
 Makanan rendah lemak seperti ikan, dada ayam, dan dada kalkun
 Makanan bersifat basa, seperti sayuran yang direbus.
 Perbanyak sumber probiotik seperti teh kombucha, yoghurt, kimchi, kefir, dan tempe.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan atau minuman probiotik dapat membantu
mengatasi infeksi radang lambung yang disebabkan Helicobacter pylori (H. pylori). Selain
lebih bijak memilah-milih makanan yang lebih sehat, kebiasaan makan Anda juga perlu diubah
menjadi:

 Biasakan makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit. Jika Anda biasa makan
besar 3 kali sehari, coba ubah menjadi makan 5-6 kali sehari dengan porsi yang kecil.
 Jangan makan sampai kekenyangan karena isi lambung yang terlalu penuh bisa naik ke
tenggorokan.
 Hindari minuman bersoda dan minuman yang berkafein seperti coklat, kopi, teh.
 Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti makanan
pedas dan buah-buahan jeruk. Makanan atau minuman bersifat asam memicu rasa nyeri
pada ulu hati.
 Jangan makan sebelum tidur, karena meningkatkan resiko refluks asam lambung.

3. Kurangi berat badan

Orang yang kegemukan berisiko lebih tinggi mengalami radang lambung. Kebiasaan
makan dalam porsi besar dalam jangka panjang meningkatkan tekanan dalam lambung
sehingga isi lambung mudah naik keluar. Mengurangi berat badan 2-5 kg dapat membantu
Anda mencegah gastritis kambuh kembali.

4. Konsumsi obat pereda nyeri dengan pengawasan dokter

Obat antinyeri NSAID seperti ibuprofen, aspirin, naproxen seringkali disalahgunakan.


Padahal penggunaan dalam jangka panjang yang sembarangan dapat meningkatkan
produksi asam lambung sehingga Anda rentan mengalami radang lambung. Maka, gunakan
obat antinyeri ini sesuai petunjuk dokter.

Berhati-hatilah juga dalam minum jamu. Produk jamu seringkali mengandung bahan
NSAID sehingga meminumnya dalam jangka panjang juga memiliki efek yang sama seperti
penggunaan OAINS jangka panjang.

5. Ubah posisi tidur

Posisi tidur terbaik untuk mencegah radang lambung kambuh kembali adalah berbaring di sisi
kiri, dengan menyangga kepala dan leher pakai bantal tebal. Posisi ini dapat menjaga cairan
asam tetap berada di dasar lambung sehingga sulit untuk mengalir ke atas.

h. Komplikasi

1. Tukak lambung
Gastritis dapat menyebabkan ulkus peptikum atau tukak lambung ketika
peradangannya sampai menimbulkan luka pada lapisan lambung atau duodenum. Duodenum
adalah bagian awal dari saluran usus kecil. Penggunaan obat antinyeri dan dan infeksi bakteri
H. pylori, dapat meningkatkan risiko tukak lambung. Luka dapat terasa sangat menyakitkan,
dan dapat terjadi di daerah adanya asam atau enzim.

2. Gastritis atrofik

Gastritis atrofik adalah kondisi peradangan kronis yang dapat menyebabkan hilangnya
lapisan dan kelenjar di lambung. Lapisan dan kelenjr yang hilang tersebut kemudian
tergantikan dengan jaringan daging yang berserat.

3. Anemia

Terkikisnya lapisan dalam lambung akibat radang kronis lama-lama dapat


menyebabkan perdarahan. Kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat berujung pada anemia
(darah rendah). Penelitian menunjukkan bahwa radang lambung akibat infeksi H. pylori dan
masalah autoimun dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari
makanan. Kondisi tubuh yang mengalami perdarahan dalam serta tidak mampu menyerap zat
besi menimbulkan komplikasi akibat radang lambung yang Anda alami.

4. Defisiensi vitamin B12 dan anemia pernisiosa

Orang dengan kondisi gastritis atrofi yang disebabkan masalah autoimun tidak dapat
menghasilkan faktor intrinsik yang cukup. Faktor intrinsik adalah protein yang dibuat lambung
untuk membantu usus menyerap vitamin B12. Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk
membuat sel darah merah dan sel saraf. Buruknya penyerapan vitamin B12 dapat menyebabkan
jenis anemia yang disebut anemia pernisiosa.

5. Tumor perut

Kondisi gastritis kronis dapat meningkatkan adanya pertumbuhan tumor jinak dan
kanker pada lapisan perut. Begitu pula dengan radang lambung kronis yang disebabkan infeksi
bakteri H. pylori. Infeksi H. pylori dapat meningkatkan risiko kanker limfoma jaringan terkait
mukosa lambung (MALT)
6. Perforasi lambung

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, radang kronis dapat membuat dinding
lambung melemah dan menipis. Jika kondisi ini terus dibiarkan, lambung akan
berlubang. Perforasi lambung dapat menyebabkan isi lambung bocor ke rongga perut dan
menimbulkan infeksi. Kondisi rongga perut yang sudah terinfeksi disebut dengan peritonitis.
Infeksi ini dapat mengakibatkan komplikasi yang membuat berbagai organ dalam tubuh
berhenti berfungsi. Perforasi lambung dan peritonitis termasuk kondisi gawat darurat medis
yang dapat mengancam nyawa.

2. ULKUS PEPTIKUM

a. Pengertian

Dalam sistem pencernaan, ulkus adalah daerah peradangan terbuka seperti sariawan
dimana jaringan telah dihancurkan oleh cairan lambung dan asam lambung. Penyakit ulkus
peptikum adalah istilah umum untuk sariawan yang terjadi di lapisan lambung atau duodenum
(bagian atas usus kecil).

 Ulkus peptikum adalah erosi (terkikis) atau peradangan di dinding saluran pencernaan.
 Membran mukosa yang melapisi saluran pencernaan mengikis dan menyebabkan
kerusakan jaringan secara bertahap.
 Kerusakan ini menyebabkan rasa menggerogoti atau terbakar di bagian tengah perut
bagian atas (perut).
 Meskipun kebanyakan ulkus peptikum ini kecil, ulkus dapat menyebabkan
ketidaknyamanan yang cukup banyak.

b. Epidemiologi

Ulkus peptikum adalah kondisi yang sangat umum di seluruh dunia termasuk di
Indonesia.

 Di Amerika Serikat, sekitar 10% populasi akan mengembangkan ulkus duodenum di


beberapa waktu dalam kehidupan mereka.
 Penyakit ulkus peptikum mempengaruhi sekitar 4,6 juta orang setiap tahunnya.
 Terjadinya penyakit ulkus peptikum sama pada pria dan wanita. Sekitar 11% -14% pria
dan 8% -11% wanita akan mengalami penyakit ulkus peptikum dalam hidup mereka.
 Tingkat kematian penyakit ulkus peptikum kira-kira 1 kematian per 10.000 kasus.
Angka kematian akibat pendarhaan ulkus sekitar 5%.

Ulkus lambung bisa terjadi pada usia berapapun, meski jarang terjadi pada anak-anak dan
remaja. Kabar baiknya adalah bahwa kita telah belajar banyak tentang ulkus lambung dalam
20 tahun terakhir dan penatalaksanaan efektif sudah tersedia.

c. Gejala tanda

Beberapa orang mungkin tidak memiliki gejala adanya ulkus, tapi gejala yang umum
terjadi antara lain:

 sakit perut
 mual
 muntah
 kehilangan selera makan
 penurunan berat badan
 pada kasus yang parah, terjadi pendarahan di lambung atau duodenum

Ulkus tidak selalu menimbulkan gejala. Terkadang, komplikasi serius seperti


perdarahan adalah tanda pertama ulkus.

 Gejala paling umum dari ulkus peptikum adalah sakit perut.


 Rasa sakit biasanya di bagian tengah atas perut (ulu hati), di atas pusar dan di bawah
tulang dada.
 Nyeri ulkus bisa terasa seperti terbakar, atau menggerogoti, dan bisa menjalar ke
punggung.
 Nyeri sering terjadi beberapa jam setelah makan saat perut kosong.
 Rasa sakitnya sering memburuk pada malam hari dan dini hari.
 Bisa berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam.
 Nyeri ulkus mereda dengan makanan, antasida, atau dengan muntah.

Gejala lain dari bisul peptik adalah sebagai berikut:

 Mual
 Muntah
 Kehilangan selera makan
 Penurunan berat badan

Ulkus berat dapat menyebabkan perdarahan di lambung atau duodenum. Perdarahan


kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala ulkus. Perdarahan ini bisa cepat atau lambat.
Pendarahan cepat menunjukkan salah satu cara berikut:

 Muntah darah atau muntah berwarna gelap yang terlihat seperti bubuk kopi: Ini
merupakan kondisi darurat dan perlu segera diantar ke unit gawat darurat.
 Darah di tinja atau tinja berbau tengik dan berwarna hitam, lengket seperti aspal

Perdarahan yang lambat seringkali lebih sulit dideteksi, karena tidak memiliki gejala dramatis.

 Hasil yang biasa adalah jumlah sel darah rendah (anemia).


 Gejala anemia adalah kelelahan, kurang energi (kelesuan), lemah, detak jantung cepat
(takikardia), dan kulit pucat (palor).

d. Faktor resiko

1. Orang yang mengonsumsi aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya berisiko tinggi bahkan
jika mereka tidak terkena infeksi H pylori.

 Orang tua dengan kondisi seperti radang sendi sangat rentan.


 Orang yang pernah menderita ulkus atau pendarahan saluran pencernaan berada pada
risiko yang lebih tinggi dari orang yang tidak memiliki riwayat tersebut.
 Jika seseorang mengkonsumsi obat seperti aspirin, NSAID, dan celecoxib secara
teratur, alternatif obat lain harus didiskusikan dengan profesional layanan kesehatan.
Hal ini terutama terjadi jika individu yang terkena mengalami sakit lambung atau
sensasi terasa terbakar di dada dan ulu hati (heart burn) setelah minum obat ini.
2. Bakteri H pylori menyebar melalui tinja orang yang terinfeksi.

 Tinja mencemari makanan atau air (biasanya karena higienitas yang buruk).
 Bakteri dalam tinja masuk ke saluran pencernaan orang yang mengonsumsi makanan
atau air ini.
 Kondisi tersebut disebut transmisi fecal-oral dan merupakan cara yang umum untuk
penyebaran infeksi.

3. Bakteri tersebut ditemukan di lambung, di mana bakteri H pylori mampu menembus dan
merusak lapisan lambung dan duodenum.

 Banyak orang yang terpapar bakteri tidak berkembang ke arah ulkus.


 Orang yang baru terinfeksi biasanya mengalami gejala dalam beberapa minggu.
 Peneliti mencoba menemukan apa yang berbeda tentang orang yang mengalami ulkus

4. Infeksi H pylori terjadi pada semua umur, ras, dan kelas sosioekonomi.

 Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, meskipun diperkirakan banyak
orang terinfeksi pada masa kanak-kanak dan membawa bakteri sepanjang masa hidup
mereka.
 Infeksi H pylori juga lebih sering terjadi pada kelas sosioekonomi yang lebih rendah
karena rumah tangga ini cenderung memiliki lebih banyak orang yang tinggal bersama,
berbagi kamar mandi dan fasilitas dapur.
 Orang Afro-Amerika dan Hispanik-Amerika lebih cenderung memiliki bakteri daripada
orang Kaukasia dan orang Asia-Amerika.

5. Penting untuk membedakan antara ulkus yang disebabkan oleh H pylori dan yang
disebabkan oleh obat-obatan karena penanganannya akan benar-benar berbeda. Ulkus bisa
dihubungkan dengan kondisi medis lainnya.

 Orang yang khawatir berlebihan biasanya dianggap memiliki kondisi yang disebut
gangguan kecemasan umum. Gangguan ini telah dikaitkan dengan ulkus peptikum.
 Kondisi langka yang disebut sindrom Zollinger-Ellison menyebabkan ulkus peptikum
serta tumor di pankreas dan duodenum.
e. Penatalaksanaan

Penderita penyakit ulkus peptikum harus mencari perawatan medis jika mengalami
beberapa kondisi berikut ini:

 Jika Anda memiliki rasa sakit yang terbakar di perut bagian atas, rasa sakit itu mereda
karena makan atau minum antasida, hubungi profesional perawatan kesehatan. Namun,
ada kondisi tertentu lainnya bisa menyebabkan gejala serupa.
 Jika Anda memuntahkan darah atau memiliki tanda pendarahan gastrointestinal
lainnya, segera pergi ke unit gawat darurat. Ulkus peptikum dapat menyebabkan
perdarahan hebat, yang membutuhkan transfusi darah atau pembedahan.
 Nyeri perut yang parah menunjukkan perforasi atau robeknya ulkus. Ini adalah keadaan
darurat yang mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki lubang di perut
Anda.
 Muntah dan sakit perut juga bisa menjadi tanda penyumbatan, komplikasi lain dari
ulkus peptikum. Ini juga mungkin memerlukan operasi darurat.

Untuk mengkonfirmasi seseorang memiliki ulkus, pemeriksaan pencitraan diagnostik


biasanya akan dipesan. Dua tes yang paling banyak digunakan adalah:

 Pemeriksan serial sauran cerna bagian atas: Ini adalah pemeriksaan rontgen sinar-
X. Pasien diberi cairan seperti kapur untuk diminum yang meningkatkan kontras pada
sinar-X, sehingga beberapa bentuk lebih mudah dilihat di rontgen. Karena cairan ini
mengandung barium, tes ini kadang disebut barium swallow.
 Endoskopi (EGD): Endoskopi adalah tabung tipis dan fleksibel dengan kamera kecil
di bagian ujungnya. Pasien diberi obat penenang ringan, dan kemudian tabung tersebut
masuk melalui mulut ke dalam lambung. Dokter bisa melihat lapisan lambung untuk
mendiagnosis ulkus peptikum. Sampel kecil jaringan akan diambil (biopsi), yang
diperiksa di bawah mikroskop.

Jika pemeriksaan pencitraan diagnostik menunjukkan ulkus, kemungkinan besar pasien


akan menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui apakah bakteri H pylori ada.

 Penting untuk memastikan hal ini, karena pengobatan H pylori cenderung


menyembuhkan ulkus.
 Ulkus yang disebabkan oleh H pylori ditangani berbeda dari ulkus yang disebabkan
oleh obat-obatan.

Tiga jenis pemeriksaan tersedia untuk mendeteksi H pylori adalah:

 Pemeriksaan darah: Pemeriksaan ini mendeteksi bakteri dengan mengukur antibodi


terhadap bakteri. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh
untuk mempertahankan melawan “penyerang” seperti H pylori. Pemeriksaan darah itu
murah dan bisa dilakukan di klinik. Sisi negatifnya adalah bahwa pemeriksaan darah
bisa positif pada orang yang pernah menderita ulkus sebelumnya dan sudah pernah
diobati.
 Pemeriksaan nafas: Tes ini mendeteksi H pylori dengan mengukur karbon dioksida
dalam nafas seseorang yang telah meminum cairan khusus. Bakteri H pylori memecah
cairan, meningkatkan jumlah karbon dalam darah. Tubuh menyingkirkan karbon ini
dengan menghirupnya sebagai karbon dioksida. Tes ini lebih akurat daripada tes darah
tapi lebih sulit dilakukan. Hal ini sering digunakan setelah perawatan untuk memeriksa
apakah bakteri H pylori telah diberantas.
 Tes jaringan: Tes ini hanya digunakan jika biopsi endoskopik telah dilakukan, karena
sampel jaringan dari lambung diperlukan untuk mendeteksi bakteri.

Pilihan pengobatan tergantung pada apakah ulkus tersebut disebabkan oleh infeksi
dengan H pylori atau tidak. Diagnosis yang benar adalah kunci apakah suatu perawatan bekerja
atau tidak. Jika bakteri penyebabnya, pengobatan berfokus pada membunuh infeksi. Terlepas
dari apakah bakteri penyebabnya, mengurangi asam lambung merupakan fokus perawatan
penting lainnya.

Perawatan di rumah untuk ulkus peptikum sering berpusat pada menetralkan asam lambung.

 Jangan merokok, dan hindari kopi dan alkohol. Kebiasaan ini meningkatkan
produksi asam lambung dan melemahkan pelindung mukosa saluran pencernaan
yang meningkatkan pembentukan ulkus dan penyembuhan ulkus yang melambat.
 Jangan mengkonsumsi obat antiinflamasi aspirin atau nonsteroidal. Paracetamol
adalah pengganti yang baik untuk beberapa kondisi. Jika paracetamol tidak
membantu, bicarakan dengan ahli kesehatan tentang obat alternatif lainnya.
 Jika gejalanya ringan, coba penghambat asam lambung seperti antisid atau obat
antihistamin (H2) yang dapat dibeli bebas di apotek menetralkan asam lambung.
Jika tidak mempan, biasanya diperlukan obat yang lebih kuat yang perlu diresepkan
oleh dokter.

Tidak ada diet khusus yang membantu orang dengan ulkus peptikum:

 Diet hambar dan hindari makanan pedas atau berminyak.


 Kita sekarang tahu diet memiliki sedikit efek pada ulkus. Pada beberapa orang,
bagaimanapun, makanan tertentu tampaknya memperparah gejala sakit ulkus.
Hindari mengonsumsi makanan apapun yang memperparah gejala.
 Makan teratur dengan jadwal yang disiplin setiap harinya. Terlambat makan akan
menyebabkan asam lambung yang terproduksi tidak mengolah makanan yang cukup
dan justru mengikis lapisan saluran pencernaan.

f. Pengobatan

Pengobatan untuk ulkus perdarahan tergantung pada tingkat keparahan kehilangan


darah dan meliputi:

 Cairan infus
 Mengistirahatkan usus: Istirahat dengan tidur dan minum cairan bening tanpa makanan
sama sekali selama beberapa hari. Ini memberi kesempatan memulai penyembuhan
ulkus tanpa harus teriritasi bahan makanan apapun.
 Tabung nasogastrik: Penempatan tabung tipis dan fleksibel melalui hidung menuju ke
lambung. Tabung nasogastrik juga mengurangi tekanan pada lambung dan membantu
menyembuhkan kondisi ulkus peptikum.
 Endoskopi yang mendesak atau operasi, jika diindikasikan: Pembuluh darah yang rusak
dengan pendarahan biasanya dapat diiritasi dengan endoskopi. Endoskopi memiliki alat
pemanas kecil di ujung yang digunakan untuk membakar pembuluh darah.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan mungkin tidak bekerja jika diagnosisnya tidak
benar. Jika dokter mendiagnosa ulkus, penting untuk menentukan apakah ulkus tersebut
disebabkan oleh infeksi H pylori. Beberapa jenis obat digunakan untuk mengobati ulkus
peptikum :
Antasida: Obat-obatan ini dapat dibeli tanpa resep dokter, dan cara kerjanya adalah dengan
menetralkan asam lambung, karena obat antasida bersifat basa.

 Obat ini meliputi aluminium hidroksida yang dikombinasikan dengan magnesium atau
kalsium. Contohnya adalah Maalox, Mylanta, Tums, dan Rolaids.
 Obat ini bisa menyebabkan sembelit, meski yang mengandung magnesium bisa
menyebabkan diare.
 Efek samping ini sangat mungkin terjadi jika obat diminum secara teratur.

Histamin (H2) blocker: Ini adalah obat penghambat asam yang banyak digunakan dalam
pengobatan tukak lambung.

 H2-blocker meliputi cimetidine (Tagamet), ranitidine (Zantac), famotidine (Pepcid),


dan nizatidine (Axid).
 Mereka mencegah produksi asam lambung dengan cara memblokir histamin, zat kimia
yang meningkatkan produksi asam.
 Obat yang bebas dibeli tanpa resep tersedia, namun bagi kebanyakan penderita tukak
lambung diperlukan obat yang lebih kuat yang membutuhkan resep dokter.
 Penghambat-H2 bekerja sangat baik dalam mengurangi asam dan nyeri. (Mengurangi
asam membantu menyembuhkan ulkus peptikum.)
 Obat tersebut membutuhkan beberapa hari untuk memberikan efek.
 Pengobatan dengan H2 blocker biasanya memakan waktu 6-8 minggu.

Penghambat pompa asam : Obat ini juga dikenal sebagai inhibitor pompa proton (PPI).

 Kelompok ini mencakup omeprazol (Prilosec, Prilosec OTC, Zegerid), lansoprazole


(Prevacid, Prevacid), rabeprazole (Aciphex), dan pantoprazole (Protonix),
dexlansoprazole (Dexilant, Kapidex), dan esomeprazole (Nexium).
 Proton pump inhibitor bahkan lebih kuat dari H2-blocker.
 Mereka bekerja dengan menghentikan “pompa” yang mengeluarkan asam ke dalam
perut.
 Mereka digunakan semakin dalam rejimen triple dan double untuk infeksi pylori.
Agen pelindung : Obat ini tidak mempengaruhi jumlah asam di lambung; Sebagai gantinya,
mereka melindungi lapisan mukosa di lambung.

 Salah satu jenisnya sangat kental dan menempel pada ulkus, membentuk penghalang
fisik antara ulkus dan asam. Contohnya adalah sucralfate (Carafate).
 Jenis lainnya meningkatkan jumlah mukosa, yang membentuk penghalang fisik, dan
bikarbonat, yang membantu menetralkan asam. Contohnya misoprostol (Cytotec); agen
ini hanya digunakan untuk pengobatan ulkus yang disebabkan oleh pengobatan.
 Antasida dan produk yang mengandung bismuth subsalicylate (seperti Pepto-Bismol)
juga memiliki efek perlindungan.

Antibiotik: Sebagai bagian dari rejimen kombinasi, antibiotik membasmi H pylori, bakteri
penyebab ulkus pada banyak orang.

 Terapi triple 2 minggu yang mencakup dua antibiotik dan bismut subsalicylate adalah
rejimen yang paling efektif. Ini menghilangkan bakteri dan mencegah kekambuhan
ulkus pada 90% orang yang menerima pengobatan ini. Sayangnya, triple therapy
memiliki efek samping seperti sakit perut, mual, muntah, rasa tidak enak di mulut, tinja
encer atau berwarna gelap, pusing, dan infeksi jamur pada wanita.
 Salah satu rejimen dual therapy dua minggu lebih mudah diikuti, memiliki lebih sedikit
efek samping, dan bekerja pada sekitar 80% orang yang meminumnya.
 Triple therapy baru yang menggabungkan antibiotik dan rabeprazole (Aciphex) bekerja
hanya dalam 1 minggu untuk memberantas H pylori.

Pengobatan medis yang direkomendasikan untuk ulkus peptikum adalah:

 Perubahan gaya hidup: Berhenti merokok, hindari alkohol, aspirin, dan NSAID
 Obat penghambat asam lambung
 Obat yang melindungi lapisan lambung dan duodenum
 Regimen “Triple-therapy” atau “dual-therapy” untuk ulkus yang disebabkan oleh H
pylori

Tidak ada obat tunggal yang berhasil menyingkirkan infeksi H pylori. Dua kombinasi telah
ditemukan yang bekerja dengan baik pada kebanyakan orang.
Terapi Triple: Kombinasi bisbut subsalicylate (misalnya Pepto-Bismol) dan antibiotik
tetrasiklin dan metronidazol efektif pada 80-95% orang dan merupakan standar terapi saat ini.
Semua dikonsumsi sebagai pil. Subsalicylate bismut dan tetrasiklin harus diminum 4 kali sehari
dan metronidazol 3 kali sehari. Jadwal rumit ini sulit dilakukan banyak orang.

Terapi Dual: Terapi ini dikembangkan sebagai respon terhadap kompleksitas dan efek
samping terapi triple. Ini terdiri dari 2 antibiotik, amoksisilin dan metronidazol, keduanya
dikonsumsi sebagai pil, 3 kali sehari; dan inhibitor pompa proton (PPI) seperti omeprazol atau
lanzoprazol. Jadwal yang disederhanakan ini lebih disukai oleh banyak orang.

 Klaritromisin dapat diganti dengan 15-25% orang yang infeksi yang resistan terhadap
metronidazol.
 Biasanya inhibitor pompa proton seperti omeprazole (Prilosec, Prilosec OTC)
ditambahkan ke pengobatan.

Perawatan ini umumnya diberikan selama dua minggu.

Begitu bakteri H pylori dimusnahkan dari saluran pencernaan, biasanya H.pylori tidak
akan kambuh kembali. Ulkus biasanya sembuh total dan tidak akan muncul lagi.
Terapi medis bekerja pada kebanyakan orang dengan ulkus peptikum. Terkadang, terapi medis
tidak bekerja, atau seseorang tidak dapat menerima terapi karena alasan tertentu. Pembedahan
merupakan alternatif terapi medis untuk orang-orang ini.

Operasi bedah yang sering digunakan pada ulkus peptikum meliputi:

 Vagotomi: Memotong saraf vagus, yang mentransmisikan pesan dari otak ke lambung,
bisa mengurangi sekresi asam. Namun, hal ini juga bisa mengganggu fungsi lambung
lainnya. Operasi yang lebih baru hanya memotong bagian saraf yang mempengaruhi
sekresi asam.
 Antrektomi: Hal ini sering dilakukan bersamaan dengan vagotomi. Ini melibatkan
mengambil bagian bawah lambung (antrum). Bagian lambung ini menghasilkan
hormon yang meningkatkan produksi asam lambung. Bagian lambung yang berdekatan
juga bisa diambil.
 Pyloroplasty: Prosedur ini juga kadang dilakukan dengan vagotomi. Ini memperbesar
pembukaan antara perut dan duodenum (pilorus) untuk mendorong bagian dari
makanan yang dicerna sebagian. Begitu makanan telah berlalu, produksi asam biasanya
berhenti.
 Mengikat arteri: Jika perdarahan adalah masalahnya, memotong suplai darah (arteri)
ke ulkus bisa menghentikan pendarahan.

g. Pencegahan

Untuk melakukan tindak lanjut dari penyakit ulkus peptikus, pasien harus mengkonsultasikan
dengan dokter. Ikuti rekomendasi dari dokter Anda seperti beberapa hal berikut ini:

 Perubahan gaya hidup bisa meringankan gejala dan membantu menyembuhkan ulkus
peptikum. Berhenti merokok, hindari alkohol, kafein, dan hindari obat antiinflamasi
aspirin dan nonsteroid.
 Minum obat sesuai resep.
 Tindak lanjuti seperti yang dijadwalkan dengan dokter untuk memantau kemajuan
pengobatan dan kondisi Anda dan mencegah komplikasi.\

Ulkus peptikum dapat dicegah dengan menghindari hal-hal yang memecah pelindung
lambung dan meningkatkan sekresi asam lambung. Pencegahan ini dapat meliputi mencegah
meminum alkohol, merokok, mengkonsumsi aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid, dan kafein.

Mencegah infeksi H pylori adalah dengan cara menghindari makanan dan air yang
terkontaminasi dan mengikuti standar kebersihan pribadi. Cuci tangan hati-hati dengan air
hangat dan sabun setiap setelah dari kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum dan sesudah
menyiapkan makanan.

Jika memerlukan bantuan pereda nyeri dan perlu mengkonsumsi anti-inflamasi aspirin
atau NSAID, Anda dapat mengurangi risiko ulkus peptikum Anda dengan mencoba hal berikut:

 Coba NSAID yang berbeda, yang lebih muda diterima oleh lambung, hal ini dapat
dikonsultasikan dengan dokter Anda.
 Kurangi dosis dari minum obat.
 Ganti obat lain, seperti paracetamol
 Bicaralah dengan dokter Anda tentang bagaimana Anda bisa melindungi diri Anda
sendiri.

Mengikuti rekomendasi dokter dapat membantu mencegah kekambuhan ulkus


peptikum, termasuk mengkonsumsi semua obat seperti yang ditentukan, terutama jika Anda
memiliki infeksi H pylori.

h. Komplikasi

Prognosis seseorang dengan ulkus peptikum antara lain:

 Kebanyakan orang dengan ulkus peptikum menjadi lebih baik saat diobati dengan obat
yang tepat.
 Pengobatan untuk bakteri H pylori biasanya berhasil jika obat diminum sesuai resep.
 Meskipun ukus bisa menyebabkan ketidaknyamanan, jarang sekali mengancam
kehidupan.
 Ulkus bisa mengalami beberapa komplikasi. Ini biasanya berkembang pada orang yang
tidak mendapat perawatan yang tepat. Komplikasi ulkus mungkin memerlukan
perawatan darurat termasuk endoskopi atau operasi. Komplikasi dapat parah dan
bahkan bisa berakibat kematian jika tidak segera diobati.

Perdarahan: Ulkus peptikum di lambung duodenum bisa berdarah.

 Biasanya, ini karena pembuluh darah (arteri) yang memasok area ulkus telah rusak oleh
asam lambung.
 Terkadang inilah satu-satunya tanda ulkus.
 Perdarahan mungkin lambat atau cepat.
 Perdarahan yang lambat biasanya berasal dari pembuluh darah kecil; efeknya adalah
jumlah darah merah yang rendah (anemia), dan gejalanya adalah kelelahan (fatigue),
kelesuan, dan pucat.
 Pendarahan yang cepat biasanya berasal dari arteri yang lebih besar, dan gejalanya
termasuk muntah darah yang bercampur asam lambung yaitu muntah yang terlihat
seperti bubuk kopi, atau bagian tinja yang berwarna kehitaman dan lengket seperti
aspal.
Perforasi: Bila ulkus menjadi sangat buruk, dinding saluran pencernaan bisa jebol dan pecah.

 Lubang yang dihasilkan di saluran pencernaan disebut perforasi.


 Isi saluran pencernaan (makanan, bakteri, dan cairan pencernaan) kemudian bisa
tumpah keluar.
 Zat ini bisa melukai jaringan lain dan menyebabkan infeksi serius.

3. ULKUS DUODENUM

a. Pengertian

Ulkus duodenum atau tukak usus dua belas jari adalah kondisi dimana terdapat luka
pada saluran pencernaan yang disebut duodenum, yaitu bagian atas dari usus halus. Ulkus ini
dapat terjadi jika permukaan saluran cerna mengalami kerusakan yang umumnya diakibatkan
oleh penggunaan obat pereda nyeri jenis antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka
panjang atau infeksi bakteri Helicobacter pylori.

b. Epidemiologi

Ulkus duodenum adalah kondisi yang sangat umum di seluruh dunia termasuk di
Indonesia.

 Di Amerika Serikat, sekitar 10% populasi akan mengembangkan ulkus duodenum di


beberapa waktu dalam kehidupan mereka.
 Penyakit ulkus peptikum mempengaruhi sekitar 4,6 juta orang setiap tahunnya.
 Terjadinya penyakit ulkus peptikum sama pada pria dan wanita. Sekitar 11% -14% pria
dan 8% -11% wanita akan mengalami penyakit ulkus peptikum dalam hidup mereka.
 Tingkat kematian penyakit ulkus peptikum kira-kira 1 kematian per 10.000 kasus.
Angka kematian akibat pendarhaan ulkus sekitar 5%.

Ulkus lambung bisa terjadi pada usia berapapun, meski jarang terjadi pada anak-anak dan
remaja. Kabar baiknya adalah bahwa kita telah belajar banyak tentang ulkus lambung dalam
20 tahun terakhir dan penatalaksanaan efektif sudah tersedia.
c. Gejala tanda

Berapa gejala ulkus duodenum, antara lain:

 Nyeri pada perut bagian atas atau ulu hati, hingga dada (heartburn).
 Nyeri yang hebat dapat menyebabkan seseorang terbangun pada malam hari.
 Nyeri mereda setelah makan atau setelah mengonsumsi obat penetral asam lambung.
 Nyeri hilang timbul, dan sering timbul sebelum mengonsumsi makanan atau pada saat
lapar.
 Nafsu makan menurun.
 Mual dan muntah.
 Terasa begah, kembung, dan tidak nyaman pada perut.

Segera temui dokter bila merasakan gejala di atas, terutama bila disertai dengan gejala
yang berbahaya, seperti:

 Muntah darah
 BAB berdarah
 BAB berwarna hitam seperti aspal
 Berat badan menurun drastis

d. Faktor resiko

1. Orang yang mengonsumsi aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya berisiko tinggi bahkan
jika mereka tidak terkena infeksi H pylori.

 Orang tua dengan kondisi seperti radang sendi sangat rentan.


 Orang yang pernah menderita ulkus atau pendarahan saluran pencernaan berada pada
risiko yang lebih tinggi dari orang yang tidak memiliki riwayat tersebut.
 Jika seseorang mengkonsumsi obat seperti aspirin, NSAID, dan celecoxib secara
teratur, alternatif obat lain harus didiskusikan dengan profesional layanan kesehatan.
Hal ini terutama terjadi jika individu yang terkena mengalami sakit lambung atau
sensasi terasa terbakar di dada dan ulu hati (heart burn) setelah minum obat ini.

2. Bakteri H pylori menyebar melalui tinja orang yang terinfeksi.


 Tinja mencemari makanan atau air (biasanya karena higienitas yang buruk).
 Bakteri dalam tinja masuk ke saluran pencernaan orang yang mengonsumsi makanan
atau air ini.
 Kondisi tersebut disebut transmisi fecal-oral dan merupakan cara yang umum untuk
penyebaran infeksi.

3. Bakteri tersebut ditemukan di lambung, di mana bakteri H pylori mampu menembus dan
merusak lapisan lambung dan duodenum.

 Banyak orang yang terpapar bakteri tidak berkembang ke arah ulkus.


 Orang yang baru terinfeksi biasanya mengalami gejala dalam beberapa minggu.
 Peneliti mencoba menemukan apa yang berbeda tentang orang yang mengalami ulkus

4. Infeksi H pylori terjadi pada semua umur, ras, dan kelas sosioekonomi.

 Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, meskipun diperkirakan banyak
orang terinfeksi pada masa kanak-kanak dan membawa bakteri sepanjang masa hidup
mereka.
 Infeksi H pylori juga lebih sering terjadi pada kelas sosioekonomi yang lebih rendah
karena rumah tangga ini cenderung memiliki lebih banyak orang yang tinggal bersama,
berbagi kamar mandi dan fasilitas dapur.
 Orang Afro-Amerika dan Hispanik-Amerika lebih cenderung memiliki bakteri daripada
orang Kaukasia dan orang Asia-Amerika.

5. Penting untuk membedakan antara ulkus yang disebabkan oleh H pylori dan yang
disebabkan oleh obat-obatan karena penanganannya akan benar-benar berbeda. Ulkus bisa
dihubungkan dengan kondisi medis lainnya.

 Orang yang khawatir berlebihan biasanya dianggap memiliki kondisi yang disebut
gangguan kecemasan umum. Gangguan ini telah dikaitkan dengan ulkus peptikum.
 Kondisi langka yang disebut sindrom Zollinger-Ellison menyebabkan ulkus peptikum
serta tumor di pankreas dan duodenum.

e. Diagnosis
Untuk menentukan penyebab keluhan yang dialami pasien, dokter akan terlebih dahulu
menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika mencurigai adanya
ulkus duodenum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa:

 Pemeriksaan tinja : Untuk mengetahui adanya perdarahan pada saluran cerna, dokter
dapat meminta pemeriksaan darah samar, dengan mengambil sampel tinja penderita.

 Foto Rontgen kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari : Pemeriksaan ini akan
memperlihatkan gambaran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari, dengan bantuan
sinar-x. Saat pemeriksaan, pasien akan diminta menelan cairan khusus yang
mengandung barium, agar luka dapat terlihat lebih jelas.

 Gastrokopi : Dalam prosedur gastroskopi, sebuah selang kecil dengan kamera akan
dimasukkan melalui kerongkongan hingga ke usus 12 jari, untuk melihat langsung
kondisi saluran pencernaan. Jika diperlukan, dokter akan mengambil sampel jaringan
untuk dianalisis di laboratorium. Gunanya adalah untuk mengetahui penyebab luka
secara lebih akurat.

Untuk menentukan penyebab ulkus duodenum, terutama untuk memastikan


infeksi H. pylori, akan dilakukan pemeriksaan yang meliputi:

 Tes darah, untuk memeriksa antibodi yang muncul akibat infeksi pylori.
 Tes tinja, untuk memeriksa pertumbuhan bakteri pylori dalam tinja selama beberapa
hari.
 Tes napas urea (urea breath test), untuk mendeteksi adanya gas karbondioksida
tertentu pada hembusan napas, bila terdapat infeksi pylori. Sebelum pemeriksaan,
penderita akan diminta menelan pil khusus berbahan urea.

f. Pengobatan

Pengobatan ulkus duodenum diberikan sesuai penyebab dan tingkat keparahannya. Jika
ulkus duodenum disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, dokter akan memberikan kombinasi
obat khusus setidaknya selama satu minggu, untuk membunuh kuman tersebut.

Setelah pengobatan selesai, dokter akan memastikan infeksi sudah bersih dengan
melakukan ulang pemeriksaan terhadap infeksi H. pylori. Jika infeksi bakteri tersebut masih
ada, dokter akan mengulangi terapi kombinasi dengan pemberian antibiotik yang berbeda.
Jika ulkus duodenum disebabkan oleh penggunaan OAINS jangka panjang, obat yang
akan diberikan adalah:

 Obat untuk menetralkan asam lambung, yaitu antasida.


 Obat untuk menurunkan produksi asam lambung,
seperti lansoprazole atau omeprazole.
 Obat yang melindungi permukaan usus 12 jari, seperti sukralfat.

Obat tersebut akan dikonsumsi selama beberapa minggu agar luka tidak terbentuk
kembali. Pilihan lain untuk pengobatan ulkus duodenum adalah operasi, namun hanya
dilakukan untuk mengatasi ulkus duodenum yang parah, di mana lapisan usus 12 jari sudah
berlubang.

g. Pencegahan

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ulkus
duodenum serta bertambah parahnya penyakit ini, yaitu:

 Konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan obat


antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang, serta tanyakan apakah ada
obat yang dapat menggantikannya.
 Mengonsumsi OAINS setelah makan.
 Berolahraga secara rutin.
 Mengonsumsi makanan kaya vitamin, seperti sayuran, kacang-kacangan, dan buah-
buahan.
 Tidur cukup.
 Berhenti merokok.
 Kelola stres dengan baik, dan bila perlu, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater.
 Kurangi konsumsi alkohol.

h. Komplikasi

Jika ulkus duodenum tidak diobati, dapat terjadi komplikasi berupa:

1. Anemia akibat perdarahan saluran pencernaan


Perdarahan ini menyebabkan penderita kehilangan darah, sehingga timbul anemia. Bila
perdarahan terjadi tiba-tiba dalam jumlah banyak, penderita dapat mengalami syok. Dalam
kondisi ini, penderita perlu dirawat di rumah sakit dan mendapatkan transfusi darah.

2. Luka parut pada saluran pencernaan

Ulkus atau luka ini dapat menyebabkan usus 12 jari meradang, bengkak, dan terbentuk
luka parut. Luka parut ini akan menghalangi jalannya makanan, yang dapat menimbulkan
keluhan mudah kenyang, muntah, dan berat badan turun.

3. Infeksi rongga perut (peritonitis)

Ulkus dapat menyebabkan lubang di dinding usus 12 jari, sehingga isi usus keluar ke
rongga perut. Keluarnya isi usus ini menyebabkan infeksi serius pada rongga perut yang
disebut peronitis.

4. HEMOROID

a. Pengertian

Wasir adalah kondisi di mana pembuluh darah vena di sekitar anus meradang atau
bengkak. Kondisi juga sering disebut sebagai hemorrhoid atau lebih terkenalnya disebut
sebagai ambeien. Wasir dapat muncul di dalam rektum (saluran yang menghubungkan usus
besar dengan anus) atau di sekitar anus (dubur). Biasanya wasir disebabkan karena sering dan
kelamaan mengejan saat BAB (buang air besar). Penyakit ini masih dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:

 Internal hemorrhoid. Wasir ini muncul di dalam saluran rektum Anda.


Biasanya internal hemorrhoid tidak nyeri tapi menyebabkan BAB berdarah.
 External hemorrhoid. Wasir ini terletak di luar anus dan mungkin terasa gatal atau
nyeri, terkadang bisa robek dan berdarah.

Wasir adalah kondisi yang tidak berbahaya dan tidak menular. Biasanya wasir dapat
sembuh sendiri atau dapat disembuhkan dengan mudah menggunakan obat wasir. Wasir adalah
kondisi yang sangat sering terjadi. Berdasarkan penelitian pada usia 50 tahun, hampir setengah
populasi pernah mengalami wasir. Ambeien atau wasir adalah kondisi yang bisa menyerang
siapa saja. Wasir dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan, tapi lebih sering terjadi pada ibu
hamil dan pasien sembelit (susah BAB) atau diare kronis.
b. Epidemiologi

1. Global
Salah satu studi prospektif dengan jumlah 976 sampel menemukan hemoroid dialami
oleh 38,93% sampel yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi untuk program skrining kanker
kolorektal. Sebagian besar pasien menderita hemoroid derajat I (72,89%).
2. Indonesia
Studi pada salah satu rumah sakit di Indonesia menunjukkan prevalensi hemoroid pada
pasien dengan keluhan perdarahan saluran cerna bawah sebesar 44,7%. Studi tersebut
menyimpulkan hemoroid merupakan penyebab tersering perdarahan saluran cerna bawah.

c. Gejala tanda

Ambeien atau wasir adalah kondisi yang memiliki beberapa gejala berikut, yakni:

 BAB berdarah berwarna merah terang dan tidak nyeri


 Gatal dan iritasi pada area rektum
 Nyeri dan rasa tidak nyaman
 Bengkak di sekitar anus
 Benjolan yang sensitif atau nyeri di dekat anus

Kondisi ambeien yang yang lebih sering menyebabkan rasa tidak nyaman dan nyeri
yaitu external hemorrhoid. Internal hemorrhoid biasanya tidak menyebabkan rasa nyeri.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Anda harus
menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:

 Wasir Anda sangat nyeri dan tidak membaik dengan pengobatan di rumah
 BAB berwarna hitam dan seperti tar
 BAB berdarah
 Anda merasa pusing atau kliyengan

Ambeien atau wasir adalah kondisi kesehatan yang cukup serius. Penting untuk memeriksakan
diri ke dokter.

d. Faktor resiko
Wasir disebabkan oleh bengkaknya pembuluh darah vena akibat peningkatan tekanan
di rektum bagian bawah. Faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab wasir antara lain:

 Sembelit kronis. Feses yang mengeras akibat sembelit membuat Anda harus
mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk mengejan. Tekanan ekstra tersebut akhirnya
bisa memicu pembengkakan pembuluh darah di anus, menjadi penyebab wasir.
 Kehamilan. Seiring usia kehamilan yang semakin membesar, rahim akan ikut
berkembang mengikuti perkembangan janin. Tekanan rahim ini kemudian akan
menekan pembuluh darah yang ada di usus besar hingga memicu munculnya benjolan
di daerah anus.
 Duduk terlalu lama. Kebiasaan duduk yang terlalu lama bisa menjadi penyebab wasir,
sebab pembuluh darah di sekitar anus akan banyak terisi darah. Aliran darah yang
konstan tersebut akhirnya akan menekan dinding pembuluh darah hingga semakin
membesar.
 Mengangkat benda berat. Berulang kali mengangkat benda yang berat bisa jadi
penyebab wasir karena adanya penumpukan tekanan di bagian rektum yang akan
memengaruhi aliran darah dan membuat pembuluh darah menjadi bengkak.
 Usia. Kondisi tubuh yang semakin menua secara alami menyebabkan jaringan
pembuluh darah di sekitar rektum dan anus semakin melemah dan meregang, sehingga
rentan membengkak. Inilah yang akhirnya jadi penyebab wasir.

Ada banyak faktor risiko untuk wasir, yaitu:

 Memiliki pekerjaan yang mengharuskan Anda duduk atau berdiri dalam waktu yang
lama.
 Mengalami diare atau sembelit kronis.
 Anda mengalami obesitas.
 Ibu hamil.
 Sering melakukan seks anal, yakni penetrasi lewat anus.
 Konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat.

e. Penatalaksanaan

Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal


yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang
mengandung buah dan sekam mungkin satusatunya tindakan yang diperlukan; bila tindakan ini
gagal, laksatif yang berfungsi mengabsorpsi air saat melewati usus dapat membantu. Rendam
duduk dengan salep, dan supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan
tirah baring adalah tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang.

Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi


inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk
hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu mencegah prolaps.

Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara


membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal
ini relatif kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena
menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuhnya.

Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
diatasi dengan bedah lebih luas. Hemoroidektomi atau eksisi bedah, 15 dapat dilakukan untuk
mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter
rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau
dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan
melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau
kasa Oxygel dapat diberikan diatas luka kanal.

f. Pengobatan

Beberapa wasir dapat sembuh sendiri. Namun beberapa wasir dapat menyebabkan
gejala yang membutuhkan terapi. Pilihan perawatan atau obat wasir yaitu:

1. Menggunakan makanan penambah serat

Penambah serat seperti psyllium (Metamucil) atau methylcellulose (Citrucel) dapat


membantu pengeluaran feses Anda dan mengobati sembelit.

2. Obat wasir
Obat wasir dalam bentuk krim dan obat supositori dapat membantu meredakan gejala-
gejala seperti rasa nyeri dan gatal akibat wasir.

3. Operasi pengangkatan wasir

Operasi angkat wasir disebut juga dengan hemoroidektomi. Hemoroidektomi adalah


cara mengobati ambien berat dan kambuhan yang paling efektif. Hemoroidektomi akan
mengangkat jaringan berlebih yang menyebabkan perdarahan. Operasi ambeien ini dapat
dilakukan dengan bius lokal yang dikombinasikan dengan obat penenang, bius spinal, atau bius
umum.

Kebanyakan orang akan mengalami rasa sakit setelah operasi ambeien ini. Anda bisa
mengonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk mengatasinya. Waktu pemulihan biasanya
sekitar 2 minggu, tapi mungkin butuh waktu sekitar 3-6 minggu sampai Anda bisa beraktivitas
normal lagi.

4. Prosedur medis selain operasi hemoroidektomi

 Trombektomi ambeien eksternal : Jika gumpalan darah yang menyakitkan


(trombosis) terbentuk di dalam ambeien eksternal, dokter Anda akan melakukan
sayatan dan drainase sederhana, untuk menghilangkan gumpalan darah. Prosedur ini
paling efektif dilakukan dalam waktu 72 jam setelah berkembangnya gumpalan darah.
 Ligasi pita karet : Dokter akan mengikat satu atau dua pita karet kecil di area sekitar
ambeien internal untuk memotong aliran darah. Tanpa aliran darah, ambeien akan
terlepas setelah seminggu Anda menjalankan prosedur ini. Cara mengobati ambeien
yang satu ini efektif untuk banyak orang dan tidak memerlukan pembiusan. Pasien
dapat kembali beraktivitas normal keesokan harinya. Rasa tidak nyaman, nyeri, dan
perdarahan mungkin akan muncul 2-4 hari setelah melakukan prosedur ini. Namun, ini
jarang menyebabkan komplikasi ambeien yang parah.
 Suntikan (skleroterapi) : Pada prosedur mengobati ambeien ini, larutan kimia khusus
akan disuntikkan ke dalam jaringan ambeien untuk mengecilkannya. Suntikan ini akan
menghilangkan rasa sakit dengan membuat ujung saraf menjadi mati rasa pada lokasi
penyuntikan. Setelah sekitar satu setengah bulan, ukuran ambeien akan mengecil atau
menyusut.
 Koagulasi dengan inframerah, laser, atau bipolar : Teknik koagulasi ini
menggunakan sinar laser atau inframerah dapat dilakukan untuk membakar jaringan
ambeien. Prosedur ini berfungsi untuk memotong aliran darah. Namun, prosedur ini
juga dapat membuat ambeien muncul kembali (kambuh), berlaku jika dibandingkan
dengan prosedur ligasi pita karet. Selain itu, prosedur ini dapat menyebabkan sedikit
rasa tidak nyaman.

Ada beberapa bahan alami yang dapat Anda coba sebagai pendukung obat wasir.
Sayangnya, masih belum terbukti seberapa efektif bahan-bahan tersebut dalam mengatasi
wasir.

1. Cuka apel

Cuka apel adalah salah satu obat wasir alami yang bisa Anda gunakan. Caranya mudah,
cukup dengan merendam kapas pada sari cuka apel, lalu oleskan perlahan ke daerah wasir.
Ulangi proses ini sampai peradangan menghilang dan rasa sakit mereda. Anda juga bisa
mencampurkan air dengan cuka apel saat membilas bagian anus ketika Anda mandi.

2. Lidah buaya

Lidah buaya merupakan tanaman yang mengandung zat sifat antiradang. Dengan rasa
gel yang sejuk, lidah buaya juga dapat menjadi obat wasir alami yang menenangkan dan
melemaskan pembuluh darah meradang sekaligus mengurangi ukuran ambeien di anus.

Kandungan arakuinon pada lidah buaya mampu mengencangkan dinding saluran


pencernaan dan mendorong isi usus keluar lebih lunak. Hal ini membuat lebih feses pada usus
akan lebih mudah bergerak, mencegah penyumbatan yang akan jadi penyebab ambeien.

3. Bawang putih

Bawang putih atau allium sativum ternyata juga bisa menjadi obat wasir alami. Bawang
putih sangat kaya akan kandungan belerang, yang mengandung asam amino, mineral, serta
enzim seperti allinase, peroksidase, dan myrosinase. Tumbuhan ini juga memiliki zat
antiradang dan antibakteri.
Pada asam amino yang disebut alliin, ketika bawang putih dihancurkan, alliin diubah
menjadi allicin oleh enzim, allinase. Allicin bertanggung jawab sebagai zat antibakteri yang
ampuh untuk menghilangkan bau tak sedap. Fungsi bawang putih untuk ambeien juga dapat
meningkatkan sirkulasi darah, menghancurkan berbagai bakteri usus, dan melindungi
pembuluh darah. Untuk mengobati ambeien, bawang putih bisa dioleskan langsung ke daerah
yang terkena, atau juga dapat dimakan secara mentah sebagai obat wasir alami.

4. Kulit pohon ek putih

Mungkin Anda jarang mengenal nama kulit ek putih, tapi jika Anda mencari di toko
herbal, ek putih mudah untuk ditemukan. Obat wasir alami yang satu ini berasal dari kulit kayu
ek yang berwarna putih dan dikenal dengan nama quercus alba. Tanaman ini memiliki
kandungan zat kuat yang berguna untuk mengobati wasir internal dan eksternal.

Kulit kayu ek putih memiliki sifat antiseptik, tonik, dan hemostatik yang mampu
mengurangi gejala ambeien pada tingkatan parah hingga ambeien tesebut mengeluarkan darah.
Tingginya kandungan kalsium dan tanin dari kulit kayu ek dapat memperkuat kapiler usus dan
menjaga jaringan lunak dari rektum yang terdapat pada lubang anus. Selain itu, ekstrak kulit
kayu ek putih memiliki efek pembersihan pada permukaan mukosa yang bengkak dan sakit,
sehingga bisa meredakan gatal dan iritasi yang disebabkan oleh ambeien.

Kulit pohon ek putih biasanya direbus atau dikukus untuk menghasilkan cairan yang
dapat dioleskan pada daerah anus yang terdapat ambeien atau dijadikan teh herbal sebagai obat
wasir alami.

5. Akar batu

Akar batu juga dikenal dengan nama collinsonia canadensis. Racikan minuman
tanaman akar batu ini dapat bermanfaat untuk mengurangi ambeien dan mengurangi tekanan
yang terlalu besar pada pembuluh darah pada bagian anus. Efek ini mengurangi peradangan
wasir dan bahkan bisa mencegah varises.

Tanaman ini juga dikenal dengan sifat zat diuretik, antioksidan, antikejang, astringent,
tonik, dan sifat sedatif. Zat tersebut berguna untuk melindungi dan memperkuat lapisan usus
serta pembuluh darah pada dinding anus.
Cara pemakaian akar batu sebagai obat wasir alami adalah dengan menggunakan
ekstrak air akar batu yang telah direbus dapat dioleskan langsung pada anus yang ambeien.

Untuk mendiagnosis wasir dengan tepat, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan berikut
ini:

 Cek riwayat medis dan pemeriksaan fisik.


 Pemeriksaan pada daerah dalam saluran anus Anda. Biasanya pemeriksaan ini
menggunakan alat medis untuk melihat bagian dalam anus Anda (anoscope,
protoscope, atau sigmoidoscope).

g. Pencegahan

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda
mengatasi wasir:

 Konsumsi makanan tinggi serat dan minum banyak air.


 Duduk di bak mandi berisi air hangat selama 10 menit beberapa kali dalam sehari.
 Banyak olahraga.
 Jagalah agar area anus tetap bersih.
 Jangan gunakan kertas pembersih toilet kering. Untuk menjaga kebersihan daerah anus
setelah BAB, gunakan handuk kecil lembap atau kertas pembersih toilet basah yang
tidak mengandung parfum atau alkohol.
 Gunakan es. Kompres dingin anus Anda dengan menggunakan kantong es untuk
meredakan bengkak.

Makan untuk mencegah ambeien di rumah

1. Serat larut

Serat ini lengket dan lembut, seperti gel sehingga dapat menyerap air. Ini membuat
feses menjadi lebih lembut, terbentuk dengan baik, dan mudah melewati anus ketika
dikeluarkan. Anda yang mengonsumsi banyak serat jenis ini akan terhindar dari sembelit.
Bagi yang memiliki ambeien pasti sangat kesulitan saat BAB (sembelit). Oleh sebab
itu, makanan yang mengandung banyak serat seperti ini dapat mengurangi sembelit yang
dirasakan dan mengurangi iritasi yang terjadi ketika buang air.

2. Serat tidak larut

Jenis serat ini memiliki sifat yang tidak larut dalam air sehingga tidak dipecah secara
langsung di usus dan langsung menyerap ke aliran darah yang mengalir ke sistem pencernaan.
Ini membantu menjaga sistem pencernaan karena menyeimbangkan zat kimia di usus.

Makanan yang tinggi serat biasanya memiliki kedua jenis serat ini bersamaan. Terlalu
banyak mengonsumsi makanan tinggi serat terlalu cepat juga tidak baik untuk kesehatan.
Pasalnya, perut Anda akan merasa penuh dan lebih mudah buang gas. Oleh karena itu, Anda
juga dianjurkan untuk mengonsumsi banyak cairan guna menyeimbangkan serat tersebut.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi, dalam kondisi normal tubuh membutuhkan


sekitar 37 sampai 38 gram serat per hari untuk yang berumur 18-50 tahun. Bila Anda memiliki
ambeien, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan takaran serat yang Anda butuhkan
per hari sesuai dengan kondisi Anda.

Ada banyak makanan yang mengandung tinggi serat, misalnya kacang almond, kacang
polong, kacang hitam, kacang hijau, dan kacang lentil.

Makanan dari biji-bijian juga kaya akan serat tidak larut. Anda dengan mudah
menemukan makanan dari biji-bijian pada oatmeal (bubur gandum), jagung, roti, atau biskuit
yang terbuat dari dari tepung gandum.

3. Sayur dan buah

Makanan ini sangat direkomendasikan untuk kesehatan tubuh, apalagi bila sedang sakit.
Beberapa sayuran yang kaya akan flavonoid dan kaya serat biasanya memiliki daun yang
berwarna hijau gelap. Misalnya brokoli, bayam, kubis, dan kangkung.

Sementara untuk sayuran Anda dapat mengonsumsi buah anggur, apel, stroberi, pisang,
kurma, tomat, atau ceri. Makanan yang mengandung banyak air juga bisa Anda konsumsi.
Misalnya mentimun, seledri, semangka, dan lain-lain.
h. Komplikasi

Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis, dan


strangulasi.Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi
oleh sfingter ani. Komplikasi hemoroid antara lain :

 Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan dan takut
berak. Karena itu, tinja makin keras dan makin memperberat luka di anus.
 Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak normal) dari
selaput lendir usus/anus.
 Perdarahan akibat luka, bahkan sampai terjadi anemia.
 Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga tidak
bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan besar. Dan jika
tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.
SUMBER

 No name. 2019. Sistem Pencernaan. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan.


Senin, 23 September 2019.

 Shabrina, Adisha. 2018. Memahami Fungsi dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/anatomi-sistem-pencernaan/. Senin, 23 Sepetember
2019

 Joseph, Novita. 2019. Apa itu Gastritis?. https://hellosehat.com/penyakit/gastritis-


adalah-radang-lambung/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019 .Ulkus Peptikum - Pengertian. https://doktersehat.com/pengertian-


ulkus-peptikum/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Epidemiolog dan Penyebab.


https://doktersehat.com/epidemiologi-dan-penyebab-ulkus-peptikum/. Senin, 23
September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Faktor Resiko. https://doktersehat.com/faktor-


risiko-ulkus-peptikum/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Gejala. https://doktersehat.com/gejala-ulkus-


peptikum/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Penegakan Diagnosis.


https://doktersehat.com/penegakan-diagnosis-ulkus-peptikum/. Senin, 23 September
2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Pemeriksaan untuk h pylori dan penanganan


mandiri. https://doktersehat.com/pemeriksaan-untuk-h-pylori-dan-penanganan-
mandiri-ulkus-peptikum/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Pengobatan Medis.


https://doktersehat.com/pengobatan-medis-ulkus-peptikum/. Senin, 23 September
2019
 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Terapi dan Operasi. https://doktersehat.com/terapi-
dan-operasi-ulkus-peptikum/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Pencegahan. https://doktersehat.com/pencegahan-


ulkus-peptikum/. Senin, 23 September 2019

 No name. 2019. Ulkus Peptikum – Komplikasi dan Prognosis.


https://doktersehat.com/komplikasi-dan-prognosis-ulkus-peptikum/. Senin, 23
September 2019

 Riawati. 2019. Epidemiologi Gastritis.


https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gastritis/epidemiologi.
Senin, 23 September 2019

 Joseph, Novita. 2018. Apa itu Wasir (ambien)?. https://hellosehat.com/penyakit/wasir-


ambeien/. Selasa, 24 September 2019

 http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl-zadicamikh-6748-2-
babii.pdf

 Rahma, Deptia. 2019. Epidemiologi Hemoroid.


https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-
hepatologi/hemoroid/epidemiologi. Selasa, 24 September 2019

 Redaksi haldoc. 2019. Ulkus Duodenum. https://www.halodoc.com/kesehatan/ulkus-


duodenum. Selasa, 24 September 2019

 Wily, tjin. 2019. Ulkus Duodenum. https://www.alodokter.com/ulkus-duodenum.


Selasa, 24 September 2019

Anda mungkin juga menyukai