Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan, simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu
memperjelas dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika sekolah dasar seperti tertuang dalam GBPP Sekolah
Dasar tahun 2004 bertujuan “Melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis,
kreatif dan konsisten”(Depdikbud, 2004:75).Oleh karena itu konsep-konsep
matematika haruslah dipahami oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada
akhirnya terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan matematika diharapkan dapat membentuk pola pikir orang yang
mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan
penuh kecermatan namun sayangnya, pengembangan sistem atau model pembelajaran
matematika tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-
anak usia SD. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para guru dan apa yang dapat
diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya, merupakan hal yang tidak masuk
akal dan membingungkan bagi anak-anak.
Kenyataan ini dapat ditemukan setelah peneliti mengadakan diskusi dengan
para guru SD Negeri 020 Ridan Permai Bangkinang. Bahwa pada umumnya anak-
anak mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika. Terutama menghitung
Pengukuran waktu.
Matematika bagi anak SD berguna untuk kepentingan hidup dalam
lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan banyak yang dijumpai di
lingkungan siswa sebagai sumber belajar, sebagai contoh “ Jenis dan Bentuk Jam
dinding sekolah. Hal ini sesuai prinsip pembelajaran memanfaatkan lingkungan siswa
sebagai sumber belajar.

|1
Perkembangan anak itu berbeda dengan orang dewasa, hal ini tampak jelas
baik dalam bentuk fisiknya maupun dalam cara-cara berpikir dan bertindak. Keadaan
ini sering dilupakan guru, bahwa siswa dianggap dapat berpikir seperti orang dewasa.
Padahal anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berpikir operasional konkret.
Kenyataan di lapangan para guru dalam model pembelajaran hanya dalam bentuk
verbal, sehingga anak tidak dapat memecahkan, sesuai dengan teori Piaget bahwa
usia 7 – 11 tahun perkembangan kognitif anak disebut Stadium operasional konkret.
Sesuai dengan teori Piaget di atas bahwa dalam pembelajaran diperlukan
suatu media sebagai alat memecahkan masalah khususnya pada menghitung luas
bangun ruang, medianya dapat berupa benda konkret. Sehingga dengan menggunakan
benda konkret anak mampu melakukan aktivitas logis dalam batas konkret, untuk
memecahkan masalah.
Dengan menggunakan benda konkret di sekitar lingkungan siswa dapat
meningkatkan pemahaman konsep-konsep matematika. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bruner (dalam Resniek, 1981 : 110) bahwa perkembangan kognitif anak
dimulai dari belajar melalui benda-benda konkret, dilanjutkan pada belajar melalui
gambar-gambar dan diagram-diagram (semi konkret dan semi abstrak) kemudian
belajar melalui simbol-simbol atau tanda.
Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan peneliti di SD Negeri 020
Ridan Permai Bangkinang pelaksanaan pembelajaran matematika belum berpusat
pada siswa cenderung berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam belajar,
kecenderungan ini disebabkan kurangnya guru dalam menggunakan media pada
benda-benda konkret sekitar siswa sangat menunjang dalam proses pembelajaran.
Kurangnya alat peraga matematika, tuntutan kurikulum yang harus dipenuhi
oleh guru agar target pencapain kurikulum sesuai, maka pembelajaran matematika
yang ada di sekolah dasar cenderung monoton tanpa melihat proses sehingga dalam
memahami pengukuran waktu mengalami kesulitan.
Disamping itu pemahaman guru tentang perkembangan peserta didik kurang
diperhatikan. Pada dasarnya anak itu bukanlah tiruan dari orang dewasa. Anak bukan

|2
bentuk mikro dari orang dewasa. Anak-anak mempunyai kemampuan intelektual
yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Cara-cara berpikir anak berbeda dengan
cara-cara berpikir orang dewasa. Hal inilah perlu mendapat perhatian terutama
tentang kesiapan untuk belajar dan bagaiamana berpikir mereka itu berubah sesuai
dengan perkembangan usianya. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran
diperlukan strategi pembelajaran matematika harus sesuai dengan perkembangan
intelektual akan perkembangan tingkat berpikir anak.
Adanya kebiasaan guru untuk membatasi kebebasan mengeluarkan pendapat
sangat merugikan kreativitas siswanya, sehingga apa yang dipelajari siswa dalam
matematika kurang bermakna. Seorang guru hendaknya menggunakan benda-benda
atau objek-objek sekitar siswa untuk membelajarkan matematika kepada siswa. Hal
ini sangat bermanfaat apa yang dipelajari siswa dalam matematika lebih bermakna
baik secara logis maupun psikologis karena sesuai dengan pengalaman anak.
Benda-benda sekitar siswa dapat dijadikan alat peraga yang murah dan mudah
didapat. Serta bermanfaat bagi pelaksanaan model pembelajaran dengan alat peraga
siswa lebih termotivasi, aktif dan kreatif, serta memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memanipulatif dan bermain secara terpadu sehingga pengawasan siswa
terhadap matematika lebih aktif.
Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembelajaran tidak merugikan siswa
dan memungkinkan siswa lebih berkembang kemampuannya, maka perlu diberi cara
pemecahannya dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif serta
menyesuaikan karakter siswa sekolah dasar yang masih suka dengan benda-benda
konkret. Penerapan pembelajaran tersebut juga berdasarkan pada perkembangan
anak. Oleh karena itu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Penerapan
Model Tehnik Nominal Group Untuk Meningkatha Hasil Belajar Matematika pada
materi Pengukuran Waktu di SD Negeri 020 Ridan Permai .Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan tentang salah satu strategi pembelajaran
matematika yang dapat dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar
matematika siswa tentang menghitung Pengukuran waktu.

|3
PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran
yang dikelolanya,karena sasaran akhir dari PTK adalah perbaikan
pembelajaran.Berdasarkan observasi pada proses belajar mengajar tengah semester
ganjil Tahun pelajaran 2013 / 2014, tingkat penguasaan materi pembelajaran masih
rendah terutama pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan analisa peneliti, hal ini disebabkan oleh guru yang jarang menggunakan
media dan metoda yang tepat, dan terkesan satu arah.Penulis menyadari bahwa
penyampaian materi pembelajaran sering dilakukan dengan menggunakan metoda
ceramah saja.

a. Identifikasi masalah
Salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa pada mata pelajaran
Matematika yaitu kemampuan untuk memahami pengubahan pecahan biasa menjadi
pecahan decimal. Pada pertengahan Tahun Pelajaran 2013/2014 diadakan
ulangan semester ganjil ,pada mata pelajaran Matematika nilai yang diperoleh siswa
masih belum maksimal dan tingkat penguasaan materinya masih rendah.
Berdasarkan hasil belajar tersebut , penulis kemudian mendiskusikan dengan teman
sejawat dan kepala sekolah sehingga terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam
memahami pecahan biasa menjadi pecahan desimal yaitu :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami pecahan biasa menjadi
pecahan desimal .
2. Kurangnya motivasi siswa dalam pelajaran matematika
3. Kurang keberanian siswa untuk bertanya

b. Analisa masalah
Melalui diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah terungkap
bahwa adanya beberapa hal yang menyebabkan kurang menguasainya materi
yang diajarkan dalam pelajaran Matematika yaitu :
1. Kurangnya guru memberi motivasi siswa ketika proses belajar mengajar

|4
2. Kurangnya perhatian / disiplin waktu belajar
3. Kurang bervariasinya alat peraga yang dipakai guru
4. Minimnya memberikan soal latihan

c . Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisa masalah tersebut, pemecahan masalah atau alternatif tindakan
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru selalu memberikan motivasi pada siswa selama proses belajar
mengajar
2. Guru menjelaskan materi secara sistematis sesuai waktu yang
direncanakan
3. Dalam proses belajar mengajar guru agar menggunakan media/alat peraga
yang bervariasi
4. Guru berusaha memotivasi siswa dan memberi latihan latihan /
penugasan.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan pembahasan dan diskusi yang dilakukan dengan teman sejawat dan
kepala sekolah yang menjadi fokus perhatian dalam mata pelajaran Matematika
adalah :
 Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
pengukuran waktu di SD Negeri 020 Ridan Permai ?

C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam PBM.
2. Untuk membuat pelaporan hasil belajar
3. Sebagai bahan perbandingan bahwa perbaikan pembelajaran melalui PTK
jika dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur dapat

|5
meningkatkan hasil belajar siswa terutama untuk mata pelajaran
Matematika .

D. Manfaat penelitian
Adapun penelitian ini bermanfaat bagi :
1. siswa
 Untuk meningkatkan motivasi belajar,sehingga suasana pembelajan
lebih menyenangkan ,aktif dan lebih kreatif
 Dapat meningkatkan kemampuan guru untuk mencapai hasil belajar
yang lebih baik.
2. Guru
 Meningkatkan motivasi guru dalam proses pembelajaran
 Meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan proses
pembelajaran yang menarik
 Memberikan alternatif lain kepada guru untuk memperkaya
pengetahuannya.
3. Sekolah
 Meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan
hasil belajar siswa
 Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalime
guru.

|6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
Proses belajar mengajar adalah fenomena yang sangat komplek , segala
sesuatu berarti, setiap kata ,pikiran dan tindakan untuk menuju perubahan yang lebih
baik.Belajar bukan hanya sekedar menyampaikan saja , melainkan harus bisa
merubah.Namun sebagaian besar metoda dan suasana pembelajaran di sekolah yang
digunakan guru hanya sekedar mentransfer pengetahuan yang penting siswa tahu
tanpa mau tahu apakah siswa tersebut mengetahui apa dan mengapa bisa seperti
itu.dalam kegiatan belajar siswa hanya disiapkan sebagai seorang anak yang siap
mendengarkan ,mau menerima seluruh informasi dan mentaati seluruh perlakuan
guru.
Kondisi ini pada akhirnya akan melahirkan siswa yang tidak mampu
mengaktifkan kemampuan otaknya., sehingga mereka tidak memliki keberanian
menyampaikan pendapat , lemah penalaran dan selalu tergantung dengan orang lain
(sidi,2001–25). Sudah seharusnya setiap sekolah menumbuh kembangkan suasana belajar
mengajar yang menarik bagi anak. Slamet PH (Suyanto dan Djihad,2000:8)
Mengembangkan bahwa proses belajar mengajar yang berkualitas harus
mencerminkan lima aspek penting pembelajaran yaitu : ( 1 ) Persiapan mengajar guru
yang sistematis, ( 2 ) Penyampaian materi yang sitematis dan menggunakan berbagai
media, metode suara maupun gerak, ( 3 ) Waktu yang tersedia digunakan secara
efektif, ( 4 ) Motivasi mengajar guru dan motivasi belajar siswa yang tinggi, dan ( 5 )
Interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa yang harmonis
sehingga setiap kesulitan belajar dapat segera diatasi.

B. Karakteristik Matematika
Menurut Soedjadi (1994:1), meskipun terdapat berbagai pendapat tentang
matematika yang tampak berlainan antara satu sama lain, namun tetap dapat ditarik

|7
ciri-ciri atau karekteristik yang sama, antara lain: (a) memiliki objek kajian abstrak,
(b) bertumpu pada kesepakatan, (c) berpola pikir deduktif, (d) memiliki symbol yang
kosong dari arti, (e) memperhatikan semesta pembicaraan, (f) konsisten dalam
sistemnya.
Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar yang berupa fakta, konsep,
operasi, dan prinsip. Dari objek dasar itu berkembang menjadi objek-objek lain,
misalnya: pola-pola, struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini. Pola
pikir yang digunakan dalam matematika adalah pola pikir deduktif, bahkan suatu
struktur yang lengkap adalah deduktif aksiomatik.
Matematika sekolah adalah bagian dari matematika yang dipilih, antara lain
dengan pertimbangan atau berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian,
pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa,
mengkongkritkan objek matematika yang abstrak sehingga mudah difahami siswa.
Selain itu sajian matematika sekolah tidak harus menggunakan pola pikir deduktif
semata, tetapi dapat juga digunakan pola pikir induktif, artinya pembelajarannya
dapat menggunakan pendekatan induktif. Ini tidak berarti bahwa kemampuan berfikir
deduktif dan memahami objek abstrak boleh ditiadakan begitu saja.

C. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik
(Mulyasa, 2002:100). Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku.
Pembelajaran matematika menurut Russeffendi (1993:109) adalah suatu
kegiatan belajar mengajar yang sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan
dengan memanipulasi simbol-simbol dalam matematika sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku.
Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa pembelajaran matematika adalah
suatu pembelajaran yang bertujuan:

|8
(a) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
(b) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba
(c) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
(d) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta,
diagram dalam menjelaskan gagasan

D. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar


Pembelajaran didevinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa Degeng (1997:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi
proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah kegiaatan yang
dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan
fasilitas belajara sehingga memperlanacar tujuan belajar matematika Hudoyo (dalam
Harmini: 2003:9)
Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan
dalam membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakan-
kebijakan pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat
membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka
mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan
formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sasaran
tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis
pendidikan bermutu.

|9
Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika
di sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan - bilangan smbol-simabol serta ketajaman penalaran yang
dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar diutamakan agar siswa
mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan
praktek kehidpupan seharai-hari.
Sejalan dengan fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar
disebutkan tujuan umum pendidikan matematika di sekolah dasar adalah belajar
bernalar ,pembentukan sikap siswa, dan keterampilan dalam dalam menerapkan
matematika.
Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah dasar guru tidak
cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus lebih
dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru wajib
berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.

E. Media Pemebelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “
Medium “ yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar secara umum.,manfaat
media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan
siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja.

| 10
Begitu juga dalam pembelajaran Matematika ,sebagai pengetahuan
,matematika mempunyai ciri – ciri khusus antara lain abstrak , deduktif , konsisten ,
hirarkis , dan logis. (soedjadi:1999) menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena
objek dasarnya abstrak yaitu. Fakta , konsep, operasi dan prinsip. Ciri keabstrakan
matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak
mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik
terhadap matematika.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya media yang tepat untuk
menghubungkan keilmuan matematika agar lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh
siswa. Persoalan mencari media merupakan tantangan, yaitu tantangan pendidikan
matematika untuk mencari dan memilih model matematika yang menarik, mudah
dipahami siswa, menggugah semangat, menantang terlibat pada akhirnya menjadikan
siswa cerdas matematika.

F. Peranan Media Pembelajaran


Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang
memungkinklan siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan, keterampilan,
dan perubahan sikap.

Pengertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang


paling tepat melainkan hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus
dari adanya bermacam-macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu
dirumuskan dengan maksud terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi titik
berangkat guna pembahasan lebih lanjut.
Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial,
fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980).
Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif media pendidikan mempunyai beberapa
ciri yaitu:

| 11
1) Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang
bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra.
2) Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di
lihat.
3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam
pengajaran antara guru dan murid.
4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam
kelas maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang
sangat erat hubungannya dengan metode mengajar.
Media merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada
ketika dibutuhkan ubntuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang
menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara
individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang
diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan
yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang
memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan.
Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswadan citra diri
mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan
mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan
lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa
menggunakannya.
Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar
mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media
pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter
siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah benda-benda
terdekat atau di lingkungan sekitar siswa.

| 12
G. Variasi Dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitaan.Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diperlukan berbagai
keterampilan diantaranya adalah keterampilan pembelajaran atau keterampilan
mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang
cukup komplek, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Thurney (dalam Mulyasa:2005:69) mengemukakan 8 keterampilan
mengajar yang sangat menentukan dalam kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan
bertanya, keterampilan membuat penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaraan,
keterampilan mengajar kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa agar selalu antusias,
tekun, dan penuh partisipasi maka guru haarus menguasai keterampilan variasi dalam
pembelajaran. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiaatan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajaraa siswa serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam pembelajaran bnertujuan untuk:
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
2) Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap
berbagai hal baru dalam pembelajaraan.
3) Memupuk perilaku positif siswa dalam pembelajaran.
4) Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat dan
kemampuannya.
Variasi dalam pembelajaraan dapat di kelompokkan menjadi empat bagian,
yaitu variasi dalam mengajar, variasi dalam menggunakan media dan sumber balajar,
variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiaran, Mulyasa (2005:79).

| 13
Dalam penggunaan media dan sumber belajar dapat dilakukan sebagai
berikut:
1) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat.
2) Variasi alat dan bahan yang dapat di dengar.
3) Variasi alat dan bahan yang dapat raba,
4) Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.

H. Teknik Nominal Group


Teknik Nominal Group merupakan pertemuan anggota kelompok yang
berstruktur .Individu bekerja sama dengan individu-individu yang lain pada
pertama,setelah diketahui masalah yang akan dipecahkan antara anggota tidak
mengadakan interaksi verbal satu dengan yang lain.Sebagaimana dikemukakan oleh
Pidarta ( 1990 ) bahwa teknil nominal group adalah mekanisme kerja mengarah para
anggota untuk berfikir sendiri secara maksimal.
Disini tampak bahwa yang membedakan antar teknik nominal group
dengan berdiskusi lainnya adalah teknik nominal group para anggota pertama-tama
harus berusaha dan berfikir sendiri untuk mencari pemecahan masalah yang
diberikan.Dengan demikian siswa berfikir secara optimal.Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Pidarta ( 1990 ) bahwa dengan berfikir sendiri diharapkan setiap
anggota dapat menciptakan dan mengkreasikan sesuatu yang terbaik baginya untuk
memecahkan masalah tanpa dapat pengaruh dan pemikiran orang lain.
Teknik nominal Group dalam pelaksanaannya juga menggunakan
kelompok- kelompok kecil dalam proses pembelajaran.Pembentukan anggota
kelompok belajar diupayakan terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi,sedang
dan rendah.Hal ini bertujuan memperlancar jalannya proses diskusi.maksudnya siswa
yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan rendah dan
adanya kerja sama atau interaksi sesame siswa.Kelompok heterogen dengan
memperhatikan kemampuan akademis memiliki kemampuan memberikan
kesempatan untuk saling mengajar (Lie,2004).Dalam pembelajaran ini jumlah

| 14
anggota kelompok heterogen yang dibentuk terdiri dari 4-5 siswa.Sebagaimana yang
dikemukan oleh Lie (2004) bahwa kelompok berempat memliki kelebihan antara lain
lebih banyak ide yang muncul dan guru mudah memonitor.
Pelaksanaan Teknik Nominal Group adalah memberikan lembar soal
kepada siswa yang langsung melaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Pidarta (1990) maka tahap-tahapnya sebagai
berikut :
1. Ketua kelompok membagikan lembar soal kepada masing-masing anggota
kelompok. Masing-masing anggota mengerjakan soal-soal yang terdapat pada
lembar soal secara individu untuk memperoleh jawaban tanpa komunikasi
dengan yang lain.
2. Jawaban yang diperoleh didiskusikan dalam kelompok.
3. Setelah itu anggota kelompok memilih jawaban yang dianggap benar sesuai
dengan hasil diskusi dari seluruh jawaban yang speroleh dalam kelompok dan
jawaban tersebut merupakan keputusan kelompok.
4. Ketua kelompok mencatat jawaban yang merupakan keputusan kelompok
untuk diserahkan kepada guru.Jawaban yang benar menurut anggota
kelompok belum menjamin bahwa hal ini benar menurut teori atau konsep
yang sebenarnya sehingga dilakukan diskusi kelas dibawah pimpinan guru.

I. Teknik Pembelajaran individual


Teknik pembelajaran individual adalah salah satu teknik belajar yang
lebih menekankan pada kegiatan yang dilakukan secara perseorangan atau secara
individu (Soedjana,1986).
Teknik pembelajaran individual mengandalkan kemampuan
sendiri.Dengan teknik ini kemampuan siswa tentang sesuatu dapat diketahui
dengan jelas.Dengan belajar secara individual siswa akan berusaha semaksimal
mungkin belajar dan mengatasi masalah belajar yang dihadapinya.Dengan

| 15
Teknik Belajar Individual ini ,siswa mampu bertanggung jawab terhadap apapun
yang dilakukannya.
Teknik Pembelajaran Individual tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sama dengan temannya sewaktu mengerjakan soal atau
mengatasi permasalahan belajar.Pada teknik ini ,siswa diharap untuk menemukan
dan mengatasi sendiri sesuatu yang ada dihadapannya.

J. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah Tindakan Penelitian yang


dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Tindakan Penelitian pada hakikatnya
merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan secara
siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada
beberapa jenis Tindakan Penelitian , dua di antaranya adalah individual action
research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal,
yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya
merujuk pada hal yang sama.
Tindakan Penelitian termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Tindakan Penelitian berbeda dengan
penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang
bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja,
sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil
Tindakan Penelitian dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang
mirip dengan yang dimliki peneliti.

| 16
K. Siklus Pelaksanaan PTK

Pelaksanaan

Perencanaa SIKLUS 1
Pengamatan
n

Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS 2

Perencanaan Pengamatan

Refleksi

| 17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek ,Tempat, dan Waktu Pelaksanaan, Pihak yang Membantu


Peneltian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 020 Ridan Permai
Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Mata pelajaran yang menjadi subjek
penelitian yaitu mata pelajaran Matematika dengan materi pokok “Pengukuran Waktu
”, dengan menggunakan Teknik Nominal Group.
Jumlah siswa kelas VI SDN 020 Ridan Permai pada saat PTK ini
dilaksanakan yaitu sebanyak 23 orang, terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 13
orang siswa perempuan. Kapasitas tempat duduk terdiri atas 12 meja dan 23 tempat
duduk/ kursi. Tingkat kemampuan para siswa bervariasi ada yang kurang, ada yang
sedang dan ada pula beberapa orang di atas rata-rata. Dari data ulangan Matematika
pada tes ulangan tengah semester yang baru saja dilaksanakan tercatat siswa yang
memiliki nilai di atas KKM yaitu 17 orang atau 56,5% dari 23 orang siswa. Siswa
yang berada dibawah KKM ada 6 orang siswa atau 30,4% dan sisanya memiliki nilai
sama dengan KKM, dimana KKM untuk pelajaran IPA semester 1 di SDN 020 Ridan
Permai yaitu 6,50.

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan dalam PTK
Mata Pelajaran Matematika
NO Hari/ tanggal Siklus Materi
1 Kamis, 26 September 2013 Pra Siklus Pengukuran Waktu
2 Selasa, 01 Oktober 2013 I Pengukuran Waktu
3 Kamis,03 Oktober 2013 II Pengukuran Waktu

| 18
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Putaran 1

Refleksi
Rencana
Awal/rancangan
Tindakan/
Observasi
Putaran 2

Refleksi Rencana yang


direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 2.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )


Keterangan Alur PTK
1. Rancangan/rencana awal,sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah,tujuan dan membuat rencana tindakan,termasuk didalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkan metode pembelajaran model demontrasi.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. Rancangan /rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

| 19
Observasi dibagi dalam dua putaran,yaitu putaran 1 dan 2,dimana masimg
putaran dikenai perlakuan yang sama ( alur kegiatan yang sama ) dan membahas satu
bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran.Dibuat dalam tiga
putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
Penelitian ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu,
1) Tahap perencanaan
2) Tahap persiapan
3) Tahap pelaksanaan
4) Tahap pengolahan data
5) Penyusunan laporan

1.Deskripsi persiklus
Perbaikan pembelajaran ini direncanakan pelaksanaannya dalam dua siklus.
Pada saat tahap pertama / siklus I dimulai,penulis barulah mengadakan perbaikan
pembelajaran mata pelajaran Matematika .Siklus I ini dilaksanakan pada hari senin
tanggal 17 Oktober 2011 , Siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 24 Oktober
2011. Setiap Siklus dilaksanakan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Rencana Perbaikan
Langkah – langkah yang akan ditempuh dalam perbaikan pembelajaran
Matematika adalah sebagai berikut :
Siklus I
 Mengkondisikan siswa
 Melakukan apresiasi
 Menjelaskan materi pembelajaran
 Mengajukan pertanyaan
 Melakukan evaluasi
 Memeriksa hasil evaluasi
 Mmemberikan tindak lanjut

| 20
b. Siklus II
 Penyampaian tujuan pembelajaran
 Mengkondisikan siswa untuk melakukan apresiasi
 Menjelaskan materi pembelajaran melalui tanya jawab
 Memberi kesempatan untuk bertanya
 Memberi penguatan
 Melaksanakan evaluasi
 Memberikan tindak lanjut

b.Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak
dua siklus, dimana sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat
kesinambungan yang baik. Adapun sekenario perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, mengabsen
siswa dan mengkondisikan siswa agar
mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru memberikan pertanyaan yang ada
hubungannya dengan materi pembelajaran
yang dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan memberi penjelasan tentang
Pengukuran waktu.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi kepada
siswa secara individu sebanyak 10 soal
berbentuk isian.

| 21
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap
siswa dan diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru
menyimpulkan materi dan memberikan
soal untuk pekerjaan rumah sebagai tindak
lanjut.
b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran Matematika dilaksanakan
pada pertama, guru mengucapkan salam
dan dijawab oleh siswa. Sebelum pelajaran
dimulai, guru mengabsen siswa
selanjutnya guru langsung menarik
perhatian siswa agar mengikuti proses
pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara
klasikal dengan hal-hal yang ada
hubungannya dengan materi yang
disampaikan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran
tentang pengukuran waktu dengan cara
menggunakan alat peraga jam dinding
.Kemudiaan membagi siswa menjadi 4
kelompok.Guru membagikan lembar kerja
kelompok untuk dijawab sescara
individu.Siswa mendiskusikan hasil
jawaban individu kelompok masing-
masing.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa
dianggap sudah memahami materi, guru

| 22
guru memberikan lembar evaluasi secara
individu sebanyak 10 soal berbentuik
isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap
siswa untuk ditemukan nilai dan hasilnya
dan selanjutnya guru memberikan
pekerjaan rumah terhadap siswa sebagai
tindak lanjut.

2). Pengamatan dan Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada Mata
Pelajaran Matematika dilakukan pengamatan oleh teman sejawat dengan
menggunakan lembar observasi sebagai berikut :
Tabel 2
Lembar Observasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika
Kemunculan
No. Aspek Yang Dinilai Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menyampaikan
Kurang
tujuan pembelajaran
2. Guru melaksanakan
Baik
apresiasi
3. Guru menjelaskan materi
dengan memberi contoh Kurang
pengerjaan soal
4. Guru mengajukan
Baik
pertanyaan kepada siswa
5. Siswa diberi kesempatan
Baik
untuk bertanya

| 23
6. Siswa diberi kesempatan
Kurang
untuk berpikir
7. Guru memberi motivasi Baik
8. Guru melaksanakan
Baik
evaluasi
9. Guru memberikan tindak
Baik
lanjut
Adapun saran yang diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta
memberikan penjelasan yang simple terhadap siswa siswa agar supaya proses
pembelajaran berjalan dengan kondusif.
Selanjutnya lembar observasi yang digunakan teman sejawat untuk
mengamati proses perbaikan pembelajaran pada siklus II pada mata pelajaran
Matematika adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Lembar Observasi Siklus II Mata Pelajaran Matematika
Kemunculan
No. Aspek Yang Dinilai Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menyampaikan
Baik
tujuan pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi
Baik
dengan tanya jawab
3. Siswa diberi kesempatan
Baik
untuk bertanya
4. Siswa diberi kesempatan
Baik
untuk berpikir
5. Guru memberikan motivasi Baik
6. Guru memberikan
Baik
penguatan

| 24
Adapun saran-saran yang diberikan adalah guru harus mampu memberikan
berbagai media, hal ini dengan pemberian teknik berbagai media yang didesain guru,
maka siswa akan mudah meningat apa yang sudah diberikan dalam proses
pembelajaran.

3.Pengamatan ( Observasi )
Pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam perbaikan pembelajaran
ini menggunakan format pengamatan ,aspek –aspek yang diamati :
a. Situasi selama kegiatan proses kegiatan belajar mengajar terdiri dari 3
komponen yaitu siswa senang belajar, siswa berani mengeluarkan pendapat,
dan antusias dalam proses pembelajaran.
b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung .

4.Refleksi
Selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran ,penulis merasakan dan
menemukan hal – hal yang menarik bagi penulis maupun siswa .
Kehadiran teman sejawat membuat siswa semakin aktif dan bersungguh –
sungguh dalam mengikuti pembelajaran.Sehingga dampak pembelajaran akan lebih
positif. Hal-hal yang muncul selama proses perbaikan pembelajaran pada :
a. Proses pembelajaran Matematika
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perbaikan pembelajaran antara
lain perubahan suasana yang terjadi selama proses perbaikan pembelajaran di
kelas. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan sedikit penugasan terhadap siswa. Sehingga timbul
kejenuhan pada diri siswa yang mengakibatkan siswa malas untuk berpikir.
Dari pengamatan tersebut maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
tahap awal atau siklus I yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31
September 2013, sedangkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran tahap II atau

| 25
siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 03 Oktober 2013. Pada siklus II
ini peneliti sudah menggunakan metode yang bervariasi seperti ceramah,
latihan, diskusi dan menggunakan media gambar yang bervariasi warnanya.
Dengan variasi warna yang disajikan pada tiap gambar membuat siswa semakin
tertarik , bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Sehingga tidak
lagi terjadi kejenuhan dalam mempelajari Matematika.

C. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan
logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan
permasalahan dan kegiatan penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan peneliti
disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun
prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian
maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.

b. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan
urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.

c. Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data yang
telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

| 26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penerapan
model pembelajaran Nominal Group dengan menggunakan alat peraga gambar pada
materi pokok pengukuran waktu dikelas V SD Negeri 020 Ridan Permai
Pelaksanaan tindakan penelitian ini terdiri dari empat kali pertemuan
dengan RPP dan dua kali ulangan harian. Pelaksanaan Ulangan harian I dilakukan
pada pertemuan II siklus I sedangkan pelaksanaan ulangan harian II dilakukan pada
pertemuan keempat siklus II.Nilai ulangan harian I dihitung sebagai nilai hasil belajar
pada silkus pertama dan dijadikan nilai dasar untuk ke siklus II.Nilai ulangan harian
II dihitung sebagai hasil belajar pada siklus ke dua. Proses pelaksanaan tindakan
dalam penelitian ini melalui ini melaluibeberapa tahap yaitu.

1. Siklus I
a. Pertemuan Siklus pertama ( Selasa, 01 Oktober 2013 )
Siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dan satu kali ulangan
harian.Pada pertemuan siklus I ini kegiatan pembelajaran membahas tentang materi
pokok bagian-bagian bunga.Diawali dengan mengatur tempat duduk siswa,berdo’a,
salam dan menanyakan keadaan siswa.Selanjutnya guru menyampaikan materi yang
akan di pelajari; guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan teknis
pelaksanaan pembelajaran yang ingin dicapai setelah pembelajaran;kemudian
memotivasi siswa agar lebih semangat untuk belajar. Serta mengingatkan siswa
dengan memberi pertanyaan tentang pengukuran waktu .
Selanjutnya guru menjelaskan garis besar materi yang akan dipelajari
siswa dalam diskusi.berikutnya guru menyiapkan alat peraga gambar jam atau media
pembelajaran; guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok diskusi dan
meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan; setelah

| 27
itu guru membagi LKS bersama alat peraga sebagai bahan yang akan dipelajari dan
didiskusikan; kemudian meminta siswa untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan
dengan cara diskusi kelompok.
Hampir setiap kelompok mengalami kesulitan dan mengalami kesulitan
dalam memhami dan mengerjakan LKS; guru membimbing siswa yang mengalami
kesulitan . Setelah selesai diskusi kelompok, guru meminta salah satu kelompok
untuk melporkan hasil diskusi kelompok didepan kelas.sedangkan kelompok lain
mencermati dan member tanggapan; guru memandu jalannya diskusi untuk
merumuskan jawaban yang benar dan memberikan penghargaan berupa pujian pda
kelompok berdasarkan hasil kerja kelompoknya.
Diakhir pelajaran guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari; selanjutnya siswa diberi tes formatif pengukuran waktu.Pada
prose diskusi masih ada siswa yang main-main tidak memperhatikan guru dan
kurangnya diskusi sesama anggota kelompok.Hanya sebagian siswa yang mau belajar
yaitu siswa yang mengerti saja.Sedangkan siswa yang kurang paham hanya diam saja
dan menunggu jawaban dari temannya.Untuk mengatasi kondisi ini guru melakukan
tindakan yaitu guru berusaha member langkah-langkah pengerjaan LKS agar siswa
terarah dan memahami kegaiatan yang dilaksanakan.Kemudian menugaskan siswa
tentang pengukuran waktu untuk mengukur ketercapaian pembelajaran dan
pemberian PR untuk latihan di rumah.
Dalam kelompok diskusi yang telah guru bagikan sesuai dengan
kelompoknya,terlihat ada beberapa kelompok yang tidak sesuai dengan kelompok
yang telah ditetapkan oleh guru sehingga pembelajaran diskusi terganggu dan semua
kelompok ribut. Untuk mengatasi kondisi ini guru melakukan tindakan yaitu guru
berusaha memberi arahan agar siswa dapat mengikuti kelompok yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan pengamat pada siklus I bahwa
diskusi belum berjalan dengan harapan karena pada diskusi kelas ribut dan masih
banyak siswa yang belum mengerti dengan kegiatan kelompoknya.Guru terlalu

| 28
banyak memberikan bimbingan siswa dan siswa berkemampuan rendah masih malu-
malu bertanya pada temannya.

b. Pelaksanaan Ulangan Harian I pada Siklus I


Pada silkus I guru memberikan ulangan harian I dengan materi pokok
pengukuran waktu dilakukan 20 menit dengan soal 10 soal.Dalam pelaksanaan
Ulangan Harian I, ada siswa yang berusaha melihat hasil temannya, ada siswa yang
berani membuka buku. Untuk menanggulangi hal tersebut guru memberikan tindakan
dengan memindahkan tempat duduk siswa ke depan. Lima sebelum waktu berakhir,
semua lembar jawaban dikumpulkan.Adapun hasil rekapitulasi perolehan nilai siswa
ulangan harian I adalah sebagai berikut :
Tabel. 4
Nilai Ulangan Harian I pada siklus I

No Nama Siswa Hasil Nilai Siklus I Keterangan

1. Nuranisa 50
2. Eva Rus Saniyah 60
3. Agung Prayoga 60
4. M.nur Abdul Thalib 50
5. M.Aqil Junaidi 60
6. Pitriyanti Waruwu 50
7. Rahmad Setia 70
8. Rahmadatilla 60
9. Jihan Anka 80
10. Hirman Okdra 60
11. Keesya Valla 50
12. Anggaraini Mulyadi 60
13. Murdiah 60

| 29
14. Wisnu Fajar 50
15. Wulan Rani Anugrah 80
16. Dandi Arianto 60
17. Shofie alma 50
18. Yusuf 60
19. Dera Kelana 50
20. M.Ilham Mahdi 60
21. Vieri Kamadanu 60
22. Silla Priani 50
23 Dede ahmad Mulia 60
Jumlah 1350
Rata-rata 58,60

c. Refleksi Siklus Pertama


Berdasarkan uraian proses pembelajaran dalam siklus pertama dan hasil
pengamatan maka diperoleh kekurangan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti adalah: (1) Dalam diskusi kelompok belum semua siswa
terlibat aktif; (2) masih ditemukan siswa yang pandai mendominasi jalannya diskusi
dalam waktu yang ditentukan ternyata masih ada kelompok yang belum
menyelesaikan LKS, hal ini disebabkan siswa tidak langsung bekerja setelah LKS
dibagikan, mereka cenderung bermain-main,siswa masih mengharapkan perintah
guru; (3) guru hanya membimbing siswa yang mau bertanya saja.
Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran pada siklus
pertama maka hal-hal diatas pada pembelajaran siklus ke dua akan menjadi perhatian
untuk diperbaiki.Rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki tindakan adalah
(1) Guru akan lebih tegas dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa, (2) Guru
mengatur waktu seefisien mungkin agar memberikan agar perencanaan sesuai dengan

| 30
waktu yang dialokasikan; (3) Guru berusaha memberikan bimbingan kepada siswa
secara rutin.

2. Siklus II
a. Pertemuan Siklus Kedua ( Kamis, 03 Oktober 2013 )
Pada Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan satu kali
ulangan harian II. Guru menggunakan waktu seefisien mungkin menyampaikan
informasi dengan baik, memonitoring siswa semaksimal mungkin, dan memberikan
yang merata dan setegas mungkin dalam kelas.
Pada pembelajaran dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu siswa dapat mengidentifikasi pengukuran waktu.Guru memotivasi siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.Dengan memperagakan alat peraga gambar yang
telah sediakan dan mengajukan pertanyaan untuk mengingat kembali tentang
pengukuran waktu yang telah dipelajari.
Guru menyajikan meteri pelajaran tentang pengukuran waktu dan
meminta siswa duduk dalam kelompok belajar yang sama pada pertemuan siklus I.
Setelah bekerja dalam kelompoknya. Guru membagikan LKS dan alat peraga gambar
jam. Siswa bekerja sesuai dengan petunjuk LKS, namun dalam bekerja masih ada
beberapa siswa yang hanya melihat temannya bekerja, guru member motivasi kepada
siswa supaya mau bekerja dan tidak duduk saja.Guru membimbing siswa dan selalu
memberi motivasi agar siswa aktif dalam kegiatan kelompok.
Dengan diwakili oleh seorang siswa kelompok yang ditunjuk oleh guru
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,sedangkan kelompok lain mencermati
dan memberikan tanggapan. Guru memandu jalannya presentasi dengan mengarahkan
siswa untuk merumuskan jawaban yang benar. Kemudian memberikan penghargaan
berupa pujian kepada kelompok berdasarkan hasil kerja kelompoknya. Terakhir guru
bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. Pada akhirnya pelajaran siswa
diberikan tes individu dan PR.

| 31
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan pengamat,pelaksanaan
pembelajaran secara umum lebih baik dari pada pertemuan siklus I.pelaksanaan sudah
sesuai dengan perencanaan. Aktivitas siswa dalam diskusi sudah cukup baik, hanya
beberapa siswa yang belum menguasai pelajaran.

b. Pelaksanaan Ulangan Harian II pada siklus II


Pada pertemuan ini dilakukan ulangan harian II yang diikuti 23 siswa
dengan memberikan tes hasil belajar pada materi pengukuran waktu. Dalam
pelaksanaan ulangan harian II,semua siswa bekerja dengan tertib,tidak ada lagi yang
berusaha melihat hasil teman dan membuka buku Matematika. Untuk menghindari
siswa yang melihat hasil kerja teman,maka guru dalam pengawasan lebih ketat. Lima
menit sebelum waktu berakhir, semua lembar jawaban dikumpulkan. Kemudian
siswa yang nilainya masih dibawah KKM disepakati untuk diadakan remidial.
Adapun hasil rekapitulasi perolehan nilai siswa ulangan harian I adalah sebagai
berikut :
Tabel 4
Nilai Ulangan Harian II pada siklus II

No Nama Siswa Hasil Nilai Siklus II Keterangan

1. Nuranisa 100
2. Eva Rus Saniyah 90

3. Agung Prayoga 80

4. M.nur Abdul Thalib 50

5. M.Aqil Junaidi 90

6. Pitriyanti Waruwu 90

7. Rahmad Setia 90
8. Rahmadatilla 80

9. Jihan Anka 10

| 32
10. Hirman Okdra 90

11. Keesya Valla 100

12. Anggaraini Mulyadi 100

13. Murdiah 100

14. Wisnu Fajar 80


15. Wulan Rani Anugrah 100

16. Dandi Arianto 90

17. Shofie alma 80

18. Yusuf 90

19. Dera Kelana 50

20. M.Ilham Mahdi 100

21. Vieri Kamadanu 90

22. Silla Priani 50

23 Dede ahmad Mulia 100

Jumlah 1990
Rata-rata 86,52

c. Refleksi siklus II
Dalam proses pembelajaran pada siklus kedua pembelajaran
berlangsung lebih baik dari siklus pertama. Siswa sudah mengerti dan sudah terbiasa
dengan langkah pembelajaran,sehingga tidak terlalu banyak kesalahan yang
dilakukan.Pada akhir kegiatan guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa
dan diberi tugas rumah untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan agar tidak
cepat lupa. Jadi pada siklus kedua ini pelaksanaan pembelajaran sudah baik dan
sesuai dengan perencanaan.

| 33
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Hasil Pengamatan
Pengamatan pertama (siklus I) ; Aktivitas guru sudah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Aktivitas siswa masih kurang aktif dan suasana
kelas ribut dalam kegiatan kelompok karena belum terbiasa mengerjakan LKS dan
belum memahami langkah-langkah pembelajaran dan masih ada siswa yang hanya
melihat teman bekerja.
Pengamat Kedua (siklus II) ; Proses pembelajaran berjalan dengan baik
karena aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
siswa sudah mulai aktif bekerja, namun masih ada juga beberapa siswa yang hanya
diam dan mencatat LKS temannya saja.
Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara umum
aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan apa yang direncakan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja siswa.

2.Analisis Data Hasil Belajar


1. Ketercapaian KKM Indikator
Berdasarkan Ulangan harian I dan ulangan harian II yang diperoleh siswa
sesudah tindakan, maka jumlah siswa yang mencapai KKM indicator dapat
dinyatakan dengan tabel berikut :
Tabel 6
Jumlah siswa Yang Mencapai KKM tiap Indikator pada Ulangan Harian I
Jumlah Siswa
No Indikator Persentase
Mencapai KKM
 Menentukan tanda waktu
15 65,21 %
dengan rotasi 12 jam
 Menentukan tanda waktu
13 56,52 %
dengan rotasi 24 jam

| 34
Berdasarkan tabel diatas ketercapaian indicator ulangan harian I pada
indicator 1 terdapat 15 siswa yang sudah memcapai KKM ( 60,00 ). Untuk indicator 2
hanya 13 siswa yang mencapai KKM ( 60,00 ) dari jumlah 23 siswa kelas VI SD
Negeri 020 Ridan Permai. Hal ini disebabkan masih ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam menentukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam sedangkan untuk
indicator 1 sudah banyak siswa mencapai KKM ( 60,00 ) yaitu 23 siswa, siswa yang
tidak mencapai KKM ( 60,00 ) pada indicator 2 penyebabnya adalah siswa tidak
paham tentangmenetukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam.berarti yang belum
mencapai KKM sebanyak 10 orang siswa.penyebabnya adalah siswa kurang
memperhatikan pada guru menerangkan.

Tabel 7
Jumlah siswa Yang Mencapai KKM tiap Indikator pada Ulangan Harian II
Jumlah Siswa
No Indikator Persentase
Mencapai KKM
 Menentukan tanda waktu
20 86,95 %
dengan rotasi 12 jam
 Menentukan tanda waktu
18 78.26 %
dengan rotasi 24 jam

Pada ulangan harian II sama halnya seperti ulangan harian I, tidak semua
siswa mencapai indicator pencapaian yang telah ditentukan namun menunjukan
adanya peningkatan dalam pencapaian KKM ( 60,00 ).Seperti yang terlihat pada tabel
4 diatas, yaitu indicator 1 siswa yang sudah mencapai KKM ( 60,00 ) berjumlah 20
siswa. Untuk Indikator 2 mencapai 18 siswa yang mencapai KKM ( 60,00 ) dari
jumlah total 23 orang. Pada indicator 2 siswa kesulitan dalam menentukan tanda
waktu dengan rotasi 24 jam , kesalahan terjadi siswa belum memahami materi

| 35
pengukuran waktu tentang menentukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam.banyak
yang tidak mengamati alat peraga gambar jam sehingga hasilnya belum memuaskan.
2.Analisis Keberhasilan Tindakan
Peningkatan hasil belajar siswa kelas V dari 23 dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa berikut:
Tabel 8
Daftar distribusi Frekuensi Nilai Hasil belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas Skor Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II
( Pra siklus ) ( Siklus I ) ( Siklus II )
26 – 38 - - -
39 – 51 17 8 3
52 – 64 5 12 -
65 - 77 1 1 -
78 – 90 - 2 12
91 – 103 - 8
Jumlah Siswa 23 23 23
Jmh siswa yang
mencapai KKM 6 15 20
(60,00)

Dari daftar distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada tabel 5 dapat
dilihat bahwa siswa yang belum mencapai KKM ( 60,00 ) pada skor dasar 17 orang
turun menjadi 8 orang pada ulangan harian I dan Ulangan harian II turun menjadi 5
orang. Sebaliknya jumlah siswa yang mencapai KKM ( 60,00 ) naik dari skor dasar
ulangan harian II yaitu 19 orang pada skor dasar tetap yaitu 6 orang menjadi 15
orang UH I ,dan berhasil pada UH II. Hal ini berarti nilai siswa mengalami
peningkatan dari skor dasar ke ulangan harian I dan ulangan harian II

| 36
C. Pembahasan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis data dideskripsikan diatas telah menunjukkan
hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat dari siklus I dan siklus II.Terjadinya
peningkatan nilai yang diperoleh siswa didukung meningkatnya aktivitas guru dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik, metode yang tepat yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan belajar siswa.
Pemilihan metode diskusi pada penelitian ini memberikan dampak yang
positif dalam rangka peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Dengan metode
diskusi ini siswa dapat saling berinteraksi dengan temanya, kerja sama, berdiskusi
dan saling tukar informasi, siswa yang pintar dapat membantu siswa yang lemah
sehingga mereka dapat melakukan aktivitas belajar, baik secara mandiri maupun
berkelompok sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Jamal (2010) berdiskusi menyadarkan anak didik bahwa dengan
berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat serta konstruktif,sehingga
dapat diperoleh yang lebih baik, menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat
dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan ( satu jawaban ) saja.
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
Pada aktivitas siswa terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan seperti
pada pertemuan pertama, masih banyak siswa yang kebingungan dalam mengerjakan
LKS sehingga guru kesulitan dalam mengarahkan mereka. Peneliti beranggapan
bahwa siswa baru pertama kali mengalami pembelajaran ini, dalam
mengerjakannya.Namun setelah mengalami beberapa pertemuan, tepatnya pada
pertemuan siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran ini, terlihat dari
kekurangan jumlah siswa yang kebingungan dalam mengerjakan LKS.
Kelemahan dan kekurangan berikutnya adalah kegiatan berdiskusi, tidak
semua siswa dalam kelompok melakukannya. Guru dalam hal ini selalu mengarahkan
mereka untuk berdidkusi tiap pertemuannya, sehingga jumlah yang berdiskusipun
meningkat tiap pertemuannya. Begitu juga halnya dengan jumlah siswa yang pasif.

| 37
Beberapa pertemuan awal, masih banyak siswa yang pasif menunggu jawaban dari
anggota kelompok. Namun jumlahnya terus berkurang tiap pertemuan karena guru
tidak pernah lupa mengarahkan mereka selama pertemuan. Kelemahan lainnya adalah
dalam menjawab soal berdasarkan indicator soal. Pada beberapa pertemuan awal
siswa benar-benar kebingungan berdasarkan hasil observasi aktivitas guru terlihat
bahwa ada beberapa aktivitas guru masih belum dilaksanakan secara maksimal
seperti memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi, saling bekerja
sama dan memiliki tanggungjawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya, belum
intensifnya guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami
kesulitan, dalam mengarahkan pendapat dan pertanyaan siswa kurang jelas atau
mengambang, menyediakan buku sumber belajar atau meminjamkan buku pelajaran
pada siswa dan memberikan hadiah.
Dengan memberikan motivasi ,arahan, dan bimbingan yang intensif
kepada siswa terutama saat siswa mengalami kesulitan maka ketuntasan belajar
Matematika siswa secara klasikal meningkat dari 65,21 % pada siklus I menjadi
86,95 % pada siklus II dengan persentase kenaikan 21,74 %.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan
yang diajukan dapat diterima kebenarannya dengan kata lain penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui metode diskusi dengan menggunakan alat peraga
alamiah dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 020
Ridan Permai khususnya materi pokok pengukuran waktu.

| 38
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Pada program matematika proses penyampaian pembelajaran matematika
harus didasarkan pada penguasaan konsep serta pemberian alat Bantu bagi siswa.
Dengan demikian alat Bantu tersebut bisa digunakan pada saat proses belajar
mengajar sehingga dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan frekuensi hasil
belajar. Maka dari itu guru harus mampu menciptakan desain pembelajaran yang
dapat diterima oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian
berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Penelitian (Renpel)
sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar
observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan
siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep Pengukuran Waktu dengan
menggunakan metoda demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada
rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang
kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Matematika yang semula dianggap sulit.
3. Tingkat pemahaman siswa tentang Pengukuran Waktu setelah pembelajaran
menggunakan metoda demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 58,60 dan pada siklus ke
2 memperoleh nilai rata-rata 86,53

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar
Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran

| 39
Matematika tentang Pengukuran Waktu, ada beberapa hal yang perlu disampaikan
antara lain:
1. Guru hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan menyerap
informasi tentang media pembelajaran seperti audio visual, misalnya memalui
kegiatan KKG, seminar, dan dari media cetak
2. Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran Matematika tentang
Pengukuran Waktu yang telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian sangat
baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi
peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena
pembelajaran dengan menggunakan metoda demontrasi dapat melibatkan siswa
secara utuh, artinya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.
3. Disamping media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat peraga yang
diperlukan perlu dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani
pemahaman siswa.

| 40
DAFTAR PUSTAKA

TIM.TAP.FKIP. (2013). Pemantapan Kemampuan Propesional. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Prof.Dr.IGAK. Wardani, Drs.Kuswaya Wihardi (2010). Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta : Universitas Terbuka.

Nuryani Rustaman dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Dinn Wahyudin. (2011). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.


I.G.A.K Wardani dkk.(2011).Teknik Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: Universitas
Terbuka.

Nar Herrhyanto, H.M. Akib Hamid.(2011).Statistika Dasar.Jakarta: Universitas


Terbuka.

M. Toha.Anggoro dkk.Metode penelitian.(2011).Jakarta: universitas Terbuka.

| 41
Lampiran 1a

Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ - UT 16 Pekanbaru
Di Pekanbaru
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:
Nama : SURATI,S.Pd.SD
NIP : 196803121989082001
Tempat Mengajar : SD Negeri 020 Ridan Permai
Alamat Sekolah : Jl Kab. Kampar
Telepon : 081365770739
Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing dalam pelaksanaan
PKP atas:
Nama : TUTI ERLINA
NIM : 822679929
Program Studi : S.1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 020 Ridan Permai
Alamat Sekolah : Kab. Kampar
Telepon : 081276959596

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.


Mengetahui, Sibuak, Agustus 2013
Kepala Sekolah Supervisor 2,

ROHANI,S.Pd SURATI,S.Pd.SD
NIP. 195508251975102001 NIP. 196803121989082001
No. Tlp/Hp. 081365355006 No. Tlp/HP : 085265770739

| 42
Lampiran 1b

Surat Pernyataan Kesediaan sebagai Supervisor 2

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : TUTI ERLINA
NIM : 822679929
UPBJJ-UT : 16 PEKANBARU
Menyatakan bahwa:
Nama : SURATI,S.Pd.SD
Tempat Mengajar : SD Negeri 020 Ridan Permai
Guru Kelas : V ( Lima )
Adalah supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

Sibuak , Agustus 2013


Supervisor 2, Mahasiswa,

SURATI,S.Pd.SD TUTI ERLINA


NIP. 196803121989082001 NIM. 822679929
No. Tlp/HP : 085265770739 No. Tlp/HP: 081276959596

| 43
Lampiran 2

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran IPA

Fakta/Data pembelajaran
Uraian
yang terjadi di kelas

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami


pecahan biasa menjadi pecahan desimal .
Identifikasi masalah 2. Kurangnya motivasi siswa dalam pelajaran
matematika
3. Kurang keberanian siswa untuk bertanya

1. Kurangnya guru memberi motivasi siswa ketika


proses belajar mengajar
2. Kurangnya perhatian / disiplin waktu belajar
Analisis masalah
3. Kurang bervariasinya alat peraga yang dipakai
guru
4. Minimnya memberikan soal latihan

5. Guru selalu memberikan motivasi pada siswa


selama proses belajar mengajar
6. Guru menjelaskan materi secara sistematis
sesuai waktu yang direncanakan
Alternatif dan Prioritas 7. Dalam proses belajar mengajar guru agar
Pemecahan Masalah
menggunakan media/alat peraga yang
bervariasi
8. Guru berusaha memotivasi siswa dan
memberi latihan latihan / penugasan.

| 44
Rumusan masalah  Bagaimana meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi pengukuran waktu di
SD Negeri 020 Ridan Permai ?

Sibuak , Agustus 2013


Supervisor 2, Mahasiswa,

SURATI,S.Pd.SD TUTI ERLINA


NIP. 196803121989082001 NIM. 822679929
No. Tlp/HP : 085265770739 No. Tlp/HP: 081276959596

| 45
Lampiran 3a
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( PRA SIKLUS )

Sekolah : SDN 020 RIDAN PERMAI


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/ I
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :
2. Mengunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
C. Indikator
 Menenetukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab
( responsibility )
D. Materi Ajar
Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volum dan Satuannya)
E. Metode Pembelajaran
Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan
F. Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi

| 46
- Membahas masalah Jam, Apa saja yang terdapat pada jam ? seperti jarum
jam, jarum menit, jarum detik dll.
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan percobaan dengan membuat jam mainan dari karton,
memberikan permasalahan untuk didiskusikan sampai didapat
kesimpulan. Setelah itu siswa diuji kemampuannya dengan
memecahkan persoalan yang ada pada buku paket.
 Siswa diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan.
 Membahas macam-macam satuan waktu, mangadakan Tanya Jawab
untuk menentukan operasi hitungnya sampai diperoleh suatu
kesimpulan.
 Siswa diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

| 47
 Guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan,
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5 .
 Matematika SD untuk Kelas V 5 B Esis
 Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 5
 White board, papan tulis, spidol, kapur dan penghapus papan tulis
H. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
o Menuliskan tanda Tugas Isian dan o Berilah keterangan pagi,
waktu dengan IndVidu uraian siang , sore atau malam
menggunakan notasi dan untuk no 1 s.d 4!
24 jam Kelompok o Contoh: Pukul 13.00 =
Pukul 1 Siang
o Pukul 14.30 = …………
o Pukul 18.00 = …………
o Pukul 22.00 = …………
o pukul 24.00 = ………….
o Carilah persamaannya
untuk soal no 5 s.d 7
o Contoh: Pukul 10.00 =
Pukul 22.00
o Pukul 16.00 =
…………..
o Pukul 07.00 =

| 48
……………
o Pukul 21.00
=…………….
o 105 Hari =
…………………….Min
ggu
o 108 Tahun = ……Abad +
……..Tahun
o 8 Jam + 55 detik =
……………….detik

Format Kriteria Penilaian


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar 4


* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

| 49
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

Lembar Penilaian
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Sikap Skor

1.
2.
3.
4.
5.

| 50
CATATAN :
 Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

Bangkinang, September 2013

Supervisor II Peneliti

SURATI,S.Pd.SD TUTI ERLINA


NIP : 196803121989082001 NIM : 822679929
Mengetahui
Kepala Sekolah

ROHANI,S.Pd
NIP :196803121989082001

| 51
Lampiran 3b

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


( SIKLUS I )

Sekolah : SDN 020 RIDAN PERMAI


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/ I
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A.Standar Kompetensi :
2. Mengunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B.Kompetensi Dasar
2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
C.Indikator
 Menentukan tanda waktu dengan rotasi 12 jam
 Menentukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam
D.Tujuan Perbaikan pembelajaran
 Dapat menentukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab
( responsibility )
E.Materi Ajar
Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volum dan Satuannya)
F.Metode Pembelajaran

| 52
 Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan
 Model Pembelajaran
Kontektual ( CTL, Contextual Teaching and Learning )
G.Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan awal ( 5 Menit )
- Apresepsi/ Motivasi
- Membahas masalah Jam, Apa saja yang terdapat pada jam seperti jarum
jam, jarum menit, jarum detik dll.
 Kegiatan Inti ( 45 Menit )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan percobaan dengan membuat jam mainan dari karton,
memberikan permasalahan untuk didiskusikan sampai didapat
kesimpulan. Setelah itu siswa diuji kemampuannya dengan
memecahkan persoalan yang ada pada buku paket.
 Siswa diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan.
 Membahas macam-macam satuan waktu, mangadakan Tanya Jawab
untuk menentukan operasi hitungnya sampai diperoleh suatu
kesimpulan.
 Siswa diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

| 53
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup ( 20 Menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan,
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

H.Alat/Bahan dan Sumber Belajar


 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5 .
 Matematika SD untuk Kelas V 5 B Esis
 Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 5
 White board, papan tulis, spidol, kapur dan penghapus papan tulis
I. Penilaian
Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen/ Soal
Penilaian Instrumen
Kompetensi
o Menuliskan Tugas Isian dan o Berilah keterangan pagi,
tanda waktu IndVidu uraian siang , sore atau malam
dengan dan untuk no 1 s.d 4!
menggunakan Kelompok o Contoh: Pukul 13.00 = Pukul
notasi 24 jam 1 Siang
o Pukul 14.30 = …………
o Pukul 18.00 = …………
o Pukul 22.00 = …………
o pukul 24.00 = ………….

| 54
o Carilah persamaannya untuk
soal no 5 s.d 7
o Contoh: Pukul 10.00 = Pukul
22.00
o Pukul 16.00 = …………..
o Pukul 07.00 = ……………
o Pukul 21.00 =…………….
o 105 Hari =
…………………….Minggu
o 108 Tahun = ……Abad +
……..Tahun
o 8 Jam + 55 detik =
……………….detik

Format Kriteria Penilaian


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar 4


* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

| 55
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

Lembar Penilaian
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Sikap Skor

1.
2.
3.
4.
5.

| 56
CATATAN :
 Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

Bangkinang, September 2013

Supervisor II Peneliti

SURATI,S.Pd.SD TUTI ERLINA


NIP : 196803121989082001

Mengetahui
Kepala Sekolah

ROHANI,S.Pd
NIP :196803121989082001

| 57
DISKUSIKAN BERSAMA KELOMPOK
Pukul berapa Pita melakukan kegiatannya? Tuliskan dalam notasi 24 jam.

Pita tidur malam


Pada pukul
…………………..
Pita Berangkat sekolah
Pada pukul
…………………

Pita belajar malam


Pada pukul
…………………
Pita tidur Siang
Pada pukul
…………………
Pita bangun tidur
Pada pukul Pita nonton TV
……………………. Pada pukul
……………………

NAMA KELOMPOK……………
1………………………………………..
4………………………………….
2………………………………………..
5…………………………………..
3………………………………………..
6………………………………….

| 58
LEMBAR KERJA SISWA
NAMA : ……………………………….
KELAS : V ( LIMA )
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
A. Nyatakan dalam tanda waktu notasi 24 jam.
1. pukul 9 pagi
2. pukul 1 siang
3. pukul 4 sore
4. pukul 6.45 sore
5. pukul 8 malam
6. pukul 11.30 malam
7.pukul 9 malam
Amati Gambar dibawah ini kemudian lengkapi pertanyaan berikut !
8. Iwan berangkat sekolah pukul…………
Dibaca………………………………………
9. Iwan Tidur siang pukul……………….
Dibaca………………………………………
10. Iwan bermain pukul………………….
Dibaca………………………………………

Nilai Paraf

| 59
Kunci Jawaban

1. pukul 9 pagi ditulis pukul 09.00


2. pukul 1 siang ditulis pukul 13.00
3 pukul 4 sore ditulis pukul 16.00
4. pukul 6.45 sore ditulis pukul 6.45
5. pukul 8 malam ditulis pukul 20.00
6. pukul 11.30 malam ditulis pukul 23.30
7. pukul 9 malam ditulis pukul 21.00
8. pukul 6.45 pagi
Dibaca pukul enam empat puluh lima pagi
9. pukul 1.30 siang atau 13.30
Dibaca pukul setengah dua siang
10. pukul 4 sore atau 16.00
Dibaca pukul empat sore

| 60
Lampiran 3c

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


( SIKLUS II )

Sekolah : SDN 020 RIDAN PERMAI


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/ I
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A.Standar Kompetensi :
2. Mengunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B.Kompetensi Dasar
2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
C.Indikator
 Menentukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam
D.Tujuan Perbaikan pembelajaran
 Dapat menentukan tanda waktu dengan rotasi 24 jam
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab
( responsibility )
J. Materi Ajar
Pengukuran (Waktu, sudut, Luas, Volum dan Satuannya)
K. Metode Pembelajaran
 Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan

| 61
 Model Pembelajaran
Kontektual ( CTL, Contextual Teaching and Learning )
L. Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan awal ( 5 Menit )
- Apresepsi/ Motivasi
- Membahas masalah Jam, Apa saja yang terdapat pada jam seperti jarum
jam, jarum menit, jarum detik dll.
 Kegiatan Inti ( 45 Menit )
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan percobaan dengan membuat jam mainan dari karton,
memberikan permasalahan untuk didiskusikan sampai didapat
kesimpulan. Setelah itu siswa diuji kemampuannya dengan
memecahkan persoalan yang ada pada buku paket.
 Siswa diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan.
 Membahas macam-macam satuan waktu, mangadakan Tanya Jawab
untuk menentukan operasi hitungnya sampai diperoleh suatu
kesimpulan.
 Siswa diuji kemampuan dan keterampilannya Mengerjakan soal-soal
latihan
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

| 62
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup ( 20 Menit )
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan,
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
M. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5 .
 Matematika SD untuk Kelas V 5 B Esis
 Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 5
 White board, papan tulis, spidol, kapur dan penghapus papan tulis

N. Penilaian
Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen/ Soal
Penilaian Instrumen
Kompetensi
o Menuliskan tanda Tugas Isian dan o Berilah keterangan pagi,
waktu dengan IndVidu uraian siang , sore atau malam
menggunakan dan untuk no 1 s.d 4!
notasi 24 jam Kelompok o Contoh: Pukul 13.00 =
Pukul 1 Siang
o Pukul 14.30 = …………
o Pukul 18.00 = …………
o Pukul 22.00 = …………
o pukul 24.00 = ………….
o Carilah persamaannya

| 63
untuk soal no 5 s.d 7
o Contoh: Pukul 10.00 =
Pukul 22.00
o Pukul 16.00 = …………..
o Pukul 07.00 =
……………
o Pukul 21.00
=…………….
o 105 Hari =
…………………….Ming
gu
o 108 Tahun = ……Abad +
……..Tahun
o 8 Jam + 55 detik =
……………….detik

Format Kriteria Penilaian


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar 4


* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

| 64
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

Lembar Penilaian
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Sikap Skor

1.
2.
3.
4.
5.

| 65
CATATAN :
 Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

Bangkinang, Oktober 2013

Supervisor II Peneliti

SURATI,S.Pd.SD TUTI ERLINA


NIP : 196803121989082001

Mengetahui
Kepala Sekolah

ROHANI,S.Pd
NIP :196803121989082001

| 66
Lampiran 4a

LEMBAR OBSERVASI GURU


SIKLUS I

No Aspek yang di nilai Ya Tidak


1 Kegiatan Awal
 Guru mempersiapkan materi pelajaran
 Guru mempersiapkan semua perangkat
pembelajaran
2 Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok
 Guru menampilkan alat peraga didepan kelas
 Guru menjelaskan materi pelajaran
 Guru mengadakan tanya jawab setelah
menjelaskan materi pelajaran
 Guru memberikan kesempatan kepada murid
untuk bertanya
 Guru mengadakan evaluasi
 Guru memberikan penghargaan / kata pujian
3 Kegiatan Penutup
 Guru menyimpulkan materi pelajaran
 Guru membimbing siswa dalam membahas
soal latihan
 Guru memberikan pekerjaan rumah

| 67
Lampiran 4b

LEMBAR OBSERVASI SISWA


SIKLUS I

No Aspek Yang dinilai Ya Tidak


1 Siswa mengamati serta membaca media/gambar
yang ditempelkan guru dipapan tulis dengan
benar
2  Siswa menentukan Pengukuran waktu
 Siswa ikut aktif dalam kerja kelompok
 Siswa mempresentasikan hasil kerjanya
didepan kelas
3 Siswa mau bertanya mengenai materi pelajaran
yang belum dipahami
4 Siswa menjawab atau menanggapi pertanyaan
yang diajukan oleh guru
5 Siswa mengerjakan tugas

| 68
Lampiran 4c

LEMBAR OBSERVASI GURU


SIKLUS II

No Aspek yang di nilai Ya Tidak


1 Kegiatan Awal
 Guru mempersiapkan materi pelajaran
 Guru mempersiapkan semua perangkat
pembelajaran
2 Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok
 Guru menampilkan alat peraga didepan kelas
 Guru menjelaskan materi pelajaran
 Guru mengadakan tanya jawab setelah
menjelaskan materi pelajaran
 Guru memberikan kesempatan kepada murid
untuk bertanya
 Guru mengadakan evaluasi
 Guru memberikan penghargaan / kata pujian
3 Kegiatan Penutup
 Guru menyimpulkan materi pelajaran
 Guru membimbing siswa dalam membahas
soal latihan
 Guru memberikan pekerjaan rumah

| 69
Lampiran 4d

LEMBAR OBSERVASI SISWA


SIKLUS II

No Aspek Yang dinilai Ya Tidak


1 Siswa mengamati serta membaca media/gambar
yang ditempelkan guru dipapan tulis dengan
benar
2  Siswa menentukan Pengukuran Waktu
 Siswa ikut aktif dalam kerja kelompok
 Siswa mempresentasikan hasil kerjanya
didepan kelas
3 Siswa mau bertanya mengenai materi pelajaran
yang belum dipahami
4 Siswa menjawab atau menanggapi pertanyaan
yang diajukan oleh guru
5 Siswa mengerjakan tugas

| 70
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Pembelajaran Matematika Pra Siklus,Siklus I dan
Siklus II
SDN 020 Ridan Permai Bangkinang Kabupaten Kampar
No. Nama Siswa Nilai Sesudah Perbaikan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Nuranisa 40 50 100
2. Eva Rus Saniyah 50 60 90
3. Agung Prayoga 60 60 80
4. M.nur Abdul Thalib 40 50 50
5. M.Aqil Junaidi 50 60 90
6. Pitriyanti Waruwu 60 50 90
7. Rahmad Setia 40 70 90
8. Rahmadatilla 60 60 80
9. Jihan Anka 50 80 10
10. Hirman Okdra 40 60 90
11. Keesya Valla 60 50 100
12. Anggaraini Mulyadi 40 60 100
13. Murdiah 50 60 100
14. Wisnu Fajar 50 50 80
15. Wulan Rani Anugrah 60 80 100
16. Dandi Arianto 50 60 90
17. Shofie alma 50 50 80
18. Yusuf 40 60 90
19. Dera Kelana 50 50 50
20. M.Ilham Mahdi 70 60 100
21. Vieri Kamadanu 50 60 90
22. Silla Priani 40 50 50
23. Dede ahmad Mulia 50 60 100

| 71
.

Jumlah 1140 1350 1990


Rata-Rata 49,50 58,60 86,52

| 72

Anda mungkin juga menyukai