Anda di halaman 1dari 4

Body Paper

1. Globalisasi
Perkembangan yang cukup pesat saat ini di berbagai belahan dunia dalam
seluruh aspek(baik tekhnologi, ekonomi, dll) Ini menunjukkah bahwa efek dari
globalisasi dapat di rasakan oleh masyarakat di seluruh negara. Pengaruh globalisasi
dapat mengurangi hambatan yang membuat negara semakin terbuka terhadap
efek global sehingga setiap negara mempunyai komitmen untuk Maju (johanna
Hanefeld, 2015).
Berbagai definisi dikemukakan oleh para ahli diantaranya: globalisasi
merupakan suatu proses peningkatan keterkaitan antar masyarakat sehingga
kejadian di satu bagian negara dampaknya dapat di rasakan oleh masyarakat negara
tersebut dan negara lain. Kekuatan kegiatan sosial, ekonomi, politik, dilakukan oleh
satu negara dapat memberikan dampak bagi individu dan masyarakat di negara
lainny (johanna Hanefeld, 2015)
Namun demikian definisi globlisasi dan upaya untuk mendefinisikannya
masih menjadi perdebatan dikalangan akademis selama tahun 90 an. Selama
beberapa dekade terakhir telah terjadi pergeseran sebgain besar para ahli
berpendapat bahwa globalisasi merupakan trensosial dan ekonomi utama (johanna
Hanefeld, 2015)

Golabalisasi dapat mempengaruhi tiga dimensi diantanya yaitu perubahan


lingkungan, pengetahuan, dan waktu. Pada awalnya Globalisasi mengarah pada
perubahan masyarakat di sepanjang perubahan dimensi spatial. Globalisasi
menggambarkan perubahan bagaimana kita memandang dan mengalami ruang
Fisik atau teritorial (johanna Hanefeld, 2015).

Perubahan spatial bukanlah merupakan perubahan dunia secara fisik dalam


artian ukuran dan bentuk dunia sama seperti sebelumnya namun yang berubah
adalah bagaimana kita manusia saling berinteraksi, bergerak melintasi jarak Fisik.
Perubahan globalisasi yang terpenting adalah mobilitas penduduk, sebagai contoh
dahulu kebnayakan orang tinggal di dekat tempat mereka dilahirkan. Sejak tahun
80an dengan kemujuan tekhnologi setiap orang sudah mampu menjangku
perjalanan jarak jauh baik yang sifatnya sementara (bisnis, belajar ato perpindahan
yang tidak terduga). Hal ini menjadi bukti bahwa kita saat ini adalah generasi yang
sedang bergerak tidak seperti sebelumnya. Bahakan kecenderungan peningkatan
mobilitas penduduk akan di perkirakan akan terus berlanjutan (johanna Hanefeld,
2015).
Dimensi kedua dari perubahan globalisasi adalah perubahan temporal yaitu
bagaimana kita memandang dan mengalami waktu dalam artian hubungan jarak
dan waktu sangatlah dekat. Kemajuan tekhnologi memungkinkan setiap orang dapat
bergerak lebih cepat dengan jarak lebih jauh. Selain itu kemajuan tekhnologi juga
memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan jarak jauh( dengan akses
internet). Perubahan temporal ini di satu sisi menguntungkan dibidang kesehatan
contohnya dengan peningkatan tekhnologi perjalanan dan komunikasi keduanya
memungkinkan penelitian dan kemajuan yang lebih besar dalam sainas kedokteran.
Kemudian di sisi lain juga dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif.
Contohnya saat manusia berpindah dari satu negara ke negara lain baik secara
sengaja atau tidak sengaja juga membawa virus atau bibit penyakit yang tentu saja
berdampak pada kesehatan (johanna Hanefeld, 2015).

Dimensi ketiga yang terkait dengan globalisasi adalah perubahan kognitif.


Yaitu perubahan yang mengacu pada bagaimana globalisasi mampu mengubah apa
yang kita pikirkan tentang diri kita dan dunia disekitar kita. Beberapa penyabab
perubahan kognitif adalah media massa, biro iklan, perusahaan konsultan, lembaga
penelitian dan pendidikan, kelompok agama dan partai politik. Perubahan kognitif
yang terjadi akibat globalisasi meliputi nilai budaya, kepercayaan, ideologi,
kebijakan dan pengetahuan (johanna Hanefeld, 2015)

2. PTM di dunia

Penyakit tidak menular secara global telah menunjukkan peningkatan


terhadap status kesehatan di indonesia dalam beberapa tahun terakhir. NCD adalah
penyebab utama kematian diseluruh dunia dan ancaman kesehatan masyarakat
sekarang ini. NCD yang paling umum terjadi yaitu kardiovaskular(CVD), diabetes
,kanker, dan penyakit pernafasan konis (Low et al., 2015)

Menurut laporan status global WHO untuk NCD 2012, secara global sekitar
38 juta orang meninggal karena NCD. dari total 56 juta orang yang meninggal
ditahun itu. WHO juga menemukan bahwa empat kelompok penyakit utama yaitu:
kanker,penyakit kardiovaskular,penyakit pernafasan kronis dan diabetes merupakan
penyumbang terbesar (82%) dari kematian akibat NCD (Hotez & Peiperl, 2015).

WHO mengemukakan bahwa penyakit kardiovaskular menyumbang


hampir satu setengah dari kematian yaitu sebesar 17,5 juta, selanjutnya diikuti oleh
kanker 8,2 juta jiwa, penyakit pernafasan 4,0 juta dan diabetes 1,5 juta (Hotez &
Peiperl, 2015).
penyakit kronis yang tidak dapat di tularkan dari seseorang ke orang lain
didefinisikan sebagai penyakit tidak menular (Menteri Kesehatan RI, 2015)

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit tidak menular seperti cardio vaskular
,diabetes, PPOK dan kanker menjadi pandemi yang muncul yang secara global dengan
jumlah angka kejadian yang lebih tinggi diindonesia.

Menurut laporan terbaru WHO ada enam faktor resiko yang terkait dengan
penyakit tidak menular sebagai faktor resiko utama untuk kematian antara lain : tekanan
darah tinggi, merokok, kadar darah tinggi,aktifitas fisik kurang , kelebihan berat badan atau
obesitas dan kadar kolesterol yang tinggi. Faktor-faktor inilah berkontribusi pada sebagian
besar kematian akibat penyakit kardio vaskular,penyakit metabolik dan kanker.

Penyakit tidak menular erat kaitannya dengan transisi globalisasi, urbanisasi


demografi dan gaya hidup( Narayan et al 2010). Indonesia mempunyai masalah complicated
salah satunya kesehatan, dengan penduduk yang cukup padat.

3. PTM di Indonesia

Beban penyakit tidak menular yang meningkat diindonesia sejalan dengan


pertumbuhan faktor resiko metabolik utama termasuk hipertensi, glukosa darah tinggi, dan
obesitas. Peningkatan PTM juga di pengaruhi oleh prilaku beresiko terkait gaya hidup seperti
diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan merokok. Pada tahun 2010 terjadi pergeseran pola
penyakit dimana PTM masuk kedalam 10 penyebab utama kematian dan kecacatan
diindonesia antara lain: stroke, TB, kecelakaan lalu lintas, diare, iskemia jantung,
diabetes,LBP, infeksi saluran pernafasan dan enselopati neonatus( rodrigo fernandez, dkk).

Menurut data riskesdas tahun 2013 insiden penyakit PTM diindonesia yaitu:
terutama hipertensi mengalami peningkatan dimana pada tahun 2007 persentase 7,6%
meningkat pada tahun 2013 menjadi 9,5%. Hal yang sama juga terjadi untuk kasus stroke,
dimana adanya peningkatan kasus dari 8,3/1000 (2007) menjadi 12,1 per 1000 (2013).
Demikian juga kasus diabetes melitus juga terjadi peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi
2,1% (2013). (risksesdas 2013)

4. keterkaitan PTM dan Global Health

Globalisasi merupakan penyebab peruabahan penting dari seluruh aspek kehidupan


manusia dikaitkan dengan perubahan politik dan ekonomi. Perubahan ini sangat berdampak
terhadap kesehatan baik positif maupun negatif (global and health).
Perubahan yang terpenting dari globalisasi adalah dalam konteks sosial, dimana
kehidupan kita berdampak besar terhadap kesehatan. Kesehatan kita dibentuk oleh faktor
keturunan misalnya, adanya kecendrungan terhadap penyakit tertentu dalam satu keluarga.
Selain faktor keturunan, kesehatan juga dibentuk oleh kondisi dimana orang dilahirkan,
tumbuh, hidup, bekerja,dan usia (WHO 2008), kita menyebut kondisi ini sebagai faktor
penentu kesehatan.

ss

Hotez P.J. & Peiperl L., Noncommunicable Diseases: A Globalization of Disparity?, PLoS
Med, 2015;12(7):e1001859.

johanna Hanefeld. Globalization and Health, Second ed, New york: Mc Graw Hill Education;
2015.

Low W.Y., Lee Y.K. & Samy A.L., Non-communicable diseases in the Asia-Pacific region:
Prevalence, risk factors and community-based prevention, Int J Occup Med Environ
Health, 2015;28(1):20-6.

Menteri Kesehatan RI, Penanggulangan penyakit tidak menular, 2015.

Anda mungkin juga menyukai