Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PELATIHAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KADER SIRAMI GIZI SEBAGAI


UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN BGM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI DURIAN
Pegangan Narasumber dan Fasilitator

TIM PENYUSUN
dr. Desfarina
dr. Aulia Annur
dr. Annisa Indriani Alamsyah
dr. Putri Salsabili

PROGRAM SIRAMI GIZI


UPTD PUSKESMAS SUNGAI DURIAN
KOTA SAWAHLUNTO
2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... ii


Daftar Isi................................................................................................................................... iii
Daftar Singkatan ..................................................................................................................... iv
BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
BAB 2 Peran, Fungsi, dan Kompetensi .................................................................................. 4
2.1. Peran ............................................................................................................................... 4
2.2. Fungsi.............................................................................................................................. 4
2.3. Kompetensi ..................................................................................................................... 4
BAB 3 Tujuan Pelatihan .......................................................................................................... 6
3.1. Tujuan Umum ................................................................................................................. 6
3.2. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 6
BAB 4 Peserta, Fasilitator, Narasumber, dan Penyelenggara ............................................. 7
4.1. Peserta ............................................................................................................................. 7
4.2. Fasilitator dan Narasumber ............................................................................................. 7
4.3. Penyelenggara ................................................................................................................. 7
BAB 5 Struktur Program......................................................................................................... 9
BAB 6 Diagram Alir Proses Pembelajaran dan Metode..................................................... 10
BAB 7 Garis Besar Program Pembelajaran ........................................................................ 11
BAB 8 Evaluasi ....................................................................................................................... 39
Annex 1 (MCQ) ...................................................................................................................... 44
Annex 2 (OSCE) .................................................................................................................... 47
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

KEP : Kekurangan Energi Protein

BGM : Bawah Garis Merah

MPASI : Makanan Pendamping ASI


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan anak merupakan salah satu program utama untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menilai kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara.Berdasarkan Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2017, AKI di Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 sebanyak 121
per 100.000 kelahiran hidup.Sedangkan angka kematian bayi tahun 2017 sebanyak 6 per 1000
kelahiran hidup.Angka kematian neonatus tahun 2017 sebanyak 6 per 1.000 kelahiran hidup.
Jumlah balita bawah garis merah pada tahun 2018 di provinsi Sumatera Barat sebanyak 2.858
bayi (0,8 persen) kota Sawahlunto sebanyak 35 orang (1 persen). (Dinkes Sumbar, 2017).
Sedangkan di Puskesmas Sungai Durian terdapat sekitar 8 orang balita bawah garis merah.
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam SDGs
adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri
yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya : kemiskinan,
perilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik sejak anak dilahirkan
yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator BB/TB dan IMT/U memberikan
indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam
waktu yang tidak lama (singkat), misalnya: mengidap penyakit tertentu dan kekurangan
asupan gizi yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Pada Tahun 2017 Kasus Balita Gizi
Buruk Ditemukan sebanyak 445 orang di Prov Sumbar (Dinkes Sumbar, 2017)
Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalam setiap kehidupan anak manusia. Suatu
masa golden age yang sangat penting, terutama untuk pertumbuhan fisik (Ahira, 2010). Balita
adalah masa yang disebut masa golden age atau masa keemasan anak. Pada masa ini, 90
persen sel-sel otak individu tumbuh dan berkembang. Bila pada masa golden age anak-anak
terabaikan, maka akan menjadi permasalahan bagi balita tersebut (Budirahardjo, 2011).
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi
sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak
bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
dengan usianya.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-
sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Salah satu upaya kuratif dalam penanggulangan balita BGM yaitu melalui pelayanan
tingkat puskesmas. Melalui puskesmas balita BGM mendapatkan pengobatan, perawatan,
serta diet KEP. Pendidikan non formal pada ibu balita BGM juga sangat diperlukan guna
perawatan dan penyiapan makanan bagi pasien BGM rawat jalan. Menurut Moehji (2002),
pengetahuan ibu mempengaruhi pola asuh gizi yang baik dalam pemberian asupan makan
pada anaknya dan hal tersebut merupakansalah satu faktor utama dalam peningkatan
pertumbuhan anak. Sejalan dengan hal tersebut, perlu diambil langkah-langkah terobosan
dalam upaya peningkatan pelayanan gizi di Puskesmas, yang merupakan bagian
tidaktersisihkan dari pelayanan kesehatan dasar di tingkat Puskesmas.
Balita Bawah Garis Merah (BGM) yang dirujuk pada puskesmas akan mendapatkan
perawatan salah satunya berupa konseling gizi. Menurut Lesmana(2005), menyebutkan
bahwa konseling gizi merupakan sebuah cara untuk membantu seseorang dan merupakan
sebuah intervensi untuk mengubah tingkah laku seseorang. Hal tersebut sejalan dengan
(Depkes RI (2008)), dengan adanya konseling gizi maka akan memberikan pendidikan
nonformal bagi ibu dengan pendidikan rendah yang berujung dengan peningkatan
pengetahuan seseorang. Hal tersebut dikarenakan dalam konseling gizi seseorang akan
mendapatkan informasi atau nasehat gizi dan dietik yang erat kaitannya dengan kondisi
gizi dan kesehatan seseorang, konselinggizi terlebih dahulu diawali dengan pengkajian
gizi (Depkes RI, 2002). Menurut WHO adapun mekanisme konseling gizi yang perlu
dilakukan agar keberhasilan konseling gizi dapat tercapai.
Puskesmas Sungai Durian adalah salah satu Puskesmas di Kota Sawahlunto, Provinsi
Sumatera Barat. Prevalensi balita garis merah cukup tinggi. Data Tahun 2018 tercatat
sasaran balita yang ditimbang setiap bulannya sebanyak 1125. Masih rendahnya
pencapaian D/S Bayi 84 % dari target 90% dan anak balita 75% dari target 85 % , dengan
N/D’ sebesar 72,5 %, sedangkan rata rata balita BGM setiap bulannya berjumlah 7 orang
dengan BGM/D sebesar 0,3 %. (Puskesmas Sungai Durian. 2018)

Minimnya pemberian konseling gizi yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan
dan petugas masyarakat menyebabkan para ibu tidak mampu mencegah dan mengatasi
sendiri masalah gizi balitanya. Tanpa konseling yang efektif dan efisien, pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan tidak akan efektif dalam menurunkan gizi yang
bermasalah pada balita.

Oleh karena itu, kami mengangkat kegiatan miniproject ini dengan judul “Upaya
Menurunkan Angka Balita dengan status Gizi Bawah Garis Merah di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Durian”
BAB 2
PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI

2.1. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai kader giziyang kompeten
dan aktif dalam berkontribusi untuk mengawasi (monitoring) kasus BGM termasuk
penatalaksanaannya di tengah masyarakat.

2.2. Fungsi
Dalam menjalankan perannya, peserta mempunyai fungsi melaksanakan pemantauan
asupan gizi balita BGM termasuk cara pengolahan makanan untuk balita serta mendeteksi
balita dengan BGM yang ditemukan di masyarakat sesuai kompetensi.

2.3. Kompetensi
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memiliki kompetensi untuk mampu:
a. Memahami permasalahan BGM di dunia, Indonesia, Sumatera Barat, Sawahlunto, dan
wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian
b. Mengenali program Puskesmas terkait hipertensi, yaitu “SIRAMI GIZI” (pemberian
buku saku gizi, kaderisasi, penatalaksanaan BGM, Pemantauan dan Pemberian asupan
balita BGM, Pelatihan PMBA, Pelaksanaan Pos Gizi)
c. Memahami peran Kader dalam menurunkan angka kejadian BGM.
d. Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang balita BGM sesuai umur berdasarkan
sumber.
e. Memberikan edukasi dan konseling kepada orang tua balita BGM terkait:
i. Upaya meningkatkan BB balita BGM.
ii. Cara pemilihan menu dan pengolahan makanan untuk balita BGM sesuai umur.
f. Memantau dan menyiapkan asupan makanan untuk balita BGM.
i. Mengumpulkan form pemantauan BGM setiap minggu
ii. Melakukan pemantauan dan pemberian asupan setiap hari
iii. Menelusuri penyebab balita BGM dan mencari alternatif penyelesaian masalah
atau berkonsultasi dengan pemegang program Gizi dan/atau dokter fungsional
puskesmas.
BAB 3
TUJUAN PELATIHAN

3.1. Tujuan Umum


Setelah pelatihan, peserta memiliki kemampuan dan aktif dalam melaksanakan peran
dan fungsinya sebagai kader Sirami Gizi dalam fungsi pemantauan dan pemberian asupan
pada balita BGM.

3.2. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
a. Memahami program “Sirami Gizi” Puskesmas Sungai Durian
b. Melakukan pengukuran BB dan TB pada balita.
c. Melakukan penentuan status gizi melalui pengisian KMS pada balita.
d. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita.
e. Mengisi sistem Informasi Posyandu SDIDDTK
f. Memahami asupan gizi (MPASI) yang seimbang yang diperlukan balita untuk tumbuh
kembang sesuai umur.
g. Memahami penyebab dari kejadian balita BGM, termasuk gambaran umum cara untuk
meningkatkan status gizi balita BGM.
h. Melakukan edukasi dan konseling
i. Memahami dan menerapkan peran kader Sirami Gizi dalam Pemantauan Balita BGM
BAB 4
PESERTA, FASILITATOR, NARASUMBER, DAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KADER HIPERTENSI

4.1. Peserta Pelatihan


a. Kriteria Peserta
Peserta adalah kader yang melakukan pemantauan terhadap balita BGM dan
melakukan tindakan sesuai kompetensi yang diberikan.
b. Jumlah Peserta
Dalam 1 (satu) kelas peserta maksimal berjumlah 15-20 orang.

4.2. Narasumber, Fasilitator, dan Instruktur Klinis


a. Narasumber
i. Dokter umum yang menguasai subjek yang disampaikan serta mengetahui
permasalahan balita BGM di wilayahnya
ii. Dinas Perikanan yang menguasai subjek yang disampaikan
iii. Pemegang program Gizi , yang menguasai subjek yang diajarkan
b. Fasilitator
Dokter umum dan profesi lain yang direkomendasikan IDI atau profesi terkait (pusat
atau provinsi, atau kabupaten atau kota). Fasilitator memiliki kemampuan
memfasilitasi peserta untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c. Instruksi Klinis
Instruksi klinis adalah dokter yang bekerja di rumah sakit tempat melakukan praktik
lapangan dan bertugas memberi penjelasan serta demonstrasi kepada para peserta
tentang contoh kasus-kasus yang berhubungan dengan subjek yang diberikan dalam
pelatihan. Instruktur klinis berkoordinasi dengan pihak panitia penyelenggara
pelatihan untuk menentukan waktu dan tempat melakukan praktik lapangan yang tidak
mengganggu kelancaran pelayanan kesehatan di tempat tersebut.

4.3. Penyelenggara dan Mekanisme Penyelenggaraan


Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota bekerja sama dengan pihak Puskesmas.
Penyelenggara wajib menggunakan kurikulum dan metode pembelajaran sesuai dengan
pedoman pelatihan “pemberdayaan masyarakat melalui kader Sadari Gizi sebagai upaya
pmenurunkan kasus balita BGM di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian”.
BAB 5
STRUKTUR PROGRAM

JPL
Materi Jumlah
T P PL
HARI KE-1
A. MATERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC) 1 - - 1
B. MATERI DASAR
1. Permasalahan Gizi Buruk di dunia, Indonesia, 1 - - 1
Sumatera Barat, Sawahlunto, dan Puskesmas
Sungai Durian
2. Program “Aksi Sirami Gizi” Puskesmas Sungai 1 - - 1
Durian
C. MATERI INTI
1. Pengisian SIP dan SDIDDTK 1 1 - 2
2. PMBA: pemberian makanan bagi anak balita, 1 1 - 2
MPASi bagi anak balita
3. Mengukur BB dan TB 1 1 - 2
4. Mengisi KMS dan menentukan status gizi balita 1 1 - 2
JUMLAH 7 4 - 11
Ket : T = Teori (1 JPL @ 45 menit); P = Praktik (1 JPL @ 45 menit)
PL = Praktik lapangan (1 JPL @ 60 menit)
BAB 6
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN DAN METODE

Tahap I : Pencairan/pendinamisasian peserta agar siap mengikuti pelatihan


Tahap II : Pembekalan materi dan keterampilan
Tahap III : Peserta melakukan praktik
Tahap IV : Petugas ditugaskan untuk menyusun rencana tindak lanjut

Pembukaan

BLC

Pra Tes

Wawasan Pengetahuan dan Keterampilan


Permasalahan BGM di dunia, 1. Pengisian SIP 4. Pengukuran BB dan TB
Indonesia, Sumatera Barat, 2. Melakukan SDIDDTK 5. Mengisi KMS dan
Sawahlunto, dan Puskesmas 3. PMBA: pemberian menentukan status gizi
Sungai Durian makanan bagi anak balita, balita
MPASi bagi anak balita

Program “Aksi Sirami Gizi”


Puskesmas Sungai Durian

Metode Metode
CTJ CTJ, Simulasi, Diskusi, Studi Kasus, Bermain Peran,
Demonstrasi, Praktik Model

RTL

Post Test & Evaluasi Penyelenggaraan

Penutupan
BAB 7
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

Nomor : MD-1
Materi : Permasalahan BGM di dunia, Indonesia, Sumatera Barat, Sawahlunto, dan
Puskesmas Sungai Durian
Waktu : 1 JPL (T = 1 JPL, P = 0 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami permasalahan balita
BGM di dunia, Indonesia, Sumatera Barat, Sawahlunto, dan Puskesmas
Sungai Durian
Tujuan
Pokok Bahasan/ Sub Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti Ceramah 1. LCD 1. SDGs 2030
materi ini, peserta Tanya 2. Laptop 2. Standar Pelayanan
mampu menjelaskan: Jawab 3. Bahan Minimal 2016
(CTJ) tayangan 3. Profil Kesehatan
1. Balita BGM 1. Kondisi balita BGM Indonesia
dan bagaimana 4. Profil Kesehatan
dampak dan akibatnya Provinsi
5. Laporan Tahunan
2. Angka BGM 2. Angka balita BGM di Puskesmas
dunia, Indonesia,
Sumatera Barat,
Sawahlunto, dan
Puskesmas Sungai
Durian

3. Kebijakan dan 3. Kebijakan dan strategi


strategi pemerintah untuk
pemerintah menurunkan angka
kejadian balita BGM

Peran Narasumber
 Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik bahasan terkait dengan Balita BGM,
angka kejadian Balita BGM, serta kebijakan dan strategi pemerintah
 Materi yang disampaikan proporsional, sesuai dengan tingkat nasional, provinsi, dan lokal
 Narasumber mempelajari dan menyampaikan kondisi setempat dan mengaitkan
kesinambungan antara kebijakan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota setempat

Peran Peserta Latih


 Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal yang tidak diketahui
Nomor : MD-2
Materi : Program “Aksi Sirami Gizi” Puskesmas Sungai Durian
Waktu : 1 JPL (T = 1 JPL, P = 0 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami program inovasi
“Aksi Sirami Gizi” Puskesmas Sungai Durian
Tujuan
Pokok Bahasan/ Sub Media dan
Peembelajaran Metode Referensi
Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti Ceramah 1. LCD 1. Laporan Puskesmas
materi ini, peserta Tanya 2. Laptop Sungai Durian
mampu menjelaskan: Jawab 3. Bahan 2. Puskesmas Sungai
(CTJ) tayangan Durian
1. Latar belakang 1. Latar belakang dan
dan analisis analisis situasi balita
situasi BGM di Puskesmas
Sungai Durian

2. Deskripsi umum teknis


2. Deskripsi umum pelaksanaan program
inovasi “Sirami Gizi”
Puskesmas Sungai
Durian

3. Indikator 3. Indikator keberhasilan


keberhasilan program sebagai
program evaluasi
(evaluasi)

4. Peran kader 4. Peran kader dalam


program Aksi “Sirami
Gizi”

Peran Narasumber
 Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik bahasan terkait dengan latar
belakang dan analisis situasi, deskripsi umum, indikator keberhasilan program, dan peran
kader
 Materi yang disampaikan proporsional
 Narasumber mempelajari dan menyampaikan kondisi setempat dan mengaitkan
kesinambungan antara kebijakan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota setempat
 Memberikan gambaran keterkaitan antara berbagai kegiatan di dalam program dan dengan
kebijakan pemerintah

Peran Peserta Latih


 Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal yang tidak diketahui
Peran Panitia
 Menyediakan buku saku Gizi Seimbang pada Balita.
Nomor : MI-1
Materi : Pengisian SIP dan SDIDDTK
Waktu : 2 JPL (T = 1 JPL, P = 1 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mengetahui tentang pengisian SIP dan
SDIDDTK

Tujuan Pokok Bahasan/


Media dan
Pembelajaran Sub Pokok Metode Referensi
Alat Bantu
Khusus Bahasan
Setelah mengikuti 1. CTJ 1. LCD 1. Buku Pegangan Kader
materi ini, peserta 2. Curah 2. Laptop Posyandu , Kemenkes
mampu menjelaskan pendapat 3. Bahan RI 2012
tentang : 3. Diskusi tayangan 2. Pedoman SDIDTK

1. SIP 1. Memahami sistem


informasi posyandu

2. Kegiatan stimulasi,
2. SDIDDTK skrining dan deteksi
dini tumbuh kembang
balita

Peran Narasumber
 Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik bahasan terkait dengan SIP dan
SDIDDTK
 Materi yang disampaikan proporsional
 Narasumber mempelajari dan menyampaikan mengenai SIP dan SDIDDTK.
Peran Peserta Latih
 Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal yang tidak diketahui
Nomor : MI-2
Materi : Pemberian makanan bagi anak balita (PMBA), MPASi bagi anak balita
Waktu : 2 JPL (T = 1 JPL, P = 1 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu mengetahui dan menyediakan
menu makanan untuk balita yang sesuai dengan angka kecukupan gizi.

Tujuan
Pokok Bahasan/ Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti 1. CTJ 1. LCD 1. Buku Saku Menu
materi ini, peserta 2. Curah 2. Laptop Balita
mampu melakukan pendapat 3. Bahan
pemeriksaan : 3. Simulasi tayangan
4. Diskusi 4. Alat
1. PMBA 1. Menu makanan balita Peraga
sesuai angka menu
kecukupan gizi
berdasarkan umur.

2. MPASI 2. Menyiapkan MPASI


sesuai umur.

Peran Narasumber
 Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik bahasan terkait dengan Pemberian
makanan bagi anak balita, MPASI sesuai umur.
 Memfasilitasi peserta dalam mempraktikkan cara pemilihan menu dan pengolahan
makanan serta cara memberi asupan terhadap balita.

Peran Fasilitator
 Mempersiapkan materi presentasi dan berkoordinasi dengan penyelenggara dalam
mempersiapkan perlengkapan praktik
 Memilih tempat praktik
 Memberi penugasan kepada peserta dalam bentuk simulasi dan diskusi
 Memfasilitasi peserta pada saat mendiskusikan studi kasus dan simulasi
 Membimbing peserta dalam melakukan simulasi
 Memberikan bimbingan dan umpan balik yang diperlukan selama praktik klinis

Peran Peserta Latih


 Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal yang tidak diketahui
 Melakukan simulasi dengan menggunakan media dan alat bantu
Nomor : MI-3
Materi : Mengukur BB dan TB
Waktu : 2 JPL (T = 1 JPL, P = 2 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami cara mengukur BB
dan TB anak sesuai dengan umur, serta menginterpretasikan status gizi balita.

Tujuan
Pokok Bahasan/ Sub Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti 1. Ceramah 1. LCD 1.
materi ini, peserta , tanya 2. Laptop
mampu menjelaskan: jawab 3. Bahan
2. Curah tayangan
1. Mengukur BB 1. Mengukur BB dan TB pendapat
dan TB dan menentukan status 3. Diskusi
Gizi berdasarkan
BB/U , TB/U dan
BB/TB

Peran Narasumber
 Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik bahasan
 Materi yang disampaikan proporsional
Peran Peserta Latih
 Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal yang tidak diketahui
Nomor : MI-4
Materi : Mengisi KMS dan menentukan status gizi balita.
Waktu : 2 JPL (T = 1 JPL, P = 1 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami gambaran umum
komplikasi penyakit hipertensi esensial
Tujuan Pokok Bahasan/ Media dan
Pembelajaran Sub Pokok Metode Alat Referensi
Khusus Bahasan Bantu
Setelah mengikuti 1. Ceramah, tanya 1. LCD 1.
materi ini, peserta jawab 2. Laptop
mampu 2. Curah pendapat 3. Bahan
menjelaskan: 3. Diskusi tayangan
1. Pengisian KMS dan
1. Mengisi KMS mengetahui
interpretasi dari
pemeriksaan

2. Menentukan 2. Menentukan status


status gizi balita gizi balita

Peran Narasumber
 Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik bahasan
 Materi yang disampaikan proporsional dan dapat dimengerti oleh awam

Peran Peserta Latih


 Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal yang tidak diketahui
Nomor : MP-1
Materi : Building Learning Commitment
Waktu : 2 JPL (T = 2 JPL, P = 0 JPL, PL = 0 JPL)
TPU : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu mengaplikasikan konsep
membangun konsep belajar atau kesepakatan dan motivasi belajar

Tujuan Pokok Bahasan/


Media dan
Pembelajaran Sub Pokok Metode Referensi
Alat Bantu
Khusus Bahasan
Setelah mengikuti 1. CTJ 1. LCD Kumpulan games dan
materi ini, peserta 2. Diskusi 2. Laptop energize, Pusdiklat
mampu : 3. Tugas 3. Tayangan Kemenkes 2004
4. Flipchart
1. Mengenal seluruh 1. Perkenalan antara
peserta dan peserta, fasilitator, dan
panitia panitia pelaksana
penyelenggara

2. Menguraikan 2. Harapan pembelajaran


harapan peserta
ketika mengikuti
fasilitatoran

3. Menyusun 3. Komitmen belajar


komitmen belajar
secara bersama

Peran Narasumber
 Mempersiapkan penyajian singkat tentang Building Learning Commitment
 Membangun suasana belajar yang kondusif dengan games dan energizer
 Memberi penugasan pada peserta

Peran Peserta Latih


 Menyampaikan harapan selama mengikuti fasilitatoran
 Menyusun komitmen belajar
BAB 8
EVALUASI

EVALUASI PENYELENGGARAN LATIHAN

Berikan tanda () pada kolom berikut ini sesuai dengan penilaian Saudara

Nilai
No Aspek yang Dinilai
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 Efektivitas penyelenggaraan
2 Relevansi dengan pelaksanaan
tugas
3 Persiapan dan ketersediaan sarana
diklat
4 Hubungan peserta dengan
penyelenggara pelatihan
5 Hubungan antar peserta
6 Pelayanan kesekretariatan
7 Kebersihan & kenyamanan kelas
8 Kebersihan & kenyamanan
auditorium
9 Kebersihan & kenyamanan ruang
makan
10 Kebersihan & kenyamanan asrama
11 Kebersihan toilet
12 Kebersihan halaman
13 Pelayanan petugas resepsionis
14 Pelayanan petugas kelas
15 Pelayanan petugas auditorium
16 Pelayanan petugas ruang makan
17 Pelayanan petugas asrama
18 Pelayanan petugas keamanan
19 Ketersediaan fasilitas olahraga,
ibadah, kesehatan

Saran/komentar terhadap :
1. Narasumber dan fasilitator

2. Penyelenggara/pelayanan panitia

3. Master of Training (MOT)


4. Sarana dan prasarana

5. Yang dirasakan menghambat

6. Yang dirasakan membantu

7. Materi yang paling relevan

8. Materi yang kurang relevan


PENILAIAN TERHADAP NARASUMBER/PELATIH/FASILITATOR

Nama Pelatihan :
Nama Narasumber/Pelatih.Fasilitator :
Materi :
Hari/Tanggal :
Pukul :

Berikan tanda centang () pada penilaian Saudara di kolom yang sesuai
No Penilaian 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Penguasaan materi
2 Ketepatan waktu
3 Sistematika penyajian
4 Penggunaan metode dan
alat bantu
5 Empati, gaya, dan sikap
terhadap peserta
6 Penggunaan bahasa dan
volume suara
7 Pemberian motivasi
belajar kepada peserta
8 Pencapaian tujuan
pembelajaran umum
9 Kesempatan tanya jawab
10 Kemampuan menyajikan
11 Kerapihan pakaian
12 Kerjasama antar tim
pengajar (jika merupakan
tim)

Keterangan:

45-55 : Kurang 56-75 : Sedang 76-85 : Baik >85 : Sangat Baik

Saran :
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
PRAKTIK MEMFASILITASI (MICRO-TEACHING)

Materi Pembelajaran :
Pokok Bahasan :
PETUNJUK PENILAIAN
1. Objek penilaian adalah aktivitas/kegiatan dalam pelatihan ini, untuk itu amatilah dengan
seksama seluruh komponen kegiatan
2. Berilah nlai (antara 2 dan 10) pada kolom hasil pengamatan dengan ketentuan:
[  ] Jika komponen kegiatan yang dilakukan/dimunculkan sesuai dengan kaidah yang
tercantum pada panduan dan dilakukan secara baik dan benar (efektif dan efisien), maka
dapat diberikan nilai 8, 9, atau 10
[ x ] Jika komponen kegiatan yang dilakukan/dimunculkan sesuai dengan kaidah yang
tercantum pada panduan tetapi dilakukan dengan kurang baik atau kurang benar (kurang
efektif/efisien), atau komponen kegiatan yang dilakukan/dimunculkan kurang sesuai
dengan kaidah yang tercantum pada panduan, maka dapat diberikan nilai 5, 6, atau 7
[ O ] Jika komponen kegiatan tidak dilakukan/dimunculkan sama sekali, maka dapat
diberikan nilai 2,3, atau 4
3. Berikan catatan khusus berupa kritik dan saran jika anda temukan hal yang kurang sesuai
dengan kaidah kediklatan yang baik dan benar sesuai dengan panduan. Berikan pujian jika
Anda temukan hal yang sudah baik sesuai panduan
Hasil Observasi
No Praktik Melatih
[] [X] [O]
A PEMBUKAAN
1. Pengucapan salam dan perkenalan pengkondisian situasi
dan lingkungan
2. Keterkaitan dengan materi sebelumnya, penyampaian
TPU/TPK dan Apersepsi
B PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Presentasi interaktif :
a. Menghantar sesi pembelajaran
b. Mengelola hubungan interaktif
c. Teknik bertanya efektif
- Cara/kaidah pertanyaan
- Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan
- Cara menanggapi jawaban
- Cara menanggapi pertanyaan
2. Penentuan metoda pembelajaran yang sesuai/efektif untuk
mencapai tujuan
3. Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran yang sesuai
dengan metode pembelajaran
4. Penguasaan substansi materi
5. Ketepatan alokasi waktu
C PENGAKHIRAN
1. Merangkum sesi pembelajaran/evaluasi/pencapaian
TPU/TPK
2. Kesesuaian penyimpulan pokok bahasan dengan TPU/TPK
dan pemberian pesan tindak lanjut
3. Pengucapan terima kasih dan salam perpisahan

JUMLAH

[𝑉]+[𝑋]+[𝑂]
Jumlah Kumulatif : = ___________
10

CATATAN [kritik, saran perbaikan, dan pujian] :


ANNEX 1

TES PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KADER SIRAMI


GIZI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN ANGKA KEJADIAN BALITA BGM DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini:

6. Manfaat KMS pada Balita ...


1. Balita BGM yang tidak cepat a. Deteksi tumbuh kembang tiap hari
ditatalaksana akan menyebabkan b. Deteksi tumbuh kembang tiap
terjadinya ... minggu
a. Gangguan pertumbuhan c. Deteksi tumbuh kembang tiap
b. Stunting bulan
c. Nyeri dada d. Deteksi tumbuh kembang bila ada
d. Sulit tidur kelainan saja
e. Tidak ada gejala e. Semua benar

2. BGM adalah singkatan dari ... 7. Yang disebut berat badan balita
a. Bawah Garis Merah dibawah garis merah adalah ...
b. Balita Gangguan Makan a. Garis pertumbuhannya turun
c. Balita Garis Merah b. Garis pertumbuhannya mendatar
d. Balita Gangguan Mekanisme c. Garis pertumbuhannya naik, tetapi
tumbuh pindah ke pita warna bawahnya
e. Balita Gangguan Menu makanan d. Berat badan balita 3 bulan
berturut-turut tidak naik
3. Yang bukan merupakan faktor risiko e. Semua benar
Balita BGM adalah ...
a. Keturunan 8. Macam macam format SIP adalah ...
b. Faktor Ekonomi a. Catatan ibu hamil. Kelahiran,
c. Riwayat Infeksi kematian bayi, kematian ibu hamil,
d. Riwayat penyakit bawaan melahirkan, nifas.
e. Kurangnya pemahaman orang tua b. Register bayi dan balita di wilayah
Posyandu
4. Cara menghitung status gizi balita c. Register WUS dan PUS di wilayah
adalah dengan rumus ... Posyandu
a. Z-Score d. Semua Salah
b. J- Score e. Semua Benar
c. O-Score
d. Kid-Score 9. Yang disebut dengan stunting pada
e. Children-Score penentuan status gizi adalah ...
a. Gabungan dari sangat pendek dan
5. Yang perlu diukur untuk menentukan pendek
status gizi, kecuali ... b. Gabungan dari gizi buruk dan
a. Berat Badan pendek
b. Tinggi Badan c. Gabungan dari gizi kurang dan
c. Lingkar kepala sangat kurus
d. Lingkar dada d. Gabungan dari pendek dan sangat
e. Lingkar perut kurus
e. Gabungan dari sangat kurus dan
gizi buruk
10. Pemberian MPASI usia 6 – 9 bulan ... c. 200-300 g/hari
a. Frekuensi 3 kali sehari d. 300-350 g/hari
b. Jumlah nya setengan cangkir (250 e. 500-600g/hari
ml)
c. Memberikan makanan yang
bervariasi 16. Gangguan tumbuh kembang yang
d. Memberikan makanan keluarga sering ditemukan adalah...
usia 9 bulan a. Gangguan bicara dan bahasa
e. A, b, c benar b. Sindrom Down
c. Perawakan pendek
11. Yang termasuk sumber zat besi ... d. Autisme
a. Daging e. Semua Benar
b. Tempe
c. Tahu 17. Hal yang harus diperhatikan orang tua
d. Kentang atau kader untuk mendeteksi
e. Wortel penyimpangan tumbuh kembang,
kecuali...
12. Yang termasuk Sumber vitamin A, a. Gerak Kasar
kecuali... b. Gerak Halus
a. Pepaya c. Bicara dan Bahasa
b. Mangga d. Sosialisasi dan kemandirian
c. Markisa e. Kemampuan mengingat
d. Sayuran hijau 18. Kegiatan posyandu balita diadakan
e. Kacang kacangan setiap ...
a. Setiap hari
13. Yang disebut suplementasi gizi adalah b. 1x seminggu
kecuali ... c. 1x sebulan
a. Bubuk tabur gizi d. 1x setahun
b. Kapsul vitamin C e. 1x 5 tahun
c. Kapsul vitamin A
d. Pemberian Makanan tambahan 19. Sirami Gizi merupakan program
e. Tablet tambah darah puskesmas untuk ...
a. Deteksi dini Gizi Buruk
14. Ikan Lele sebagai PMT berfungsi b. Pengobatan Gizi Buruk
sebagai sumber ... c. Penurunan angka balita BGM
a. Protein tinggi dan Vit A d. Penyuluhan Gizi Buruk
b. Protein tinggi dan serat e. Diagnosis Gizi buruk
c. Protein tinggi dan Mineral
d. Protein tinggi dan karbohidrat 20. Sasaran utama program Sirami Gizi
e. Semua salah adalah ...
a. Seluruh sasaran Posyandu Balita
15. Kebutuhan konsumsi sayur dan buah b. Lanjut usia
menurut WHO untuk balita adalah ... c. Usia produktif
a. 300-400g/hari d. Balita BGM
b. 100-150g/hari e. Balita dengan BB Kurang

Anda mungkin juga menyukai