Anda di halaman 1dari 10

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No.

3, Oktober 2015

PENGARUH INJECTION TIME DAN BACKPRESSURE TERHADAP CACAT


PENYUSUTAN PADA PRODUK KEMASAN TOPLES DENGAN
INJECTION MOLDING MENGGUNAKAN MATERIAL POLISTYRENE
U. Wahyudi
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta

Abstrak -- Produk kemasan kue atau toples adalah produk rumah tangga yang sangat dibutuhkan untuk
menaruh berbagai macam-macam kue kering, Produk plastik ini terdiri dari badan dan tutup, kedua
komponen ini pada saat dirakit memerlukan kepresisian yang lumayan bagus oleh karena material yang
digunakan plastik, maka faktor penentuan penyusutan(shrinkage) memegang peranan sangat penting
pada saat dicetak dengan mesin injection molding yang menggunakan material polistyrene. Pada saat
produksi pernah terjadi kegagalan produk fitting terlalu kencang dan ada juga fitting yang kendor antara
tutup dengan badan akibatnya produk tidak lolos produksi oleh quality control. Didalam tugas akhir ini
penulis melakukan langkah-langkah bagaimana teknik menganalisa cacat penyusutan (shrinkage)
material plastik terutama di khususkan material polystyrene dimulai dari proses injection molding lalu
diambil sampel produk dengan tingkat pengujian yang berbeda lewat settingan parameter. Dengan
waktu injeksi dan backpressure yang berbeda-beda akan menghasilkan ukuran produk dan nilai
shrinkage yang berbeda pula. Nilai temperatur leleh yang baik digunakan untuk material polistyrene
dengan ketebalan produk kemasan toples 0,75 mm, diameter produk 140,94 mm dan tinggi 58,29 mm.
berkisar antara 2400C – 3100C. Cacat penyusutan pada material polystyrene pasti ada walaupun tidak
sebesar pada material lain seperti PP dan LDPE dan bisa diminimalkan dengan setting parameter
proses yang bagus. Nilai shrinkage yang baik dan ideal dan sesuai standar terjadi pada settingan
backpressure 30 kgf/cm² dengan waktu injeksi yaitu 2 detik. Dengan parameter yang konstan, mulai
dari injection speed 120 cm/s, 65 cm/s. Injection pressure 1400 kgf/cm² dan pack pressure 1200 kgf/cm²,
pack time 0,5 sec, Shot size 55 mm, kemudian cooling time 2 detik dengan temperatur mold 600 C.

Kata kunci: material plastik, injection molding, shrinkage

1. PENDAHULUAN pengaturan parameter setting pada mesin


injection molding. Dimana parameter tersebut
Saat ini plastik merupakan bahan atau material yang berpengaruh besar terhadap cacat produk
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan shrinkage, yaitu injection time dan backpressure.
manusia, sebagai bahan yang sangat mudah Selama ini para teknisi di tempat saya bekerja
didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern, melakukan setting parameter proses mesin
Untuk bisa membuat sebuah produk plastik yang melalui cara trial and error, untuk mendapatkan
sesuai dengan apa yang kita kehendaki tentunya produk yang sesuai standar. Hal ini menyebabkan
dibutuhkan teknologi yang memadai baik itu dari waktu proses (cycle time) kurang optimal. Dengan
sisi mesin injection, cetakan injeksi, material, berkurangnya waktu proses (cyle time) maka
metode dan manusia, Dari berbagai macam terjadi peningkatan jumlah produksi dengan biaya
parameter tersebut, salah satu faktor yang produksi yang lebih efesien. Berdasarkan latar
dominan adalah pengaturan parameter setting belakang masalah di atas maka masalah yang
pada mesin injection molding. Di perusahaan dapat penulis rumuskan yaitu sejauh mana
tempat saya bekerja misalnya, masih banyak pengaruh Injection time dan backpressure
terjadi cacat produk, terutama masalah terhadap hasil cetak kemasan toples dengan
penyusutan (shrinkage) yang mengakibatkan mengunakan proses injection molding.
menurunnya jumlah produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat
Produk plastik yang diteliti adalah produk menganalisa pengaruh injection time dan
kemasan toples. Dimana produk ini dicetak backpressure ketika proses injection terhadap
dengan mesin injection molding yang seberapa besar cacat penyusutan yang terjadi.
menggunakan material polistyrene. Pada saat
produksi pernah terjadi kegagalan produk fitting 2. TINJAUAN PUSTAKA
terlalu kendor dan ada juga fitting yang kencang
atau seret antara tutup dengan badan akibatnya 2.1 Injection Molding
produk tidak lolos produksi oleh quality control.
Waktu proses (cycle time) pembuatan produk Secara umum pengertian injection molding adalah
ini bervariasi, tergantung dari berbagai macam proses pembentukan suatu benda atau produk
parameter yang berpengaruh dalam pembuatan dari material plastik dengan bentuk dan ukuran
produk tersebut, Dari berbagai macam parameter tertentu yang mendapat perlakuan panas dan
tersebut, salah satu faktor yang dominan adalah pemberian tekanan dengan menggunakan alat

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 82

bantu berupa cetakan atau mold, Mold plastik 2.2 Mekanisme Mesin Injection Molding
pada prinsipnya adalah suatu alat (tool) yang
digunakan untuk membuat komponen – Proses injection molding dapat diringkas sebagai
komponen dari material plastik dengan sarana berikt:
mesin cetak plastik, metode dasar plastik molding a) Material plastik yang telah dicampur dengan
untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan bahan pellet dan pewarna untuk bahan
sifat-sifat fisik yang diinginkan bentuk desain plastik dimasukan kedalam hopper. Lalu
produk, luas penampang, ketebalan, insert yang material plastikakan memasuki rongga plastik
panjang, tuntutan ukuran (toleransi) yang harus pada ulir screw.
dipenuhi dan pemilihan material merupakan faktor b) Screw bergerak mundur dan berputar
yang berpengaruh. berlawanan dengan arah jarum jam
Proses injection molding merupakan proses membawa butiran-butiran plastik jatuh dari
pembentukan benda kerja dari material hopper. Biji plastik ini dipanaskan oleh
thermoplastic berbentuk butiran yang ditempatkan gesekan yang terjadi dan pemanas tambahan
kedalam suatu hopper/torong dan masuk kedalam dari barrel, sehingga butiran - butiran plastik
silinder barrel injeksi yang kemudian didorong tersebut meleleh. Screw mundur sampai
oleh mekanisme screw melalui nozzle mesin dan batas yang telah ditentukan (bersamaan
sprue bushing masuk kedalam rongga (cavity) dengan material yang maju kedepan bilik
cetakan yang sudah pada kondisi tertutup. screw, oleh karena putaran mundur dari screw
Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan tersebut) dan putaran screw tersebut
dibuka dan produk akan dikeluarkan dengan berhenti.
mekanisme ejector. Material yang sangat sesuai c) Langkah berikutnya adalah menutup mold.
adalah material thermoplastik, hal ini di sebabkan Kemudian screw didorong maju oleh gerakan
karena pemanasan material ini dapat melunak piston, mendorong lelehan plastik dari bilik
dan sebaliknya akan mengeras lagi bila di screw (screw chamber) melalui nozzle masuk
dinginkan. Perubahan-perubahan yang terjadi kedalam rongga mold (dalam tahap ini screw
hanya bersifat fisik, jadi bukan perubahan secara hanya bergerak maju saja, tanpa berputar).
kimiawi sehingga memungkinkan mendaur ulang d) Lelehan plastik yang telah diinjekkan
material sesuai dengan kebutuhan yang mengalami pengerasan, oleh karena
diinginkan. bersentuhan dengan dinding yang dingin dari
Material plastik yang dipindahkan dari silinder mold. Di bawah pengaruh holding pressure,
pemanas temperature suhunya berkisar antara lelehan material dari tekanan screw
175 ºC hingga 290 ºC.Semakin panas suhunya, ditambahkan untuk mengimbangi kepadatan
plastik material itu akan semakin cair/encer volume dari material ketika dingin.
(rendah viskositasnya) sehingga semakin mudah e) Setelah proses pendinginan dan kekakuan
diinjeksikan/disemprotkan masuk kedalam mold. dari produk yang telah dibentuk, screw akan
Setiap material memiliki karakteristik suhu mundur untuk melakukan pengisian barrel.
molding. Semakin lunak formulasinya, yang Pada saat itu clamping unit akan bergerak
berarti kandungan plastis tinggi, membutuhkan untuk membuka mold. Produk dikeluarkan
temperature rendah, sebaliknya yang memeiliki oleh ejector yang telah ada dalam mold. Jika
formulasi lebih keras butuh temperatur tinggi. system ejector semi otomatis, maka ejector
Bentuk-bentuk partikel yang sulit, besar dan mendorong produk tetapi tidak sampai keluar
jumlah cavity yang banyak serta runner yang dari mold sehingga diperlukan tenaga
panjang menyebabkan tuntutan temperatur yang operator untuk mengeluarkan produk.
tinggi atau naik.Umumnya, mesin Injection f) Setelah produk tersebut keluar/ dikeluarkan
molding terdiri dari 4 kesatuan fungsi, yaitu: oleh ejector, maka siap untuk dilakukan
a) Mold Clamp Unit, penginjekan berikutnya sesuai dengan alur
b) Injection Unit yang telah diuraikan diatas.
c) Molding Unit
d) Control System 2.3 Parameter Proses

Setiap unitnya akan dibahas pada keterangan Untuk memperoleh benda cetak dengan kualitas
dibawah ini untuk mold pada mesin Injection hasil yang optimal, perlu mengatur beberapa
Molding sangatlah bervariasi terhadap berbagai paramater yang mempengaruhi jalannya proses
produk plastik, sehingga diperlukan mold khusus produksi tersebut. Parameter-parameter suatu
untuk masing-masing produk, tetapi mesin proses tentu saja ada yang berperan sedikit dan
Injecion Molding dapat dipergunakan untuk adapula yang mempunyai peran yang signifikan
berbagai macam mold yang berbeda dengan dalam mempengaruhi hasil produksi yang
ukuran yang sesuai dengan spesifikasi dimensi diinginkan. Biasanya orang perlu melakukan
pada mesin. beberapa kali percobaan hingga ditemukan

ISSN 2089 - 7235


83 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

parameter-parameter apa saja yang cukup g) Backpressure (Tekanan balik)


berpengaruh terhadap produk akhir benda cetak. Backpressure adalah tekanan yang terjadi dan
Adapun parameter-parameter yang berpe-ngaruh sengaja dibuat atau di adjust untuk menahan
terhadap proses produksi plastik melalui metoda mundurnya Screw pada saat proses charging
injection molding adalah: berlangsung. Backpressure ini aktif atau diaktifkan
pada mode operasi Semi-Auto atau Full-Auto. Bila
a) Temperatur leleh (melt temperature) diaktifkan pada saat Manual Charging, maka yang
Melt temperature adalah batas temperatur dimana terjadi adalah Drolling, yaitu keluarnya material
bahan plastik mulai meleleh kalau diberikan enegi plastik cair dari lubang Nozzle tanpa mundurnya
panas. Screw atau Screw mundur tetapi memakan waktu
lama untuk mencapai Shot Size. Back Pressure
b) Batas tekanan (pressure limit) berfungsi sebagai:
Pressure limit adalah batas tekanan udara yang 1) Pencampuran atau Mixing material menjadi
perlu diberikan untuk menggerakkan piston guna lebih baik, homogen, kualitas kepadatan
menekan bahan plastik yang telah dileleh-kan. material plastik cair lebih baik dan siap untuk
Terlalu rendah tekanan, maka bahan plastik proses injection.
kemungkinan tidak akan keluar atau terinjeksi ke 2) Shot Size yang konsisten, atau tetap, atau
dalam cetakan. Akan tetapi jika tekanan udara stabil sebagai jaminan untuk Shot-Shot
terlalu tinggi dapat mengakibatkan tersemburnya berikutnya dengan kondisi yang sama besar
bahan plastik dari dalam cetakan dan hal ini akan Volume materialnya, berat produk, dan
berakibat proses produksi menjadi tidak efisien. dimensi produk yang dihasilkan.
3) Pencampuran warna Pigmen yang lebih baik.
c) Waktu tahan 4) Menghilangkan Gas atau udara yang ikut
Waktu Tahan adalah waktu yang diukur dari saat dalam proses Charging.
temperatur leleh yang di-set telah tercapai hingga
keseluruhan bahan plastik yang ada dalam tabung Efek samping Backpressure adalah:
pemanas benar-benar telah meleleh semuanya. 1) Terjadi peningkatan suhu Barrel dari setting
Hal ini dikarenakan sifat rambatan panas yang suhu yang kita buat.
memerlukan waktu untuk merambat ke seluruh 2) Peningkatan waktu Charging sehingga Cycle
bagian yang ingin dipanaskan. Dikhawatirkan jika Time menjadi lebih panjang.
waktu tahan ini terlalu cepat maka sebagian 3) Dapat berakibat Drolling pada saat Mold
bahan plastik dalam tabung pemanas belum Open.
meleleh semuanya, sehingga akan memper-sulit
jalannya aliran bahan plastik dari dalam nozzle 2.4 Waktu Proses (Cycle Time)

d) Waktu Penekanan Waktu siklus (cycle time) adalah waktu yang


Waktu penekanan adalah durasi atau lamanya dibutuhkan oleh suatu mesin untuk membuat
waktu yang diperlukan untuk memberikan tekanan suatu produk. Waktu siklus injection molding,
pada piston yang mendorong plastik yang telah terbagi dalam beberapa phase yang saling
leleh. Pengaturan waktu penekanan bertujuan berhubungan yaitu:
untuk meyakinkan bahwa bahan plastik telah
benar-benar mengisi ke seluruh rongga cetak. a) Closing the mold
Oleh karenanya waktu penekanan ini sangat Male mold bergerak maju ke arah female mold
tergantung dengan besar kecilnya dimensi (proses menutupnya mold)
cetakan (mold). Makin besar ukuran cetakan
makin lama waktu penekan yang diperlukan. b) Injection time
Waktu yang dibutuhkan screw untuk menekan
e) Temperatur cetakan (mold temperature) material plastik yang telah dilelehkan masuk
Mold Temperature yaitu temperatur pemanasan kedalam mold cavity. Injection time ini dipengaruhi
awal cetakan sebelum dituangi bahan plastik yang oleh injection stroke, injection speed dan injection
meleleh. pressure.

f) Kecepatan injeksi (injection rate) c) Cooling time


Injection rate yaitu kecepatan lajunya bahan Waktu yang diperlukan untuk mendinginkan mold
plastik yang telah meleleh keluar dari nozzle untuk dan produk. Pendinginan mold sebenarnya sudah
mengisi rongga cetak. Untuk mesin-mesin injeksi berlangsung terus menerus, karena air sebagai
tertentu kecepatan ini dapat terukur, tetapi untuk media pendingin selalu bersikulasi, sehingga
mesin-mesin injeksi sederhana kadang-kadang waktu pendinginan mold ini hanya berfungsi
tidak dilengkapi dengan pengukur kecepatan ini. selama mold sudah terisi material dan diatur
bersamaan dengan waktu holding time.

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 84

2.5 Material Plastik phenolics and beberapa resin polyester adalah


termosetting. Contoh bahan thermosetting
Istilah plastik mencakup semua bahan yang adalah: Bakelit, Silikon dan Epoksi. Polimer
mampu dibentuk. Dalam pengertian yang lebih thermosetting adalah polimer network. Mereka
luas, plastik mencakup semua bahan sintetik menjadi keras secara permanen selama
organik yang berubah menjadi plastis setelah pembentukannya dan tidak melunak ketika
dipanaskan dan mampu dibentuk dibawah dipanaskan.
pengaruh tekanan. Molekul – molekul yang
menyusun plastik adalah rantai karbon panjang 3) Bahan Elastomer
yang membuat plastik banyak memiliki sifat – sifat Polimer Elastomer yaitu bahan yang sangat
yang baik. Pada umumnya material yang tersusun elastis. Contoh bahan elastis adalah: karet
dari molekul rantai panjang disebut polymer. Pada sintetis. Polimer memiliki beberapa karakteristik
dasarnya plastik secara umum digolongkan ke untuk menggambarkan sifat fisik dan sifat
dalam 3 (tiga) macam dilihat dari temperaturnya kimianya. Sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi
yakni: aplikasi penggunaan polimer tersebut.

1) Bahan Thermoplastik (Thermoplastic) 2.6 Penyusutan / Shrinkage


Adalah polimer yang akan melunak bila
dipanaskan dan setelah didinginkan akan dapat Material – material thermoplast dan thermosets
mengeras dan menjadi rapuh. Proses tersebut tersebut dibentuk dengan proses pencetakan,
dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dimana pada proses tersebut akan terjadi proses
dibentuk ulang dalam berbagai bentuk cetakan perubahan bentuk dan proses penyusutan. Dan
yang berbeda sehingga dapat diperoleh produk semua material plastik akan mengalami proses
polimer baru. Polimer termoplastik tidak memiliki penyusutan selama proses pendiginan di dalam
sambungan – sambungan antar rantai dan luar cetakan, penyusutan ini akan
polimernya. Memiliki struktur molekul linear atau menyebabkan ukuran-ukuran produk yang
bercabang. Contoh bahan thermoplastik adalah : dihasilkan mengalami perubahan – perubahan
Polistiren, Polietilen, Polipropilen, Nilon, Plastik dengan besaran yang sangat variatif, untuk
fleksiglass dan Teflon. Polimer termoplastik mengantisipasi hal tersebut dapat dilakukan
memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut: dengn cara menambahkan ukuran yang akan
 Berat molekul kecil dibuat dicetakan injeksi, namun sebelumnya
 Tidak tahan terhadap panas harus diketahui dulu material plastik yang
 Jika dipanaskan akan melunak digunakan dan karakteristiknya, baru dapat
 Jika didinginkan akan mengeras ditentukan penambahan ukuran. Penyusutan
 Fleksibel material plastik yang terjadi akan saling tarik
 Mudah diregangkan menarik antara dinding yang satu dengan dinding
 Titik leleh rendah yang lainnya, antar kontur atau bentuk produk,
sehingga banyak faktor yang dapat
 Dapat dibentuk ulang
mempengaruhi proses ini. Adapun faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi penyusutan adalah:
2) Bahan Thermoseting (Thermosetting)
Polimer thermosetting adalah polimer network.  Material type, jenis material plastik yang
Mereka menjadi keras secara permanen selama digunakan menjadi faktor utama pada saat
pembentukannya dan tidak melunak ketika perancangan cetakan plastik,karena setiap
dipanaskan Polimer network mempunyai crosslink material plastik memeiliki penyusutan yang
kovalen di antara rantai polimer yang berdekatan. berbeda-beda.
Selama pemanasan, ikatan ini mengikat rantai  Wall Thickness, ketebalan dinding produk
polimer menjadi satu untuk menahan gerakan semakin besar tingkat penyusutan akan
vibrasi dan rotasi rantai pada temperature tinggi. semakin besar pula(sinkmark)
Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa  Product contour, semakin banyak kontur
material tidak melunak ketika dipanaskan. dapat mengurangi proses penyusutan, karena
Crosslink biasanya dominan, 10 hingga 50% unit dapat menahan laju penyusutan produk.
pengulanang rantai mengalami crosslink. Hanya  Cooling time process, waktu proses
pemanasan yang berlebih yang akan pendinginan didalam dan diluar mold.
menyebabkan beberapa ikatan crosslink dan  Cooling channel and circulation, jalur sirkulasi
polimer itu sendiri mengalami degradasi. proses media pendinginan, semakin banyak
Polimer termoset biasanya lebih keras dan jalur cooling akan mempercepat laju
kuat daripada termoplastik dan mempunyai penyusutan.
stabilitas dimensional yang lebih baik.
Kebanyakan polimer crosslink dan network Plastik merupakan bahan yang tergantung
termasuk vulcanized rubbers, epoxies, dan pada perubahan suhu. Penyusutan terjadi akibat

ISSN 2089 - 7235


85 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

perubahan densitas dari temperatur proses ke 3.3 Pengolahan Data


temperatur ruang.
Hasil percobaan diatas di analisa apakah terjadi
2.7 Processing Shrinkage cacat penyusutan atau tidak, tentu tidak terlepas
dari pengukuran suatu panjang mold pada produk
Seluruh perubahan ukuran dapat terjadi dalam 24 tersebut. Setelah itu membandingkan dengan
jam setelah produksi. Sehingga apabila kita ingin panjang produk yang telah jadi, apakah ada selisih
menghitung nilai shrinkage, kita harus diantara keduanya dan bila terdapat selisih maka
mendiamkan dahulu produk selama 24 jam pada terjadi cacat penyusutan.
suhu ruang. Rumus untuk menghitung nilai
shrinkage: 3.4 Analisis Data

Pada tahap ini penulis melakukan analisa


S= 100 (%)
terhadap data yang telah didapat, dihitung dan
disajikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui
dimana: nilai mana yang rendah dan nilai mana yang
 S = nilai shrinkage/penyusutan tinggi.
 Lm = ukuran panjang mold
 Lp = ukuran panjang produk 3.5 Data Produk Spesifikasi Material
Sebagai contoh, jika kita menggunakan mold
dengan ukuran panjang (Lm) = 95 mm, dan Data aktual produk toples dikumpulkan dari hasil
mendapatkan ukuran produk dengan panjang (Lp) observasi langsung di lapangan dari departemen
= 93 mm. Nilai Shrinkage (S) = ((95-93) / 95) x 100 produksi. Data sebagai berikut:
% = 2,1 %  Family name : Polistyrene (PS)
 Trade name : Styron 666 H
3. METODE PENELITIAN  Manufacture : PT DOW CHEMICAL
 Family abbreviation: High Impact Polistyren
3.1 Identifikasi Masalah (HIPS)
 Temp in machine : 210 ⁰C – 320 ⁰C
Pada tahap awal ini penulis melakukan studi
 Melt Flow Rate : 8 g /10 min
lapangan yang dilakukan langsung pada mesin
 Melting Point : 240 ⁰C
injection fanuc roboshot S2000iB dan cetakan
injeksi (mold) kemasan toples guna untuk  Tensile Strengt at yield: 48 MPa
mengidentifikasi kegagalan yang sering timbul  Flexural Modulus: 3,103 MPa
pada saat massproduction produk kemasan
3.6 Data Spesifikasi Mesin Injection
toples tersebut. Dari kegagalan yang ada terlihat
jelas bahwa sering terjadi antara fitting tutup dan
Data spesifikasi teknis mesin injection yang
badan seret atau susah dipasang dan juga fitting
digunakan didalam produksi plastik toples
antar tutup dan badan kelonggaran, akibat dua
dikumpulkan dari hasil observasi langsung dari
masalah tersebut produk dianggap reject oleh
departemen Maintenance. Data sebagai berikut:
quality control, belajar dari kegagalan tersebut,
dapat dianalisa bahwa ukuran atau dimensi yang  Merk Mesin Injection : FANUC ROBSHOT S-
akurat dapat menurunkan tingkat kegagalan 2000i 100B
tersebut. Semakin akuratnya ukuran atau  Power of Heater : 8.4 kw
toleransi antara badan dan tutup kemasan toples  Clamping Mechanisme: Toggle Mechanism
maka kemungkinan masalah fitting seret dan  Max clamping Force : 100 Ton
kelonggaran pada badan dan tutup kemasan  Clamp stroke : 350 mm
toples akan semakin kecil.  Screw Diameter : 32 mm
Terkait dengan itu, penulis menilai bahwa ada  Max Injection Press : 220 Mpa
satu faktor yang berpengaruh terhadap  Max Injection Volume : 76 cm³
penyusutan (shrinkage). Shrinkage di definisikan  Max Injection Rate : 265 cm³/s
sebagai perbedaan antara dimensi produk  Die Height(max-min) : 450 – 150 mm
cetakan dengan dimensi cetakan di ukur pada  Tie bar distance (HXV): 160 X 410 mm
temperature kamar atau ruang.
3.7 Data Reject dan Produk Toples
3.2 Pengambilan Data
Data reject dari produk toples yang diproduksi
Hasil pengamatan yang dilakukan secara periode bulan April sampai dengan bulan Juli
langsung diolah dan dikelompokan manjadi data 2014 berdasarkan laporan sasaran mutu
dalam bentuk tabel. departemen produksi sebagai berikut:

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 86

 Scracth adalah defect visual yang ditandai


Reject Qty dengan adanya goresan pada permukaan
NO %
Produksi (pcs) produk. defect ini biasanya dipengruhi oleh
kualitas polishing permukaan cavity dan core
1 Fitting kendor 2,055 27.48%
mold.
2 Scracth 1,003 13.41%
3 Flashing 1,059 14.16% 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4 Black dot 1,536 20.54%
Dalam menganalisa suatu produk apakah terjadi
5 Short-shot 1,824 24.39% cacat penyusutan atau tidak, tentu tidak terlepas
TOTAL REJECT 7,477 dari pengukuran suatu panjang mold pada produk
tersebut. Setelah itu membandingkan dengan
3.8 Data jenis defect panjang produk yang telah jadi, apakah ada
selisih diantara keduanya dan bila terdapat selisih
Data jenis defect dikumpulkan dari data hasil maka terjadi cacat penyusutan. Cacat
wawancara.Wawancara yang dilakukan pada penyusutan/ shrinkage ini dapat diketahui besar
bagian produksi dan bagian quality control kecilnya dengan perhitungan. Misalkan
dilakukan untuk lebih mengetahui tentang jenis perhitungan dengan temperatur 240 – 310 0C
defect yang dianggap oleh management memang yang menggunakan injection time 1 detik, 1,5
sering terjadi: detik dan 2 detik dan backpressure 20 kgf/cm², 30
kgf/cm² dan 40 kgf/cm².
 Short Shot adalah defect visual kondisi
dimana produk tidak jadi sempurna ditandai
a) Perhitungan I
dengan tidak penuhnya produk plastik. defect
Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 20
ini biasanya terjadi akibat terlalu cepat waktu
kgf/cm² dan temperatur leleh 240 – 3100C.
filling injection atau injection stroke kurang. , ,
 Black dot adalah defect visual yang ditandai S= 100 (%),
,
adanya bintik yang merekat pada permukaan S = 0,99%
produk. Defect ini biasanya terjadi karena
material dasarnya terkontaminasi oleh b) Perhitungan II
kotoran. Waktu injeksi 1.5 detik dengan backpressure 30
 Flashing adalah defect visual yang ditandai kgf/cm² dan temperatur leleh 240 – 3100C.
oleh adanya tumpahan material plastik , ,
S= 100 (%),
,
melebihi dari cavity, sehingga untuk
S= 0,73%
memperbaikinya harus melalui proses
pemotongan plastik yang berlebih.
c) Perhitungan III
 Shrinkage adalah defect visual yang ditandai
Waktu injeksi 2 detik dengan backpressure 40
oleh fitting antar badan dan tutup menjadi
kgf/cm² dan temperatur leleh 240 – 3100C.
kendor atau seret. defect ini biasanya terjadi , ,
dipengaruhi oleh parameter proses setting S= ,
100 (%),
mesin injection, tipe material, kontur produk, S = 0,42%
ketebalan dinding produk, proses
pendinginan diluar dan didalam cetakan.

4.1 Hasil Data Pengujian I

DATA PENGUJIAN I

Waktu Injeksi Backpressure Temp Leleh Lp Shrinkage


No
(sec) (kgf/cm²) (⁰C) (mm) (%)
1 1 20 240 - 310 57,71 0.99
2 1 20 240 - 310 57,71 0.99
3 1 20 240 - 310 57,71 0.99
4 1 30 240 - 310 57,78 0.87
5 1 30 240 - 310 57,78 0.87
6 1 30 240 - 310 57,78 0.87
7 1 40 240 - 310 57,83 0.78
8 1 40 240 - 310 57,83 0.78
9 1 40 240 - 310 57,83 0.78

ISSN 2089 - 7235


87 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

1.2
0.99 0.99 0.99
1
0.87 0.87 0.87
0.78 0.78 0.78
0.8

Shrinkage (%) 0.6

0.4

0.2

0
20 20 20 30 30 30 40 40 40 Backpressure (kgf/²)

1 1 1 1 1 1 1 1 1 Injection Time (sec)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Backpressure dengan Shrinkage menggunakan waktu injeksi 1
detik
4.2 Hasil Data Pengujian II

DATA PENGUJIAN II

Waktu Injeksi Backpressure Temp Leleh Lp Shrinkage


No
(sec) (kgf/cm²) (⁰C) (mm) (%)
1 1.5 20 240 - 310 57,80 0.84
2 1.5 20 240 - 310 57,80 0.84
3 1.5 20 240 - 310 57,80 0.84
4 1.5 30 240 - 310 57,86 0.73
5 1.5 30 240 - 310 57,86 0.73
6 1.5 30 240 - 310 57,86 0.73
7 1.5 40 240 - 310 57,92 0.63
8 1.5 40 240 - 310 57,92 0.63
9 1.5 40 240 - 310 57,92 0.63

0.9
0.8 0.84 0.84
0.84
0.7
0.73 0.73 0.73
0.6
Shrinkage (%)

0.63 0.63 0.63


0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Backpressure (kgf/cm²)
20 20 20 30 30 30 40 40 40
Injection Time (sec)
1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara backpressure dengan Shrinkage menggunakan waktu injeksi 1,5
detik

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 88

4.3 Hasil Data Pengujian III

DATA PENGUJIAN III

Waktu Backpressure Temp Leleh Lp Shrinkage


No
Injeksi (sec) (kgf/cm²) (⁰C)
(mm) (%)
1 2 20 240 - 310 57,90 0.66
2 2 20 240 - 310 57,90 0.66
3 2 20 240 - 310 57,90 0.66
4 2 30 240 - 310 57,99 0.51
5 2 30 240 - 310 57,99 0.51
6 2 30 240 - 310 57,99 0.51
7 2 40 240 - 310 58,04 0.42
8 2 40 240 - 310 58,04 0.42
9 2 40 240 - 310 58,04 0.42

0.7
0.6 0.66 0.66 0.66
0.5
Shrinkage (%)

0.51 0.51 0.51


0.4 0.42 0.42
0.42
0.3
0.2
0.1
0
Backpressure (kgf/cm²)
20 20 20 30 30 30 40 40 40
Injection Time (Sec)
2 2 2 2 2 2 2 2 2

Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Backpressure dengan Shrinkage menggunakan waktu injeksi 2
detik

1.2

1 0.99 0.99 0.99


0.84 0.84 0.84 0.87 0.87 0.87
Shrinkage (%)

0.8 Injection Time 1


0.78 0.78 0.78
0.73 0.73 0.73 detik
0.66 0.66 0.66 0.63 0.63 0.63 Injection Time 1.5
0.6
detik
0.51 0.51 0.51
0.4 0.42 0.42 0.42 Injection time 2
detik

0.2

0
Temperatur Leleh ( ⁰C )
240-310

240-310

240-310

240-310

240-310

240-310

240-310

240-310

240-310

Backpresure (Kgf/cm²)

20 20 20 30 30 30 40 40 40

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Waktu Injeksi, Backpressure, temperatur leleh dan cacat penyusutan

ISSN 2089 - 7235


89 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

Mesin injection yang digunakan adalah type ke II pada temperatur leleh yang sama 240⁰C-
Fanuc Roboshot dengan tonase 100 Ton diameter 310⁰C dengan waktu injeksi 1,5 detik dan
screw Ø 32 mm dan putaran motor screw mesin backpressure 20 kgf/cm² nilai shrinkage-nya
400 rpm.Dalam pengujian pertama ini diambil 0,84%, pada temperatur yang sama dengan
waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 20 waktu injeksi 1,5 detik dan backpressure 30
kgf/cm² dengan temperature 240 0C - 3100C. kgf/cm² nilai shrinkage-nya 0,73%, dan waktu
Dengan parameter yang konstan, mulai dari injeksi 1,5 detik dan backpressure 40 kgf/cm² nilai
injection speed 120 cm/s, 65 cm/s. Injection shrinkage-nya sebesar 0,63%, Sehingga dapat
pressure 1400 kgf/cm² dan pack pressure 1200 diketahui dengan waktu injeksi yang lama dan
kgf/cm², pack time 0,5 sec, Shot size 55 mm, backpressure yang relative besar maka akan
kemudian cooling time 2 detik dengan temperatur mengurangi cacat produk yang disebabkan oleh
mold 600 C. Untuk mengetahui seberapa besar penyusutan dikarenakan produk semakin kokoh
cacat penyusutan yang terjadi pada pengujian atau ada kecenderungan produk lebih padat maka
pertama ini maka bisa diketahui dengan cacat penyusutan lebih bisa diminimalkan.
menghitung presentasi shrinkage-nya. Dalam pengujian III ini jika dibandingkan
Dari hasil grafik dengan waktu injeksi 1 dengan pengujian I dan II maka nilai shrinkage
detik dan backpressure 20 kgf/cm² diatas, cacat pada pengujian III lebih kecil pada settingan
penyusutan dipengaruhi oleh backpressure dan temperatur yang sama 240⁰C – 3100C dengan
waktu injeksi serta temperature leleh material waktu injeksi 2 detik dan backpressure 20 kgf/cm²
plastik. Dimana hubungan ketiga parameter nilai shrinkage-nya berkisar antar 0.66%, pada
proses tersebut dengan cacat penyusutan temperature yang sama dengan waktu injeksi 2
berbanding lurus, dengan kata lain semakin kecil detik dan backpressure 30 kgf/cm² nilai shrinkage-
backpressure dan waktu injeksi maka semakin nya 0,51%,dan waktu injeksi 2 detik dan
tinggi tingkat penyusutannnya. Hal ini disebabkan backpressure 40 kgf/cm² nilai shrinkage-nya
karena waktu injeksi yang singkat hanya 1 detik sebesar 0,42%, Sehingga dapat diketahui dengan
dan waktu tahan hanya sebesar 0.5 detik dan waktu injeksi yang lama dan backpressure yang
pendinginan yang relative singkat maka produk besar maka akan mengurangi cacat produk yang
akan mengalami deformasi atau perubahan disebabkan oleh penyusutan tetapi ada
bentuk saat dikeluarkan dari cetakan. kecenderungan produk dianggap reject karena
Dalam kondisi yang panas pergerakan operator akan kesulitan memasang tutup ke
molekul resin cenderung lebih cepat, hal ini yang badan karena terlalu kencang pada saat
menyebabkan penyusutan lebih besar jika pemasanganya.
dibandingkan dengan produk yang saat keluar Penyimpangan yang terjadi pada pengujian
dari cetakan dalam kondisi dingin karena cacat penyusutan ini terlihat cukup bagus, karena
pergerakan molekul resin-nya cenderung lambat semakin singkat waktu injeksi dan semakin
sehingga penyusutannya lebih kecil. kecilnya backpressure yang digunakan maka
Produk kemasan toples ini mempunyai semakin besar cacat penyusutan itu terjadi
ketebalan standar 0,75 mm, temperatur yang dibandingkan dengan waktu injeksi yang lama dan
tinggi biasanya digunakan untuk mempercepat backpressure yang lebih besar. Pengujian satu
pengisian material kedalam rongga cetakan menghasilkan data penyimpangan sebesar
karena semakin tinggi suhunya maka semakin 0,0111 pada pengujian kedua sebesar 0,0655 dan
rendah viskositasnya. Selain itu tekanan injeksi pengujian ketiga sebesar 0,00147.
(inject pressure) dan kecepatan injeksi (inject
speed) yang digunakan juga semakain rendah. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Tapi hal ini berdampak pada penyusutan produk
yang semakin besar. 5.1 Kesimpulan
Pada pengujian kedua, dari grafik terbaca ada
kecenderungan shrinkage berbanding lurus Dari hasil pembuatan tugas akhir ini dapat di
dengan waktu injeksi dan backpressure. Jika simpulkan sebagai berikut:
dibandingkan dengan nilai shrinkage pada 1) Diantara parameter proses injection molding
pengujian I, maka nilai shrinkage pada pengujian yang ada cacat penyusutan sangat
II ini lebih kecil pada settingan temperatur yang dipengaruhi oleh waktu injeksi, backpressure
sama. Pada settingan temperatur leleh 240 – dan temperature leleh, terlihat dari hasil
3100C dengan waktu injeksi 1 detik dan pengujian I, II dan III dan dari data rekapitulasi
backpressure 20 kgf/cm² nilai shrinkage-nya reject periode bulan April s/d Juli 2014 terlihat
0,99%, pada temperature leleh yang sama bahwa cacat fitting kendor atau shrinkage
dengan waktu injeksi 1 detik dan backpressure 30 menduduki peringkat teratas untuk defect
kgf/cm² nilai shrinkage-nya 0,87 %. Dan waktu produk dengan persentase 27,48%.
injeksi 1 detik dan backpressure 40 kgf/cm² nilai 2) Beradasarkan rekapitulasi reject, cacat
shirkage-nya 0,78 %, sedangkan pada pengujian penyusutan ( fiiting kendor ) terjadi pada saat

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 90

proses setting awal produk toples [3]. Moerbani, J., 1999, Plastic Moulding, Diktat
dikarenakan tidak menggunakan data setting Kuliah, Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI)
yang sudah distandarkan dan masih Surakarta.
melakukan trial and error. [4]. Nakazawa,M, 2010, Mold Basic Design
3) Nilai penyusutan yang baik dan ideal sesuai textbook, Jakarta.
standar terjadi pada settingan backpressure [5]. Arya,2009. Plastic Injection Molding Course.
30 kgf/cm² dengan waktu injeksi yaitu 2 detik URL: http//arya20.webs.com/apps/blog/
dengan temperatur leleh berkisar 240ºC - Diakses tanggal 2 September 2014.
310ºC. [6]. Anif.2007. Injection Molding dan
Penerapannya Di Industri Manufaktur. URL:
5.2 Saran http://anifmaterial.blogspot.com/2007_01_01
_archive.html. Diakses tanggal 15 Agustus
Adapun saran dari analisa ini adalah sebagai 2014.
berikut: [7]. Grouptelu.2010. Penyusutan Bahan
1) Untuk menghindari reject cacat penyusutan (Shrinkage). URL:
sebaiknya pada saat setting awal produk http://desainmold.blogspot.com/2010/02/pen
plastik toples harus menggunakan data yusutan-bahan-shrinkage.html#. Diakses
setting yang sudah distandarkan, supaya tanggal 2 September 2014.
cacat penyusutan bisa dihindari dan waktu [8]. PT Biggy Cemerlang,
setting awal produk lebih efisien. (http://www.biggy.co.id), diakses tanggal 15
2) Sebaiknya jangan menggunakan waktu Agustus 2014).
injeksi yang terlalu cepat dan backpressure [9]. Mujiarto,Imam.2005.Sifat Dan Karakteristik
yang kecil pada produk kemasan toples Material Plastik Dan Bahan Aditif. URL:
dengan material polysterene, karena dapat http://mesinunimus.files.wordpress.com/2008
menimbulkan cacat penyusutan yang relative /02/sifat-karakteristik-material-plastik.pdf.
besar karena akan berpengaruh terhadap Diakses tanggal 2 September 2014.
fitting antara badan dan tutup menjadi kendor. [10]. Wijaya,Hadi.1998. Proses Injeksi
Plastik.URL:
DAFTAR PUSTAKA http://injeksiplastik.blogspot.com/2009/11/pro
ses-injeksi-plastik.html. Diakses tanggal 20
[1]. Akay, H. U., 2003, Prediction of Shrinkage in Agustus 2014.
Plastic Injected Parts Due to Cooling, [11]. Yoriwe,Taufik.2013.Definisi Plastik Injection
Computer-Aided Engineering Analysis. Molding. URL: http://taufik-
[2]. Garnadi,B., 2008”Biggy Plastics Handsboox” yoriwe.blogspot.com/2013/02/definisi-plastic-
injection-molding.html. Diakses tanggal 26
Agustus 2014.

ISSN 2089 - 7235

Anda mungkin juga menyukai