1269 3382 1 PB
1269 3382 1 PB
3, Oktober 2015
Abstrak -- Produk kemasan kue atau toples adalah produk rumah tangga yang sangat dibutuhkan untuk
menaruh berbagai macam-macam kue kering, Produk plastik ini terdiri dari badan dan tutup, kedua
komponen ini pada saat dirakit memerlukan kepresisian yang lumayan bagus oleh karena material yang
digunakan plastik, maka faktor penentuan penyusutan(shrinkage) memegang peranan sangat penting
pada saat dicetak dengan mesin injection molding yang menggunakan material polistyrene. Pada saat
produksi pernah terjadi kegagalan produk fitting terlalu kencang dan ada juga fitting yang kendor antara
tutup dengan badan akibatnya produk tidak lolos produksi oleh quality control. Didalam tugas akhir ini
penulis melakukan langkah-langkah bagaimana teknik menganalisa cacat penyusutan (shrinkage)
material plastik terutama di khususkan material polystyrene dimulai dari proses injection molding lalu
diambil sampel produk dengan tingkat pengujian yang berbeda lewat settingan parameter. Dengan
waktu injeksi dan backpressure yang berbeda-beda akan menghasilkan ukuran produk dan nilai
shrinkage yang berbeda pula. Nilai temperatur leleh yang baik digunakan untuk material polistyrene
dengan ketebalan produk kemasan toples 0,75 mm, diameter produk 140,94 mm dan tinggi 58,29 mm.
berkisar antara 2400C – 3100C. Cacat penyusutan pada material polystyrene pasti ada walaupun tidak
sebesar pada material lain seperti PP dan LDPE dan bisa diminimalkan dengan setting parameter
proses yang bagus. Nilai shrinkage yang baik dan ideal dan sesuai standar terjadi pada settingan
backpressure 30 kgf/cm² dengan waktu injeksi yaitu 2 detik. Dengan parameter yang konstan, mulai
dari injection speed 120 cm/s, 65 cm/s. Injection pressure 1400 kgf/cm² dan pack pressure 1200 kgf/cm²,
pack time 0,5 sec, Shot size 55 mm, kemudian cooling time 2 detik dengan temperatur mold 600 C.
bantu berupa cetakan atau mold, Mold plastik 2.2 Mekanisme Mesin Injection Molding
pada prinsipnya adalah suatu alat (tool) yang
digunakan untuk membuat komponen – Proses injection molding dapat diringkas sebagai
komponen dari material plastik dengan sarana berikt:
mesin cetak plastik, metode dasar plastik molding a) Material plastik yang telah dicampur dengan
untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan bahan pellet dan pewarna untuk bahan
sifat-sifat fisik yang diinginkan bentuk desain plastik dimasukan kedalam hopper. Lalu
produk, luas penampang, ketebalan, insert yang material plastikakan memasuki rongga plastik
panjang, tuntutan ukuran (toleransi) yang harus pada ulir screw.
dipenuhi dan pemilihan material merupakan faktor b) Screw bergerak mundur dan berputar
yang berpengaruh. berlawanan dengan arah jarum jam
Proses injection molding merupakan proses membawa butiran-butiran plastik jatuh dari
pembentukan benda kerja dari material hopper. Biji plastik ini dipanaskan oleh
thermoplastic berbentuk butiran yang ditempatkan gesekan yang terjadi dan pemanas tambahan
kedalam suatu hopper/torong dan masuk kedalam dari barrel, sehingga butiran - butiran plastik
silinder barrel injeksi yang kemudian didorong tersebut meleleh. Screw mundur sampai
oleh mekanisme screw melalui nozzle mesin dan batas yang telah ditentukan (bersamaan
sprue bushing masuk kedalam rongga (cavity) dengan material yang maju kedepan bilik
cetakan yang sudah pada kondisi tertutup. screw, oleh karena putaran mundur dari screw
Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan tersebut) dan putaran screw tersebut
dibuka dan produk akan dikeluarkan dengan berhenti.
mekanisme ejector. Material yang sangat sesuai c) Langkah berikutnya adalah menutup mold.
adalah material thermoplastik, hal ini di sebabkan Kemudian screw didorong maju oleh gerakan
karena pemanasan material ini dapat melunak piston, mendorong lelehan plastik dari bilik
dan sebaliknya akan mengeras lagi bila di screw (screw chamber) melalui nozzle masuk
dinginkan. Perubahan-perubahan yang terjadi kedalam rongga mold (dalam tahap ini screw
hanya bersifat fisik, jadi bukan perubahan secara hanya bergerak maju saja, tanpa berputar).
kimiawi sehingga memungkinkan mendaur ulang d) Lelehan plastik yang telah diinjekkan
material sesuai dengan kebutuhan yang mengalami pengerasan, oleh karena
diinginkan. bersentuhan dengan dinding yang dingin dari
Material plastik yang dipindahkan dari silinder mold. Di bawah pengaruh holding pressure,
pemanas temperature suhunya berkisar antara lelehan material dari tekanan screw
175 ºC hingga 290 ºC.Semakin panas suhunya, ditambahkan untuk mengimbangi kepadatan
plastik material itu akan semakin cair/encer volume dari material ketika dingin.
(rendah viskositasnya) sehingga semakin mudah e) Setelah proses pendinginan dan kekakuan
diinjeksikan/disemprotkan masuk kedalam mold. dari produk yang telah dibentuk, screw akan
Setiap material memiliki karakteristik suhu mundur untuk melakukan pengisian barrel.
molding. Semakin lunak formulasinya, yang Pada saat itu clamping unit akan bergerak
berarti kandungan plastis tinggi, membutuhkan untuk membuka mold. Produk dikeluarkan
temperature rendah, sebaliknya yang memeiliki oleh ejector yang telah ada dalam mold. Jika
formulasi lebih keras butuh temperatur tinggi. system ejector semi otomatis, maka ejector
Bentuk-bentuk partikel yang sulit, besar dan mendorong produk tetapi tidak sampai keluar
jumlah cavity yang banyak serta runner yang dari mold sehingga diperlukan tenaga
panjang menyebabkan tuntutan temperatur yang operator untuk mengeluarkan produk.
tinggi atau naik.Umumnya, mesin Injection f) Setelah produk tersebut keluar/ dikeluarkan
molding terdiri dari 4 kesatuan fungsi, yaitu: oleh ejector, maka siap untuk dilakukan
a) Mold Clamp Unit, penginjekan berikutnya sesuai dengan alur
b) Injection Unit yang telah diuraikan diatas.
c) Molding Unit
d) Control System 2.3 Parameter Proses
Setiap unitnya akan dibahas pada keterangan Untuk memperoleh benda cetak dengan kualitas
dibawah ini untuk mold pada mesin Injection hasil yang optimal, perlu mengatur beberapa
Molding sangatlah bervariasi terhadap berbagai paramater yang mempengaruhi jalannya proses
produk plastik, sehingga diperlukan mold khusus produksi tersebut. Parameter-parameter suatu
untuk masing-masing produk, tetapi mesin proses tentu saja ada yang berperan sedikit dan
Injecion Molding dapat dipergunakan untuk adapula yang mempunyai peran yang signifikan
berbagai macam mold yang berbeda dengan dalam mempengaruhi hasil produksi yang
ukuran yang sesuai dengan spesifikasi dimensi diinginkan. Biasanya orang perlu melakukan
pada mesin. beberapa kali percobaan hingga ditemukan
DATA PENGUJIAN I
1.2
0.99 0.99 0.99
1
0.87 0.87 0.87
0.78 0.78 0.78
0.8
0.4
0.2
0
20 20 20 30 30 30 40 40 40 Backpressure (kgf/²)
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Backpressure dengan Shrinkage menggunakan waktu injeksi 1
detik
4.2 Hasil Data Pengujian II
DATA PENGUJIAN II
0.9
0.8 0.84 0.84
0.84
0.7
0.73 0.73 0.73
0.6
Shrinkage (%)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara backpressure dengan Shrinkage menggunakan waktu injeksi 1,5
detik
0.7
0.6 0.66 0.66 0.66
0.5
Shrinkage (%)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Backpressure dengan Shrinkage menggunakan waktu injeksi 2
detik
1.2
0.2
0
Temperatur Leleh ( ⁰C )
240-310
240-310
240-310
240-310
240-310
240-310
240-310
240-310
240-310
Backpresure (Kgf/cm²)
20 20 20 30 30 30 40 40 40
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Waktu Injeksi, Backpressure, temperatur leleh dan cacat penyusutan
Mesin injection yang digunakan adalah type ke II pada temperatur leleh yang sama 240⁰C-
Fanuc Roboshot dengan tonase 100 Ton diameter 310⁰C dengan waktu injeksi 1,5 detik dan
screw Ø 32 mm dan putaran motor screw mesin backpressure 20 kgf/cm² nilai shrinkage-nya
400 rpm.Dalam pengujian pertama ini diambil 0,84%, pada temperatur yang sama dengan
waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 20 waktu injeksi 1,5 detik dan backpressure 30
kgf/cm² dengan temperature 240 0C - 3100C. kgf/cm² nilai shrinkage-nya 0,73%, dan waktu
Dengan parameter yang konstan, mulai dari injeksi 1,5 detik dan backpressure 40 kgf/cm² nilai
injection speed 120 cm/s, 65 cm/s. Injection shrinkage-nya sebesar 0,63%, Sehingga dapat
pressure 1400 kgf/cm² dan pack pressure 1200 diketahui dengan waktu injeksi yang lama dan
kgf/cm², pack time 0,5 sec, Shot size 55 mm, backpressure yang relative besar maka akan
kemudian cooling time 2 detik dengan temperatur mengurangi cacat produk yang disebabkan oleh
mold 600 C. Untuk mengetahui seberapa besar penyusutan dikarenakan produk semakin kokoh
cacat penyusutan yang terjadi pada pengujian atau ada kecenderungan produk lebih padat maka
pertama ini maka bisa diketahui dengan cacat penyusutan lebih bisa diminimalkan.
menghitung presentasi shrinkage-nya. Dalam pengujian III ini jika dibandingkan
Dari hasil grafik dengan waktu injeksi 1 dengan pengujian I dan II maka nilai shrinkage
detik dan backpressure 20 kgf/cm² diatas, cacat pada pengujian III lebih kecil pada settingan
penyusutan dipengaruhi oleh backpressure dan temperatur yang sama 240⁰C – 3100C dengan
waktu injeksi serta temperature leleh material waktu injeksi 2 detik dan backpressure 20 kgf/cm²
plastik. Dimana hubungan ketiga parameter nilai shrinkage-nya berkisar antar 0.66%, pada
proses tersebut dengan cacat penyusutan temperature yang sama dengan waktu injeksi 2
berbanding lurus, dengan kata lain semakin kecil detik dan backpressure 30 kgf/cm² nilai shrinkage-
backpressure dan waktu injeksi maka semakin nya 0,51%,dan waktu injeksi 2 detik dan
tinggi tingkat penyusutannnya. Hal ini disebabkan backpressure 40 kgf/cm² nilai shrinkage-nya
karena waktu injeksi yang singkat hanya 1 detik sebesar 0,42%, Sehingga dapat diketahui dengan
dan waktu tahan hanya sebesar 0.5 detik dan waktu injeksi yang lama dan backpressure yang
pendinginan yang relative singkat maka produk besar maka akan mengurangi cacat produk yang
akan mengalami deformasi atau perubahan disebabkan oleh penyusutan tetapi ada
bentuk saat dikeluarkan dari cetakan. kecenderungan produk dianggap reject karena
Dalam kondisi yang panas pergerakan operator akan kesulitan memasang tutup ke
molekul resin cenderung lebih cepat, hal ini yang badan karena terlalu kencang pada saat
menyebabkan penyusutan lebih besar jika pemasanganya.
dibandingkan dengan produk yang saat keluar Penyimpangan yang terjadi pada pengujian
dari cetakan dalam kondisi dingin karena cacat penyusutan ini terlihat cukup bagus, karena
pergerakan molekul resin-nya cenderung lambat semakin singkat waktu injeksi dan semakin
sehingga penyusutannya lebih kecil. kecilnya backpressure yang digunakan maka
Produk kemasan toples ini mempunyai semakin besar cacat penyusutan itu terjadi
ketebalan standar 0,75 mm, temperatur yang dibandingkan dengan waktu injeksi yang lama dan
tinggi biasanya digunakan untuk mempercepat backpressure yang lebih besar. Pengujian satu
pengisian material kedalam rongga cetakan menghasilkan data penyimpangan sebesar
karena semakin tinggi suhunya maka semakin 0,0111 pada pengujian kedua sebesar 0,0655 dan
rendah viskositasnya. Selain itu tekanan injeksi pengujian ketiga sebesar 0,00147.
(inject pressure) dan kecepatan injeksi (inject
speed) yang digunakan juga semakain rendah. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Tapi hal ini berdampak pada penyusutan produk
yang semakin besar. 5.1 Kesimpulan
Pada pengujian kedua, dari grafik terbaca ada
kecenderungan shrinkage berbanding lurus Dari hasil pembuatan tugas akhir ini dapat di
dengan waktu injeksi dan backpressure. Jika simpulkan sebagai berikut:
dibandingkan dengan nilai shrinkage pada 1) Diantara parameter proses injection molding
pengujian I, maka nilai shrinkage pada pengujian yang ada cacat penyusutan sangat
II ini lebih kecil pada settingan temperatur yang dipengaruhi oleh waktu injeksi, backpressure
sama. Pada settingan temperatur leleh 240 – dan temperature leleh, terlihat dari hasil
3100C dengan waktu injeksi 1 detik dan pengujian I, II dan III dan dari data rekapitulasi
backpressure 20 kgf/cm² nilai shrinkage-nya reject periode bulan April s/d Juli 2014 terlihat
0,99%, pada temperature leleh yang sama bahwa cacat fitting kendor atau shrinkage
dengan waktu injeksi 1 detik dan backpressure 30 menduduki peringkat teratas untuk defect
kgf/cm² nilai shrinkage-nya 0,87 %. Dan waktu produk dengan persentase 27,48%.
injeksi 1 detik dan backpressure 40 kgf/cm² nilai 2) Beradasarkan rekapitulasi reject, cacat
shirkage-nya 0,78 %, sedangkan pada pengujian penyusutan ( fiiting kendor ) terjadi pada saat
proses setting awal produk toples [3]. Moerbani, J., 1999, Plastic Moulding, Diktat
dikarenakan tidak menggunakan data setting Kuliah, Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI)
yang sudah distandarkan dan masih Surakarta.
melakukan trial and error. [4]. Nakazawa,M, 2010, Mold Basic Design
3) Nilai penyusutan yang baik dan ideal sesuai textbook, Jakarta.
standar terjadi pada settingan backpressure [5]. Arya,2009. Plastic Injection Molding Course.
30 kgf/cm² dengan waktu injeksi yaitu 2 detik URL: http//arya20.webs.com/apps/blog/
dengan temperatur leleh berkisar 240ºC - Diakses tanggal 2 September 2014.
310ºC. [6]. Anif.2007. Injection Molding dan
Penerapannya Di Industri Manufaktur. URL:
5.2 Saran http://anifmaterial.blogspot.com/2007_01_01
_archive.html. Diakses tanggal 15 Agustus
Adapun saran dari analisa ini adalah sebagai 2014.
berikut: [7]. Grouptelu.2010. Penyusutan Bahan
1) Untuk menghindari reject cacat penyusutan (Shrinkage). URL:
sebaiknya pada saat setting awal produk http://desainmold.blogspot.com/2010/02/pen
plastik toples harus menggunakan data yusutan-bahan-shrinkage.html#. Diakses
setting yang sudah distandarkan, supaya tanggal 2 September 2014.
cacat penyusutan bisa dihindari dan waktu [8]. PT Biggy Cemerlang,
setting awal produk lebih efisien. (http://www.biggy.co.id), diakses tanggal 15
2) Sebaiknya jangan menggunakan waktu Agustus 2014).
injeksi yang terlalu cepat dan backpressure [9]. Mujiarto,Imam.2005.Sifat Dan Karakteristik
yang kecil pada produk kemasan toples Material Plastik Dan Bahan Aditif. URL:
dengan material polysterene, karena dapat http://mesinunimus.files.wordpress.com/2008
menimbulkan cacat penyusutan yang relative /02/sifat-karakteristik-material-plastik.pdf.
besar karena akan berpengaruh terhadap Diakses tanggal 2 September 2014.
fitting antara badan dan tutup menjadi kendor. [10]. Wijaya,Hadi.1998. Proses Injeksi
Plastik.URL:
DAFTAR PUSTAKA http://injeksiplastik.blogspot.com/2009/11/pro
ses-injeksi-plastik.html. Diakses tanggal 20
[1]. Akay, H. U., 2003, Prediction of Shrinkage in Agustus 2014.
Plastic Injected Parts Due to Cooling, [11]. Yoriwe,Taufik.2013.Definisi Plastik Injection
Computer-Aided Engineering Analysis. Molding. URL: http://taufik-
[2]. Garnadi,B., 2008”Biggy Plastics Handsboox” yoriwe.blogspot.com/2013/02/definisi-plastic-
injection-molding.html. Diakses tanggal 26
Agustus 2014.