Anda di halaman 1dari 36

ASESMEN GERIATRI

PENUGASAN INDIVIDU BLOK 3.6 MASALAH PADA USIA LANJUT

Oleh:
RIMA NUR RAHMAWATI
13711063
TUTORIAL 9

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2016
ASESMEN GERIATRI

1. IDENTITAS
Nama Pasien Ny. N
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 68 tahun
Agama Islam
Pendidikan Tidak sekolah
Alamat Lodadi, Jl. Kaliurang KM 14,5 Sleman,
Yogyakarta
Nomor Telepon -
Pekerjaan Penjual nasi
Kegiatan sekarang Jual nasi dan merawat cucu
Nama orang terdekat Ny. In, Nn. Ir, Tn. S
Orang yang tinggal serumah 8 orang, meliputi 3 anak, 1 menantu, dan
4 cucu
Jumlah anak laki-laki: 1 perempuan: 2
Jumlah cucu laki-laki: 1 perempuan: 3
Jumlah cicit -
Asesmen dibuat tanggal 19 Juni 2016
Pengirim pasien -

1
10 MENIT PEMERIKSAAN PENYARING TERHADAP
KONDISI GERIATRI

PROBLEM CARA PEMERIKSAAN HASIL POSITIF HASIL


Penglihatan 1. Pertanyaan: “apakah Terdapat Tidak. Pasien tidak
anda mempunyai ketidakmampuan mengalami kesulitan
kesulitan dalam melihat dalam dalam menonton TV
berkendara, menonton jarak >20/40 atau melakukan
TV atau membaca atau dengan kartu aktivitas sehari-hari
melakukan aktivitas Snellen karena
sehari-hari karena penglihatannya.
penglihatan anda?” Namun untuk tes
2. Jika ya, lakukan tes mata mata menggunakan
dengan kartu Snellen kartu Snellen atau
saat pasien memakai tes membaca koran
lensa koreksi (bila tidak dapat
memungkinkan) atau dilakukan karena
jika tidak memungkinkan pasien merupakan
bisa juga dilakukan tes orang dengan buta
membaca koran aksara. Namun, saat
ditanyakan
mengenai angka
berapa, pasien bisa
mengucapkan
dengan benar.

2
Pendengaran Menggunakan audioskop Ketidakmampuan Tidak. Pasien
pada 40 dB, tes untuk mendengar memiliki
pendengaran dengan 1000 frekuensi 1000- kemampuan
dan 2000 Hz. Jika tidak 2000 Hz atau tes mendengar yang
memungkinkan lakukan tes bisik pada kedua masih bagus, masih
bisik pada masing-masing telinga atau di dapat mendengar
telinga pasien salah satu telinga kata yang diucapkan
pemeriksa dengan
cara berbisik.
Mobilitas Catat waktu yang Tidak mampu Tidak. Pasien
kaki dipergunakan pasien untuk melakukan mampu melakukan
melakukan instruksi: instruksi dalam instruksi berupa
“Berdiri dari kursi, jalan 15 detik berjalan 5 langkah
cepat 10 langkah, kembali ke depan dan 5
ke kursi, duduk” secara langkah ke belakang
berurutan kurang dari 15 detik.
Inkontinensia Ada 2 bagian: Ya untuk kedua Tidak. Pasien tidak
urin 1. Pertanyaan: “tahun lalu pertanyaan pernah mengalami
apakah anda pernah keluhan mengompol
mengompol?” sampai sejauh ini.
2. Jika ya: “pernahkah
anda mengompol dalam
waktu enam hari?”
Nutrisi, Ada 2 bagian: Jika terdapat Tidak. Pasien tidak
penurunan 1. Pertanyaan: “apakah penurunan berat merasakan
berat badan berat anda turun 10 lb badan dan pada penurunan berat
(pound) dalam 6 bulan berat badan yang badan tanpa usaha.
ini tanpa usaha untuk <100 lb
itu?”

3
2. Timbanglah berat badan
pasien
Memori Menyebutkan kembali 3 Tidak dapat Tidak. Pasien dapat
benda (pada awal menyebutkan menyebutkan
pemeriksaan pasien diberi kembali setelah kembali 3 benda
perintah untuk mengingat 3 lebih dari 1 menit (kursi, bola, laut)
benda yang diucapkan yang diucapkan
pemeriksa untuk diingat pemeriksa dengan
kembali jika ditanyakan bantuan kata
oleh pemeriksa) sambung yang
dibuat oleh pasien
sendiri.
Depresi Pertanyaan: Ya untuk Ya. Pasien merasa
“apakah anda sering pertanyaan sedih jika anak,
merasa sedih?” tersebut menantu, dan
cucunya tidak mau
menuruti nasihat
beliau.
Keterbatasan Ada 6 pertanyaan: Tidak untuk salah Tidak. Walaupun
fisik Apakah anda dapat….. satu atau lebih pasien mengatakan
1. “melakukan aktivitas dari pertanyaan bahwa tidak bisa
berat seperti jalan cepat tersebut bersepeda karena
atau bersepeda?” trauma saat kecil,
2. “pekerjaan berat di namun pasien dapat
rumah seperti berjalan cepat.
membersihkan jendela, Pasien juga
pintu, dinding?” mengatakan bahwa
3. “pergi belanja ke tempat pasien sering
grosir atau kain?” membersihkan
rumah, pergi belanja

4
4. “pergi ke suatu tempat ke pasar, pergi ke
yang agak jauh dengan tempat senam
berjalan?” dengan berjalan kaki
5. “mandi, baik dengan sekitar 2 KM, mandi
spon, bak mandi, sendiri, dan
shower?” mengenakan baju
6. “berpakaian seperti secara mandiri.
memakai kaos,
mengancingkan dan
menarik ritsleting,
memakai sepatu?”

2. RIWAYAT MEDIS EVALUASI FISIK


A. RIWAYAT MEDIS
1. Keluhan utama pasien
Saat ini pasien tidak mengeluhkan apapun, karena 3 hari yang lalu
telah mendapatkan terapi dari dokter. Namun pasien sering mengeluhkan
nyeri pada persendian, terutama pada kedua lututnya.

2. Riwayat opname di RS dan pembedahan/ operasi


Pernah karena keguguran anak pertama. Pasien mengatakan bahwa
pasien dirawat di rumah sakit selama sekitar 1 minggu.

3. Riwayat kesehatan lain


Pemeriksaan kesehatan pada :-
Pemeriksaan gigi/ gigi tiruan :-
Lain lain :-

4. Riwayat alergi
Pasien mengatakan bahwa dia memiliki alergi pada ikan gereh. Saat
mengonsumsi ikan gereh, pasien mengeluhkan gatal-gatal pada tubuhnya.

5
5. Kebiasaan dan lingkungan
Lingkungan pasien terbilang aman. Hal ini dibuktikan dengan tidak
pernahnya pasien terjatuh akibat lantai yang licin. Selain itu rumah pasien
tidak bertingkat, sehingga meminimalisir pasien terjatuh akibat menaiki
anak tangga.

6. Riwayat obat-obatan yang diminum saat ini


Saat ini pasien tidak mengonsumsi obat-obatan apapun. Pasien
merupakan tipe orang yang tidak suka mengonsumsi obat, sehingga saat
keluhannya kambuh, beliau memilih untuk disuntik saja daripada
diresepkan obat.

7. Ringkasan gejala
Gejala Ya/ Tidak Keterangan
Anoreksia Tidak -
Lelah/ capai Ya Pasien mengeluhkan lelah saat
terlalu banyak pikiran yang
dirasakan.
BB turun Tidak -
Insomnia Ya Apabila sedang terpikir akan
sesuatu masalah, pasien dapat
sulit tidur hingga berhari-hari.
Bahkan pasien mengatakan
bahwa sehari hanya bisa tidur
satu jam saja dan tidak nyenyak.
Nyeri kepala Ya Pasien merasakan nyeri kepala
bahkan hingga tidak dapat
mengangkatnya dari bantal saat
muncul masalah. Nyeri kepala ini

6
cukup sering dirasakan pasien,
mulai dari nyeri kepala ringan
hingga berat. Namun untuk
penanganannya, pasien cukup
tidur dan mencoba untuk
melupakan masalah yang ada.
Gangguan Tidak -
penglihatan
Gangguan Tidak -
pendengaran
Gangguan gigi tiruan Tidak -
Batuk/ mengi Tidak -
Sesak napas Ya Keluhan ini pernah dirasakan
pasien saat udara dingin disertai
kelelahan. Namun pasien
mengaku bahwa keluhan akan
memberat pada saat pasien
memikirkan permasalahan dalam
hidupnya
Tak enak pada dada Tidak -
waktu kerja
Sesak waktu tidur Ya Pasien pernah mengalami sesak
dada saat tidur. Hal ini dituturkan
pasien saat pasien mengalami
depresi akibat masalah yang
dialaminya. Sesak ini akan
membuat pasien terbangun dari
tidurnya dan sulit untuk memulai
tidur kembali.
Sembab di kaki Tidak -

7
Jatuh Tidak -
Pingsan Tidak -
Nyeri telan Tidak -
Nyeri perut Ya Keluhan ini dirasakan bersamaan
dengan masalah yang beliau
pikirkan.
Gangguan BAB Tidak -
Gangguan BAK Tidak -
Gangguan kaki Tidak -
Lemah/ lumpuh Tidak -
setempat/ gangguan
rasa
Gangguan Tidak -
penglihatan
sementara
Sering lupa Tidak -
Depresi Ya Pasien menyatakan bahwa beliau
sering mengalami depresi. Pasien
mengeluhkan bahwa depresi
yang dialaminya diikuti dengan
gangguan kesehatan lainnya.
Pasien merupakan tipe orang
yang pemikir, sehingga ada
masalah kecilpun beliau
memikirkannya hingga terkesan
masalah tersebut besar.
Mengembara/ Tidak -
kelakuan aneh

8
8. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling
dekat dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Berapa seringkah bulan lalu anda:
Mengalami gangguan kesehatan yang Kadang
menghalangi kegiatan anda
Merasa gugup Jarang
Merasa tenang dan damai Sering sekali
Merasa sedih sekali Kadang
Bahagia Sering sekali
Sangat sedih dan tidak ada satupun yang dapat Kadang
menghibur
Merasa tidak ada lagi yang diharapkan Kadang

Hasil: tidak ada kecurigaan pada depresi

9. Keterbatasan fungsional
Sudah berapa lamakah (> 3 bulan, < 3 bulan, atau tidak ada
keterbatasan) kesehatan anda membatasi kegiatan anda dalam melakukan:
Pekerjaan berat (angkat Ya, ada keterbatasan > 3 bulan.
barang, lari, dll) Pasien mengeluhkan adanya keterbatasan
pada pekerjaan berat saat nyeri sendinya
kambuh. Namun apabila tidak kambuh,
pasien dapat melakukan hal-hal ini.
Pekerjaan sedang (angkat Ya, ada keterbatasan > 3 bulan.
belanjaan, menggeser meja, Pasien tidak mengeluhkan adanya
dll) keterbatasan pada pekerjaan sedang saat
hari-hari biasa. Namun saat nyeri

9
persendian kambuh, pasien mengalami
keterbatasan dalam melakukannya.
Pekerjaan rumah ringan Ya, ada keterbatasan > 3 bulan.
(menyapu) Dalam keseharian, pasien tidak
mengeluhkan adanya keterbatasan pada
pekerjaan rumah ringan. Namun saat nyeri
persendian kambuh, pasien mengalami
keterbatasan.
Pekerjaan di kantor Ya, ada keterbatasan > 3 bulan.
(membaca, menulis, Asesmen ini tidak dapat dinilai karena
mengetik) pasien tidak bekerja di kantor dan buta
aksara.
Membungkuk, berlutut, Ya, ada keterbatasan > 3 bulan.
bersujud Pasien tidak mengeluhkan adanya
keterbatasan pada saat membungkuk,
berlutut, ataupun bersujud saat normal.
Namun saat nyeri persendian kambuh,
pasien mengalami keterbatasan.

10. Apa yang anda harapkan dari asesmen ini?


Pasien menyatakan harapannya agar selalu sehat dan dapat
beraktivitas normal seperti biasanya.

10
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Tampak sehat
2. Antropometri
a. TB : 150 cm
b. BB : 45 kg
c. IMT : 20
d. Kesimpulan : Normal
3. Tanda vital
a. TD berdiri : 110/75 mmHg
b. TD duduk : 130/80 mmHg
c. TD berbaring : 120/85 mmHg
d. Nadi : 79x/ menit
e. Respirasi : 18x/ menit
4. Kulit : keriput (+), sisik (+), freckless (+),
kendor (+), sikatrik (+), benjolan (+),
kemerahan (-), kering (+)
5. Pendengaran/ telinga
Inspeksi : aurikula tampak simetris, benjolan (-),
sikatrik (-), kemerahan (-), sekret (-)
Palpasi : pembesaran KGB sekitar aurikula (-), nyeri
tekan tragus (-), nyeri palpasi keseluruhan
(-), benjolan (-), panas (-)
6. Penglihatan/ mata : kedua mata simetris, pertumbuhan bulu
mata teratur, kornea tidak begitu jernih,
sekret yang keluar (-), konjungtiva anemis
(+), sklera ikterik (-), reflek pupil (+), COA
dalam, gerakan bola mata simetris, lapang
pandang baik, iris jernis, lensa jernih
7. Mulut, rahang, dan gigi : caries (+), gigi lubang (-), stomatitis (-),
gusi merah muda, lidah pucat

11
8. Leher
Inspeksi : pembesaran kelenjar tiroid (-), benjolan (-),
sikatrik (-), kemerahan (-)
Palpasi : pembesaran KGB leher (-), nyeri tekan (-),
gerakan penurunan kelenjar tes telan ludah
simetris, panas (-), benjolan (-)
9. Dada
Inspeksi :-
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi : ronkhi (-), wheezing (-), gallop (-), irama
teratur
10. Abdomen
Inspeksi :-
Auskultasi :-
Perkusi :-
Palpasi :-
11. Muskuloskeletal
Inspeksi : benjolan pada lengan kanan bawah (+),
kulit kering (+), sisik (+), bekas luka (+),
bekas jahitan (-), bengkak genu (-),
kemerahan (-), benjolan (+)
Palpasi : nyeri tekan keseluruhan (-), benjolan (+)
pada lengan kanan bawah, panas (-),
krepitasi genu (-), nyeri tekan genu (-)

12
C. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah rutin : normal menurut pasien, namun tidak ada bukti
secara tertulis
b. Urin rutin :-
c. Profil lipid :-
d. Faal hati :-
e. Faal ginjal :-
f. Faal jantung :-
g. Gula darah : normal menurut pasien, namun tidak ada bukti
secara tertulis
2. Radiologi : pernah dilakukan namun tidak ada bukti fisik
3. EKG :-
4. Lain-lain :-

D. DAFTAR MASALAH
1. Nyeri persendian suspect osteoartritis
2. Masalah psikis suspect ansietas

13
KUESIONER KESEHATAN USIA LANJUT

1. Kesehatan umum
a. Secara umum anda menggambarkan kesehatan anda saat ini: Baik
b. Seberapa parah nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 4 minggu
terakhir: Parah hingga sangat parah

2. Kemampuan melakukan kegiatan


a. Kemampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari/ activity daily
living (AHS/ ADL)
Berjalan I A D
Memakai baju I A D
Mandi I A D
Makan I A D
BAB/ BAK I A D
Berdandan I A D

b. Kemampuan melakukan kegiatan harian instrumental (AHS


instrumental/ IADL)
Menggunakan telepon I A D
Berbelanja I A D
Menyiapkan makanan I A D
Mengerjakan pekerjaan rumah I A D
Meminum obat I A D
Mengatur keuangan I A D
Mencuci I A D
Bepergian (naik bis, taksi, sepeda, dll) I A D

14
3. Review sistem organ pada usia lanjut
a. Apakah anda kesulitan dalam menyetir kendaraan, menonton TV, atau
membaca karena kurang jelasnya penglihatan anda? Tidak
b. Dapatkah anda mendengarkan suara percakapan biasa? Ya
c. Apakah anda menggunakan alat bantu dengar? Tidak
d. Apakah anda merasa mudah lupa? Tidak
e. Apakah anda mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan
terakhir? Tidak
f. Apakah anda dapat mengotrol BAK? Ya
g. Apakah anda dapat mengotrol BAB? Ya
h. Berapa kali anda jatuh dalam setahun? 0 (nol/ tidak pernah)
i. Apakah anda meminum alkohol? Tidak

4. Apakah anda tinggal dengan seseorang? Ya


Jika ya, siapa? Anak, menantu, dan cucu
Siapa yang akan membantu anda dalam kondisi darurat? Tergantung siapa
yang ada di rumah, biasanya anak.
Siapa yang membantu anda memutuskan perawatan kesehatan jika anda
dalam keadaan tidak mampu berkomunikasi? Anak

15
SFMMSE
PENYARING DEMENSIA RINGKAS

No. Pasien :- Nama Pasien : Ny. N


No. CM :- Umur : 68 tahun

No Pertanyaan Skor
1 Tanggal berapa hari ini? 0
2 Hari apakah hari ini? 1
3 Apakah nama tempat ini? 1
4 Berapakah nomor telepon anda? (atau di jalan apakah rumah 1
anda)
5 Berapa umur anda? 1
6 Kapan anda lahir? 0
7 Siapa nama presiden kita sekarang? 1
8 Siapa presiden sebelumnya? 1
9 Siapa nama gadis ibu anda? 1
10 Hitung mundur 3-3 mulai dari 20 1
Nilai SFMMSE 8

Hasil nilai SFMMSE: Baik

16
SKALA DEPRESI USIA LANJUT

Nama Pasien : Ny. N


Tanggal :19 Juni 2016

No Pertanyaan Jawaban Skor


1 Apakah anda merasa puas dengan hidup ini? Ya 0
2 Pernahkah anda meninggalkan aktivitas dan hobby anda? Ya 1
3 Apakah anda merasa hidup anda kosong? Ya 1
4 Apakah anda sering merasa bosan? Tidak 0
5 Apakah anda dalam keadaan semangat hampir setiap Ya 0
waktu?
6 Apakah anda takut akan ada hal buruk yang menimpa Tidak 0
anda?
7 Apakah anda merasa gembira hampir setiap waktu? Tidak 1
8 Apakah anda sering merasa tidak terbantu? Tidak 0
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi Ya 1
keluar dan melakukan hal baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai masalah dengan daya Tidak 0
ingat atau konsentrasi anda?
11 Menurut anda apakah hidup itu indah? Ya 0
12 Apakah anda merasa tidak berharga dengan kondisi Tidak 0
sekarang?
13 Apakah anda merasa penuh dengan energy? Ya 0
14 Apakah anda merasa tidak ada harapan dengan kondisi Tidak 0
sekarang?
15 Apakah anda piker sebagian besar orang lebih baik Ya 1
daripada anda?
Total 5
Hasil skala depresi usia lanjut: Normal

17
Pedoman Diagnosis Depresi merujuk pada ICD-10

Gejala utama:
1. Dirinya merasa sedih Ya
2. Energi tidak ada/ berkurangnya energi Tidak
3. Penurunan minat/ hobi Tidak
Gejala lainnya:
4. Rasa harga diri dan kepercayaan diri turun Tidak
5. Rasa bersalah dan tidak berguna Tidak
6. Tidak mau makan/ nafsu makan turun Tidak
7. Konsentrasi dan perhatian berkurang Ya
8. Selalu was-was pada masa depan Tidak
9. Seksual/ libido berkurang Ya
10. Sulit tidur Ya
11. Ingin merusak diri Tidak

Hasil diagnosis depresi: Normal

18
ASESMEN NUTRISI

A. NUTRISI SUBYEKTIF
1. Apakah 1-2 bulan terakhir ada perubahan berat badan Tetap
2. Apakah ada perubahan nafsu makan Tetap
3. Apakah ada perubahan pembauan Tidak
Apakah ada perubahan pengecapan lidah Tidak
4. Apakah ada masalah mengunyah Tidak
Apakah ada masalah menelan Tidak
5. Apakah ada masalah dengan gigi Tidak
6. Apakah ada gangguan pencernaan: mencret Tidak
Apakah ada gangguan pencernaan: sembelit Tidak
Apakah ada gangguan pencernaan: mual Tidak
Apakah ada gangguan pencernaan: muntah Tidak

B. POLA MAKAN
1. Kebiasaan makan pagi : Ya
2. Kebiasaan makan siang : Tidak
3. Kebiasaan makan sore : Ya
4. Kebiasaan selingan/ ngemil : Ya, buah dan makanan ringan seadanya
5. Alergi makanan : Ya, ikan gereh
6. Sebutkan bahan makanan yang biasa dikonsumsi
a. Makanan pokok : Nasi
b. Lauk hewani : Lele, bandeng
c. Lauk nabati : Tahu, tempe
d. Sayuran : Sawi, kangkung, bayam
e. Buah-buahan : Jeruk, pepaya, pisang
f. Minuman : Air putih, teh

19
ASESMEN ORAL UNTUK USILA

1. Apakah anda dapat membedakan jenis-jenis rasa makanan? Ya


2. Apakah saat ini memakai gigi tiruan? Tidak
3. Apakah mengalami kesulitan waktu mengunyah makanan? Tidak
4. Apakah merasakan ada gangguan waktu membuka mulut lebar? Tidak
5. Apakah menu makanan sehari-hari dalam bentuk lembek? Tidak
6. Apakah merasakan sakit atau ada kelainan di daerah telinga setelah makan?
Tidak
7. Apakah ada rasa sakit atau gangguan pada saat menelan? Tidak
8. Apakah mulutnya terasa kering atau air ludahnya berkurang? Tidak
9. Apakah saat ini sedang minum obat-obatan tertentu? Tidak
10. Apakah merasakan adanya sisa makanan yang tertinggal di mulut setelah
makan? Ya, pakai tusuk gigi atau sikat gigi.

Hasil asesmen oral untuk usila: Gangguan ringan

20
REKAPITULASI ASESMEN GERIATRI

1. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. N
Umur : 68 tahun
Alamat : Lodadi, Jl. Kaliurang KM 14,5 Sleman, Yogyakarta
Pekerjaan : Penjual nasi

2. DAFTAR MASALAH
a. Masalah aktif
- Nyeri persendian
- Gangguan psikis

b. Masalah pasif
- Tidak ditemukan

3. DD
- Nyeri persendian: Osteoartritis, artritis gout, dan artritis reumatoid
- Gangguan psikis: Ansietas dan depresi

4. DIAGNOSA
Suspect osteoartritis disertai dengan suspect ansietas

5. TERAPI
a. NONFARMAKOLOGIS
-

b. FARMAKOLOGIS
Injeksi obat di sekitar genu

21
6. PLANNING/ RENCANA PENATALAKSANAAN
- Foto rontgen genu
- Cek kadar asam urat rutin
- Rujuk ke dokter spesialis kejiwaan
- Memperbaiki gaya hidup

22
PEMBAHASAN

1. ANALISA DAFTAR MASALAH


a. Nyeri persendian
Pasien mengeluhkan persendian lututnya sering terasa nyeri. Nyeri
dirasakan ketika pasien beraktivitas terlalu padat. Keluhan ini dirasakan sejak
beberapa tahun yang lalu dengan intensitas ringan, sedang, parah, hingga sangat
parah.
Nyeri pada persendian dapat terjadi karena beberapa hal, seperti idiopatik,
riwayat trauma, adanya proses inflamasi, kecurigaan pada keganasan, dan
sebagainya. Pasien telah menyangkal adanya trauma pada lutut yang dapat
menyebabkan nyeri. Pasien mengemukakan bahwa nyeri dipicu saat kegiatan
aktivitas fisik yang terlalu berat. Keluhan ini dirasakan membaik ketika
digunakan untuk istirahat, namun semakin memberat seiring bertambahnya
waktu. Untuk kemungkinan yang mengarah pada keganasan telah disingkirkan
karena tidak ditemukannya tanda-tanda terbentuknya tumor dari pemeriksaan
fisik, seperti tidak teraba benjolan saat palpasi.
Akibat dari kambuhnya nyeri persendian ini akan membuat pasien
kehilangan kekuatannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti pergi ke
pasar, memasak, dan kegiatan aktivitas fisik lainnya. Pasien menuturkan bahwa
ketika terasa nyeri, maka pasien hanya dapat tidur atau berbaring saja di rumah,
sehingga produktivitasnya menurun. Berlandaskan dari paparan tersebut, maka
masalah berupa nyeri persendian pada pasien ini dirasa cukup mengganggu dan
sifatnya adalah harus segera ditangani, oleh karenanya pemeriksa memasukkan
nyeri persendian sebagai masalah aktif pasien.

b. Gangguan psikis
Adanya gangguan psikis pada pasien ini membuat banyaknya keluhan
gejala yang dialami pasien. Gejala pasien yang akan muncul atau bertambah
berat ketika banyaknya tekanan dan pikiran yang beliau rasakan adalah sebagai
berikut:

23
1. Kelelahan
2. Insomnia
3. Nyeri kepala
4. Sesak napas
5. Sesak waktu tidur
6. Nyeri perut
7. Depresi
Keterkaitan faktor psikis dengan munculnya gejala di lokasi lain pada tubuh
merupakan hal yang umum terjadi. Usia pasien yang sudah lanjut juga akan
memperberat dari gangguan-gangguan tersebut. Oleh karena besarnya tingkat
urgensi dari masalah psikis, maka adanya gangguan psikis ini harus ditangani
segera dan dikelompokkan menjadi masalah aktif.

2. ANALISA DD
a. Nyeri persendian
Dilihat dari gejala yang dialami pasien, maka didapatkan diagnosis banding
nyeri persendian pasien sebagai berikut:
i. Osteoartritis
Pengambilan osteoartritis sebagai DD pertama pada pasien dikarenakan
banyaknya kesesuaian antara data yang diperoleh pada pasien dengan teori
yang ada. Data tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Nyeri pada persendian besar, terutama pada lutut. Dalam sebuah teori
menyebutkan bahwa lutut merupakan salah satu pridileksi penyakit
osteoartritis (Soeroso, et al, 2014; Rosani & Isbagio, 2016).
2. Kronis. Rosani & Isbagio (2016) menyebutkan bahwa penyakit
osteoartritis merupakan penyakit pada persendia yang bersifat kronis.
3. Keseringan berjalan jauh juga dicurigai sebagai salah satu faktor
pencetus. Hal ini berkaitan dengan teori Soeroso, et al (2014) yang
menyebutkan bahwa olah raga yang sering akan meningkatkan risiko
terjadinya osteoartritis.

24
4. Usia 68 tahun. Soenarto (2009) menyebutkan bahwa dengan
meningkatnya usia, maka terjadi peningkatan risiko osteoartritis.
5. Jenis kelamin perempuan. Beberapa teori ahli menyebutkan bahwa
jenis kelamin perempuan lebih sering terkena osteoartritis
dibandingkan dengan laki-laki (Soenarto, 2009; Soeroso, et al, 2014).
6. Sifat nyeri yang bertambah saat beraktivitas dan berkurang dengan
istirahat. Rosani & Isbagio (2016), Longo, et al (2012) menjelaskan
bahwa hal tersebut merupakan salah satu manifestasi klinis pasien
dengan osteoartritis. Selain itu munculnya nyeri pada pagi hari yang
kurang dari 30 menit merupakan tanda khas dari osteoartritis pula.
7. Perubahan gaya berjalan yang dialami pasien juga merupakan salah
satu manifestasi klinis pasien dengan osteoartritis (Rosani & Isbagio,
2016).

ii. Artritis gout


Hal-hal positif yang dicurigai berkaitan dengan artritis gout adalah
seperti berikut:
1. Kebiasaan makan bayam dan kangkung yang merupakan makanan
pencetus tingginya kadar asam urat. Soenarto (2009) menyebutkan
bahwa hiperurisemia merupakan salah satu tanda diagnostik dati
artritis gout.
2. Nyeri pada lutut. Walaupun nyeri pada pasien artritis gout biasanya
dirasakan pada metatarsophalangeal, namun Rosani & Isbagio
(2016) menyebutkan bahwa nyeri dapat juga menjalar ke lutut.

iii. Artritis reumatoid


Dugaan kecurigaan yang mengarah pada artritis reumatoid adalah karena
hal berikut ini:
1. Jenis kelamin perempuan. Soenarto (2009) menyebutkan bahwa jenis
kelamin perempuan lebih sering terkena artritis reumatoid
dibandingkan dengan laki-laki.

25
2. Depresi. Menurut Rosani & Isbagio (2016), depresi merupakan salah
satu manifestasi klinis dari artritis reumatoid.

b. Gangguan psikis
Dilihat dari gejala yang dialami pasien, maka didapatkan diagnosis banding
gangguan psikis pasien sebagai berikut:
i. Ansietas
Hal-hal positif yang dicurigai berkaitan dengan ansietas adalah sebagai
berikut:
1. Banyaknya gangguan yang dialami pasien akibat psikis merupakan
salah satu tanda ansietas.
2. Adanya ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan berlebihan
merupakan tanda dari pasien ansietas (Rosani & Isbagio, 2016;
Sadock, et al, 2014).
3. Pasien pernah merasakan perasaan untuk cenderung menghindar
dari aktivitas sosial merupakan hal yang sama seperti manifestasi
klinis ansietas menurut Elvira (2010).
4. Penapisan depresi pada kuisioner yang diujikan pada pasien.

ii. Depresi
Dugaan kecurigaan yang mengarah pada depresi adalah karena hal
berikut ini:
1. Pasien mengalami kehilangan minat dan kegembiraan beberapa
waktu tertentu. Seperti yang disebutkan oleh Rosani & Diatri (2016),
bahwa manifestasi utama pasien depresi adalah hilangnya minat dan
kegembiraan.
2. Manifestasi klinis dari artritis reumatoid. Menurut Rosani & Isbagio
(2016), Sadock, et al (2014) bahwa depresi merupakan salah satu
manifestasi klinis dari artritis reumatoid.

26
1. ANALISA DIAGNOSA
 Nyeri persendian
Dari kemungkinan beberapa diagnosis banding di atas, dapat dikerucutkan
menjadi:
- Penampisan artritis gout
a. Jenis Kelamin
Menurut Soenarto (2009), artritis gout lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan.

b. Usia
Pasien dengan artritis gout tidak mengenal batasan usia. Artritis gout
dapat terjadi sebelum ataupun saat lanjut usia (Soenarto, 2009). Hal ini
berbeda pada hal yang dialami pasien. Pasien mengeluhkan persendiannya
nyeri saat usia lanjut.

c. Sifat nyeri
Menurut pasien, nyeri persendian dialami secara bilateral, sehingga
artritis gout dapat dikeluarkan dari diagnosa. Berdasarkan Soenarto (2009),
bahwa sifat serangan pasien artritis gout adalah secara unilateral.

d. Hasil pemeriksaan fisik


Dalam pemeriksaan fisik yang dilakukan, tidak ditemukan adanya
tofus, nyeri tekan, peningkatan suhu di sekitar lutut, dan kemerahan sekitar
sendi yang merupakan gejala dari artritis gout. Selain itu, pada hasil vital
sign tidak didapatkan hipertensi, sehingga salah satu faktor risiko terjadinya
gout dapat ditampis. Rosani & Isbagio (2016) menyebutkan bahwa
hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya artritis gout pada
seseorang.

27
- Penampisan artritis reumatoid
a. Usia
Pasien artritis reumatoid dapat timbul pada usia lanjut sebagai
kelanjutan dari masa mudanya (Soenarto, 2009) sehingga hal ini dapat
disingkirkan dari diagnosa karena pasien mengeluhkan nyeri saat usia
dewasa.

b. Lokasi
Lokasi nyeri pada pasien adalah di sendi genu, hal ini bertolak belakang
pada pasien dengan artritis reumatoid yang nyerinya terjadi pada sendi
kecil.

c. Sifat nyeri
Artritis reumatoid tidak berhubungan dengan nyeri saat beraktivitas
berat seperti halnya osteoartritis. Soenarto (2009), Rosani & Isbagio (2016)
menyebutkan bahwa nyeri sendi pada pasien artritis reumatoid akan muncul
pada pagi hari. Selain itu, artritis reumatoid juga memiliki sifat nyeri yang
menetap walaupun diistirahatkan, sehingga sangat berbeda dengan
osteoartritis dan artritis gout.

d. Hasil pemeriksaan fisik


Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukannya nodul reumatoid, sehinga
tanda khas dari artritis reumatoid dapat ditampis. Hasil lainnya adalah tidak
ditemukannya pembengkakan, kemerahan, panas, ataupun nyeri. Gejala-
gejala yang seperti disebutkan tersebut merupakan tanda yang biasanya
dapat dilihat pada pasien dengan artritis reumatoid (Rosani & Isbagio,
2016).

28
- Kriteria Diagnostik Osteoartritis
Berdasarkan kriteria diagnostik osteoartritis Rosani & Isbagio (2016), maka
beberapa gejala pasien yang masuk dalam kriteria diagnostik adalah sebagai
berikut:
1. Nyeri lutut
2. Usia > 50 tahun
3. Kekakuan < 30 menit
4. No palpable warmth

Dalam kriteria Rosani & Isbagio (2016), tersebut disebutkan bahwa hasil
positif jika:
1. Nyeri lutut disertai dengan minimal 5 dari 9 kriteria (sensitivitas 92%,
spesivisitas 75%) berikut ini:
a. Usia > 50 tahun
b. Kekakuan < 30 menit
c. Krepitus
d. Bony tenderness
e. Pembengkakan tulang
f. No palpable warmth
g. LED < 40 mm/jam
h. RF < 1:40
i. SF OA
2. Nyeri lutut disertai dengan minimal satu dari 3 kriteria (sensitivitas 91%,
spesivisitas 86%) berikut ini:
a. Usia > 50 tahun
b. Kekakuan < 30 menit
c. Krepitus
d. + Osteofit
3. Nyeri lutut disertai dengan minimal 3 dari 6 kriteria (sensitivitas 95%,
spesivisitas 69%) berikut ini:
a. Usia > 50 tahun

29
b. Kekakuan < 30 menit
c. Krepitus
d. Bony tenderness
e. Pembengkakan tulang
f. No palpable warmth

Dilihat dari analisa data seperti yang disebutkan di atas, maka kecenderungan
pasien terdiagnosa suspect osteoartritis. Hal ini juga diperkuat dengan penuturan
pasien bahwa beberapa tahun terdahulunya pernah terdiagnosa oleh dokter sebagai
pasien osteoartritis. Namun untuk memastikan lebih lanjut, maka diperlukan
pemeriksaan penunjang lainnya.

 Gangguan psikis
Untuk gangguan psikis pasien, maka pasien terdiagnosa suspect ansietas. Hal
ini diperkuat melalui hasil screening depresi pasien yang hasilnya masih normal.

 Hasil diagnosa
Dari keseluruhan hasil pembahasan diagnosa, maka diagnosa lengkap pasien
adalah suspect osteoartritis disertai dengan suspect ansietas.

2. ANALISA TERAPI
Pasien menuturkan bahwa setiap kali nyeri sendinya kambuh, dokter akan
menyuntikkan obat ke lututnya yang sakit. Setelah disuntikkan, pasien merasa
nyerinya berkurang dan dapat beraktivitas rutin lagi. Kemungkinan obat yang
disuntikkan ke lutut pasienpun beragam, namun kemungkinan besar obat yang
disuntikkan tersebut adalah obat golongan chondroprotective agent. Obat golongan
ini merupakan jenis obat untuk menjaga atau merangsang perbaikan tulang rawan
sendi pada pasien osteoartritis. Contoh obat golongan ini sangat beragam, seperti
tetrasiklin, asam hyaluronat, kondroitin sulfat, dan sebagainya. Salah satu cara
pemberian pengobatan jenis ini adalah dengan cara injeksi intra artikular pada sendi
yang sakit (Soeroso, et al, 2014).

30
3. ANALISA PLANNING/ RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana penatalaksanaan pada pasien tidak dapat dilakukan dengan hanya
berlandaskan teori. Pengambilan rencana penatalaksanaan juga harus melihat dari
kondisi kehidupan pasien. Pasien merupakan seseorang tanpa pendidikan formal
dengan keterbatasan yang ada, dan tergolong ekonomi menengah ke bawah. Oleh
karena itu rencana penatalaksanaan yang dirasa cukup tepat diusulkan adalah
sebagai berikut:

a. Foto rontgen genu


Foto rontgen genu direncanakan karena untuk mengetahui tingkat
keparahan dari keluhan pasien. Selain itu, hal ini juga dapat digunakan untuk
bahan evaluasi pasca terapi yang telah dilakukan bertahun-tahun.

b. Cek kadar asam urat rutin


Menurut pasien, beliau pernah memeriksakan kadar asam urat dan cek darah
lainnya, dan hasilnya normal. Namun, melihat dari seringnya pasien
mengonsumsi sayur bayam dan kangkung yang merupakan jenis makanan
penyebab tingginya asam urat, maka pengecekan kadar asam urat secara rutin
dirasa perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan hiperurisemia.
Hiperurisemia ini berkaitan dengan DD artritis gout. Putra (2014) menyebutkan
bahwa hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gout. Maka
pengecekan asam urat ini dapat menyingkirkan DD artritis gout.

c. Rujuk ke dokter spesialis kejiwaan


Keluhan pasien yang beragam pada gejala yang dialami, seperti adanya
gangguan tidur, gangguan pencernaan, dan sebagainya seperti yang disebutkan
dalam daftar gejala diatas, disebutkan pasien berasal dari gangguan psikis yang
beliau alami. Oleh karena itu, untuk menghilangkan gejala-gejala yang
mengganggu kesehariannya dan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, maka
pemeriksa mengusulkan agar pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis kejiwaan.

31
Diharapkan dengan demikian masalah penyebab kecemasan pasien dapat
teratasi dengan baik.

d. Memperbaiki gaya hidup


Diketahui pasien akan mengalami kekambuhan nyeri sendi ketika
beraktivitas berat, maka pemeriksa mengusulkan agar pasien dapat membatasi
kegiatannya. Kegiatan yang dimaksud pemeriksa disini adalah kegiatan yang
menopang badan. Menurut Hochberg, et al (2012) bahwa salah satu terapi non
farmakologi dari pasien osteoartritis adalah dengan meminimalisir berat badan
menumpu pada sendi. Melihat aktivitas pasien yang sangat tinggi, maka hal ini
sangat dapat memicu kekambuhan dari nyeri sendinya. Pasien juga bukan
pasien obesitas, sehingga pasien tidak perlu mengeluarkan usaha untuk
menurunkan berat badannya lagi. Hal ini berkaitan dengan teori Soeroso, et al
(2014) yang menyebutkan bahwa aktivitas yang sering digunakan dan tubuh
bagian bawah sebagai penopangnya akan meningkatkan risiko terjadinya
osteoartritis pada ekstremitas bawah.

32
DAFTAR PUSTAKA

Elvira SD, Hadisukanto G. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FK
UI.
Hochberg MC, Altman RD, April KT, et al. 2012. American college of
rheumatology 2012 recommendations for the use of nonpharmacologic and
pharmacologic therapies in osteoarthritis of the hand, hip, and knee. Arthritis
Care Res. 64 (4): 465-474.
Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, et al. 2012. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. Ed 18. New York: McGraw-Hill.
Putra, TR. 2014. Hiperurisemia. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 6.
Jakarta: Interna Publishing.
Rosani S, Diatri H. 2016. Ilmu Kesehatan Jiwa. Dalam: Arifputera A, Calistania C,
Klarisa C, et al. 2016. Kapita Selekta Kedokteran. Ed IV jilid II. Jakarta:
Media Aesculapius.
Rosani S, Isbagio H. 2016. Reumatologi. Dalam: Arifputera A, Calistania C, Klarisa
C, et al. 2016. Kapita Selekta Kedokteran. Ed IV jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius.
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. 2014. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
Behavioural/ Clinical Psychiatry. Ed 11. New York: Lippincott William &
Wilkins.
Soenarto. 2009. Reumatik pada Usia Lanjut. Dalam: Darmojo RB, Martono HH.
2009. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Ed
5. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, et al. 2014. Osteoartritis. Dalam: Setiati S, Alwi I,
Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Ed 6. Jakarta: Interna Publishing.

33
LAMPIRAN

Pemeriksa bersama dengan pasien

Foto pasien

Nampak benjolan pada lengan kanan bawah pasien

34
Kondisi kulit kering pada ekstremitas pasien

Kondisi kulit yang mengendur dan keriput

35

Anda mungkin juga menyukai