Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
tenaga listrik. Sistem proteksi berguna untuk mengamankan area-area penyaluran
tenaga listrik dari gangguan-gangguan yang timbul selama penyaluran daya listik.
Tanpa sistem proteksi, tenaga listrik yang disalurkan dari sumber tidak akan dapat
disalurkan kepada beban dengan kualitas dan keandalan yang tinggi. Selain itu,
umur peralatan-peralatan dalam sistem tenaga listrik seperti generator,
transformator, kabel, motor, busbar, dan lain sebagainya dapat bertahan lebih
lama jika sistem proteksinya terancang dengan baik. Hal ini dikarenakan saat
terjadi gangguan pada sistem, sistem proteksi akan mengisolir gangguan dan
memutus penyaluran daya ke area yang tekena gangguan sehingga dampak
gangguan tidak akan meluas ke peralatan-peralatan lain.
PLTU Jawa Tengah 2 Adipala merupakan pembangkit listrik baru yang
masih dalam masa konstruksi. Berlokasi di selatan Pulau Jawa tepatnya di Desa
Bunton Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, PLTU Jawa Tengah 2 Adipala
dibangun untuk mendukung suplai sistem kelistrikan Jawa Madura Bali. Pada
sistem kelistrikan di Turbin PDC A, tidak dilakukan studi mengenai Koordinasi
Proteksi.
Mengingat pentingnya sistem proteksi yang baik dan andal . Koordinasi
antar peralatan proteksi menjadi kunci keandalan sistem kelistrikan tersebut.
Perhitungan koordinasi peralatan proteksi yang tepat akan dapat meminimalkan
pemadaman akibat gangguan, yang hanya pada jaringan terganggu saja yang
dipadamkan, sementara jaringan lain yang tidak mengalami gangguan tidak
dilakukan pemadaman.
Gangguan pada sistem tenaga listrik kebanyakan berupa arus lebih akibat
hubung singkat dan overload. Gangguan arus lebih ini umum diatasi dengan
menggunakan komponen proteksi berupa rele arus lebih atau overcurrent relay
(OCR). Untuk menganalisa seberapa besar arus gangguan yang mungkin terjadi

1
2

pada sistem saat terjadinya gangguan, maka diperlukan suatu analisa short circuit
dan resetting proteksi peralatan. Namun, perhitungan secara manual sangat rumit,
dikarenakan sistem yang sangat besar dan kompleks, sehingga digunlah program
ETAP 12.6 (Electrical Transient Analysis Program) yang mampu
menghitung dan mensimulasikan arus gangguan yang terjadi dalam sistem, dan
digunakan untuk mengatur dan mengoptimalkan koordinasi proteksi pada sistem
kelistrikan PLTU Jateng 2 Adipala untuk mendapatkan proteksi yang cepat,
handal, selektif serta ekonomis pengaman beban lebih.

2.2. Maksud dan Tujuan


Dalam kurikulum Diploma III Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada,
proyek akhir merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya. Proyek
akhir yang dilakukan di PT Indonesia Power UJP Jateng 2 Adipala bertujuan
untuk menganalisa koordinasi proteksi pada Turbin PDC A supaya saat terjadi
gangguan di jaringan tersebut, didapatkan koordinasi yang selektif dan sensitif
untuk mengamankan peralatan-peralatan terpasang.

2.3. Batasan Masalah


Masalah yang akan dibahas pada proyek akhir ini dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Koordinasi proteksi yang dibahas hanya koordinasi proteksi arus lebih,
sehingga tidak mencakup proteksi diferensial, proteksi gangguan tanah, fuse,
dan lain-lain.
2. Koordinasi proteksi yang dibahas hanya pada Turbin PDC A.

2.4. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan Laporan Proyek Akhir ini menggunakan metode atau
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengamatan Langsung
Metode yang dilakukan dengan cara mengamati objek langsung yang
diteliti.
3

2. Wawancara
Penulis mengajukan pertanyaan kepada berbagai pihak yang dapat
memberikan keterangan yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin diketahui atau
masalah yang dihadapi.
3. Pengambilan Data
Dilakukan dengan menggunakan data tertulis untuk mengetahui lebih jelas
tentang koordinasi rele arus lebih pada Turbin PDC A.
4. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengembangkan data yang
terdapat dalam literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang menjadi
objek penelitian

2.5. Sistematika Penulisan Laporan


Sistematika dalam pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran secara garis besar tentang apa yang dikemukakan dalam pokok bahasan.
Adapun susunan sistematika penulisan laporan proyek akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang tujuan masalah, batasan
masalah, metode pengambilan data dan sistematika yang menyusun laporan ini.
2. BAB II : DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang penjelasan komponen-komponen yang digunakan,
dimana semua komponen tersebut saling berkaitan dan memiliki perannya
masing-masing.
3. BAB III : METODE PELAKSANAAN
Bab ini berisi tentang susunan sistem, perangkat yang digunakan dan
metode pelaksanaanya.
4. BAB IV : ANALISA dan PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang kesuksesan koordinasi rele arus lebih pada turbin
PDC A yang kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi gangguan untuk
mengamati berjalannya koordinasi rele.
4

5. BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas hasil pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai