Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENYELENGGARAAN

KEGIATAN FORUM KONSULTASI PUBLIK


PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN
TAHUN 2018

BAB I
PENDAHULUAN

CEPAT, EFEKTIF & EFISIEN, RAMAH,


MUDAH, AKUNTABEL & TRANSPARAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN


Jl. Siliwangi No. 88 Kuningan Telp. (0232) 871045
0
KATA PENGANTAR

Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk


membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas,
produktivitas, dan bertanggungjawab serta memiliki kemampuan memberikan
pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja
(culture set) dalam sistem manajemen pemerintahan. Reformasi Birokrasi
mencakup 8 (delapan) area perubahan utama pada instansi pemerintah di pusat
dan daerah, meliputi: organisasi, tata laksana, peraturan perundang-
undangan, sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas,
pelayanan publik, mind set dan culture set aparatur.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal


pelayanan, maka unit penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memenuhi
harapan masyarakat dalam melakukan pelayanan. Pelayanan publik yang
dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini dirasakan belum memenuhi harapan
masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari berbagai keluhan masyarakat yang
disampaikan melalui media massa dan jejaring sosial. Tentunya keluhan tersebut
jika tidak direspon oleh Pemerintah Daerah akan memberikan dampak buruk
sehingga menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat.
Selanjutnya dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan Masyarakat
sebagai akibat kemajuan ekonomi dan tuntutan pelayanan yang lebih nyaman,
Penyelenggara dapat menyediakan pelayanan berjenjang dengan
mempertimbangkan proporsionalitas dan kebutuhan Masyarakat, agar tidak
menimbulkan diskriminasi dengan tetap menjunjung tinggi prinsip keadilan, dan
tidak mengurangi kualitas pelayanan bagi Masyarakat pada umumnya. Salah satu
upaya yang dilakukan dalam perbaikan pelayanan publik adalah dengan
melaksanakan kegiatan dalam Forum Konsultasi Publik dengan komunikasi dua
arah, diman masyarakat dapat mengusulkan, memberikan, masukan dan saran
kepadapenyelenggara pelayanan publik atas layanan yang diterima selaku
pengguna layanan.
Peran serta Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik
diperlukan untuk menjamin Pelayanan Publik dilaksanakan secara transparan dan
akuntabel serta sesuai dengan kebutuhan dan harapan Masyarakat. Peran serta
Masyarakat tidak hanya dalam bentuk peran serta secara aktif dalam penyusunan
Standar Pelayanan, tetapi juga sampai dengan pengawasan dan evaluasi
penerapan standar, evaluasi kinerja dan pemberian penghargaan, serta
penyusunan kebijakan Pelayanan Publik.
Kuningan, 10 Nopember 2018

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG............................................................... 3
B. TUJUAN................................................................................. 7
C. METODE................................................................................ 7

BAB II HASIL PENYELENGGARAAN


FORUM KONSULTASI PUBLIK .................................................. 9
A. RUANG LINGKUP MASALAH.............................................. 9
B. ANALISIS............................................................................. 10
C. RENCANA AKSI................................................................... 13

BAB III PENUTUP.................................................................................. 21

LAMPIRAN/DOKUMENTASI.................................................................... 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
mengamanatkanpenyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dalam
penyelenggaraanPelayanan Publik sebagai upaya membangun sistem
penyelenggaraanPelayanan Publik yang adil, transparan, dan akuntabel.
Peran serta masyarakat dalam kegiatan penyelenggaraan pelayananpublik
diwujudkan dalam bentuk kerjasama, pemenuhan hak dan kewajiban
masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan publik
yang dimulai sejak penyusunan kebijakan sampai dengan evaluasi kebijakan.
Dalam rangka pelaksanaan partisipasi masyarakat tersebut, perlu adanya
koordinasi antara pemerintah (penyelenggara pelayanan) dengan masyarakat
sebagai pengguna layanan yang diwadahi dalam bentuk Forum Konsultasi
Publik.
Kegiatan FKP diselenggarakan dengan komunikasi dua arah, dimana
masyarakat dapat mengusulkan, memberikan masukan dan saran kepada
penyelenggara pelayanan publik atas layanan yang diterima selaku pengguna
layanan.
Tujuan dilakukan FKP untuk memperoleh pemahaman hingga solusi,
antara penyelenggara pelayanan dan masyarakat, antara lain: pembahasan
rancangan, penerapan, dampak, dan evaluasi kebijakan yang ditetapkan oleh
penyelenggara pelayanan sehingga diperoleh kebijakan yang efektif dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan publik.
Sedangkan Manfaat dari dilaksanakannya FKP secara umum, seperti:
1. Menyelaraskan kemampuan penyelenggara layanan dengan harapan
publik, atau meminimalisir dampak kebijakan yang merugikan publik.
2. Manfaat FKP khusus bagi penyelenggara pelayanan :
a. memperoleh masukan dari publik terhadap kebijakan yang akan
ditetapkan;
b. memperoleh bahan masukan dari publik dalam rangka perumusan
maupun perbaikan kebijakan;
c. mengajak dan mendidik publik sebagai pengguna layanan untuk
mengetahui kebijakan yang ditetapkan penyelenggara;
d. mengajak dan mendidik publik untuk turut serta dalam rangka
pengawasan pelaksanaan kebijakan;
e. sebagai fungsi monitoring dan evaluasi penyelenggara pelayanan
untuk mengetahui efektifitas dari kebijakan yang ditetapkan dalam
memberikan layanan kepada publik;
f. memperoleh masukan dari publik tentang dampak kebijakan.
3. Manfaat FKP khusus bagi publik :
a. ruang partisipasi masyarakat yang dijamin haknya oleh Undang-
Undang Pelayanan Publik
b. memperoleh pengetahuan terkait berbagai kebijakan yang akan atau
sudah ditetapkan penyelenggara layanan;
c. memperoleh kepastian layanan melalui pengawasan yang dilakukan;
d. menyelaraskan antara harapan publik dengan kemampuan
penyelenggara layanan;

3
e. meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.

Adapun yang menjadi Ruang lingkup dalam penyelenggaraan FKP


meliputi:
1. Penyusunan kebijakan Pelayanan Publik;
2. Penyusunan Standar Pelayanan;
3. Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan Publik;
4. Pemberian penghargaan;
5. Survei kepuasan masyarakat; dan
6. Kebijakan lain terkait pelayanan publik.

Substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan


yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu
untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan publik ini menjadi semakin
penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat ramai
yang memiliki keaneka ragaman kepentingan dan tujuan. Oleh karena itu
institusi pelayanan publik dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-
pemerintah. Jika pemerintah merupakan organisasi birokrasi dalam pelayanan
publik, maka organisasi birokrasi pemerintahan merupakan organisasi
terdepan yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam hal institusi
pemerintah memberikan pelayanan, maka yang terpenting adalah bagaimana
memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Suatu pelayanan bermutu yang
diberikan kepada masyarakat menuntut adanya upaya dari seluruh pegawai,
dan bukan hanya dari petugas di “Front Office”. Jadi, upaya itu tidak hanya
dituntut dari mereka yang berhadapan langsung dengan masyarakat dalam
menghasilkan pelayanan yang mencerminkan kualitas sikap pegawai
tersebut, tetapi juga dari para pegawai di “Back Office” yang menghasilkan
layanan di belakang layar yang tidak kelihatan oleh masyarakat. Mengapa
dalam konsep pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh Instansi
Pemerintah harus dilakukan oleh seluruh pegawai ? Karena, tugas apa saja
yang dilakukan oleh setiap pegawai mengandung unsur pelayanan yang pada
gilirannya akan mempengaruhi mutu pelayanan jasa produk dari instansi
dimana pegawai tersebut bekerja yang diterima oleh masyarakat.
Pelayanan masyarakat mencerminkan pendekatan seutuhnya dari
seorang pegawai pada instansi pemerintah kecamatan. Inti dari pelayanan
masyarakat adalah sikap menolong, bersahabat, dan profesional dalam
memberikan pelayanan jasa atau produk dari suatu instansi yang memuaskan
masyarakat dan menyebabkan masyarakat datang kembali untuk mohon
pelayanan instansi tersebut.
Pelayanan masyarakat menuntut setiap unsur di dalam lembaga
tersebut untuk berempati kepada masyarakat. Empati mengandung
pengertian sebagai kesanggupan dari birokrat pemerintah untuk
4
menempatkan dirinya dari pihak masyarakat dan melihat hal-hal atau
masalah-masalah dari sudut pandangan masyarakat. Melalui empati yang
dilakukan oleh pegawai itu akan menuntut kesabaran dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Dalam pembahasan ini, pelayanan publik dalam pemerintahan yang
baik harus memenuhi kualitas yang harus dipenuhi. Pelayanan publik yang
ada harus berfungsi untuk mengurangi (bahkan menghilangkan) kesenjangan
peran antara organisasi pusat dengan organisasi-organisasi pelaksana yang
ada dilapangan. Jumlah staf/aparat yang ada sesuai, tidak kurang dan tidak
pada level menengan dan level atas agar pelayanan publik dapat tepat
sasaran . pelayanan yang diberikan juga harus mendekatkan birokrasi dengan
masyarakat pelanggan.
Tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas
publik, antarala lain:
1. Konteks monopolistik, dalam hal ini karena tidak adanya kompetisi dari
penyelenggara pelayanan publik non pemerintah, tidak ada dorongan
yang kuat untuk meningkatkan jumlah, kualitas maupun pemerataan
pelayanan tersebut oleh pemerintah
2. Tekanan dari lingkungan, dimana faktor lingkungan amat mempengaruhi
kinerja organisasi pelayanan dalam transaksi dan interaksinya antara
lingkungan dengan organisasi publik.
3. Budaya patrimonial, dimana budaya organisasi penyelenggara
pelayanan publik di Indonesia masih banyak terikat oleh tradisi-tradisi
politik dan budaya masyarakat setempat yang seringkali tidak kondusif
dan melanggar peraturan-peraturan yang telah ditentukan.

Beberapa prinsip pokok (Irfan Islamy 1999) yang harus dipahami oleh
aparat birokrasi publik, maka prinsip-prinsip dalam pelayanan publik antara
lain:

1. Prinsip Aksestabelitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat


dijangkau secara mudah oleh setiap pengguna pelayanan (misal:
masalah tempat, jarak dan prosedur pelayanan)
2. Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara
terus menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan
kejelasan ketentuan yang berlaku bagi proses pelayanan tersebut.
3. Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan proses
pelayanannya harus ditangani oleh aparat yang benar-benar
memahami secara teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan,
ketepatan dan kemantapan sistem, prosedur dan instrumen pelayanan
4. Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan pada akhirnya haru
dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien serta memberikan

5
keuntungan ekonomis dan sosial baik bagi pemerintah maupun bagi
masyarakat luas.
5. Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu pelayanan
yang telah diberikan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat karena aparat pemerintah itu pada hakekatnya mempunyai
tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat.

Begitu pentingnya profesionalisasi pelayanan publik ini bagi setiap lini


organisasi pemerintahan di Indonesia, pemerintah melalui Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan suatu kebijaksanaan
Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum
yang perlu dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat berdasar prinsip-prinsip pelayanan sebagai
berikut :
 Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat, tepat, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat
yang meminta pelayanan.
 Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian dalam
hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan baik teknis
maupun administratif, unit kerja pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam meberikan pelayanan, rincian biaya atau tarif pelayanan dan
tata cara pembayaran, dan jangka waktu penyelesaian pelayanan.
 Keamanan, dalam arti adanya proses dan produk hasil pelayanan yang
dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
 Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan,
persyaratan, unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui
dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
 Efesiensi, dalam arti bahwa persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-
hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan
tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk
pelayanan.
 Ekonomis, dalam arti bahwa pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang dan jasa
pelayanan, kemampuan masyarakat untuk membayar, dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

6
 Keadilan dan Pemerataan, yang dimaksudkan agar jangkauan pelayanan
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat.
 Ketepatan Waktu, dalam arti bahwa pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Selanjutnya peran serta masyarakat dalam kegiatan penyelenggaraan


pelayanan publik diwujudkan dalam bentuk kerjasama, pemenuhan hak dan
kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan
pelayanan publik yang dimulai sejak penyusunan kebijakan sampai dengan
evaluasi kabijakan. Dalam rangka pelaksanaan partisipasi masyarakat tersebut,
perlu adanya koordinasi antara pemerintah (penyelenggara pelayanan) dengan
masyarakat sebagai pengguna layanan yang diwadahi dalam bentuk Forum
Konsultasi Publik.

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan Forum Konsultasi Publik di Kabupaten Kuningan


adalah :
1. Meningkatkan silaturahmi antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Kuningan dengan aparatur Kecamatan, Desa/ Kelurahan dan tim
penggerak PKK Kabupaten Kuningan serta para pemangku kepentingan
di Wilayah Kabupaten Kuningan.
2. Membangun sinergitas, koordinasi antar lembaga dan perangkat daerah
guna mendukung terwujudnya Kuningan yang Mandiri, Agamis dan
Sejahtera (MAS).
3. Membahas rancangan, penerapan, dampak dan evaluasi kebijakan serta
permasalahan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat terutama di bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan.
4. Menyatukan pandangan dalam rangka menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.

C. Metode Forum Konsultasi Publik

Metode yang digunakan dalam Forum Konsultasi Publik Kabupaten


Kuningan yang dilaksanakan melalui:
1. Kegiatan Rapat koordinasi atau pleno;
2. Kegiatan Diskusi ;
3. Kegiatan Komunikasi dua arah melalui sambungan telepon radio;
4. Kegiatan Musyawarah perencanaan pembangunan;

7
5. Kegiatan Jambore;
6. Kegiatan Forum Discussion Group (FGD);
7. Kegiatan Sosialisasi;
8. Kegiatan Pemberian Penghargaan .

Forum konsultasi publik merupakan suatu cara untuk melibatkan


partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan
peraturan atau kebijakan. Selain untuk mendapatkan masukan dan saran dari
publik terhadap prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah, forum
konsultasi publik juga merupakan sarana menyerap aspirasi sekaligus
mensinkronkan keinginan masyarakat dengan kebijakan pemerintah daerah.

8
BAB II
HASIL PENYELENGGARAAN
FORUM KONSULTASI PUBLIK
A. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam forum


konsultasi publik Kabupaten Kuningan meliputi permasalahan serta
usulan di bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat, bidang
perekonomian pembangunan dan bidang administrasi umum.

1. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat


a. Pembangunan wilayah perbatasan
b. Pelayanan administrasi kependudukan
c. Peningkatan kesejahteraan rakyat (bidang kesehatan dan
pendidikan)
d. Pembinaan dan pengawasan pemerintahan desa dan kelurahan
e. Peningkatan kualitas pemeriksaaan guna penguatan
penyelenggaraan pemerintahan
f. Penegakan PERDA, penangulangan penyakit masyarakat serta
peningkatan trantibum
g. Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN)
h. Pengentasan kemiskinan dan masalah sosial, pemberdayaan
perempuan serta perlindungan anak
i. Pencegahan paham radikal dan peningkatan toleransi dan
berwawasan kebangsaaan
j. Peningkatan pelayanan di rumah sakit
k. Pengendalian penduduk dan masalah keluarga berencana

2. Perekonomian dan Pembangunan


a. Pembangunan Infrastruktur (Jalan, Jembatan dan Lingkungan)
b. Peningkatan kualitas hasil pertanian dan ketahanan pangan
c. Pengelolaan lingkungan dan persampahan
d. Peningkatan kinerja Perusahaan Daerah
e. Pengembangan Industri Kabupaten serta penguatan daya beli
masyarakat
f. Peningkatan perkoperasian dan usaha kecil menengah
g. Peningkatan pariwisata daerah serta kapasitas pemuda dan
prestasi olahraga
h. Peningkatan pelayanan perijinan dan peningkatan investasi
daerah
i. Penyediaan lapangan pekerjaan dan fasilitasi transmigrasi
j. Pengelolaan dan penguatan jaringan KOMINFO
k. Pencegahan dan penanggulangan Bencana Daerah
l. Peningkatan kualitas pelayanan arus lalu lintas darat
(perhubungan)

9
3. Administrasi Umum
a. Penataan SIMPEG berbasis elektronik
b. Penyusunan pedoman ketatalaksanan Perangkat Daerah dan
peningkatan pelayanan publik
c. Penguatan SAKIP
d. Penyusunan ANJAB (berbasisi elektronik), ABK, EVJAB dan
Penataan Jabatan Pelaksana
e. Realisasi Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)
f. Evaluasi kelembagaan perangkat daerah
g. Peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan dan kearsipan
h. Peningkatan perencanaan dan litbang pembangunan daerah
i. Pengeloalan dan akuntabilitas keuangan dan aset daerah
j. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

B. Analisis

Bidang pemerintahan dan kesra mencakup peningkatan


pembangunan di wilayah perbatasan merupakan salah satu
permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan kewenangan otonomi
daerah khususnya kerja sama antara daerah. Pembangunan wilayah
perbatasan dapat memicu peningkatan kualitas kesejahteraan
masyarakat di wilayah perbatasan sehingga terwujud keselarasan dan
kerja sama yang baik di segala sektor. Dampak akibat ketidakjelasan
pembangunan di wilayah perbatasan dapat menimbulkan kesenjangan
dan perbedaatan tingkat kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya dalam
rangka peningkatan pelayanan kependudukan ditekankan kepada
kepastian penerbitan cetak KTP elektronik (e-KTP) serta penataan
sarana prasarana dan sistem pelayanan KTP elektronik, Kartu Keluarga,
Kartu Identitas Anak (KIA) serta Akta Kelahiran serta peningkatan
pengendalian penduduk dan masalah keluarga berencana. Peningkatan
kualitas ketentraman, ketertiban serta perlindungan masyarakat
menitikberatkan kepada perwujudan situasi yang aman, kondudif serta
sosialisasi dan penegakan peraturan dan kebijakan daerah. Gangguan
keamanan di lingkungan pemukiman dan jalan akan menyebabkan
ketidaknyamanan warga dalam beraktivitas sehari-hari. Rasa aman
merupakan keinginan setiap warga masyarakat sehingga kewaspadaan
dini bukan hanya menjadi tanggung jawab polisi dan tentara melainkan
seluruh masyarakat. Kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga
keamanan merupakan kondisi kepekaan, kesiapsiagaan dan antisipasi
10
dalam menghadapi timbulnya kemungkinan gangguan keamanan.
Partisipasi warga untuk mewujudkan kewaspadaan dini adalah kunci
untuk keberhasilan deteksi dini terhadap gangguan keamanan oleh
sebab itu pemerintah perlu memberdayakan masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan. Selanjutnya pembangunan kesejahteraan
rakyat mencakup pembangunan pendidikan termasuk kebudayaan dan
kesehatan bidang prasarana pendidikan dasar dan menengah serta
tingkat pelayanan kesehatan termasuk peningkatan pelayanan di tingkat
PUSKESMAS serta Rumah Sakit Daerah. Terakhir dalam bidang
pemerintahan dan kesra yakni pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan tingkat kecamatan dan
penyelenggaraan pemerintahan desa berawal dari pembinaan kapasitas
aparatur desa, pembinaan dan bimbingan penyusunan APBDes,
RPJMDes, RKPDes, pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan Dana Desa
dari pusat, penyusunan profil dan evaluasi perkembangan desa dan
terakhir yakni evaluasi akhir tahun penyelenggaraan pemerintahan desa
serta bidang pemberdayaan masyarakat , usaha ekonomi masyarakat
dan teknologi tepat guna dan sumber daya alam.

Bidang perekonomian dan pembangunan, permasalahan yang


muncul diantaranya pembangunan infrastruktur fisik jalan serta fasilitas
umum lainnya serta pelebaran jalan menuju kecamatan-kecamatan
pelosok. Tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan akan
meningkatkan pergerakan manusia, kelancaran distribusi barang,
merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian dan meningkatkan
akses pelayanan. Kondisi jalan yang rusak pada beberapa daerah di
Kabupaten Kuningan perlu diperbaiki karena kerusakan tersebut akan
menghambat mobilitas manusia dan barang antar wilayah dan dapat
berdampak memperlambat gerak roda perekonomian pada wilayah-
wilayah tersebut. Selanjutnya sebagai Kabupaten berbasis pertanian
maka pemerintah dituntut terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian dan upaya ketahanan pangan dan perikanan yang
diharapkan mewujudkan kabiupaten swasembada pangan. Dalam
rangka penataan Inventas Daerah, pemerintah daerah menitikberatkan
kepada kemudahan perijinan usaha dan penataan tertib administrasi

11
perijianan dan investasi seperti penerapan standar operasional prosedur
(SOP), penataan sarana prasarana dan sistem pelayanan on line serta
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Upaya selanjutnya adalah
peningkatan kebersihan lingkungan dan pengelolaan persampahan.
Sampah adalah material sisa yang tidak terpakai atau sesuatu yang
harus dibuang dan umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Penumpukan sampah lingkungan pemukiman dapat
menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan,
pencemaran air, penyebab banjir dan sumber penyakit. Air sangat
penting bagi kehidupan manusia karena air merupakan salah satu
prasyarat untuk mengukur kualitas hidup manusia. Meskipun air
merupakan kebutuhan primer, akses terhadap air bersih masih menjadi
masalah besar terutama di daerah-daerah terpencil. Kondisi sarana dan
prasarana air bersih memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan
lingkungan. Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah
sangat diperlukan bagi suatu daerah karena sampah senantiasa di
produksi penduduk dalam segala aktivitas. Jumlah ideal Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kabupaten Kuningan adalah
sebanyak 6 (enam) TPA akan tetapi saat ini jumlah ideal tersebut belum
dapat terpenuhi. Peningkatan kinerja perusahaan daerah melalui
peningkatan pelayanan publik serta pendapatan laba perusahaan
daerah, pembangunan sektor perdagangan dan perindustrian serta
perkopersian dan usaha kecil, enengah dan jasa yang dapat
mendongkak daya beli masyarakat, pembangunan sektor pariwisata
daerah dengan pengembangan kawasan-kawasan wisata alam dengan
mendorong pihak swasta serta partisipasi masyarakat pelaku usaha
pariwisata. Penyediaan lapangan kerja dan fasilitasi transmigrasi bagi
masyarakat menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah daerah,
pengelolaan dan penguatan jaringan KOMINFO, pencegahan dan
upaya penanggulangan bencana daerah serta peningkatan kualitas
pelayanan arysus lalu lintas darat (perhubungan).

Bidang administrasi umum, permasalahan yang dihadapi yakni


penataan SIMPEG berbasis elektronik (on line) serta pemahaman
terhadap regulasi / kebijakan kepegawaian bagi aparatur sipil negara,

12
penyusunan SOP, Standar Pelayanan setiap SKPD, penyusunan
laporan standar pelayanan minimal 6 (enam) pelayanan dasar,
penguatan SAKIP, realisasi pelaksanaan PATEN kecamatan. Dalam
tataran kelembagaan dan organisasi dititikberatkan kepada penataan
dan analisis jabatan (anjab), evaluasi jabatan (evjab), anaisis beban
kerja (ABK) serta penataan jabatan pelaksana dan fungsional tertentu
serta evaluasi penataan kelembagaan perangkat daerah. Pelayanan
perpustakaan dan kearsipan daerah dititikberatkan kepada upaya
peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta peningkatan minta
baca dan minat kunjungan ke perpusatakaan-perpustakaan. Dalam
bidang keuangan, pemerintah daerah mempunyai komitmen yang kuat
terhadap pengelolaan sistem keuangan daerah yang berkualitas dan
bermutu, tepat sasaran serta akuntabel.

C. Rencana Aksi

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan dalam forum


konsultasi publik, maka pemerintah daerah Kabupaten Kuningan
menyusun rencana aksi. Rencana aksi tersebut disusun dan
dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah dibawah koordinasi Asisten
Sekretraiat Daerah Kabupaten Kuningan.

Atas dasar keinginan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang


baik dengan melibatkan partisipasi masyarakat maka Pemerintah
Kabupaten Kuningan melaksanakan forum konsultasi publik dalam bentuk:

1). SEKRETARIAT DAERAH


a. Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten Kuningan
Rapat koordinasi Perangkat Daerah se-Kabupaten Kuningan yang
dilaksanakan secara berkala selain untuk meningkatkan
silahturahmi antar pejabat lingkup Kabupaten Kuningan dengan
pemangku kepentingan, pimpinan BUMN/ BUMD,
Kecamatan/Desa/Kelurahan dan tokoh masyarakat, juga untuk
membangun kesepahaman antar Instansi/lembaga dan Perangkat
Daerah untuk menjalankan program pemerintah serta
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan di bidang
pemerintahan dan kesejahteraan rakyat, pembangunan, dan

13
administrasi, termasuk kegiatan tim penggerak PKK baik tingkat
Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan sehingga
mendapatkan persepsi dan pengertian yang sama dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan. Dalam rapat koordinasi juga dibahas berbagai
permasalahan pada tingkat Kecamatan dan mencari solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik.

b. Kegiatan NGARIUNG (Ngajarin Aspirasi Unggulan) Bupati dengan


warga masyarakat
1). Masalah, Pendekatan Dan Hasil
(Alasan Pengembangan Program/Kegiatan dan Permasalahan yang
dihadapi)
Luasnya wilayah Kabupaten Kuningan yang terbagi menjadi 376
Desa/Kelurahan perlu diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten
Kuningan sehingga Bupati Kuningan mampu berdialog dan menerima
berbagai usulan aktual dan kontekstual dari masyarakat.
2). Unsur Inovasi
(Ilustrasikan yang menjadi unsur inovasi, uraikan bagaimana inisiatif ini
telah berhasil menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baru dan
berbeda. Sebutkan bagaimana pengembangan atau modifikasi
terhadap ide,sistem atau teknologi diterapkan ke dalam inisiatif dan
disesuaikan dengan situasi lokal).
“Ngariung” adalah program baru dari Bagian Humas Setda Kabupaten
Kuningan yang menyadari betapa masih lekatnya media radio menjadi
media kesayangan masyarakat terutama di wilayah-wilayah pelosok
Pedesaan dan seiring dengan perkembangan teknologi digital maka
dipadupadankan sehingga “Ngariung” ini tidak hanya bisa didengarkan
masyarakat Kuningan diperantauan baik dalam negeri maupun di luar
negeri.
3). Hasil Dan Dampak Terhadap Masyarakat
(Uraikan dampak yang di hasilkan secara nyata dalam bentuk
peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Berikan beberapa contoh

14
konkrit bagaimana inisiatif ini berhasil membuat perubahan (keberhasilan
inisiatif harus dapat di tunjukan melalui perbedaan situasi sebelum dan
sesudah inisiatif).
Dengan program “Ngariung” Bupati tanpa berkeliling ke 376
Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Kuningan masih tetap bisa
berdialog dan menerima berbagai usulan aktual dan kontekstual dari
masyarakat.

2). BAPPEDA
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat
Kabupaten Kuningan Tahun 2018
Musrenbang merupakan forum musyawarah perencanaan pembangunan
yang mengakomodasi peran segenap komponen masyarakat juga sebagai
media koordinasi, komunikasi dan konsultasi program pembangunan.
Tahapan pelaksanaan Musrenbang dimulai dari pelaksanaan Musyawarah
Tingkat Dusun (MusDus) di setiap Desa selanjutnya meningkat pada
pelaksanaan Musrenbang Tingkat Desa / Kelurahan dilanjutkan dengan
Musrenbang Tingkat Kecamatan dan Musrenbang Tingkat Kabupaten.
Musrenbang Kabupaten merupakan arena proses pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam menentukan kebijakan daerah dengan melibatkan
pemerintah, masyarakat dan swasta. Selanjutnya pelaksanaan
MUSRENBANG tingkat Kabupaten Kuningan yang dilaksanakan pada
Bulan Maret 2018 dibagi dalam 3 (tiga) Desk/ Bidang yakni:
a. Desk/Bidang Sosial Budaya
Meliputi Badan Penaggulangan Bencana Daerah, Dinas Pengendalian
Pendudukan dan Keluarga Beencana, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, PPPA, Dinas Pariwisat
dan Pemuda Olahraga, Direktur RSUD 45, Direktur RSUD linggajati,
dan Dinas Tenag Kerja dan Transmigrasi.
b. Desk/Bidang Fisik dan Lingkungan Hidup
Meliputi Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan, dan
Dinas Perhubungan.
c. Desk/Bidang Ekonomi
Meliputi Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Dinas Ketahanan
Pangandan Perikanan, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan UKM, dan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

15
3). DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Rapat Pleno Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pemberdayaan dan
Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Penentuan KHL dan Upah
Kegiatan ini dilaksanakan pada 30 Oktober 2018 menghasilkan Kesepakatan
berupa rekomendasi UMK Kabupaten Kuningan Tahun 2019 sebesar Rp.
1.734.994,34 dengan peserta Rapat Pleno adalah APINDO, KSPI, UNIKU
(UNIVERSITAS KUNINGAN), BPS Kabupaten Kuningan, Bagian
Perekonomian Setda Kab. Kuningan, GASPERINDO, DISNAKERTRANS
Kab. Kuningan dan Peninjau Perwakilan Perusahaan Pengusaha.

4). DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA


a. BIDANG KEPEMUDAAN
1. Diskusi Kegiatan Pembinaan Organisasi Kepemudaan (OKP);
Output : Terbinanya kelompok organisasi keemudaan dan
meninkatnya peran dan fungsi organisasi pemuda, pelaksanaan pada
bulan Mei 2018.
2. Diskusi Penyelenggaraan Jambore Pemuda Daerah;
Output : Menumbuhkan jiwa sosial dan aktualisasi pemuda dalam
pembangunan, pelaksanaan pada bulan Mei 2018.
3. Diskusi Kegiatan Kemah Bakti Kesatuan Pemda.
Output : Peningkatan kapasitas pemuda sebanyak 150 orang pemuda
tentang pemahaman Jiwa Nasionalisme dan Jiwa Sosial di Kabupaten
Kuningan, pelaksanaan pada bulan Agustus 2018
b. BIDANG KEOLAHRAGAAN
Rembug Forum SKPD Kegiatan Keolahragaan
Output : Memberikan informasi tentang program kegiatan keolahragaan
baik dari provinsi maupun dari kementerian olahraga, pelaksanaan pada
bulan Maret 2018.
c. BIDANG DESTINASI
FGD pembahasan perencanaan RIPARKAB
Output : Memiliki persamaan persepsi terhadap rancangan RIPARKAB
yang melibatkan stakheholder dan masyarakat yang disesuaikan dengan
RIPARPROV JABAR. Pelaksanaan pada Oktober 2018.
d. BIDANG KEMITRAAN
Kegiatan Jambore KOMPEPAR
Output : Sosialisasi dan persamaan persepsi tentang pentingnya sinergitas
dalam menciptakan kerjasama pemajuan kompepar di Kabupaten

16
Kuningan serta terbentuknya kelebagaan yang tersertifikasi dan
peningkatan mutu pelayanan. Pelaksanaan pada bulan April 2018.

5). DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN


a. Rapat-rapat dan Bimbingan Teknis terhadap Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat (LDPM) dan GAPOKTAN (peran fungsi
Lumbung Pangan Masyarakat/LPM) pada bulan Pebruari, Apri, Juli
dan September 2018.
Output : 1. Pembahsana persipan kegiatan 2018;
2. Membahas serapan gabah dan distribusi beras ke wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Bandung, dan pada Toko Tani
Indonesia di Kabupaten Kuningan;
3. Meningkatkan kapasitas kualitas SDM pengurus dan
anggota
b. Rebug dan Sosialisasi penumbuhan dan pembinaan Desa
Mandiri Pangan (DEMAPAN) pada bulan April 2018
Output : 1. Membahas jenis bantuan yang diperlukan oleh kelompok
sesuai dengan potensi usaha;
2. Meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan
calon pengurus dan pembina kelembagaan Desa Mandiri
Pangan guna mengelolan , membina serta
mengembangkan usaha pertaninannya.
b. Sosialisasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada bulan
Juli 2018
Output : Temu Teknis dengan para KWT dan Study banding/ tiru ke
Kota Salatiga dan Semarang guna peningkatan pengetahuan dan
keterampilan pelaku pertanian. Pelaksanaan pada Juli 2018.

6). BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH (BAPPENDA)


a. Sosialisasi Perpajakan daerah, pada bulan Pebruari dan Desember
2018.
Outoput : Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar
pajak daerah

17
b. Pemberian penghargaan kepada Wajib Pajak Berprestasi pada 27
s.d 29 April 2018
Output : Meningkatkan motivasi wajib pajak serta bentuk kepedulian
dan perhatian pemerintah daerah atas kedisiplinan masyarakat
terhadap pembayaran pajak.

7). DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


a. Gebyar PAUD 2018, pada triwulan 1 guna peningkatan akses dan
mutu layanan PAUD;
b. Gerakan Indonesia Membaca, pada Triwulan 2 guna meningkatkan
budaya baca di Kabupaten Kuningan;
c. Rembug bidang Pendidikan Tahun 2018, pada bulan maret 2018
guna peningkatan kualitas pencapaian program pendidikan;
d. Pekan Apresiasi Bahasa dan Sastra Daerah Kabupaten Kuningan
(PASKAB), pada Triwulan 2 guna peningkatan prestasi belajar.
e. Gelar Seni dan Budaya Daerah, pada Triwulan 2 guna pemahaman
pemeliharaan dan peningkatan seni budaya daerah tradisional.
f. Pembinaan Pemangku Adat Budaya, pada Triwulan 2 dengan tujuan
terbentuknya pemangku adat budaya sunda.
g. Lomba kesenian tradisional antar daerah, pada Triwulan 3 guna
peningkatan sei budaya tradisional.

8). DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


Pemberdayaan TIM Pengerak PKK pada 20 Januari 2018 s.d. 5
pebruari 2018.
Output : meningkatkan pengetahuan dan wawasan angggota PKK di
361 Desa dan 15 Kelurahan.

9). SATUAN POLISI PAMONG PRAJA


a.Sosialisasi PERDA Nomor 3 Tahun 2018 tentang
penyelenggaraan Tibumtranmasy pada 3 April 2018 DENGA
peserta para Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Ketua BPD, para
Pengusaha dan PKL.

18
b. Pembinaan dan Penyuluhan kepada 135 pelanggar PERDA
bertempat di lokasi terjadinya pelanggaran.

10). DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Pembentukan Bank Sampah, pada bulan Agustus 2018.
Output : terbentuknya Bank Sampah di Kelurahan Cipari, dan Kelurahan
Cigadung.

11). DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN


Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Kabupaten, pada
bulan Oktober s.d. Desember 2018. Output : menghasilkan analisa
potensi industri di kabupaten Kuningan sebagai dasar kebijakan
pengembangan indutri kabupaten.

12). DINAS PERUMAHAN, PEMUKIMAN DAN PERTANAHAN


a. Rapat Persiapan pelaksanaan Program KOTAKU (Kota Tanpa
Kumuh) selama 150 HK dengan tujuan terbangunnya infrastruktur
lingkungan permukiman/perumahan yang sehat;
b. Rapat persiapan pelaksanaan Program BSPS, REHAB RUTILAHU
dan DAK Perumahan, selama 750 HK dengan tujuan peningkatan
kualitas rumah tidak layak huni menjadi layak huni.
c. Sosialisasi program PAMSIMAS dan panandatanganan PKS Desa
Reguler, pada 3 Juli 2018. Kegiatan ini diisi dengan penyampaian
program PAMSIMAS (Pembangunan Sanitasi Bersama Masyarakat)
dan penandatanganan perjanjian kerjasama (PKS) antara Kelompok
Keswadayaan Masyarakat (KKM) Desa Reguler PAMSIMAS dengan
Kesatker PIP Kabupaten Kuningan.
d. Sosialisasi program CSR difasilitasi BAPENDA Provinsi Jawa Barat
dan DINAS PERKIM Provinsi Jawa Barat. Pada 3 Agustus 2018 di Desa
Widarasari dan Cikubangsari Kecamatan Kramatmulya.

19
13). DINAS PEHUBUNGAN
a. Pemilihan dan Penghargaan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
dilaksanakan pada 19 April-9 Mei 2018
Meningkatnya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan bagi siswa
SMA/SMK di Kabupaten Kuningan.
b. Penyelenggaraan Forum Lalu Lintas dan angkutan jalan pada 16
April -26 Oktober 2018.
Terwujudnya keselamatan, keamanan dan kelancaran lalu lintas bagi
para pengguna jalan.
c. Penyelenggaraan Lomba Pelopor Tertib LLAJ pada 31 Oktober-2
Nopember 2018.
Meningkatnya kesadaran sekolah terhadap keselamatan lalu lintas dan
angkutan jalan yang ditekankan.
d. Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan pada 15
April -6 Mei 2018.
Meningkatnya kesadaran siswa dan masyarakat terhadap keselamatan
di jalan.
e. Pembinaan Teknis Operasional Perparkiran pada 12 Pebruari 2018.
Meningkatkan kemampuan kapasitas petugas parkir demi ketertiban
perparkiran serta Meningkatkan motivasi dan performa petugas parkir.

20
BAB III
PENUTUP

Forum konsultasi publik yang telah dilaksanakan diharapkan


dapat menjadi acuan dalam menetapkan kebijakan sehingga akan
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Kuningan.
Rencana aksi yang dihasilkan dari forum konsultasi publik ini dapat
membantu pemerintah daerah dalam menyusun dan melaksanakan
program pembangunan yang lebih baik untuk masyarakat. Tentu saja
pelaksanaan rencana aksi ini memerlukan waktu dan proses sehingga
perlu melibatkan semua unsur dan pihak terkait agar dicapai hasil
sesuai dengan yang diharapkan.

Partisipasi masyarakat dan dukungan dari semua stakeholders


sangat diperlukan agar forum konsultasi publik dapat terus menjadi
kegiatan yang berkelanjutan di Kabupaten Kuningan.

Kuningan, 10 Nopember 2018

21
Lampiran :
DOMUMENTASI KEGIATAN DALAM GAMBAR
Kegiatan MUSRENBANG Kabupaten 2018

Kegiatan Sosialisasi

22
Kegiatan Sosialisasi

23
Kegiatan FGD Bidang Kesehatan

Kegiatan Pemberian Penghargaan

24
Kegiatan Tatap Muka dengan Masyarakat
Persiapan Program Rehab RUTILAHU

Sosialisasi Kewirausahaan

25
Kegiatan Bimbingan Teknis Pelayanan Perijinan

26
Kegiatan Rembug Daerah Bidang Pendidikan Tahun 2018

27
28

Anda mungkin juga menyukai