Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep pendekatan dalam upaya penananganan kesehatan penduduk

mengalami banyak perubahan sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan

manusia mengenai cara masyarakat untuk menghargai bahwa kesehatan itu

merupakan modal manusia (human capital) yang sangat besar nilainya (Efendi,

2009).

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk

hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.

Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan

yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah

kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan

pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama

merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua

pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai

derajad kesehatan yang optimal ( Depkes RI, 1992 )

Keperawatan Komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan

kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak

melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang


sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit

(Efendi, 2009).

Penyakit pada dasarnya ditimbulkan oleh empat faktor, yaitu lingkungan

(30%), perilaku (40%), genetik (20%), akses pada tempat pelayanan kesehatan

(10%) (Bararah, 2011).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012) melaporkan terdapat

rumah tangga yang air minumnya keruh sebanyak 6 %, berwarna sebanyak 4

%, berasa sebanyak 3,4 %, berbusa sebanyak 1,2 % dan berbau sebanyak 2,7%,

sedang untuk kualitas air minum, sebanyak 32,5 % rumah tangga dinyatakan

kurang baik dalam hal akses air minum berkualitas. Dalam hal pembuangan

tinja, yang tidak memiliki akses baik sebanyak 44,5% rumah tangga. Sedang

untuk PHBS, hanya sebesar 24,83 % rumah tangga yang dinyatakan bersih dan

sehat.

Pada bayi dan balita, UNICEF pada tahun 2011 melaporkan data yang

menunjukkan bahwa sekitar 250 Balita meninggal akibat kurang Gizi.Data

Departemen Kesehatan tahun 2009-2010 menunjukkan jumlah kasusgizi buruk

hingga saat ini masihmemprihatinkan. Tercatat jumlah anak balitayang terkena

gizi buruk melonjak dari 1,8 jutapada tahun 2009 menjadi 2,3 juta anak pada

tahun 2010,dan secara nasional, sebayak 110 kabupaten di Indonesia

mempunyai prevalensi gizi kurang (termasuk gizi buruk) diatas 30%, yang

menurut World Health Organization (WHO) di kelompokkan sangat tinggi

(Nurhayat dalam Purwanty, dkk, 2014). Sedang untuk kasus penyakit, sebanyak
480.033 bayi/balita yang terkena pneumonia (20,59%), campak sebanyak

21.893 orang, difteri sebanyak 806 kasus, dan non-polio AFP sebanyak 11706

kasus (Kemenkes RI, 2012).

Pada pemberian ASI, data terakhir dari Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) pada tahun 2010 cakupan ASI eksklusif hanya mencapai 22%. Data

diatas diperkuat dengan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI

eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997\ menjadi 39,5% dan 32 % pada tahun

2003 dan 2007 (Kemenkes RI, 2008).

Pada kesehatan remaja dan reproduksi, pada kasus HIV/AIDS selama

delapan tahun terakhir mulai dari tahun 2005 – 2012 menunjukkan adanya

peningkatan. Kasus baru infeksi HIV meningkat dari 859 kasus pada tahun

2005 menjadi 21.511 kasus ditahun 2012. Sedangkan kasus baru AIDS

meningkat dari 2.639 kasus pada tahun 2005 menjadi 5.686 kasus pada tahun

2012 (Kemenkes RI, 2013).

Sedang pada lansia, berdasarkan data WHO, harapan hidup lansia di

Indonesia meningkat menjadi 72 tahun. Jumlah penduduk lansia di Indonesia

pada tahun 2012 mencapai 28 juta jiwa atau sekitar delapan persen dari jumlah

penduduk Indonesia. Pada tahun 2025 diperkirakan jumlah lansia membengkak

menjadi 40 jutaan dan pada tahun 2050 diperkirakan akan melonjak hingga

mencapai 71,6 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2013) dimana menurut Stanley

dan Beare (2012), peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) tiaptahunnya juga
menimbulkan permasalahandiberbagai aspek kehidupan lansia, baik

secaraindividu maupun dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.

Adapun Riwayat pengobatan, pada tahun 2016, data yang didapatkan dari

Profil Data Kesehatan Puskesmas Bontomarannumenunjukkan 10 besar

penyakit rawat inap secara nasional meliputi diare dan infeksi gastrointestinal,

DBD, demam tyhpoid, penyulit kehamilan dan persalinan, dispepsia, trauma,

hipertensi esensial, cedera intrakranial, ISPA akut dan pneumonia, sedang

untuk penyakit rawat jalan terdiri dari ISPA Akut, trauma, penyakit kulit,

gangguan refraksi dan akomodasi, diare dan gastroenteritis, dispepsia, penyakit

pulpa, hipertensi esensial,konjungtivitis, dan penyakit telinga (PKM Bomar,

2016)

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai orang pertama

dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi yang sangat

relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

(Efendi, 2009).

Berdasarkan administrasi pemerintahanan dusun baliti desa jonjo kec.

Parigi kab. Gowa bulan Oktober tahunn 2017 diperoleh jumlah rumah sebanyak

73 buah dan 73 KK dan semuanya beragama islam dengan jumlah penduduk 242
jiwa dengan perincian : laki-laki 117 jiwa, perempuan 125 jiwa.Dari 242 jiwa

terdapat beberapa golongan berdasarkan tingkat usia terdapat 11 orang Balita, 18

orang Anak, 14 orang remaja, 129 orang dewasa dan 70 lansia. Adapun dusun

baliti memiliki 2 RT yakni RT 01 dan RT 02 dan memiliki RW 01 Dan RW 02.

Penduduk masyarakat dusun baliti memiliki pekerjaan sebagai berikut

Petani : 85 orang

Guru : 3 orang

Pelayaran : 3 orang

TKI : 5 oang

Wiraswasta : 20 orang

Tenaga Kesehatan : 2 orang

Hasil pengkajian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti memiliki jenis

rumah permanen sebanyak 71 Buah (97,3%), Semi Permanen 1 buah (1,4%),

Papan/Panggung 1 buah (1,4%), jenis lantai : kramik 70 rumah (95,9%), Plester 2

rumah (2,7%), Papan 1 rumah (1,4%) .semuah rumah memiliki ventilasi dan

rumah warga semuanya bersih. Pemanfaatan halaman rumah Untuk Perkebunan

71 rumah (97,3% ), Untuk Kandang Ternak 2 rumah (2,7%). Dan factor

penularan penyakit 70 rumah (95,9%) mengatakan nyamuk, 3 rumah ( 4,1% )

mengatakan kecoak. masyarakat dusun baliti memperoleh sumber air minum dan

cuci dari mata air. Air minum semua warga mngatakan dimasak, Jarak Sumber

Air dengan WC semuanya >10 M, keadaan air minum jernih 3 rumah (4,1%),
berwarnah 70 rumah (95,9%), tempat penampungan air semuanya terbuka, dan

tidak ada jentik nyamuk dalam bak mandi.

Pembuangan sampah masyarakat dusun baliti dengan cara timbun dalam

tanah sebanyak 5 rumah ( 6,8 % ), sembarangan 68 rumah (93,2%),idak ada

tempat sampah, tempat penampungan sampah Banyak lalat 3 tempat ( 4,1%),

Bau busuk 50 tempat (68,5%), banyak kecoak 20 tempat (27,4 %). Semua balita

di dusun baliti memiliki kartu KMS, dimana grafik KMS dlm tiga bulan terakir

tercatat 7 balita (63,7%) meningkat setiap bulan, dan 4 balita (36,4%) tidak

menentu. Semua balita mendapatkan asi dan makanan pendamping ASI.penyakit

yang seringg dialami balita adalah batu-batu sebanyak 4 orang (36,4%) dan

demam sebanyak 7 orang (63,7%).

Dari 11 balita 10 orang yang sudah mendapat imunisasi lengkap dan 1

balita belum mendapat imunisasi lengkap.Pnyakit trtinggi pada lansia adalah

hipertnsi 30 orang (60%), Rematik 14 orang (28%), dan DM 1 orang (2%).Dari

hasil pendataan terdapat 57 KK yang laki-laki (suami) merokok dan rokok yang

dihabiskan per hari sebagai berikut : 6-10 batang 34 orang (59,7%), >11 batang

23 orang ( 40,3) dan tempat merokok mereka lebih banyak diluar rumah 45 orang

(78,9%) ketimbang didalam rumah yakni 12 orang (21,1%)


B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa dapat

meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengenali masalah kesehatan,

mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi

masalah kesehatan yang dihadapinya.

2. Tujuan khusus

Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas di dusun

baliti, desa jonjo, Kec. parigi Kab. Gowa Diharapkan mahasiswa mampu:

a. Membina hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang dibina

dengan mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah

kesehatan yang sedang dihadapinya.

b. Bekerjasama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan

pendataan kesehatan.

c. Memfasilitasi komunitas dan keluarga dalam memusyawarahkan

masalah-masalah yang ditemukan dan menyadarkan adanya masalah

kesehatan yang sedang dihadapinya.

d. Mengorganisasikan potensi yang ada dikomunitas untuk merencanakan

dan melaksnakan tindakan pemecahan masalah.

e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan masyarakat dengan benar dan

tepat.

C. Manfaat
1. Masyarakat

Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran

status kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta

mau menyelesaikan permasalahan tersebut.

2. Mahasiswa

Menambah pengalaman belajar mahasiswa untuk dapat mengenali

masalah kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah

penyelesaiannya dengan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada

masyarakat khusus tentang kesehatan.

3. Puskesmas

Diharapkan dapat membantu dalam memberikan masukan berupa

informasi mengenai kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam

wilayah kerja puskesmas guna membantu program kesehatan pada

masyarakat.

B. Manfaat Penulisan

Laporan hasil praktik keperawatan komunitas ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi:

1. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah

kesehatan yang ditandai dengan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat

serta memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia.


2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep-

konsep keperawatan komunitas yang diperoleh pada perkuliahan untuk

memfasilitasi masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan.

3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi kesehatan

dan perawatan kesehatan anggota keluarganya.

4. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan

keperawatan, institusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai

penerima pelayanan kesehatan.

5. Sebagai masukan bagi program studi ilmu keperawatan dalam upaya

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penerapan asuhan keperawatan

komunitas dan keluarga.


BAB III
HASIL PENGKAJIAN

A. Gambaran Geografi
Keadaan geografi dusun Baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa memiliki batas
wilaya sebagai beriku :
Utara : Dusun Bongki Tonro
Selatan : Dusun Bukit Parigi
Timur : Dusun Longka
Barat : Dusun Jonjo
B. Gambaran Demografi
Berdasarkan administrasi pemerintahanan dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa bulan Oktober tahunn 2015 diperoleh jumlah rumah sebanyak 73 buah dan
73 KK dan semuanya beragama islam dengan jumlah penduduk 242 jiwa dengan
perincian : laki-laki 117 jiwa, perempuan 125 jiwa. Dari 242 jiwa terdapat
beberapa golongan berdasarkan tingkat usia terdapat 11 orang Balita, 18 orang
Anak, 14 orang remaja, 129 orang dewasa dan 70 lansia. Adapun dusun baliti
memiliki 2 RT yakni RT 01 dan RT 02 dan memiliki RW 01 Dan RW 02.
Penduduk masyarakat dusun baliti memiliki pekerjaan sebagai berikut
Petani : 85 orang
Guru : 3 orang
Pelayaran : 3 orang
TKI : 5 oang
Wiraswasta : 20 orang
Tenaga Kesehatan : 2 orang

C. Gambaran Umum Fasilitas, Sarana, Prasarana Umum


Gambaran umum fasilitas prasarana Dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa sebagai beriku :
Sarana pendidikan : SD Inpres baliti
Sarana Kesehatan : posyandu baliti
Sarana Ibadah : 2 buah masjid

D. Hasil Surfei Kesehatan Dusun Baliti Secara Deskritif


Distribusi Fisik
Table 1.1 distribusi perumahan penduduk dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 73 )

Perumahan F %
Permanen 71 97,3
Jenis Rumah Semi Permanen 1 1,4
Papan/Panggung 1 1,4
Tanah 0 0
Kramik 70 95,9
Jenis Lantai
Plester 2 2,7
Papan 1 1,4
Ya 73 100
Ventilasi Tidak 0 0
Kebersihan Dalam Bersih 73 100
Rumah Tidak Bersih 0 0
Tdk Dimanfaatkan 0 0
Pemanfaatan Untuk Perkebunan 71 97,3
Halaman Untuk Kandang Ternak 2 2,7
Untuk Perikanan 0 0
Lalat 0 0
Nyamut 70 95,9
Kucing 0 0
Fektor Penularan
Anjing 0 0
Penyakit
Burung 0 0
Kecoak 3 4,1
Ayam 0 0
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti memiliki
jenis rumah permanen sebanyak 71 Buah (97,3%), Semi Permanen 1 buah
(1,4%), Papan/Panggung 1 buah (1,4%), jenis lantai : kramik 70 rumah (95,9%),
Plester 2 rumah (2,7%), Papan 1 rumah (1,4%) .semuah rumah memiliki ventilasi
dan rumah warga semuanya bersih. Pemanfaatan halaman rumah Untuk
Perkebunan 71 rumah (97,3% ), Untuk Kandang Ternak 2 rumah (2,7%). Dan
factor penularan penyakit 70 rumah (95,9%) mengatakan nyamuk, 3 rumah (
4,1% ) mengatakan kecoak

Table 1.2 Distribusi Sumber Air penduduk dusun baliti desa jonjo kec.
Parigi kab. Gowa ( n = 73 )

Sumber Air F %
Sumur Pompa 0 0
Sumur Gali 0 0
Sungai 0 0
Sumber air minum Mata Air 73 100
Air Hujan 0 0
Empang 0 0
PAM 0 0
Ya 73 100
Air Minum Dimasak Tidak 0 0
Jarak Sumber Air dengan <10 M 0 0
WC >10 M 73 100
Jerni 3 4,1
Keruh 0 0
Keadaan Fisik Air Minum Berwarna 70 95,9
Berasa 0 0
Berbau 0 0
Sumur Pompa 0 0
Sumur Gali 0 0
Sumber air untuk mandi
dan cuci Sungai 0 0
Mata Air 73 73
Air Hujan 0 0
Empang 0 0
PAM 0 0
Laut 0 0
Tertutup 0 0
Tempat Penampungan Air
Terbuka 73 100
Berlumut 0 0
tidak Berlumut 0 0
Keadaan Bak Mandi ada jentik nyamuk 0 0
tidak ada jentik
nyamuk 73 100
Sumber : Data Primer, 2018

Interprestasi :

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti


memperoleh sumber air minum, masak dan cuci semuanya dari mata air, dan Air
Minum Dimasak, Jarak Sumber Air dengan WC semuanya >10 M, keadaan air
minum jernih 3 rumah (4,1%), berwarnah 70 rumah (95,9%), tempat
penampungan air semuanya terbuka, dan tidak ada jentik nyamuk dalam bak
mandi

Table 1.3 Distribusi Pembuangan Sampah dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 73 )

Pembuangan Sampah F %
Dikumpul dan Dibakar 0 0
Di sungai 0 0
Cara pembuangan Ditimbun dalam tanah 5 6,8
Sampah Sembarangan 68 93,2
Dilaut 0 0
Diselokan 0 0
Total 73 100
tempat Penampungan Ada 0 0
Sampah Tidak Ada 73 100
Total 73 100
Tempat Penampungan Banyak lalat 3 4,1
Sampah Bau busuk 50 68,5
banyak kecoak 20 27,4
Terpelihara 0 0
Total 73 100
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti


membuang sampah dengan cara timbun dalam tanah sebanyak 5 rumah ( 6,8 % ),
sembarangan 68 rumah (93,2%),idak ada tempat sampah, tempat penampungan
sampah Banyak lalat 3 tempat ( 4,1%), Bau busuk 50 tempat (68,5%), banyak
kecoak 20 tempat (27,4 %)

Table 1.4 Distribusi Pembuangan Tinjal dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 73 )

Pembuangan Tinjal F %
Apakah Ada 73 100
keluarga
memiliki WC Tidak Ada 0 0
Total 73 100
Cemplung 0 0
Jenis Jamban
Leher Angsa 73 100
Total 73 100
Kondisi Terpelihara 73 100
Jamban Tidak Terpelihara 0 0
Total 73 100
Milik Sendiri 73 100
Kepemilikan
Milik bersama 0 0
Jamban
Menumpang 0 0
Total 73 100
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti semuanya
memiliki wc pribadi, dengan jenis jamban leher angsa dimana kondisi jamban
terpelihara.

Table 1.4 Distribusi Ekonomi dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa (
n = 73 )

Ekonomi F %
<Rp 200.000 0 0
Rp 200.000-Rp
Penghailan Rata-Rata 300.00 25 34,2
Perbulan Rp 300.000-Rp
500.000 20 27,4
> Rp 500.000 28 38,4
Total 73 100
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti memiliki


penghasilan rata-rata perbulan Sbb : Rp 200.000-Rp 300.000 sebanyak 25 KK (
34,2% ), dan Rp 300.000-Rp 500.000 sebanyak 20 KK ( 27,4% ) dan > Rp 500.000
sebanyak 28 KK ( 38,4% )
Table 1.5 Distribusi Pendidikan baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n = 2 )

Pendidikan F %

Apakah Ada Sarana Pendidikan Ya 2 100


Tidak Ada 0 0
Total 2 100
Apakah ada Program Ya 2 100
Kesehatan yang diajarkan Tidak Ada 0 0
Total 2 100
UKS 1 50
UKGS 0 0
Program yang Sudah Dokter Kecil 0 0
Dijalankan PMR 0
Pemeriksaan
Kesehatan 1 50
Total 2 100
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti memiliki 2


sarana pendidikan yakni SD impres Baliti dan posyandu dan mendapatkan program
kesehatan yang diajar dan program kesehatan yang dijalankan ialah UKS (50 % ) dan
Pemeriksaan Kesehatan. ( 50 % )
Tabel. 1.5 Pelayanan kesehatan dan pelayanan social baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 73 )

pelayanan kesehatan dan pelayanan social F %


Keluarga pernah/sering mendapat YA 73 100
informasi kesehatan TIDAK 0 0
Informasi kesehatan yang di dapat Radio
masyarakat Televisi 30 41,1
Koran/Majalah 0 0
Papan pengumuman RW/Desa 0 0
Penyuluhan
Puskesmas/Posyandu 43 58,9
Mahasiswa KKN/PBL 0 0
Baik 73 100
Tanggapan tentang petugas kesehatan Kurang baik 0 0
Hubungan petugas kesehatan dan Ya, <1 bulan sekali 0 0
puskesmas Ya 1 bulan sekali 73 100
ya jika di panggil 0 0
tidak pernah 0 0
Tanggpan mengenai perlunya mendapat Ya 73 100
penyuluhan kesehatan dari petugas Ya, secara individu 0 0
kesehatan Ya, secara kelompok 0 0
Tidak 0 0
Tempat Pemerikasaan kesehatan Puskesmas 50 68,5
Puskesmas dan Rumah sakit 18 24,7
puskesmas dan dukun 5 6,8
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :
Semua keluarga mendapatkan informasi kesehatan, (41,1%) dari Televisi dan
(58,9%) dari penyuluhan puskesmas/posyandu, dan tempat pemerikasaan kesehatan
warga dusun baliti 50 KK (68,5%) mengatakan berobat di puskesmas, 18 KK
(24,7%) mengatakan berobat di Puskesmas dan Rumah sakit, sedangkan 5 KK (6,8%)
mengatakan berobat di Puskesmas dan dukun
Tabel. 1.6 kesehatan bayi dan balita baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n =
11 )

Status Gizi Bayi dan Belita F %


Ya 11 100
memiliki karti KMS pada balita
Tidak 0 0
meningkat setiap
bulan 7 63,7
datar setiap bulan 0 0
grafik KMS dalam 3 bln terakir
tidak menentu 4 36,4
menurun setiap bulan 0 0
tidak tahu 0 0
Ya 11 100
Pemberian ASI Tidak 0 0
Pemberian makana pendamping Ya 11 100
ASI Tidak 0 0
Penyakit yang sering dialami balita Batuk-batuk 4 36,4

Demam 7 63,7

Imunisasi Lengkap 10 90,9

Tidak lengkap 1 9,1

Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi

Semua balita di dusun baliti memiliki kartu KMS, dimana grafik KMS dlm tiga bulan
terakir tercatat 7 balita (63,7%) meningkat setiap bulan, dan 4 balita (36,4%) tidak
menentu. Semua balita mendapatkan asi dan makanan pendamping ASI.penyakit
yang seringg dialami balita adalah batu-batu sebanyak 4 orang (36,4%) dan demam
sebanyak 7 orang (63,7%). Dari 11 balita 10 orang yang sudah mendapat imunisasi
lengkap dan 1 balita belum mendapat imunisasi lengkap.

Tabel. 1.7 Masalah Remaja di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n
= 14 )

Masalah Remaja F %
ya 14 100
Mengerti tentang HIV tidak 0 0
mengerti tentang ya 14 100
Narkoba tidak 0 0
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :
Dari hasil pengkajian semua remaja mengerti tentang HIV dan Narkoba

Tabel. 1.8 Masalah Maternal dan KB di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa ( n = 42 )

Keluarga Berencana F %
Ya 42 100
apakah ibu menjadi aseptor KB tidak sama sekali 0 0
pernah, tapi sekarang
tidak 0 0
Pil 9 21,4
AKDR 0 0
Alat Kontrasepsi yang di
Gunakan Kondom 8 19,0
Suntik 1 2,4
Susuk 22 52,4
Petugas Kesehatan 42 100
Informasi KB yang didapat Lain-lain 0 0

Sumber : Data primer, 2018


Interprestasi :

Semua keluarga muda menggunakan KB,dimana informasi KB tersebut didapat dari


petugas kesehatan dan alat kontrasepsi yang digunakan pil 9 orang (21,4%), Kondom
8 orang (19,0%), suntik 1 orang (2,4%), dan susuk 22 orang (52,4%)

Tabel. 1.8 Masalah pengobatan keluarga di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 242 )

Pengobatan Keluarga F %
Pernakah keluarga Ya 50 20,7
menjalani pengobatan Tidak 192 79,3
Total 242 100
Jenis Penyakit TBC 0 0
Diare/Tipoid 5 10
Hipertensi 30 60
Rematik 14 28
DM 1 2
Total 50 100
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :

Dari 242 jiwa penduduk dusun baliti ada 50 jiwa yang pernah menjalani pengobatan
dan jenis penyakit Diare/tipoid 5 orang (10%), Hipertensi 30 orang (60%), Rematik
14 orang (28%), dan DM 1 orang (2%).
Tabel. 1.8 Masalah Lansia di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n
untuk lansia = 70 dan n untuk lansia yang sakit = 44 )

Masalah Lansia F %
55-59 Tahun 37 52,9
Usia Lansia 60-70 Tahun 20 28,6
>70 Tahun 13 18,6
Total 70 100
Apakah Lansia
Ya 70 100
Masi Aktif
Tidak 0 0
Total 70 100
Penyakit Yang Hipertensi 30 68,2
Dialami Lansia Rematik 14 31,8
Saat Ini Lain-lain 0 0
Total 44 100
pengobatan Berobat ke sarana Yankes 13 29,5
di praktek tenaga
Kesehatan 0 0
Berobat Ke Dukun 4 9,1
Atasi Sendiri 27 61,4
Total 44 100
pemeriksaan 1 Kali 3 23,1
kesehatan akir- 2 Kali 4 30,8
akir ini Kalau Sakit Saja 6 46,2
Total 13 100
Pelayanan kesehatan gratis 44 62,9
bentuk bantuan
penyuluhan Kesehatan 26 37,1
pada lansia
Lain-lain 0 0
Total 70 100

Interprestasi :

Dari 70 lansi semuanya aktif, tingkat usia mereka terbagi 55-59 tahun 37 orang
(52,9%), 60-70 Tahun 20 orang (28,6 %), >70 Tahun 13 orang (18,6%).dari 70 lansia
ada 44 orang lansi yang sakit. Penyakit-penyakit yang dialami lansi antara lain :
Hipertensi 30 orang (68,2%), Rematik 14 Orang (31,8 ).lansia yang mengalami sakit
memilih berobat antara lain : Berobat ke sarana Yankes 13 Orang (29,5%), Berobat
Ke Dukun 4 Orang (9,1%), Atasi Sendiri 27 Orang (61,4%). Dari 13 lansia yang sakit
dan berobat di yankes memili beberapa kali berobat akir-akir ini antara lain : 1 Kali 3
Orang (23,1%),2 Kali 4 Orang (30,8%), Kalau Sakit Saja 6 Orang (46,2%). Dari 70
lansi mengatakan membutukan bantuan kesehatan a ntara lain Pelayanan kesehatan
gratis 44 Orang (62,9%), penyuluhan Kesehatan 26 Or ang (37,1%)

Tabel. 1.9 Keluarga yang Merokok di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa ( n = 73 )

Merokok F %
Apakah ada yang Ya 57 78,1
merokok Tidak 16 21,9
Total 73 100

Suami 57 100
Siapa yang merokok
Anak 0 0
1-5 batang 0 0
Berapa Batang Perhari 6-10 Batang 34 59,7
>11 Batang 23 40,3
Total 57 100
Dalam
rumah 12 21,1
tempat merokok
Luar
Rumah 45 78,9
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :

Dari hasil pendataan terdapat 57 KK yang laki-laki (suami) merokok dan rokok yang
dihabiskan per hari sebagai berikut : 6-10 batang 34 orang (59,7%), >11 batang 23
orang ( 40,3) dan tempat merokok mereka lebih banyak diluar rumah 45 orang
(78,9%) ketimbang didalam rumah yakni 12 orang (21,1%)

Tabel. 1.10 Kemandirian Keluarga di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa ( n = 73 )

Kemandirian Keluarga F %
Kemandirian I 42 57.5
Kemandirian II 21 28,8
Kesimpulan
Kemandirian III 4 5,5
Kemandirian IV 6 8,2
Sumber : Data primer, 2018

Interprestasi :

Dari hasil pendataan didapat kemandirian keluarga dibagi :

Kemandirian I sebanyak 42 orang (57.5%), Kemandirian II 21 orang (28,8%),


Kemandirian III 4 orang (5,5%), Kemandirian IV 6 orang (8,2%)

Kesimpulan dari hasil pendataan dusun baliti desa jonjo adalah sebagai berikut :

1. Dusun baliti memiliki sarana umum antara lain 1 sekolah Paud, 1 SD, 1
posyandu dan 2 masjid
2. Perumahan warga Dusun baliti memili permanen 71 rumah, semi permanen 1
rumah dan papan 1 rumah. Perumahan warga baliti tergolong kategori sehat
3. Pekerjaan warga dusun baliti lebig banyak petani
4. Pendapatan warga dusun baliti perbulan rata-rata > Rp 500.000 (28%)
5. Tingkat Pendidikan warga masarakat dusun baliti terbanyak adalah SMA 70
orang
6. Dusun baliti memiliki 73 KK dengan jumlah penduduknya sebanyak 242 jiwa
dimana laki-laki 117 orang dan perempuan 125 orang.
7. dari 242 jiwa digolongkan berdasarkan tingkat usia menjadi : balita 11 orang,
anak 18 orang, remaja 14 0rang, dewasa 129 orang dan lansia 70 orang.
8. Dari balita yang jumlahnya 11 orang 10 telah mendapat imunisasi lengkap
dan 1 belum mendapat imunisasi lengkap.
9. Dari 73 KK 42 KK yang menikuti KB, jenis KB yang digunakan Pil 9 KK
(21,4%), kondom 8 KK (19%), susuk 22 KK (52,4%), dan suntik 1 KK
(2,4%).
10. Dari 70 orang Lansia ada 16 yang sehat dan 44 orang yang menderita sakit
antara lain : Hipertensi 30 orang, rematik 14 orang.
11. Penobatan yang dilakukan lansia dalam mengatasi kesehatanyan antara lain :
berobat di puskesmas 13 orang, dukun 4 orang dan pengobatan sendiri 27
orang
12. Penyakit keluarga dusun balit antara lain : Hipertensi 30 orang (60%), rematik
14 orang (28%), Diare 5 (10%), DM 1 orang (4,1%)
13. Warga dusun baliti tidak memiliki tempat pembuangan sampah, cara
pembuangan sampah antara lain : Ditimbun dalam tanah 5 rumah (6,8%),
Sembarangan 68 rumah (93,2%). Kondisi sampah-sampah tersebut antara lain
: banyak lalat 3 tempat (4,1%), bau busuk 50 tempat (68,5%), banyak kecoak
20 tempat (27,4%)
14. Dari 73 KK, 57 kepala keluarga yang merokok. Rokok yang dihabiskan dalam
sehari antara lain : 6-10 batang 34 orang, >11 batang 23 Orang.tempat
merokok : diluar rumah 45 orang, dalam rumah 12 orang

Masalah yang diangkat di dusun baliti desa jonjo antara lain :

1. Pembuangan Sampah Sembarangan


2. Air minum (berwarna 70 rumah (95,9%)
3. Penyakit Kluarga : Hipertensi 30 orang (60%), rematik 14 orng (28%)
4. Masala lansia dalam hal pengobatan penyakitnya, atasi sendiri : 27 orang
(61,4%), berobat ke dukun 4 orang (9,1%)
5. Masalah merokok. Dari 73 KK 57 Kepala keluarga yang merokok
6. Angka kelahiran berkurang
BAB III

PEMBAHASAN

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat

keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terutama kelompok-kelompok yang

berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta

aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di

masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon

masyarakat, terutama dalam memberikan informasi yang valid dan akurat.

Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat,

tokoh masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses

pemberian asuhan langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada

proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan

Evaluasi Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan,

Weakness/kelemahan, Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).


Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan proses

keperawatan didapatkan beberapa hasil yang meliputi

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk

menentukan aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi lain.

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan

observasi langsung berdasarkan format pengkajian/kuesioner yang disusun

berdasarkan prioritas masalah yang telah disepakati dalam pertemuan dengan

pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh agama. Pengkajian dilakukan pada

seluruh kepala keluarga yang ada di Lingkungan Lembang Bata.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung

dan penghambat pengkajian.

1. Strenght / Kekuatan :

a. Adanya dukungan positif dari Masyarakat/ keluarga yang dimintakan

data ( Masyarakat cukup kooperatif ).

b. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM Dusun

Lembang Bata

c. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh agama, dan

para remaja di DusunLembang Bata.

2. Weekness / Kelemahan :

a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata petanisehingga

memungkinkan pada saat pendataan tidak berada di tempat.


b. Bahasa : Masih ditemukan masyarakat setempat tidak menguasai bahasa

indonesia.

c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman masyarakat

terhadap pertanyaan yang diberikan.

3. Opportunity / Kesempatan

a. Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan

b. Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.

c. Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup sehat

4. Threat / Ancaman

a. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.

b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya

B. Masalah Kesehatan Dan Diagnosa Keperawatan

Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadaan

terancam pada suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis (

Baylon And Maglaya, 1995 ).

Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil

dari pengkajian keperawatan ( Carpenito, 1995 ).

Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah

Keperawatan, hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah

meningkat tentang kesehatan dan prosentasi penyebab masalah ini tidak terlalu

tinggi.
C. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu

ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah

keperawatan yang terdiri dari :

1. Menentukan prioritas masalah

2. Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus

3. Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar

4. Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan

Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat

mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan

literature, hasil penelitian dan pengalaman praktik.

D. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum

melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan

harus benar-benar melakukan kontrak waktu dengan masyarakat agar seluruh

rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Adapun masalah yang di temukan dan disepakati oleh kelompok kami antara

lain:

1. Kurangnya penyuluhan tentang kesehatan.

a. Strength (kekuatan)
 Adanya dukungan dari pemerintah setemat dan tokoh masyarakat /

agama, dalam memotivassi masyarakat untuk berperan aktif dalam

kegiatan yang dilaksanakan.

 Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam

kegiatan yang dilaksanakan.

b. Weekness / kelemahan

 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakit

yang di derita ke pelayanan kesehatan.

c. Opportunity / kesempatan

 Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan

puskesmas ( senam lansia dan cara cuci tangan dengan benar)

d. Threat / Ancaman

2. Resiko meningkatnya penyakit degeneratife (hipertensi dan reumatik) pada

lansia.

a. Strength (kekuatan)

 Adanya program pemerintah dan puskesmas untuk memberikan

bantuan dalam perawatan lansia.

b. Weekness / kelemahan

 Kurangnya partisipasi masyarakat untuk melaporkan keadaan

kesehatan lansia.
 Adnya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia

adalah hal yang biasa dan tidak perlu ditangani

c. Opportunity / kesempatan

 Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan

puskesmas ( senam lansia)

d. Threat / Ancaman

 Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang

untuk selalu mengotrol kondisi kesehatan lansia secara teratur pada

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

 Kurangnya petugas kesehatan yang melakukan kunjungan rumah

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatankepada masyarakat. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non

verbal maupun respon psikomotor.

1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.

2. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang

berespon berhubungan dengan kurangnya kesadaran.

3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehayan

terbukti dari kesehatan terbukti dari terjadinya perubahan terhadap

meningkatnya kesadaran masyarakat dan meningkatnya pengetahuan


masyarakat tentang perilaku sehat. Ditunjang juga dengan lingkungan yang

mulai bersih

F. Tindak lanjut

1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat

terhadap upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana

pelayanan kesehatan

2. Kepada masyarakat agar lebih memanfaatkansarana kesehatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan.

Analisa Data

Tabel 3.68

No Data Masalah Dx Keperawatan

Komunitas

1  ada program kesehatan Kurangnya Resiko terjadinya penyakit

yang diajarkan di pemahaman anak pada anak dan remaja

sekolah namun dan remaja diakibatkan oleh

pelaksanaannya blum tentang kesehatan kurangnya informasi

mkasimal kesehatan berhubungan

 Jumlah warga yang dengan:

merokok sebanyak Kurangnya media

dengan area merokok penyampaian informasi


didalam dan diluar kesehatan

rumah

2  Dari 11 balita yang Kurangnya Risiko terjadinya penyakit

berada di dusun baliti pemahaman pada bayi atau balita

terdapat 1 balita yang masyarakat diakibat-kan oleh daya

belum lengkap tentang kesehatan tahan tubuh yang kurang

imunisasinya bayi dan balita berhubungan dengan:

 Penyakit yang sering


 Kurangnya
diderita balita yaitu
pengetahuan ibu atau
demam, batuk, pilek,
keluarga tentang
penyakit kulit, diare.
pentingnya imunisasi

pada bayi atau balita.

 Kurangnya kesadaran

masyarakat tentang

pentingnya kesehatan

pada ibu,bayi dan

balita.

3  Dari jumlah penduduk Kurangnya Risiko terjadinya penyakit

242 jiwa terdapat 70 pemahaman pada lansia diakibatkan

jiwa lansia masyarakat oleh penurunan fungsi

terhadap fisiologi tubuh


 Penyakit yang diderita kesehatan lansia berhubungan dengan :

kebanyakan lansia
 Kurangnya
yaitu hipertensi 30
pengetahuan
orang dan rematik
masyarakat tentang
sebanyak 14 orang
kesehatan lansia

 Kurangnya kesadaran

masyarakat tentang

pemanfaatan sarana

kesehatan untuk lansia

Setelah teridentifikasi masalah keperawatan komunitas, selanjutnya

dilakukan prioritas masalah kesehatan berdasarkan data yang diperoleh dan

dilakukan pembobotan masalah kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,

diperoleh prioritas masalah sebagai berikut :

1) Resiko terjadinya penyakit pada anak dan remaja diakibatkan oleh

kurangnya informasi kesehatan berhubungan dengan: Kurangnya media

penyampaian informasi kesehatan

2) Resiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya

tahan tubuh yang kurang berhubungan dengan:

 Kurangnya pengetahuan ibu atau keluarga tentang pentingnya

imunisasi pada bayi atau balita.


 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan

pada ibu,bayi dan balita.

1) Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi

fisiologi tubuh berhubungan dengan:

 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia

 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana

kesehatan untuk lansia

Tabel 3.69
Prioritas Masalah Hasil Analisa Data di Dusun Baliti,Desa Jonjo
Kec. Parigi, Kab. Gowa
KRITERIA
Urutan
No. Masalah Kesehatan Score
1 2 3 4 5 6 7 8 Prioritas
1. Kesehatan anak dan
3 5 5 5 5 3 5 4 35 I
Remaja
2.
Kesehatan bayi dan
5 4 3 4 5 4 5 4 34 II
balita
3.
Kesehatan Lansia 5 3 3 5 4 4 5 4 33 III

a) Kesesuaian dengan peran perawat kesehatan masyarakat

b) Jumlah yang berisiko

c) Tingkat keseriusan

d) Kemungkinan untuk melakukan penyuluhan

e) Minat masyarakat

f) Kemungkinan untuk diatasi/diselesaikan

g) Sesuai dengan program pemerintah

h) Tersedianya sumber-sumber untuk menyelesaikan masalah


KETERANGAN:

 POINT 1 :Sangat sesuai (5), sesuai (4), cukup sesuai (3), kurang sesuai

(2), sangat kurang sesuai (1).

 POINT 2 :Sangat Banyak (5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), Sedikit

(2), Sedikit Sekali (1).

 POINT 3 :Sangat serius (5), serius (4), Cukup serius (3), Kurang serius

(2), Sangat Tidak serius (1).

 POINT 4 :Sangat Memungkinkan (5), Memungkinkan (4), Cukup

Memungkinkan (3), Memungkinkan (2), Tidak Memungkinkan (1).

 POINT 5 :Sangat Berminat (5), Berminat (4), Cukup Berminat (3),

Kurang Berminat (2), Tidak Berminat (1).

 POINT 6 :Sangat Mudah (5), Mudah (4), Cukup Mudah (3), Agak Sulit

(2), Tidak Mudah (1).

 POINT 7 :Sangat Sesuai (5), Sesuai (4), Cukup Sesuai (3), Kurang

Sesuai (2), Tidak Sesuai (1).

 POINT 8 :Sangat Tersedia (5), Tersedia (4), Cukup Tersedia (3), Kurang

Tersedia (2), Tidak Tersedia (1).


Perencanaan

Tabel 3.70
Rencana Keperawatan Komunitas di dusun baliti, desa jonjo
Kec. Parigi, Kab Gowa
TUJUAN
MASALAH DIAGNOSA TUJUAN JANGKA
JANGKA INTERVENSI RASIONAL
KESEHATAN KEPERAWATAN PENDEK
PANJANG
1 2 3 4 5 6

Kurangnya Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi 1. Memberikan 1. Peningkatan

pemahaman penyakit pada anak intervensi kepera- keperawatan diharapkan penyuluhan kepada pengetahuan

anak tentang diakibatkan oleh watan, diharapkan dapat : siswa/i cara siswa/i tentang

kesehatan kurangnya informasi anak dan remaja 1. Meningkatkan Tangan mencuci tangan mencuci tangan

kesehatan pengetahuan anak 2. Meningkatkan kesadaran yang baik dan benar yang baik dan

berhubungan dengan: tentang kebersihan anak tentang pentingnya 2. Memberikan benar

Kurangnya media di keluarahan kebersihan Tangan penyuluhan tentang 2. Peningkatan

penyampaian mampu menjaga bahaya tangan kotor pengetahuan

informasi kesehatan kshatannya mencuci tangan


yang baik dan

benar dan

manfaatnya

Kurangnya Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi 1. Berikan penyuluhan 1. Banyaknya

pemahaman penyakit pada lansia intervensi keperawatan, diharapkan tentang penyakit kejadian penyakit

masyarakat diakibatkan oleh keperawatan, dapat: Hipertensi dan akibat kurangnya

terhadap penurunan fungsi diharapkan lansia 1. Meningkatkan Rematik pengetahuan ttg

kesehatan lansia fisiologi tubuh terhindar dari pengetahuan masyarakat 2. Berikan penyuluhan faktor risiko

berhubungan dengan: penyakit dan tentang penyakit- tentang cara hipertensi dan

 Kurangnya masalah lain akibat penyakit akibat proses perawatan pada rematik.
pengetahuan penurunan fungsi penuaan. lansia 2. Kurangnya
masyarakat
tubuh 2. Meningkatkan kesadaran perawatan diri
tentang kesehatan
lansia. masyarakat tentang pada lansia
 Kurangnya pemanfaatan fasilitas diakibatkan
kesadaran
masyarakat kesehatan pada lansia kurangnya
tentang
pengetahuan lansia
pemanfaatan
tentang personal
sarana kesehatan
untuk lansia higiene.
No. Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Resiko terjadinya Kamis, 1. Memberikan penyuluhan Evaluasi struktur:

penyakit pada anak dan 15/02/18 kepada siswa/i cara a. Kegiatan telah

remaja diakibatkan oleh mencuci tangan yang direncanakan 1

kurangnya informasi baik dan benar minggu sebelum

kesehatan kegiatan

dilaksanakan

Evaluasi proses:

a. Kegiatan

berlangsung lancar.

b. Kegiatan dihadiri

oleh lebih dari 30

siswa

Evaluasi hasil:

a. Siswa/i sudah

mampu menjelaskan

dan mmpraktekan

tentang cara mncuci

tangan yang baik

dan bena, srta

manfaatnya.

2. Resiko terjadinya 1. Berikan penyuluhan Evaluasi struktur:

penyakit pada lansia tentang penyakit a. Materik penyuluhan


diakibatkan oleh Hipertensi dan Rematik dan leaflet telah

penurunan fungsi 2. Berikan penyuluhan dipersiapkan 1 hari

fisiologi tubuh tentang cara perawatan sebelum

pada lansia pelaksanaan.

b. Tempat

dipersiapkan

sebelum acara

dimulai.

c. Masyarakat

diinformasikan jauh

hari sebelum acara

dimulai.

Evaluasi proses:

a. Acara berjaalan

tertip dan lancer

b. Acara dihadri lansia

sebanyak 20 orang

c. Sebagian lansia

bertanya tentang

kesehatannya.

Evaluasi hasil:

Lansia mengerti tentang

proses penuaan dan


penyakit hipertensi dan

rematik.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan

kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan

yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap

terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat

mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian

yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan

informasi yang valid dan akurat.

Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh

masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan

langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses

keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembahasan

inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,

Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Lingkungan Lembang

Bata

Dari pengkajian di dapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat,

meliputi :
a. Kurangnya penyuluhan tentang kesehatan di Dusun Baliti

b. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok

c. Resiko meningkatnya penyakit degeneratife (hipertensi dan reumatik) pada lansia.

B. Masalah Kesehatan Dan Diagnosa Keperawatan

Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadaan terancam

pada suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis.

Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari

pengkajian keperawatan ( Carpenito, 1995 ).

Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan,

hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan

prosentasi penyebab masalah ini tidak terlalu tinggi.

C. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu

ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan .

Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati mahasiswa dan tokoh masyarakat adalah:

1. Resiko terjainya penyakit pada anak dan remaja diakibatkan oleh kurangnya informasi

kesehatan berhubungan dengan: Kurangnya media penyampaian informasi kesehatan

a. Memberikan penyuluhan kepada siswa/i cara mencuci tangan yang baik dan benar

b. Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang

kurang berhubungan dengan :


 Kurangnya pengetahuan ibu atau keluarga tentang pentingnya imunisasi pada bayi

atau balita.

 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu,bayi dan

balita.

a. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan reumatik.

c. Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh

berhubungan dengan:

 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia

 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk

lansia.

a. Berikan penyuluhan tentang penyakit Hipertensi dan Rematik

b. Berikan penyuluhan tentang cara perawatan pada lansia

Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap

tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian

dan pengalaman praktik.

D. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan

yang sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan

kontrak waktu dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan

baik.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada

masyarakat. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun respon

psikomotor.
BAB V

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, siswa/siswi SD Impres Parigi, mampu mengerti

tntang cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta Lansia mengerti tentang Proses

Penuaan, Penyakit Hipertensi dan Rematik

B.SARAN

Disarankan kepada seluruh masyarakat dusun Baliti pada umumnya, serta kepada warga Baliti

secara khusus, agar memandang praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan di

Lingkungan Baliti, Desa Jonjo, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini,

sebagai proses peningkatan status kesehatan masyarakat secara menyeluruh serta lebih

menyadarkan masyarakat betapa pentingnya kesehatan.

”Kesehatan bukan segala-galanya namun tanpa kesehatan segala-galanya tidak dapat berjalan’”
PROGRAM KEGIATAN LINGKUNGGAN

Anda mungkin juga menyukai