PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan modal manusia (human capital) yang sangat besar nilainya (Efendi,
2009).
hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama
merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua
pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai
(Efendi, 2009).
(30%), perilaku (40%), genetik (20%), akses pada tempat pelayanan kesehatan
%, berasa sebanyak 3,4 %, berbusa sebanyak 1,2 % dan berbau sebanyak 2,7%,
sedang untuk kualitas air minum, sebanyak 32,5 % rumah tangga dinyatakan
kurang baik dalam hal akses air minum berkualitas. Dalam hal pembuangan
tinja, yang tidak memiliki akses baik sebanyak 44,5% rumah tangga. Sedang
untuk PHBS, hanya sebesar 24,83 % rumah tangga yang dinyatakan bersih dan
sehat.
Pada bayi dan balita, UNICEF pada tahun 2011 melaporkan data yang
gizi buruk melonjak dari 1,8 jutapada tahun 2009 menjadi 2,3 juta anak pada
mempunyai prevalensi gizi kurang (termasuk gizi buruk) diatas 30%, yang
(Nurhayat dalam Purwanty, dkk, 2014). Sedang untuk kasus penyakit, sebanyak
480.033 bayi/balita yang terkena pneumonia (20,59%), campak sebanyak
21.893 orang, difteri sebanyak 806 kasus, dan non-polio AFP sebanyak 11706
(Riskesdas) pada tahun 2010 cakupan ASI eksklusif hanya mencapai 22%. Data
eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997\ menjadi 39,5% dan 32 % pada tahun
delapan tahun terakhir mulai dari tahun 2005 – 2012 menunjukkan adanya
peningkatan. Kasus baru infeksi HIV meningkat dari 859 kasus pada tahun
2005 menjadi 21.511 kasus ditahun 2012. Sedangkan kasus baru AIDS
meningkat dari 2.639 kasus pada tahun 2005 menjadi 5.686 kasus pada tahun
pada tahun 2012 mencapai 28 juta jiwa atau sekitar delapan persen dari jumlah
menjadi 40 jutaan dan pada tahun 2050 diperkirakan akan melonjak hingga
mencapai 71,6 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2013) dimana menurut Stanley
dan Beare (2012), peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) tiaptahunnya juga
menimbulkan permasalahandiberbagai aspek kehidupan lansia, baik
Adapun Riwayat pengobatan, pada tahun 2016, data yang didapatkan dari
penyakit rawat inap secara nasional meliputi diare dan infeksi gastrointestinal,
untuk penyakit rawat jalan terdiri dari ISPA Akut, trauma, penyakit kulit,
2016)
(Efendi, 2009).
Parigi kab. Gowa bulan Oktober tahunn 2017 diperoleh jumlah rumah sebanyak
73 buah dan 73 KK dan semuanya beragama islam dengan jumlah penduduk 242
jiwa dengan perincian : laki-laki 117 jiwa, perempuan 125 jiwa.Dari 242 jiwa
orang Anak, 14 orang remaja, 129 orang dewasa dan 70 lansia. Adapun dusun
Petani : 85 orang
Guru : 3 orang
Pelayaran : 3 orang
TKI : 5 oang
Wiraswasta : 20 orang
rumah (2,7%), Papan 1 rumah (1,4%) .semuah rumah memiliki ventilasi dan
mengatakan kecoak. masyarakat dusun baliti memperoleh sumber air minum dan
cuci dari mata air. Air minum semua warga mngatakan dimasak, Jarak Sumber
Air dengan WC semuanya >10 M, keadaan air minum jernih 3 rumah (4,1%),
berwarnah 70 rumah (95,9%), tempat penampungan air semuanya terbuka, dan
Bau busuk 50 tempat (68,5%), banyak kecoak 20 tempat (27,4 %). Semua balita
di dusun baliti memiliki kartu KMS, dimana grafik KMS dlm tiga bulan terakir
tercatat 7 balita (63,7%) meningkat setiap bulan, dan 4 balita (36,4%) tidak
yang seringg dialami balita adalah batu-batu sebanyak 4 orang (36,4%) dan
hasil pendataan terdapat 57 KK yang laki-laki (suami) merokok dan rokok yang
dihabiskan per hari sebagai berikut : 6-10 batang 34 orang (59,7%), >11 batang
23 orang ( 40,3) dan tempat merokok mereka lebih banyak diluar rumah 45 orang
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
baliti, desa jonjo, Kec. parigi Kab. Gowa Diharapkan mahasiswa mampu:
pendataan kesehatan.
tepat.
C. Manfaat
1. Masyarakat
2. Mahasiswa
3. Puskesmas
masyarakat.
B. Manfaat Penulisan
bagi:
kesehatan yang ditandai dengan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat
A. Gambaran Geografi
Keadaan geografi dusun Baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa memiliki batas
wilaya sebagai beriku :
Utara : Dusun Bongki Tonro
Selatan : Dusun Bukit Parigi
Timur : Dusun Longka
Barat : Dusun Jonjo
B. Gambaran Demografi
Berdasarkan administrasi pemerintahanan dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa bulan Oktober tahunn 2015 diperoleh jumlah rumah sebanyak 73 buah dan
73 KK dan semuanya beragama islam dengan jumlah penduduk 242 jiwa dengan
perincian : laki-laki 117 jiwa, perempuan 125 jiwa. Dari 242 jiwa terdapat
beberapa golongan berdasarkan tingkat usia terdapat 11 orang Balita, 18 orang
Anak, 14 orang remaja, 129 orang dewasa dan 70 lansia. Adapun dusun baliti
memiliki 2 RT yakni RT 01 dan RT 02 dan memiliki RW 01 Dan RW 02.
Penduduk masyarakat dusun baliti memiliki pekerjaan sebagai berikut
Petani : 85 orang
Guru : 3 orang
Pelayaran : 3 orang
TKI : 5 oang
Wiraswasta : 20 orang
Tenaga Kesehatan : 2 orang
Perumahan F %
Permanen 71 97,3
Jenis Rumah Semi Permanen 1 1,4
Papan/Panggung 1 1,4
Tanah 0 0
Kramik 70 95,9
Jenis Lantai
Plester 2 2,7
Papan 1 1,4
Ya 73 100
Ventilasi Tidak 0 0
Kebersihan Dalam Bersih 73 100
Rumah Tidak Bersih 0 0
Tdk Dimanfaatkan 0 0
Pemanfaatan Untuk Perkebunan 71 97,3
Halaman Untuk Kandang Ternak 2 2,7
Untuk Perikanan 0 0
Lalat 0 0
Nyamut 70 95,9
Kucing 0 0
Fektor Penularan
Anjing 0 0
Penyakit
Burung 0 0
Kecoak 3 4,1
Ayam 0 0
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti memiliki
jenis rumah permanen sebanyak 71 Buah (97,3%), Semi Permanen 1 buah
(1,4%), Papan/Panggung 1 buah (1,4%), jenis lantai : kramik 70 rumah (95,9%),
Plester 2 rumah (2,7%), Papan 1 rumah (1,4%) .semuah rumah memiliki ventilasi
dan rumah warga semuanya bersih. Pemanfaatan halaman rumah Untuk
Perkebunan 71 rumah (97,3% ), Untuk Kandang Ternak 2 rumah (2,7%). Dan
factor penularan penyakit 70 rumah (95,9%) mengatakan nyamuk, 3 rumah (
4,1% ) mengatakan kecoak
Table 1.2 Distribusi Sumber Air penduduk dusun baliti desa jonjo kec.
Parigi kab. Gowa ( n = 73 )
Sumber Air F %
Sumur Pompa 0 0
Sumur Gali 0 0
Sungai 0 0
Sumber air minum Mata Air 73 100
Air Hujan 0 0
Empang 0 0
PAM 0 0
Ya 73 100
Air Minum Dimasak Tidak 0 0
Jarak Sumber Air dengan <10 M 0 0
WC >10 M 73 100
Jerni 3 4,1
Keruh 0 0
Keadaan Fisik Air Minum Berwarna 70 95,9
Berasa 0 0
Berbau 0 0
Sumur Pompa 0 0
Sumur Gali 0 0
Sumber air untuk mandi
dan cuci Sungai 0 0
Mata Air 73 73
Air Hujan 0 0
Empang 0 0
PAM 0 0
Laut 0 0
Tertutup 0 0
Tempat Penampungan Air
Terbuka 73 100
Berlumut 0 0
tidak Berlumut 0 0
Keadaan Bak Mandi ada jentik nyamuk 0 0
tidak ada jentik
nyamuk 73 100
Sumber : Data Primer, 2018
Interprestasi :
Table 1.3 Distribusi Pembuangan Sampah dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 73 )
Pembuangan Sampah F %
Dikumpul dan Dibakar 0 0
Di sungai 0 0
Cara pembuangan Ditimbun dalam tanah 5 6,8
Sampah Sembarangan 68 93,2
Dilaut 0 0
Diselokan 0 0
Total 73 100
tempat Penampungan Ada 0 0
Sampah Tidak Ada 73 100
Total 73 100
Tempat Penampungan Banyak lalat 3 4,1
Sampah Bau busuk 50 68,5
banyak kecoak 20 27,4
Terpelihara 0 0
Total 73 100
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Table 1.4 Distribusi Pembuangan Tinjal dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 73 )
Pembuangan Tinjal F %
Apakah Ada 73 100
keluarga
memiliki WC Tidak Ada 0 0
Total 73 100
Cemplung 0 0
Jenis Jamban
Leher Angsa 73 100
Total 73 100
Kondisi Terpelihara 73 100
Jamban Tidak Terpelihara 0 0
Total 73 100
Milik Sendiri 73 100
Kepemilikan
Milik bersama 0 0
Jamban
Menumpang 0 0
Total 73 100
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat dusun baliti semuanya
memiliki wc pribadi, dengan jenis jamban leher angsa dimana kondisi jamban
terpelihara.
Table 1.4 Distribusi Ekonomi dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa (
n = 73 )
Ekonomi F %
<Rp 200.000 0 0
Rp 200.000-Rp
Penghailan Rata-Rata 300.00 25 34,2
Perbulan Rp 300.000-Rp
500.000 20 27,4
> Rp 500.000 28 38,4
Total 73 100
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Pendidikan F %
Interprestasi :
Interprestasi :
Semua keluarga mendapatkan informasi kesehatan, (41,1%) dari Televisi dan
(58,9%) dari penyuluhan puskesmas/posyandu, dan tempat pemerikasaan kesehatan
warga dusun baliti 50 KK (68,5%) mengatakan berobat di puskesmas, 18 KK
(24,7%) mengatakan berobat di Puskesmas dan Rumah sakit, sedangkan 5 KK (6,8%)
mengatakan berobat di Puskesmas dan dukun
Tabel. 1.6 kesehatan bayi dan balita baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n =
11 )
Demam 7 63,7
Interprestasi
Semua balita di dusun baliti memiliki kartu KMS, dimana grafik KMS dlm tiga bulan
terakir tercatat 7 balita (63,7%) meningkat setiap bulan, dan 4 balita (36,4%) tidak
menentu. Semua balita mendapatkan asi dan makanan pendamping ASI.penyakit
yang seringg dialami balita adalah batu-batu sebanyak 4 orang (36,4%) dan demam
sebanyak 7 orang (63,7%). Dari 11 balita 10 orang yang sudah mendapat imunisasi
lengkap dan 1 balita belum mendapat imunisasi lengkap.
Tabel. 1.7 Masalah Remaja di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n
= 14 )
Masalah Remaja F %
ya 14 100
Mengerti tentang HIV tidak 0 0
mengerti tentang ya 14 100
Narkoba tidak 0 0
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Dari hasil pengkajian semua remaja mengerti tentang HIV dan Narkoba
Tabel. 1.8 Masalah Maternal dan KB di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa ( n = 42 )
Keluarga Berencana F %
Ya 42 100
apakah ibu menjadi aseptor KB tidak sama sekali 0 0
pernah, tapi sekarang
tidak 0 0
Pil 9 21,4
AKDR 0 0
Alat Kontrasepsi yang di
Gunakan Kondom 8 19,0
Suntik 1 2,4
Susuk 22 52,4
Petugas Kesehatan 42 100
Informasi KB yang didapat Lain-lain 0 0
Tabel. 1.8 Masalah pengobatan keluarga di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi
kab. Gowa ( n = 242 )
Pengobatan Keluarga F %
Pernakah keluarga Ya 50 20,7
menjalani pengobatan Tidak 192 79,3
Total 242 100
Jenis Penyakit TBC 0 0
Diare/Tipoid 5 10
Hipertensi 30 60
Rematik 14 28
DM 1 2
Total 50 100
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Dari 242 jiwa penduduk dusun baliti ada 50 jiwa yang pernah menjalani pengobatan
dan jenis penyakit Diare/tipoid 5 orang (10%), Hipertensi 30 orang (60%), Rematik
14 orang (28%), dan DM 1 orang (2%).
Tabel. 1.8 Masalah Lansia di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab. Gowa ( n
untuk lansia = 70 dan n untuk lansia yang sakit = 44 )
Masalah Lansia F %
55-59 Tahun 37 52,9
Usia Lansia 60-70 Tahun 20 28,6
>70 Tahun 13 18,6
Total 70 100
Apakah Lansia
Ya 70 100
Masi Aktif
Tidak 0 0
Total 70 100
Penyakit Yang Hipertensi 30 68,2
Dialami Lansia Rematik 14 31,8
Saat Ini Lain-lain 0 0
Total 44 100
pengobatan Berobat ke sarana Yankes 13 29,5
di praktek tenaga
Kesehatan 0 0
Berobat Ke Dukun 4 9,1
Atasi Sendiri 27 61,4
Total 44 100
pemeriksaan 1 Kali 3 23,1
kesehatan akir- 2 Kali 4 30,8
akir ini Kalau Sakit Saja 6 46,2
Total 13 100
Pelayanan kesehatan gratis 44 62,9
bentuk bantuan
penyuluhan Kesehatan 26 37,1
pada lansia
Lain-lain 0 0
Total 70 100
Interprestasi :
Dari 70 lansi semuanya aktif, tingkat usia mereka terbagi 55-59 tahun 37 orang
(52,9%), 60-70 Tahun 20 orang (28,6 %), >70 Tahun 13 orang (18,6%).dari 70 lansia
ada 44 orang lansi yang sakit. Penyakit-penyakit yang dialami lansi antara lain :
Hipertensi 30 orang (68,2%), Rematik 14 Orang (31,8 ).lansia yang mengalami sakit
memilih berobat antara lain : Berobat ke sarana Yankes 13 Orang (29,5%), Berobat
Ke Dukun 4 Orang (9,1%), Atasi Sendiri 27 Orang (61,4%). Dari 13 lansia yang sakit
dan berobat di yankes memili beberapa kali berobat akir-akir ini antara lain : 1 Kali 3
Orang (23,1%),2 Kali 4 Orang (30,8%), Kalau Sakit Saja 6 Orang (46,2%). Dari 70
lansi mengatakan membutukan bantuan kesehatan a ntara lain Pelayanan kesehatan
gratis 44 Orang (62,9%), penyuluhan Kesehatan 26 Or ang (37,1%)
Tabel. 1.9 Keluarga yang Merokok di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa ( n = 73 )
Merokok F %
Apakah ada yang Ya 57 78,1
merokok Tidak 16 21,9
Total 73 100
Suami 57 100
Siapa yang merokok
Anak 0 0
1-5 batang 0 0
Berapa Batang Perhari 6-10 Batang 34 59,7
>11 Batang 23 40,3
Total 57 100
Dalam
rumah 12 21,1
tempat merokok
Luar
Rumah 45 78,9
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Dari hasil pendataan terdapat 57 KK yang laki-laki (suami) merokok dan rokok yang
dihabiskan per hari sebagai berikut : 6-10 batang 34 orang (59,7%), >11 batang 23
orang ( 40,3) dan tempat merokok mereka lebih banyak diluar rumah 45 orang
(78,9%) ketimbang didalam rumah yakni 12 orang (21,1%)
Tabel. 1.10 Kemandirian Keluarga di dusun baliti desa jonjo kec. Parigi kab.
Gowa ( n = 73 )
Kemandirian Keluarga F %
Kemandirian I 42 57.5
Kemandirian II 21 28,8
Kesimpulan
Kemandirian III 4 5,5
Kemandirian IV 6 8,2
Sumber : Data primer, 2018
Interprestasi :
Kesimpulan dari hasil pendataan dusun baliti desa jonjo adalah sebagai berikut :
1. Dusun baliti memiliki sarana umum antara lain 1 sekolah Paud, 1 SD, 1
posyandu dan 2 masjid
2. Perumahan warga Dusun baliti memili permanen 71 rumah, semi permanen 1
rumah dan papan 1 rumah. Perumahan warga baliti tergolong kategori sehat
3. Pekerjaan warga dusun baliti lebig banyak petani
4. Pendapatan warga dusun baliti perbulan rata-rata > Rp 500.000 (28%)
5. Tingkat Pendidikan warga masarakat dusun baliti terbanyak adalah SMA 70
orang
6. Dusun baliti memiliki 73 KK dengan jumlah penduduknya sebanyak 242 jiwa
dimana laki-laki 117 orang dan perempuan 125 orang.
7. dari 242 jiwa digolongkan berdasarkan tingkat usia menjadi : balita 11 orang,
anak 18 orang, remaja 14 0rang, dewasa 129 orang dan lansia 70 orang.
8. Dari balita yang jumlahnya 11 orang 10 telah mendapat imunisasi lengkap
dan 1 belum mendapat imunisasi lengkap.
9. Dari 73 KK 42 KK yang menikuti KB, jenis KB yang digunakan Pil 9 KK
(21,4%), kondom 8 KK (19%), susuk 22 KK (52,4%), dan suntik 1 KK
(2,4%).
10. Dari 70 orang Lansia ada 16 yang sehat dan 44 orang yang menderita sakit
antara lain : Hipertensi 30 orang, rematik 14 orang.
11. Penobatan yang dilakukan lansia dalam mengatasi kesehatanyan antara lain :
berobat di puskesmas 13 orang, dukun 4 orang dan pengobatan sendiri 27
orang
12. Penyakit keluarga dusun balit antara lain : Hipertensi 30 orang (60%), rematik
14 orang (28%), Diare 5 (10%), DM 1 orang (4,1%)
13. Warga dusun baliti tidak memiliki tempat pembuangan sampah, cara
pembuangan sampah antara lain : Ditimbun dalam tanah 5 rumah (6,8%),
Sembarangan 68 rumah (93,2%). Kondisi sampah-sampah tersebut antara lain
: banyak lalat 3 tempat (4,1%), bau busuk 50 tempat (68,5%), banyak kecoak
20 tempat (27,4%)
14. Dari 73 KK, 57 kepala keluarga yang merokok. Rokok yang dihabiskan dalam
sehari antara lain : 6-10 batang 34 orang, >11 batang 23 Orang.tempat
merokok : diluar rumah 45 orang, dalam rumah 12 orang
PEMBAHASAN
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat
berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta
masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon
tokoh masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada
A. Pengkajian
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung
1. Strenght / Kekuatan :
Lembang Bata
2. Weekness / Kelemahan :
indonesia.
3. Opportunity / Kesempatan
4. Threat / Ancaman
terancam pada suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis (
meningkat tentang kesehatan dan prosentasi penyebab masalah ini tidak terlalu
tinggi.
C. Perencanaan
D. Implementasi
Adapun masalah yang di temukan dan disepakati oleh kelompok kami antara
lain:
a. Strength (kekuatan)
Adanya dukungan dari pemerintah setemat dan tokoh masyarakat /
b. Weekness / kelemahan
c. Opportunity / kesempatan
d. Threat / Ancaman
lansia.
a. Strength (kekuatan)
b. Weekness / kelemahan
kesehatan lansia.
Adnya persepsi masyarakat tentang penyakit yang diderita lansia
c. Opportunity / kesempatan
d. Threat / Ancaman
E. Evaluasi
mulai bersih
F. Tindak lanjut
pelayanan kesehatan
Analisa Data
Tabel 3.68
Komunitas
rumah
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya kesehatan
balita.
kebanyakan lansia
Kurangnya
yaitu hipertensi 30
pengetahuan
orang dan rematik
masyarakat tentang
sebanyak 14 orang
kesehatan lansia
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pemanfaatan sarana
2) Resiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya
Tabel 3.69
Prioritas Masalah Hasil Analisa Data di Dusun Baliti,Desa Jonjo
Kec. Parigi, Kab. Gowa
KRITERIA
Urutan
No. Masalah Kesehatan Score
1 2 3 4 5 6 7 8 Prioritas
1. Kesehatan anak dan
3 5 5 5 5 3 5 4 35 I
Remaja
2.
Kesehatan bayi dan
5 4 3 4 5 4 5 4 34 II
balita
3.
Kesehatan Lansia 5 3 3 5 4 4 5 4 33 III
c) Tingkat keseriusan
e) Minat masyarakat
POINT 1 :Sangat sesuai (5), sesuai (4), cukup sesuai (3), kurang sesuai
POINT 2 :Sangat Banyak (5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), Sedikit
POINT 3 :Sangat serius (5), serius (4), Cukup serius (3), Kurang serius
POINT 6 :Sangat Mudah (5), Mudah (4), Cukup Mudah (3), Agak Sulit
POINT 7 :Sangat Sesuai (5), Sesuai (4), Cukup Sesuai (3), Kurang
POINT 8 :Sangat Tersedia (5), Tersedia (4), Cukup Tersedia (3), Kurang
Tabel 3.70
Rencana Keperawatan Komunitas di dusun baliti, desa jonjo
Kec. Parigi, Kab Gowa
TUJUAN
MASALAH DIAGNOSA TUJUAN JANGKA
JANGKA INTERVENSI RASIONAL
KESEHATAN KEPERAWATAN PENDEK
PANJANG
1 2 3 4 5 6
Kurangnya Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi 1. Memberikan 1. Peningkatan
pemahaman penyakit pada anak intervensi kepera- keperawatan diharapkan penyuluhan kepada pengetahuan
anak tentang diakibatkan oleh watan, diharapkan dapat : siswa/i cara siswa/i tentang
kesehatan kurangnya informasi anak dan remaja 1. Meningkatkan Tangan mencuci tangan mencuci tangan
kesehatan pengetahuan anak 2. Meningkatkan kesadaran yang baik dan benar yang baik dan
benar dan
manfaatnya
Kurangnya Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan intervensi 1. Berikan penyuluhan 1. Banyaknya
pemahaman penyakit pada lansia intervensi keperawatan, diharapkan tentang penyakit kejadian penyakit
kesehatan lansia fisiologi tubuh terhindar dari pengetahuan masyarakat 2. Berikan penyuluhan faktor risiko
berhubungan dengan: penyakit dan tentang penyakit- tentang cara hipertensi dan
Kurangnya masalah lain akibat penyakit akibat proses perawatan pada rematik.
pengetahuan penurunan fungsi penuaan. lansia 2. Kurangnya
masyarakat
tubuh 2. Meningkatkan kesadaran perawatan diri
tentang kesehatan
lansia. masyarakat tentang pada lansia
Kurangnya pemanfaatan fasilitas diakibatkan
kesadaran
masyarakat kesehatan pada lansia kurangnya
tentang
pengetahuan lansia
pemanfaatan
tentang personal
sarana kesehatan
untuk lansia higiene.
No. Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi
penyakit pada anak dan 15/02/18 kepada siswa/i cara a. Kegiatan telah
kesehatan kegiatan
dilaksanakan
Evaluasi proses:
a. Kegiatan
berlangsung lancar.
b. Kegiatan dihadiri
siswa
Evaluasi hasil:
a. Siswa/i sudah
mampu menjelaskan
dan mmpraktekan
manfaatnya.
b. Tempat
dipersiapkan
sebelum acara
dimulai.
c. Masyarakat
diinformasikan jauh
dimulai.
Evaluasi proses:
a. Acara berjaalan
sebanyak 20 orang
c. Sebagian lansia
bertanya tentang
kesehatannya.
Evaluasi hasil:
rematik.
BAB IV
PEMBAHASAN
kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan
yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap
terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat
yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan
Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh
masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Lingkungan Lembang
Bata
meliputi :
a. Kurangnya penyuluhan tentang kesehatan di Dusun Baliti
hal ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan
C. Perencanaan
1. Resiko terjainya penyakit pada anak dan remaja diakibatkan oleh kurangnya informasi
a. Memberikan penyuluhan kepada siswa/i cara mencuci tangan yang baik dan benar
b. Risiko terjadinya penyakit pada bayi atau balita diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang
atau balita.
balita.
c. Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh
berhubungan dengan:
lansia.
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap
tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian
D. Implementasi
kontrak waktu dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan
baik.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada
masyarakat. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun respon
psikomotor.
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
tntang cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta Lansia mengerti tentang Proses
B.SARAN
Disarankan kepada seluruh masyarakat dusun Baliti pada umumnya, serta kepada warga Baliti
Lingkungan Baliti, Desa Jonjo, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini,
sebagai proses peningkatan status kesehatan masyarakat secara menyeluruh serta lebih
”Kesehatan bukan segala-galanya namun tanpa kesehatan segala-galanya tidak dapat berjalan’”
PROGRAM KEGIATAN LINGKUNGGAN