PT PDF
PT PDF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
(UMRI)
PEKANBARU
TA 2013/2014
1|Page
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Liquid Penetrant
Test ini yang sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga penulis
sampaikan berterima kasih pada Bapak Budi Istana, SST.,M.Eng selaku Dosen Mata kuliah
Metalurgi Fisik yang memberikan tugas kepada kami semua.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai apa itu Liquid Penetrant test, prinsip – prinsip, cara kerja,
Dll. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan penulisan makalah
ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf yang sebesar –
besarnya apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan penulis
mengucapkankan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Wanda Saputra
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………….………………………….……………….2
DARTAR ISI……………………………….………………………….……….……..3
BAB I: PENDAHULUAN……………………….…………………………….…… .4
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Metode Liquid Penetrant test merupakan Metode NDT yang paling sederhana.
Metode ini digunakan untuk menemukan cacat (discontinuity) di permukaan (open
surface) terbuka dari komponen solid, baik logam maupun non logam. Seperti keramik
dan plastic fiber. Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih jelas.
Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang
diinsfeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas yang rendah
agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant yang tersisa di
permukaan material disingkirkan. Cacat akan terlihat jelas jika perbedaan warna
penetrant dengan latar belakang yang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang
tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer. Kelemahan dari metode ini antara
lain adalah bahwa metode ini hanya diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini
tidak dapat diterpkan pada komponen dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori.
Pengujian ini mempergunakan sifat kapiler benda cair yang dipergunakan adalah
cairan tidak kental dan mempunyai tegangan permukaan kecil, yang biasanya berwarna
sebagai penetrant. Material uji dicelup atau disemprot dengan cairan ini, karena sifat
kapilernya , maka cairan masuk kedalam retakan, celah atau pori-pori pada perukaan
material uji tersebut sampai ke bagian yang paling dalam.
5|Page
1. Benda yang diperiksa permukaannya harus bersih terhadap segala macam
kotoran, minyak, olie, parafin dan lain sebagainya. Dimana kotoran-kotoran
tersebut akan menutupi cacat yang diperiksa
2. Benda yang diperiksa harus dalam keadaan kering dan tidak keropos(porous).
3. Jika permukaan benda dicat, maka hilangkan cat tersebut dengan kertas
gosok.
Sebagai bahan pembersih untuk membersihkan benda yang akan diperiksa dapat
digunakan minyak bensin, acctone atau bahan kimia lain yang bersifat serupa dengan
bahan pebersih diatas. Sedangkan bahan pembersih kedua yang fungsinya untuk
membersihkan penetran yang menempel pada benda yang diperiksa adalah cairan
pembersih (cleaner) dan biasanya dijual bersama satu set dengan penetran dan developer,
tetapi dapat juga dipakai air hangat, minya bensin atau acetone atau cairan lain yang
murah harganya. Tidak merusak benda yang diperiksa ( menyebabkan karat) dan tidak
beracun.
6|Page
pembersihan dengan emulsifier.
Selain itu developer juga ada yang bekerja pada kondisi kering maupun basah.
Dry developer biasanya digunakan untuk penetrant yang fluorescent. Sedangkan wet
developer, ada yan berupa water suspendible (suspense dalam air) maupun solvent
suspenpendible (suspense dalam cairan yang mudah menguap). Namun hal penting yang
perlu diingat bahwa warna developer harus kontras dengan cairan penetrant, agar mudah
mengamati cacat yang timbul.
Metode pengujian ini dapat diguanakan untuk mendeksi cacat permukaan maupun
di bawah permukaan (sub surface). Akan tetapi seberapa dalam dari permukaan
bergantung daya kapilaritas cairan penetrant.
mudah di aplikasikan.
Murah
Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi
kimianya.
Jangkauan pemeriksaan yang cukup luas.
Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk powder
metallurgy. Hal tersebut akan menyebabkan terserapnya cairan penetrant
secara berlebihan sehingga dapat mengindikasi cacat palsu.
Permukaan yang kasar menyebabkan kesulitan pada saat pembersihan
sisa penetrant.
Beberapa material (karet dan plastic) mungkin dapat terpengaruh oleh
penetrant yang berbahan dasar minyak.
Sangat tergantung pada keahlian operator, dan
Beberapa produk penetrant dapat menyebabkan iritasi terhadap kulit jika
digunakan terus menerus jika tidak menggunakan alat proteksi yang
sesuai.
7|Page
6. Eveluasi subjek yang diinspeksi.
7. Pembersihan akhir dari subjek yang diinspeksi.
Pada dasarnya metode ini menggunakan beberapa bahan bantu yaitu cairan
penetrant, cleaner, dan developer. Adapun langkah kerja secara umum adalah sebagai
berikut:
1. Benda yang akan diperiksa terlebih dahulu dibersihkan dengan cairan cleaner
dari kotoran sisa – sisa oli, debu, atau kotoran lainnya yang dapat menutupi
retak. Jika benda yang ingin di periksa ternyata di lapisi cat, maka cat harus
terlebih dahulu dibersihkan.
2. Celupkan benda kedalam cairan penetrant atau untuk lokasi tertentu saja dapat
menggunakan penetrant dalam bentuk spray. Setelah itu angkat dan diamkan
beberapa saat agar penetrant dapat masuk ke dalam celah retak secara optimal.
Lamanya bergantung dari material benda yang diuji. Misalnya: untuk alloys
antara 10 – 15 menit.
3. Bersihkan cairan penetrant berlebih yang menempel pada benda uji. Cara
pembersihan tergantung dari jenis penetrant yang digunakan. Untuk penetrant
yang waterwashable dapat langsung dibersihkan dengan air bertekanan,
sedangkan untuk post – emulsifiable harus menggunakan emulsifier dan air
bertekanan. Yang perlu diperhatikan adalah cara penyemprotan air tidak tegak
lurus pada permukaan benda yang akan diperiksa karena akan menghilangkan
penetran yang terdapat dalam celah retak.
4. Untuk mengeringkan sisa air setelah proses pencucian maka benda di lap dan
dimasukkan ke dalam pemanas dengan temperature dan waktu yang telah
ditentukan.
5. Setelah kering, permukaan benda yang akan dites disemprotkan cairan
developer agar cairan penetrant dalam retak dapat tertarik keluar. Untuk
penetrant jenis fluorescence, dapat dilihat dengan alat bantu ultraviolet
sehingga penetrant yang ditarik oleh developer akan tertarik dengan jelas.
untuk memastikan bahwa penetrant yang terlihat adalah berasal dari retak
maka penetrant yang keluar harus dibersihkan dengan cleaner dan pada
permukaan tersebut disemprotkan lagi cairan developer. Bila terlihat masih
ada cairan penetrant yang keluar dari permukaan tersebut, maka dapat di
pastikan bahwa terdapat retak pada permukaan benda tersebut.
8|Page
a. Keratakan atau kekeroposan yang diselediki dapat dapat dideteksi apabila
keretakan tersebut terjadi sampai ke permukaan benda. Keretakan dibawah
permukaan (subsurface cracks) tidak dapat terdeteksi dengan cara ini.
b. Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori dapat mengakibatkan indikasi
yang palsu.
c. Tidak dianjurkan menyelidiki benda – benda hasil powder metellurgi kerena
kurang padat (berpori – pori).
Klasifikasi penetrant sesuai cara pembersihannya:
Ada tiga macam sistem liquid penetrant yang dapat digunakan ketiganya
memiliki perbedaan yang mencolok.
Pemilihan salah satu system bergantung pada factor – factor:
1) Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki.
2) Karakteristik umum keretakan logam.
3) Waktu dan tempat penyelidikan.
4) Ukuran benda kerja.
9|Page
Kadang – kadang dibutuhkan penyelikikan pada daerah yang sempit pada
permukaan benda kerja yang penyelikannya dilakukan di lapangan. Biasanya
benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan benda kerja ini dari lapangan
ke tempat penyelidikannya adalah relative mahal. Untuk situasi seperti ini
solvent removable system digunakan pada saat pembersihan pendahuan
(pracianing) dan pembasuhan penetrant. Proses seperti ini sesuai dan sangat
luas digunakan untuk inspeksi lapangan. Penetrant jenis ini larut dalam oli,
pembersihan pelarut secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap
permukaan benda kerja dari penetrant dengan lap yang dibasuhi solvent.
Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain kering. Penetrant dapat
pula dibasuh dengan cara membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.
Cara ini diterapkan pada benda kerja yang besar. Tetapi pelaksaannya harus
berada dalam keretakan tidak ikut terbasuh. Proses ini biasanya dilakukan
untuk aplikasi yang khusus, karena prosesnya memakan tenaga yang relative
banyak dan tidak praktis untuk diterapkan sebagai inspeksi pada hasil
produksi.
Visible penetrant.
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukan pada
penampilannya yang kontras terhadap latar belakang warna developernya.
Proses ini tidak membutuhkan cahaya ultraviolet, tetapi membutuhkan cahaya
putih yang cukup untuk pengamatan. Walaupun sesivitas penetrant jenis ini
tidak setinggi jenis fluorescent, tetapi cukup memadai untuk berbagai
kegunaan.
Fluorescent penetrant
Liquid penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat berkilau bila
disensitivitas. Fluorecent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk
menampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet yang lemah pada ruangan gelap.
Ada tiga tingkatan sensitivitas, yaitu:
10 | P a g e
Pemilihan penggunaan sensitivitas penetrant bergantung pada
kekritisan inspeksi, kondisi permukaan yang diselidiki, jenis proses
(system), dan tingkat senstivitas yang diinginkan.
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Data keterangan dia yang telah diketahui maka dapat disimpulkan bahwa Liquid
Penetrant test dapat mendeteksi cacat pada permukaan berdasarkan kapilaritas yang
dimana material akan di uji tidak berpori.
Berikut ini dapat diuraikan beberapa hal yang bisa dilakukan dalam Liquid penetrant test,
yaitu:
Prinsip yang di gunakannya adalah sifat kapilaritas.
Material yang dapat terdeteksi material yang tidak berpori.
Dapat menemukan cacat dengan cepat.
Jadi Liquid penetrant test ini tidak dapat dilakukan pada material yang berpori – pori.
mudah di aplikasikan.
Murah
Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi
kimianya.
Jangkauan pemeriksaan yang cukup luas.
Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk powder
metallurgy. Hal tersebut akan menyebabkan terserapnya cairan penetrant
secara berlebihan sehingga dapat mengindikasi cacat palsu.
http://www.api-iws.org/pemeriksaan-crack-pada-material-dengan-metode-ndt-dye-
penetran-testing.html
http://nondestes.blogspot.com/2013/08/liquid-penetrant-langkah-langkah.html
http://widyaprasetya.blogspot.com/2011/09/liquid-penetrant-test.html
http://wendisukma.blogspot.com/2012/06/uji-penetrant-penetran-test.html
12 | P a g e