Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ajar ini dapat terwujudkan
dengan harapan agar dapt menjadi bahan bagi kita semua, sebagai generasi penerus bangsa dan
sebagai warga negara yang bertanggungjawab akan usaha dan cita-cita luhur bangsa seperti yang
dinyatakan oleh para pendiri negara dalam Pembuka UUD 1945.

Dibuku ini menghimpung tentang Pancasila yang dinyatakan para pakar ilmu tentang
Pancasila dalam buku-buku atau mass media yang membahas Pancasila yang ditinjau dari
landasan filosof, kultur, historis, dan yuridis yang kemudian Pancasila yang hakekatnya
digunakan sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara (filsafat bangsa).

Sudah barang tentu buku ini, menghapus hal-hal yang dengan nilai-nilai luhur
bangsa, Pancasila yang berhubungan langsung dengan pengetahuan tentang sendi-sendi
kehidupan kenegaraan dan kemasyarakat dan sekaligus merupakan tuntunan untuk
menjalani kehidupan sehari-hari.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada Dosen, atas berkenaannya memberi
kesempatan menyusun makalah ini yang walaupun karena keterbatasan ilmu dan wawasan
serta waktu pasti hasilnya jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran kami
harapkan dai semua pihak untuk perbaikan dan penyempunaan di kemudian hari.

Terima Kasih.

Pekan Baru, 13 september 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pancasila bagi segenap bangsa Indonesia merupakan penuntun atau
petunjuk dalam usaha mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa, yang berabad-abad
lamanya melawan penjajahan, yang penuh pengorbanan, penderitaan lahir dan
batin, pelanggaran akan hak asasi manusia tak terelakan , dengan memperjuang
yang pantang menyerah, tabah dan tawakal dari para pejuang sehingga mampu
melepaskan diri dari cengkraman penjajahan, sehingga atas berkat rahmat Allah
Tuhan Yang Maha Esa bangsa Indonesia Mmpu merumuskan suatu pedoman dan
petunjuk sebagai yang merdeka dalam mewujudkan suatu masyarakat yang adil
makmur berdasarkan Pancasila.
Bagi genarasi muda bangsa yang didalamnya para pelajar dan mahasiswa
tentunya wajib untuk mempelajari Pancasiala yang merupakan matakuliah
pengembangan kepribadian dalam sistem pendidikan nasional negara kesatuan
Republik Indonesia, tentunya penyelenggaraan tak dapat dilepaskan dengan
perkembangan kondisi ketatanegaraannya, pada dewasa ini dalam era reformasi
yang setiap orang sebagai warga negara Indonesia berhak memiliki kebebasan
berpendapat, tetapi dengan rasa bertanggungjawab.

B.Rumusan Masalah
Apa saja pembagian hadis ditinjau dari kualitas sanad dan matan:
1. Apa pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
2 .Bagaimana pendapat para ahli tentang filsafat?
3. Apa hubungan Falsafat bagi bangsa Indonesia?

C.Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi filsafat.
BAB II

PEMBAHASAN

Pancasila sebagai Suatu Filsafat

1. Pengertian Filsafat
Pancila sebagai falsafat bangsa Indonesia akan ditinjau melalui arti, objel, dan
tujuan pada filsafat umum dan selanjutnya memasuki bidang falsafat hidup bangsa
Indonesia.
Pada dasarnya filsafat pertama kali lahir di Yunani, selanjutnya lahir filsafat abad
pertengan, dan seterusnya. Namun, tak ada salahnya sebagai pembuka, dicoba
menyebutkan kapan lahirnya filsafat maupun asal usul filsafat yang dipetik dari buku
beberapa pakar penulisnya, diantara berikut.
Prof. Dr. Achmad Tafsir dalam bukunya (2004), edisi revisi Filsafat Umum Akal dan
Hati Sejak Thales sampai Capra, dalamBab i. Hal 1, dijelaskan bahwa orang yang mula-
mula menggunakan akal secara serius adalah orang Yunani yang bernama Thales (
kira-kira tahun 624-546 SM). Orang inilah yang digelari Bapak Filsafat.
Dr. Peter Soedoyo B. Sc, dalam bukunya (2004), Pengantar Sejarah dan Filsafat
Ilmu Pengetahuan Alam , mengemukakan dalam Bab i, hal 4,5. “Ilmu Pengetahuan
Murni”, yakni yang berkembang atas dasar kegairahan ingin tahu semata-mata, baru
lahir dan berkembang dalam peradaban Yunani kuno anatar 600 tahu sebelum Masehi
sampai tahun sekitar 100 sesudah Masehi.
Thales bersama Anaximander dan Anaximenes adalah filsuf pertam yang mula-
mula membahas hakikat keberadaan segala sesuat dan asal –usul alam dalam
keberadaan serta proses perubahan alam kebendaan.
lahir pertama kali di Yunani dan tokoh utama dalam filsafat adlah seorang filsuf
Yunani bernama Thales, selanjutnya diikuti silih berganti oleh tokoh-tokoh lain yang
sering kita kenal, seperti Plato, Aristoteles, Socrates, Ciero, dan dilanjutkan oleh
Decrates, dan Immanuel Kant.
Mengingat filsafat adalah suatu hasil budaya manusia yang manusia secara kodrati
dibekali oleh Tuhan Yang Maha Esa kemampuan rohani berupa akal, rasa dan karsa
sehingga filsafat adalah hasil dari kebetulan akal, rasa, dan karsa menjadi kebudayaan
yang sifatnya non materil. Oleh karena itu, berbagai jenis filsafat tertentu pasti
memiliki cirinya sendiri karena pengaruh lingkungan, misalnya filsafat Yunani, filsafat
India, filsafat Cina, dan filsafat Indonesia.
tata bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, falsafat yang terdiri atas
“philein” (artinya cinta) dan “sophos” yang artinya hikmah, kebijaksaan atau wisdom.
Secara harfiah “filsafat” bermakna cinta kebijaksaan, memiliki arti kebenaran yang
sesungguhnya, dan berhubungan dengan hasrat ingin tahu terhadap hal-hal yang
bener.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya kata filsafat sebagai pengetahuan
dan pendidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum, dan
sebagainya dari segala suatu yang ada di dalam di alam semesta ataupun mengenai
kebenaran dan arti adanya sesuatu.1

2. Sistem Filsafat
Filsafat mempunyai sistematik yang amat luat yang meliputi tiga hal utama, yaitu
ontologi, epistemologi, dan axiologi.
a. Bidang ontologi adalah bidang fisafat yang menyelidiki hakikat dari realita yang
ada.Paham-paham, seperti idealisme, Spiritualisme, materialisme, pluralisma
asumsi-asumsi dasar ontogik yang akan menetukan apa hakikat kebenaran atau
kenyataan sebagaimana dicapai pengetahuan.
b. Bidang aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki nila, terutama meliputi
nilai-nilai normatif.

3. Cabang-cabang Filsafat
Yang dimaksud dengan adalah bagian yang termasuk dalam ilmu filsafat dan
memiliki konsep dasar filsafat tersendiri, yaitu :
a. Metafisika, cabang filsafat yang membahas dan melukis hal-hal yang
bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang ontologo, kosmologi, dan
antropologi secara keseluruhan.
b. Epistimologi, cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalan hakikat daripada
ilmu pengetahuan.

1. W .J .S. Poerwadaminta
c. di dalamnya mengajarkanmoral, kesusilaan, sopan santun, maupun norma yang
baik. Metodologi adalah filsafat yang membahas persoalan metode atau
metodologi dalam ilmu pengetahuan.
d. Logika, cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan cara berpikir?filsafat
berpikir, tentang rumus/dalil dan penalaran tentang hal yang benar dan tidak
benar, yang baik dan yang buruk.
e. Estetika, cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan pemecahan
konsep-konsep yang mengandung nilai keindahan dalam hal-hal yang bersifat
estetik.
f. Etika, cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas, juga tingkah laku
manusia/tindakan-tindakan manusia.

4. Kegunaan Filsafat dan Filsafat Pancasila


Kegunaan teoritik bahwa dengan mempelajari filsafat orang menjadi bertambah
pengetahuannya.
Etika, bagian filsafat yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan manusia yang
baik atau yang buruk. Oleh karena itu, mempelajari etika sangat berguna, termasuk

5. Falsafat Hidup Bangsa Indonesia


Filsafat Pancasila mempunya fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam hal sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada saat sebelum Pancasila menjadi dasar falsafah hidup bangsa, yaitu sebelum
tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila menjadi nilai luhur budaya Indonesia yang kita
kenal sebagai sifat-sifat teposliro, tepotuldo, tepopallupi, suka bekerja keras, tolong
menolong/gotomg royong, peduli kasih, dan sebagainya.
Disinilah Pancasila menjadi suatu staat fundamental norm atau grund norm, yang
setiap orang dan maunusia, baik sebagai pribadi maupun sebagia warga negara
memiki nilai pribadi yang dilandasi oleh norma/hukum tertulis dan yang tidak tertulis.
Nilai adalah suatu yang diinginkan (positif) atau sesuat yang tidak diingankan
(negatif).Menilai mengandung arti menimbang, yaitu kegiatan manusia
menghubungkan sesuatu dengan suatu yang lain dan mengambil keputusan atau
menilai, berati menimbang atau memperbaiki dengan sesuatu yang lain untuk
kemudian mengambil suatu keputusan.
“Ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip yang diketahui dengan
kekuatan budi kodrat dengan mencari sebab musababnya yang terdalam.” 2

6. Pancasila sebagai Suatu Moral dan Etika


Moral dan etika sangat berkaitan denga nilai tatanan ataupun norma yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang menjadi ukuran menilai manusia untuk
berbuat dan bertingkah laku.
Menurut Prof. Dr Drs. Notonagoro, S .H., dalam bukunya(1974), Filsafat Dasar
Negara menyebutkan nilai dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melakukan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesutu yang berguna bagi rohani manusia.

“Pancasilatersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat sesuai dengan


dialektik Neo Helegian."3

Perbedaan dengan nilai-nilai yang lain, moral dan etika masih berkaitan
dengan perasaan estetika, perasaan diri dan sosial, serta perasaan religius dari
budaya manusia yang memiliki tingkat maju dan tinggi.
Sehubungan dengan perasaan sosial, mengingat kepada kehidupan manusia
(Indonesia) hakikatnya, selain sebagai makhluk indidu (dilengkapi rasa diri), juga
sebagai mkhluk sosial dengan perasaan sosial.
Yang berkaitan dengan perasaan religius, mengingat manusia pada umumnya
pada umumnya hidup bersandar Sang Penciptannya sehingga segenap perbutannya
yang baik dan yang buruk merupakan dampak dari moral etika kehidupan penilainan

2.Dr. I. R. J Gred
3.Muh. Yamin
dari Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang dalam
arti rasa religi kehidupan manusia.
“Pancasila sebagai filsafat Bangsa Indonesia berdasarkan atas ucapan Bung Karno
yang menyatakan bahwa Pancasila adalah isi jiwa Ind
Sebagai suatu sistem, Pancasila merupakan kesatuan dari bagian-bagian.
Dalam hal ini, tiap-tiapsila dari Pancasila antara satu dengan lainnya saling berkaitan,
berhubung, dan saling melengkapi.
Daari lima sila yang ada, satu sila yang mempunyai posisi istimewa, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa. Karena, sila ini terletak diluar ciptaan akal manusia onesia.”4

7. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Nilai (Filsafat)


(Hazairin, 1983 : 15). Secara berurutan, Pancasila berapa dalam bentuk
piramid dengan tatanan yang hierarchis.
“Pancasila seagai dalil-dalil filsafat dengan hanya mengakui orang masih
tinggal didalam lingkungan filsafat.”5
Mengingat sila pertama menjadi basis daripada sila yang lain, sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki tingkat tertinggi (terluas) dalam susunan
hierarchis lebih rendah (sempit).
Dalam susunan kesatuan hierarchis berbentukpiramid ini, sila Ketuhanan
Yang Maha Esa adalah yang paling luas. Oleh karena itu, merupakan basis (dasar)
dari keempat sila lainnya (Kaelan, 1999 : 69).
Sebagai sistem, Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Merupakan kesatuan dari bagian-bagian. Bagian-bagian yang dimaksud adalah
sila-sila Pancasila yang menyatu secara dan utuh.
b. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing. Sila pertam, memiliki
fungsi keimanan dan ketaqwaan. Sila kedua, berfungsi dalam tugas-tugas
kemanusian. Sila ketiga, berfungsi penegakan persatuan dann kesatuan. Fungsi
sila keempat adalah mempertemukankebersamaan dalam perbadaan. Fungsi sila
kelima adalah kesejahteraan yang berkeadilan.
c. Saling berhubungan dan ketergantungan. Sila yang satu dan yang lain saling
meliputi, melandasi, dan saling menjiwai, serta saling diliputi, dilandasi, dan

4.Soediman Kartahadiprojo
5.Drijarkoro
dijiwai, kecuali sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa hanya meliputi,
melandasi, dan menjiwai tanpa diliputi, dilandasi, dan dijiwai oleh sila-sila
Pancasila lainnya.
d. Keseluruhan, dimaksudkan untuk pencapaian tjuan tertuntu, yang merupakan
tujuan sistem, yaitu kehidupan sejahtera yang berkeadilan, meliputi sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e. Terjadi dalam lingkungan yang kompleks, yaitu dalam suatu kesatuan yang tidak
terpisah dalam suatu wadah Pancasila.

“Kedudukan Pancasila dalam negara Indonesia adlah sebagai dasar negara,


dalam pengertian sebagai dasar filsafat. Sifat kefilsafatan dasar egara tersebut
diwujudkan dalam rumus abstrak kelima dari Pancasila.”6

6 Notonagoro
BAB III
PENUTUP

I.Kesimpulan
Kegunaan teoritik bahwa dengan mempelajari filsafat orang menjadi
bertambah pengetahuannya. Filsafat Pancasila mempunya fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara.

II.Saran
Kami menyadari akan banyaknya kekurangan dan kekliruan dalam
penyusunan makalah ini , oleh karena hal tersebut kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi sempurnya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Darmodiharjo, Darji. 1979. Pancasila Suatu Orientasi Singkat , Cetakan 8. Jakarta : PN


Balai Pustaka.
Darmodiharjo, Dardji. 1996. Penjabaran Nilai-Nilai pancasila dalam Sistem Hukum
Indonesia. Jakarta : Penerbit Rajawali.
Departemen Pendidikan Republik Indonesia. 1978. Ketetapan-Ketetapan MPR tahun
1973 dan tahun 1978. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai