Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum wr.wb.

Alhamdulullah atas taufik dan hidayah dari allah SWT, kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Kami mrngucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasinya dalam proses
penyelesaian makalah ini. Selain itu kami juga mengucapkan permohonan maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan.
Makalah ini merupakan tugas kelompok dari mata kuliah Sejarah Peradaban Islam,
yang diampu oleh Ibu Yuni Masrifatin, MA Makalah ini mengkaji tentang islam dan
peradaban dunia, yang didalamnya dibahas hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek
kehudupan masa lampau masa sebelum Islam.
Diatas telah kita bahas sedikit bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini
kedepannya.Tidak ada hal yang kami harapkan dari penulisan makalah ini selain dapat
memberikan manfaat dan menambah wawasan kami khususnya serta pembaca sekalian
umunya.Akhirnya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Konsep Islam
B. Landasan Dan Aspek-Aspek Dalam islam dan peradaban dunia
C. Prinsip dan Karakteristik islam dan peradaban dunia
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern
menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu
pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), dimensi dan poliferasi
(pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnyadiliputi oleh masa gelap (Dark Ages)
mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa. Melalui
dunia Islam lah mereka mendapat akses untuk mendalamidan mengembangkan ilmu
pengetahuan modern. Menurut Gore barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk
merasakan perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak
ditujukan kepada sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber- sumber Arab (Islam).
Islam juga hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah. Akan tetapi, untuk selanjutnya Islam
mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia.
Dalam perkembangan peradaban dunia memang Islam tidak bisa dilepaskan dari
perkembangannya sejak dari zaman Rasulullah SAW sampai sekarang pun, islam banyak
memberi kontribusi terhadap dunia. Dari zaman Rasulullah SAW, Islam merubah peradaban
yang ada di Jazirah Arab dan sampai sekarang kita masih dapat merasakan nikmat dari
perubahan peradaban yang dibawa Islam. Ajaran Islam yang telah tersebar ke berbagai
penjuru dunia selama berabad-abad tentunya meninggalkan tinta emas dan torehan positif
berupa khasanah keilmuan bagi peradaban dunia, meskipun tidak ada lagi kekuasaan Islam
secara mutlak. Secara historis, Islam telah memainkan peran yang signifikan
dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia. Begitupun setelah selesai masa
kenabian yang ditutup dengan wafatnya Rasulullah SAW, perkembangan dan pemikiran
peradaban Islam dalam sejarahnya telah menunjukkan berbagai varian. Varian itu berupa
metode, visi, dan kerangka berpikir yang berbeda dari pemikiran yang satu dengan yang
lainnya. Islam dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah
yang dapat dikuasai, melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan
tetap toleran terhadap budaya lokal yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam dalam pengembangan peradaban dunia?
2. Bagaimana landasan dan aspek-aspek islam dalam peradaban dunia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Islam dalam pengembangan peradaban dunia.
2. Untuk mengetahui bagaimana landasan dan aspek-aspek islam dalam peradaban dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Konsep islam sebagai peradaban telah dimiliki oleh Islam saat diturunkan sebagai
agama(din). Hal itu disebabkan,makna dari Din(agama) itu sendiri adalah struktur hukum dan
susunan kekuasaan serta kecenderungan manusia untuk mencari pemerintah yang adil dan
membentuk masyarakat yang patuh hukum .1Islam turun sebagai agama secara sempurna
disebuah tempat dan terlaksana secara langsung tempat itu menjadi madinah yang
sebelumnya adalah Yathrib.Maka terbentuklah akar kata yang baru,madana dari kata din dan
madinah yang bermakna mendirikan kota,membangun,memajukan dan memurnikan serta
menjunjung martabat. Dari kata madana lahir kata benda tamaddun yang secara literal berarti
peradaban (civilization) yang berarti kota yang berlandaskan kebudayaan. Peradaban Islam
merupakan terjemahan dari kata arab al-hadārah al-Isla>miyyah. Dalam bahasa Indonesia
kata arab itu sering diterjemahkan dengan kebudayaan islam. Padahal, kebudayaan dalam
bahasa Arab adalah “thaqa>fah”. Kebanyakan orang mensinonimkan dua kata
“kebudayaan” (Arab,al-Thaqa>fah; Inggris, culture) dan “peradaban” (Arab, al-hadārah;
Inggris civilization). Seiring berkembangnya ilmu antropologi dewasa ini,kedua istilah itu
dibedakan.2
Peradaban dalam bahasa Arab juga disebut dengan “al-hadārah” atau “al-
madaniyyah”. Akar kata al-hadārah adalah al-hadar, al-hadrah, al-hādirah yang berarti
kota. Sedangkan al-madaniyyah itu berakar dari kata “al-madīnah” yang juga berarti kota.3
Dalam bahasa Inggris, kata peradaban identik dengan istilah civilization. Ada juga
yang berpendapat bahwa kata civilization berasal dari kata “city” yang berarti kota. Sebagian
lainnya berpandangan bahwa istilah tersebut adalah serapan dari bahasa Yunani dari kata
civitas yang juga berarti kota. Ada pula yang berpendapat kata zivilization pertama kali
muncul dari bahasa Prancis pada tahun 1734 terbentuk dari kata civilise yang berarti bersifat
perkotaan.4
Seiring berkembangnya ilmu antropologi dewasa ini,kedua istilah
diatas,yaitu kebudayaan dan peradaban dibedakan.Kebudayaan adalah sebuah bentuk
ungkapan mengenai semangat mendalam komunitas masyarakat.Sedangkan peradaban terkait
dengan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis dalam masyarakat.Jika
kebudayaan terrefleksi dalam agama,moral dan seni serta sastra,maka peradaban banyak
direfleksikan dalam politik,ekonomi dan teknologi.5

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), 2
2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998) , 1.
3
Hakim, Sejarah, 3.
4
Ahmad al-Qashash, Nusyû` al-Hadârah al-Islâmiyah, (t.t: Maktabah Syamilah, al-Ishdar al-Tsani), 11.
5
Effat al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1986), 5.
Menurut Ibn Khaldun sebagaimana dikutip oleh Nasr Muhammad ‘a>rif dalam
mendefinisikan peradaban secara etimologis sebagai al-H}ad{a>rah yang sama artinya
dengan civilization mengenai perkembangan sebuah Negara dan masa pemerintahannya.6
Selain pemaknaan di atas, dalam perspektif yang berbeda, A.A.A. Fyze menjelaskan
bahwa civilization berasal dari kata civies atau civil, yang mempunyai arti menjadi
kewarganegaraan yang maju. Sehingga dalam hal ini, peradaban mempunyai dua makna,
yaitu: proses menjadi beradab, dan suatu bentuk (tingkat) masyarakat yang sudah maju yang
ditandai dengan gejala kemajuan di bidang sosial-politik, seni-budaya, dan teknologi .
Tinjauan etimologis dari beberapa bahasa tersebut mengerucut pada makna yang sama
yaitu “kota”. Hal ini menunjukkkan bahwa kota adalah pusat peradaban. Segala bentuk
peradaban manusia umumnya lahir dan berkembang di tengah masyarakat perkotaan.
Sebagaimana ditegaskan oleh Ibn Khouldun dalam karya monumentalnya berjudul al-
Muqaddimah bahwa suatu peradaban terbangun dari berbagai kreasi, olah pikir, tradisi,
hukum, politik, kegiatan ekonomi, gaya hidup, ilmu pengetahuan, seni dan interaksi sosial
yang terjadi dalam masyarakat perkotaan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka dan
mencapai cita-cita sosial mereka.7
Dalam memaknai peradaban secara terminologis, pandangan para ilmuwan sangat
beragam, sangat bergantung pada perspektif dan pendekatan masing-masing. Namun
umumnya definisi peradaban selalu dikaitkan dengan kebudayaan. Sebagian peneliti
menggunakan kedua istilah ini secara silih berganti dalam pengertian yang sama, namun
sebagian besar yang lain memberi batasan-batasan tertentu sehingga secara implisit bisa
dibedakan pengertian keduanya. islam dan peradaban dunia
Menurut Durant, sebagaimana dikutip oleh Al-Tuwayjiriy berpandangan bahwa
kebudayaan adalah bagian dari peradaban. Dalam bukunya Story of Civilization yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul Qis}s}ah at-Hadārah, ia mendefinisikan
peradaban sebagai sistem yang membantu manusia untuk meningkatkan produktivitasnya di
bidang kebudayaan.
E.B. Taylor, sebagaimana dikutip oleh Hakim, lebih menempatkan peradaban dan
kebudayaan dalam pengertian yang sama. Menurutnya peradaban atau kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks dari kehidupan masyarakat yang meliputi
pengetahuan, dogma, seni, nilai-nilai, moral, tradisi sosial, dan semua kemampuan dan
kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat.8
Sementara itu, Nur Hakim berpendapat bahwa peradaban adalah pengembangan dari
kebudayaan. Menurutnya, peradaban adalah bentuk kebudayaan yang paling ideal dan puncak
sehingga menunjukkan keadaban (madaniyah), kemajuan (taqaddum), dan kemakmuran
(‘umrān) suatu masyarakat. Jika kebudayaan bersifat konsep-konsep abstrak seperti sains
murni, maka peradaban lebih dari itu sebagai hasil penerapannya seperti teknologi dan
produk-produknya.9

6
Nasr Muhammad ’Arif Al-Hadarah-Al-Thaqafah-Al-Madaniyyah Dirasah Li Sirah Al-Mustalah Wa Dalalah Al-
Mafhum (Herndon: Al-Ma’had Al-’Ilm Li Fikr Al-Islamiy, 1981),55.
7
Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khouldun, al-Muqaddimah, (Beirut: Dar al-Jil), 132.
8
Hakim, Sejarah, 3.
9
Ibid, 4.
Senada dengan Hakim, Khoirul Adib berpandangan bahwa kebudayaan merupakan
hasil olah akal budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia.Dan hasil olah akal, budi, rasa, dan
karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang menjadi
peradaban.10
B. Landasan Dan Aspek-Aspek Dalam islam dan peradaban dunia
Kebudayaan Islam adalah landasan dari peradaban islam,terutama wujud
idealnya,sementara agama merupakan landasan kebudayaan islam.Jadi,dalam pandangan
islam agama bukanlah kebudayaan akan tetapi agama dapat melahirkan kebudayaan,tidak
seperti pada masyarakat yang menganut agama non samawi,agama bumi.
Sejalan dengan teori modern bahwa pandangan hidup (worldview) merupakan asas
bagi setiap peradaban dunia, apabila agama merupakan landasan peradaban yang membentuk
cara pandang seseorang terhadap sesuatu, yang pada saatnya dapat mempengaruhi tindakan
nyata atau manifestasi lahiriyahnya (outward manifestation) yang kemudian disebut sebagai
peradaban.
Dalam konteks Islam, tidak ada suatu rumusan yang definitif mengenai pengertian
dan perbedaan peradaban dan kebudayaan. Hanya saja pada umumnya ketika berbicara dalam
konteks Islam secara luas, para peneliti lebih cenderung menggunakan istilah peradaban
Islam dari pada kebudayaan Islam. Hal ini mengingat Islam adalah agama universal yang
heterogen yang dipeluk oleh berbagai masyarakat di seluruh dunia dengan berbagai latar
belakang kebudayaan.
Berangkat dari paradigma tersebut, Hodgson mendefinisikan peradaban Islam sebagai
gabungan dari berbagai kebudayaan para pemeluknya yang tersebar di berbagai wilayah di
seluruh dunia yang satu sama lain saling berkaitan. Senada dengan hal itu, al-Tuwayjiriy
berpendapat bahwa peradaban Islam adalah peradaban yang dihasilkan dari akulturasi
berbagai kebudayaan masyarakat pemeluknya yang dipersatukan dalam keimanan dan
kepatuhan dalam ajaran Islam.
Berdasarkan definisi di atas, al-Tuwayjiri lantas membagi peradaban Islam dalam dua
aspek, yaitu:
1. Hadārah at-khalq wa at-ibdā’ (peradaban yang tercipta dan orisinal), yaitu peradaban
yang murni bersumber dari ajaran Islam,
2. Hadārah at-Ba’th wa at-Ih}yā’ (peradaban kebangkitan dan pengembangan), yaitu
peradaban yang dihasilkan dari kreasi, pemikiran, dan penemuan umat Islam sebagai
bentuk pengembangan dan kemajuan.
Selain itu, menurut Durrant sebagaimana dikutip oleh Al-Tuwayjiriy, peradaban meliputi
empat bagian pokok, yaitu sumber-sumber ekonomi, tatanan politik, tradisi moral dan
khazanah ilmu dan seni.11

10
Adib, Kebudayaan, 192.
11
Ibid, 5.
Sedikit berbeda dengan al-Tuwayjiri, menurut Syalabi sebagaimana dikutip oleh Ajid
Tahir, ia lebih cenderung membagi peradaban Islam dalam tiga aspek,yaitu:
1. Hadārah at-duwal wa at-tarih (peradaban Negara dan sejarah), yaitu pola peradaban
yang mengembangkan bangunan suatu kenegaraan dan pemerintahan.
2. Hadārah at-tajribiyyah wa at-muktasabah (peradaban eksperimentasi dan adopsi),
yaitu pola pengadopsian berbagai peradaban luar Islam, yang telah ada sebelum Islam
lahir, seperti dalam bidang filsafat, kedokteran, ilmu pasti, dan lain-lain.
3. Hadārah at-Islamiyah al-Ashliyyah, yaitu peradaban yang bersumber dan dibawa oleh
kewahyuan Islam sendiri. Peradaban orisinal ini, menurut Syalabi, meliputi aspek-
aspek penting, diantaranya keimanan (akidah dan akhlak), politik (siyasah), ekonomi
(iqtisad), kehidupan sosial (al-hayat al-ijtima’iyah), dan hubungan antarbangsa.12

C. Prinsip dan Karakteristik islam dan peradaban dunia


Para peneliti Barat mengakui, bahwa peradaban Islam merupakan peradaban yang paling
lama bertahan. Belum ada peradaban yang dapat bertahan hingga 14 abad tanpa ada
perubahan signifikan dalam asas-asas dan nilai-nilai dasarnya. Disamping itu, mereka juga
membuktikan bahwa peradaban Islam merupakan peradaban dengan wilayah masyarakat
yang terbesar, setidaknya ada 1,2 milyar manusia yang tersebar di berbagai benua hidup
dalam peradaban Islam saat ini.
Meski bukan agama terbesar di dunia, namun sebagai agama yang memiliki
peradaban yang orisinil dan manunggal di seluruh dunia, Islam adalah yang terbesar. Berbeda
dengan Kristen, meski ia adalah agama yang terbesar pengikutnya, namun ia tidak memiliki
peradaban yang manunggal. Peradaban umat Kristen di Barat sangat berbeda dengan yang
hidup di belahan Timur, bahkan menurut Hodgson satu sama lain tidak saling terhubung.

Keunggulan peradaban Islam tersebut sangat terkait dengan prinsip-prinsip dan


beberapa karakter yang mendasarinya. Diantara prinsip-prinsip dan karakteristik tersebut
adalah :

1. Prinsip utama yang juga menjadi inti dari peradaban Islam adalah Tauhid, yaitu pengakuan
bahwa tiada Tuhan selain Alloh SWT yang Maha Esa, Maha Pencipta, dan pusat dari
seluruh kehidupan. Ajaran Tauhid atau juga disebut Wahdaniyyah ini, menurut al-Siba’i,
sebagaimana dikutip oleh Ismail Raji Al-Faruqi, sangat berpengaruh besar dalam
mengangkat martabat manusia, meluruskan hubungan antara penguasa dan rakyat, dan
mengarahkan pandangan hanya kepada Alloh SWT sebagai pencipta seluruh alam semesta
dan kehidupan di dalamnya.
2. Peradaban Islam bersifat humanis dan kosmopolitan. Humanis dalam arti Islam sangat
menjaga hak-hak dan nilai-nilai kemanusiaan. Kosmopolitan berarti Islam sangat
menghargai perbedaan dan keragaman manusia dan masyarakatnya. Kosmopolitanisme
tersebut, menurut Abdurrahman Wahid, termanifestasikan dalam beberapa ajaran utama,
seperti dihapuskannya batasan etnis, kuatnya pluralitas budaya, heterogenitas politik, dan
lain-lain. Prinsip kosmopolitanisme itulah yang diakui oleh sejarawan besar, Arnold J.
Toynbee, sebagaimana dikutip oleh Abdurrahman Wahid, menjadi salah satu faktor utama
yang mengangkat peradaban Islam ke tingkat yang sangat tinggi.

12
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Grafindo Persada,2004), 18-20.
3. Peradaban Islam sangat menjunjung tinggi prinsip moral (akhlaq). Dalam sistem dan
interaksi sosial, dalam hukum dan perundang-undangan, pendidikan dan ilmu
pengetahuan, dan lain-lain, moralitas selalu menjadi salah satu pondasi utama. Tidak ada
suatu sistem budaya yang lebih tinggi perhatiannya terhadap moralitas dari pada peradaban
Islam. Karena, sebagaimana ditegaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, bahwa Islam
lahir untuk tujuan memperbaiki moralitas manusia. Uniknya lagi, etika dan nilai-nilai
moralitas yang diajarkan dan diteladankan oleh Nabi SAW hingga sekarang secara umum
tetap diterapkan tanpa ada perubahan secara signifikan.
4. Peradaban Islam sangat mengedepankan pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah
tercatat bahwa peradaban Islam mencapai golden age ketika berhasil mengembangkan
sains dan ilmu pengetahuan jauh lebih tinggi daripada peradaban-peradaban lain.
Sepanjang abad ke-8 hingga abad ke-13, muncul banyak ilmuwan besar Muslim dengan
karya dan penemuan monumentalnya dalam berbagai bidang. Sejarah mencatat nama-
nama ilmuwan besar Muslim yang memiliki peran besar dalam penemuan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya dalam bidang Astronomi, terdapat
ilmuwan besar seperti al-Biruni, al-Battani, al-Fazari dan Abu Ma’shar; dalam bidang
matematika terdapat al-Khawarizmi, Omar Khayyam, dan al-Zarqali; dalam bidang
kedokteran muncul al-Kindi, al-Razi, dan Ibn Sina; dalam bidang Kimia, lahir Jabir ibn
Hayyan dan al-Razi; dalam bidang Geografi terdapat al-Idrisi dan al-Muqaddasi, dan lain-
lain.Bahkan dari pencapaian peradaban Islam dalam bidang ilmu pengetahuan itulah
peradaban Barat banyak mengambil inspirasi dalam mengobarkan gerakan reformasi
keagamaan di Eropa yang memuncak menjadi gerakan renaissance.
5. Salah satu karakteristik unik dari peradaban Islam adalah sifat adaptif dan terbuka dalam
menyerap dan mengadopsi unsur-unsur peradaban besar dunia, seperti: Yunani, Persia,
India, dan China. Peradaban serapan itu kemudian dikembangkan secara kreatif dan
inovatif dengan menonjolkan unsur-unsur Islam. Proses penyerapan dan adopsi ini bersifat
alamiah mengingat peradaban-peradaban besar dunia tersebut telah hidup selama ribuan
tahun, jauh sebelum Islam mulai berkembang pada abad ke-7. Namun, justru dengan cara
inilah peradaban Islam mengalami pencapaian yang gemilang di berbagai bidang termasuk
filsafat, sains, teknologi, arsitektur, seni, dan lain-lain.13
6. Peradaban Islam sangat memegang teguh sikap pluralistik dan toleransi antar umat
beragama. Pengalaman ketika Islam memerintah di Spanyol merupakan contoh kongkrit
bagaiamana Islam menghormati pluralitas sehingga hidup berdampingan dan saling
toleran dengan pemeluk agama lain selama kurang lebih 700 tahun. Sikap dan prinsip ini
diakui dan dipuji oleh Bertrand Russel, seorang sejarawan atheis-sekularis militan, dan
menilainya sebagai keunggulan peradaban Islam sehingga dapat menguasai belahan luas
dunia dalam waktu yang cukup lama.14

13
Adib, Kebudayaan, 201.
14
Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina,2000), 34-35.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sejarah peradaban Islam merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang banyak
sangat penting . Sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh
terjadi pada masa lampau yang seluruhnya berkaitan dengan agama Islam. Agama Islam terlalu
luas cakupannya, maka sejarah Islam pun menjadi luas cakupannya. Di antaranya berkaitan
dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran Islam, tokoh-tokoh yang
melakukan perkembangan dan penyebaran agama Islam, sejarah kemajuan dan kemunduran
yang dicapai umat Islam dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan agama
dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi,
dan lain sebagainya. Sejarah Peradaban Islam adalah gambaran produk aktivitas kehidupan
ummat Islam pada masa lampau yang bersumberkan pada nilai–nilai Islam.
Pada masa Klasik, pusat pemerintahan hanya satu (yaitu bangsa Arab) dan untuk
beberapa abad sangat kuat. Peran bangsa Arab sangat dominan, sehingga ungkapan budaya
yang ada semuanya diekspresikan melalui Bahasa Arab, pada akhirnya terwujud kesatuan
budaya Islam yang semuanya dalam dokumentasinya berbentuk bahasa arab.
Untuk membedakan wilayah budaya arab dan budaya Islam dapat ditinjau dengan
mengambil sebuah konsep bahwa dalam islam terdapat kumpulan dogma normatifitas dan
Islam pada faktanya merupakan realitas Historis. Disamping konsepsi normatif dan hostoris
untuk menentukan budaya arab dan budaya Islam memungkinkan juga menggunakan
konsepsi Ushul dan furu’.
Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan pendapat tentang saat dimulainya sejarah
Islam. Yang umum digunakan dalam periodesisasi sejarah peradaban islam dibagi menjadi tiga
masa yakni, klasik, pertengahan dan modern.

DAFTAR PUSTAKA

’Arif, Nasr Muhammad. 1981. Al-Hadarah-Al-Thaqafah-Al-Madaniyyah Dirasah Li Sirah Al-


Mustalah Wa Dalalah Al-Mafhum, Herndon: Al-Ma’had Al-’Ilm Li Fikr Al-Islamiy.

Adib, Khoirul. 2010. Kebudayaan Islam dan Perkembangannya; dalam Tim Dosen PAI
Universitas Negeri Malang. Aktualisasi Pendidikan Islam: Respons terhadap Problematika
Kontemporer. Surabaya: Hilal Pustaka,

Ahmad, Ziauddin. 1996. Influence of Islam on World Civilization. New Delhi: Adam Publisher.

Al-Faruqi, Ismail Raji. 2001. Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khasanah Peradaban
Gemilang. Bandung: Mizan.
Al-Tuwaijiri, Abd al-Aziz ibn Utsman al-. Khasâis al-Hadârah al-Islâmiyah wa Afâq al-
Mustaqbal. Ribath: Nasyr al-Mandhamah al-Islamiyah li al-Tarbiyah wa al-‘Ulum wa al-
Tsaqafah wa Mandhamah al-Mu`tamar al-Islamy.

Hakim, Moh. Nur. 2004. Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press.

Hodgson, Marshall GS. 2002. The Venture of Islam. Buku Pertama. Jakarta: Paramadina.

Khauldun, Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn. tt. al-Muqaddimah. Beirut: Dar al-Jil.

Madjid, Nurcholis. 2000. Islam: Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.

Muhammad, Nabilah Hasan, et. al. Fi Tarîkh al-Hadârah al-Islâmiyah. Iskandariyah: Dar al-
Ma’rifah.

Qashash, Ahmad al-. tt. Nusyû’ al-Hadârah al-Islâmiyah. Maktabah Syamilah: al-Ishdar al-
Tsani.

Siba’i, Musthafa Husni al-. Khazanah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Thohir, Ajid. 2004, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Grafindo
Persada.

Wahid, Abdurrahman. 2007. Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme Peradaban Islam;


dalam Nurcholis Madjid. Islam Universal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yatim, Badri. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Zarkashi , Hamid Fahmy Zarkashi,2010,”Ikhtiar membangun kembali peradaban islam yang


bermatabat”dalam On Islamic Civilization, Semarang: Unissula Press

Anda mungkin juga menyukai