A31116515 Nurul Alifiah RW Rmk5
A31116515 Nurul Alifiah RW Rmk5
A31116515
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1. AUDIT TOP DOWN VS. AUDIT BOTTOM UP
Bukti audit top down berfokus pada upaya auditor dalam memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan industri, sasaran dan tujuan manajemen, bagaimana manajemen
menggunakan sumberdayanya untuk mencapai sasaran, keunggulan kompetitif organisasi
dipasaran. Prosedur audit top down memberikan bukti tentang risiko bisnis strategi yang
dihadapi klien, bagaimana kline menghadapi risiko tersebut, dan kelangsungan hidup
entitas.
Bukti audit bottom up berfokus pada pengujian secara langsung atas transaksi, saldo
akun, serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang pada akhirnya menghasilkan
saldo akun. Bukti buttom up meliputi beberapa bentuk penarikan sampel terinci yang
mendukung saldo akun dan mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang
terakumulasi dalam laporan keuangan.
Tujuan audit spesifik dikembangkan untuk setiap asersi. Selain itu, tujuan audit juga
dikembangkan untuk (1) transaksi relevan yang memeranguhi piutang usaha, (2) aspek
penting pada saldo akun piutang usaha sebagaimana dilaporkan pada tanggal neraca.
SA seksi 362 paragraf 03menyebutkan berbagai asersi yang terkandung dalam laporan
keuangan. Asersi (assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Pernyataan dapat bersifat implisit atau eksplisit.
Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan
berdasarkan penggolongan besar berikut ini :
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan kewajiban
4. Penilaian
5. Penyajian dan pengungkapan
Asersi tentang Keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau
utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi
selam periode tertentu. sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa persediaan
produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual pada tanggal
neraca.
Tujuan Kelengkapan
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun
yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, manajemen
membuat asersi bahwa semua pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan
dalam laporan keuangan.
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak
perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai
contoh, manajemen membuat asers bahwa jumlah sewa guna usaha yang dikapitalisasi
di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak perusahaan atas kekayaan yang disewa-
guna-usahakan, dan utang sewa guna usaha yang bersangkuta mencerminkan suatu
kewajiban perusahaan pada tanggal neraca tersebut.
Data akuntansi yang mendasari saja dianggap tidak cukup mendukung laporan
keuangan. Auditor harus merancang suatu prosedur audit untuk memperoleh bukti
penguat guna mendukung data akuntansi yang mendasari tersebut. Jenis bukti penguat
tersebut adalah (a) bukti analitis; (b) bukti dokumenter; (c) bukti elektronik; (d)
konfirmasi; (e) bukti matematis; (f) bukti fisik; (g) representasi tertulis; (h) bukti lisan.
2. Prosedur Audit
Prosedur audit adalah metode yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupidan kompeten.
a. Prosedur Analitis
Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis
vertikal dan laporan presentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan
data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik.
b. Inspeksi
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan serta
pemeriksaan sumberdaya berwujud. Melalui inspeksi, auditor dapat menilai
keaslian dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi keberadaan perubahan atau
item-item yang dipertanyakan.
c. Konfirmasi
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen diluar
organisasi klien.
d. Permintaan Keterangan
Pemintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tulisan
dari auditor. Permitaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen
atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan
dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih.
e. Perhitungan
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah: (1) perhitungan fisik
sumberdaya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada. Hal ini akan
menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada. (2)
akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yag telah dicetak. Hal ini dapat
meneydiakan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui
bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
f. Penelusuran
Dalam penelusuran yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan
(2) menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah
dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar)
g. Pemeriksaan Bukti Pendukung
Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan
sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian
pencatatan akuntansi.
h. Pengamatan
Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan
beberapa kegiatan atau proses. Biasanya pengamatan memberikan bukti bottom-
up, dan dengan bukti bottom-up lainnya auditor dapat terlebih dahulu memahami
konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.
i. Pelaksanaan Ulang
Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi
tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan
pengendalian intern yang telah dirumuskan.
j. Teknik Berbantuan Komputer
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka
auditor dapat menggunakan teknik berbantuan komputer untuk membantu
melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
6. PROGRAM AUDIT
Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit,
auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan
serta harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.
Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan
dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa
prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai
tujuan audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-down dan
bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit. Jenis pengujian yang termasuk
dalam program audit meliputi :
a. Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data
non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.
b. Prosedur Awal
Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan
industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan
prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai
dengan akun pengendali dalam buku besar.
c. Pengujian Estimasi Akuntansi
Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.
d. Pengujian pengendalian
Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari
auditor.
e. Pengujian transaksi
Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi
berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
f. Pengujian Saldo
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item
yang membentuk saldo tersebut.
g. Pengujian penyajian dan pengungkapan
Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh
GAAP.
7. KERTAS KERJA
1. Konsep Kertas Kerja
a. Definisi
kertas kerja sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pegujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
b. Manfaat Kertas Kerja Audit
1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil hasil audit.
2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para
pelaksana audit.
3. Merupakan alat pembuktian dari hasil laporan audit.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi.
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya.
c. Tipe Kertas Kerja
Kertas kerja terdir dari bebagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokan
ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini:
1. Program audit
Yaitu merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu.
Program audit Berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan
jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit.
2. Working trial balance
Yaitu suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar pada akhir tahun
sebelumnya.
3. Ringkasan jurnal Adjustment
Dalam proses audirnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan
keuangan dan catatan akuntansi klien. Untuk membetulkan kekeliruan tesebut,
auditor membuat draf jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan
dengan klien.
4. Skedul utama
Adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat
dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan.
5. Skedul pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum
dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja
pendukung yang menguakan informasi keuangan dan operasional yang yang
dikumpulkannya.
2. Jenis Kertas Kerja
Terdapat banyak jenis kertas kerja yang ada di dalam suatu audit. Jenis-jenis tersebut
meliputi (1) kertas kerja neraca saldo, (2) skedul dan analisis, (3) memoranda audit
dan dokumentasi informasi penguat, dan (4) ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.
a. Kertas Kerja Neraca Saldo
Pada contoh kertas kerja neraca saldo tersedia kolom-kolom untuk saldo buku
besar tahun berjalan (sebelum penyesuaian dan reklasifikasi audit), penyesuaian,
saldo setelah penyesuaian, reklasifikasi, dan saldo akhir (telah diaudit).
Dicantumkannya saldo akhir (yang tealh diaudit) tahun sebelumnya akan
mempermudah pelaksanaan proses analitis tertentu.
Kertas kerja neraca saldo merupakan kertas kerja yang paling penting di dalam
audit karena :
i. Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item
yang dilaporkan dalam laporan keuangan
ii. Memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas kerja individual
iii. Megindetifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukit audit bagi setiap item
laporan keuangan
Tidak adanya nomor akun untuk Kas menunjukkan bahwa item laporan keuangan
ini merupakan gabungan dari beberapa akun buku besar kas. Dalam kasus seperti
ini, kertas kerja awal dengan indeks A harus memuat skedul kelompok yang
menunjukkan akun buku besar apa yang telah digabungkan untuk item atau pos
laporan keuangan ini.